Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

ANEMIA

DI RSUD TGK ABDULLAH SYAFI’I

BEUREUNUEN

TAHUN 2023

Disusun oleh:

Putri Maulina

Nim: 22020005

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

PRODI D-III KEBIDANAN TINGKAT SATU

MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya ,sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Laporan kasus dengan tepat waktu.Sholawat serta salam
terlimpah curah kepada nabi Muhammad SaW.

Dalam penulisan laporan kasus ini penulis banyak mendapatkan bimbingan maupun bantuan, baik
berupa informasi maupun bimbingan moril. Untuk itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada ;

1. Pendamping atas segala bimbingan, saran-saran dan bantuan dalam penyusunan laporan kasus
ini.

2. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan kasus ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa responsi kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan dalam rangka
penyempurnaannya. Akhirnya penulis mengharapkan semoga responsi kasus ini dapat bermanfaat di
bidang ilmu pengetahuan.

PENULIS
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anemia yaitu suatu keadaan dimana berkurangnya hemoglobin dalam

tubuh. Hemoglobin yaitu metaloprotein di dalam sel darah merah yang

mengandung zat besi yang fungsinya sebagai pengangkut oksigen dari paru -

paru ke seluruh tubuh(Malikussaleh, 2019 ). Menurut (Yustisia et al., 2020)

Anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan

merupakan gejala awal suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Gejala

yang sering dialami antara lain: lesu, lemah, pusing, mata berkunang-kunang,

dan wajah pucat. Anemia merupakan suatu penyakit yang tidak bisa

diabaikan, jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan dampak

negative bagi kesehatan tubuh. Salah satu dampaknya antara lain jika

hemoglobin ( Hb ) dan sel darah merah sangat rendah dapat mengakibatkan

kinerja pengangkutan oksigen menjadi berkurang. Kondisi ini yang dapat

mengakibatkan kerja organ-organ penting , salah satunya otak (Yustisia et al.,

2020).

Masalah kesehatan dunia terutama negara berkembang diperkirakan 30 %

penduduk dunia mengalami anemia. Anemia pada remaja putri sampai saat ini

masih cukup tinggi, menurut World Health Organization ( WHO ) ( 2013 ),

pravelensi anemia dunia sekitar 40 – 88 %. Jumlah penduduk Remaja ( 10 –

19 ) di Indonesia sebesar 26, 2 % yang terdiri dari 50 % lali- laki dan 49,1 %

perempuan(Neli Agustin & Maani, 2019). Anemia dapat dialami pada

masyarakat dari berbagai umur dan jenis kelamin. Menurut data hasil Riset

Kesehatan Dasar ( Riskesdas) tahun 2013, prevelensi anemia di Indonesia

adalah 21,7 % dengan penderita pada anak- anak sebesar 26,4 % dan 18,4

pada dewasa (Yustisia et al., 2020). Ada beberapa faktor yang dapat

menyebabkan anemia antara lain adalah status gizi, menstruasi, dan sosial
ekonomi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2014

menunjukkan pravelensi anemia pada usia 5-14 tahun sebesar 26,4%

(DeLoughe ry, 2014).Indonesia merupakan salah satu dari 45 negara yang

banyak mengalami anemia. Pada tahun 2014, Negara yang tergolong tengah

berkembang ini baru menempati peringkat ke 30, dengan jumlah penduduk

yang pernah menderita anemia sebanyak 3,2 juta jiwa (Banjarnahor, 2019).

Peran perawat pada kasus anemia adalah memberikan informasi ataupun

pendidikan kesehatan kepada pasien mengenai factor penyebab,

penanggulangan dan pencegahan dari Anemia. Lingkungan tempat pasien di

rawat juga harus dipelihara senyaman mungkin untuk mengurangi resiko jatuh

pada pasien anemia disamping itu juga sangat diperlukan juga perhatian

perawat pada cara penanganan pasien anemia. Motivasi perawat dalam

Asuhan Keperawatan yang profesional menjadi tolak keberhasilan dalam

penyembuhan pasien (Yustisia et al., 2020).Dari data yang didapatkan dari

pasien dan status penulis mencoba menganalisa masalah yang sedang dialami

oleh Ps. A yang dirawat di Ruangan Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Semarang.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu menjelaskan Konsep Asuhan Keperawatan kepada

pasien serta melakukan asuhan keperawatan pada pasien Anemia di

Ruang Rawat Inap Baitul Izzah 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Semarang.

2. Tujuan Khusus
 Menjelaskan konsep dasar medis anemiaantara lain pengertian,

etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik,

komplikasi dan penatalaksanaan medis.

 Menjelaskan konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan

Anemia antara lain; pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi


dan evaluasi.

 Menganalisis asuhan keperawatan pada Ps. A dengan Anemia di RSUD TAS BEUREUNUEN

C. Manfaat

Terkait dengan tujuan, maka karya tulis ilmiah ini diharapkan memberikan

manfaat bagi pihak – pihak terkait untuk bisa dijadikan refrensi, dan

pembelajaran bagi pihak- pihak terkait antara lain :

1. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi ilmiah, untuk menambah wawasan bagi

mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan anemia

khususnya mahasiswa keperawatan Universitas Islam Sultan Agung

Semarang.

2. Profesi Keperawatan

Diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan

dan menambah literatur baru yang dapat dijadikan sebagai rujukan

penelitian selanjutnya.

3. Lahan Praktik

Dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan

keluarga dengan klien Anemia.

4. Masyarakat

Diharapkan kepada masyarakat untuk lebih mengetahui informasi

kesehatan maupun penyakit Anemia dengan memanfaatkan media massa

atau elektronik, dan tenaga kesehatan agar memperoleh wawasan

mengenai kesehatan diri, pencegahan, dan penanggulangan pada penyakit

khususnya pada Anemia.

BAB II

KONSEP DASAR

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian

Anemia yaitu suatu keadaan dimana berkurangnya hemoglobin dalam


tubuh. Hemoglobin yaitu metaloprotein di dalam sel darah merah yang

mengandung zat besi yang fungsinya sebagai pengangkut oksigen dari

paru - paru ke seluruh tubuh( Malikussaleh, 2019).

Anemia ada 4:

 Anemia ringan sekali : Hb 10.00 gr% - 13.00 gr%


 Anemia ringan : Hb 8.00 gr% - 9.90 gr%
 Anemia sedang : Hb 6.000 gr% - 7.90 gr%
 Anemia berat : Hb < 6.00 gr%(Ainun, 2019).

2. Jenis – jenis anemia


a. Anemia defiensi zat besi

Jenis anemia ini yang paling umum terjadi yang disebabkan oleh

kurangnya zat besi dalam tubuh.Untuk memproduksi hemoglobin,

sumsum tulang belakang membutuhkan zat besi yang cukup.Tanpa zat besi yang memadai, tubuh tidak
dapat menghasilkan cukup hemoglobin

untuk memproduksi sel darah merah.Anemia difiensi zat besi ini juga

sering dialami oleh ibu hamil, menstruasi yang tak mengeluarkan darah,

kanker, penggunaan rutin obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti

aspirin.

b. Anemia defisiensi vitamin

Selain zat besi, tubuh juga memerlukan vitamin B12 dan asam

folat, yang berfungsi untuk menghasilkan sel darah merah yang

cukup.Pada orang yang menjalani diet yang dapat menyebabkan kedua

nutrisi ini mengalami penurunan produksi sel darah merah.Sebab tubuh

mereka ternyata terap tidak dapat memproses vitamin tersebut.Kondisi

ini dikenal sebagi anemia pernisiosa.

c. Anemia karena penyakit kronis

Beberapa penyakit tertentu seperti kanker, HIV/AIDS, penyakit

ginjal, rheumatoid arthtritis, dan beberapa penyakit peradangan lainnya

yang dapat mengganggu produksi sel darah merah.

d. Anemia aplastik
Anemia jenis ini jarang terjadi, penyebab anemia aplastik ini

seperti infeksi, pemakaian obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan

paparan terhadap bahan kimia yang beracun.Anemia yang berhubungan

dengan penyakit pada sumsum tulang belakang.Beberapa jenis penyakit

seperti leukemia dan myelofibrosis, yang dapat menyebabkan anemia

yang dapat mempengaruhi produksi sel darah merah pada sumsum

tulang belakang.

e. Anemia hemolitik

Anemia hemolitik terjadi apabila hancurnya sel darah merah, lebih

cepat daripada regenerasinya oleh sumsum tulang belakang.Kondisi ini

bisa diturunkan secara genetic, maupun dialami dikemudian hari.

f. Anemia sel sabit ( sickle cell anemia )

Anemia jenis ini diturunkan secara genetik yang disebabkan oleh

kecacatan atau kerusakan hemoglobin yang mengakibatkan sel darah

merah berubah menjadi sabit ( sickle ). Bentuk seperti ini suatu bentuk

yang abnormal. Sel- sel abnormal ini akan mati sebelum waktunya yang

dapat menyebabkan tubuh kronis dari sel darah merah.

g. Anemia lainnya

Anemia jenis lainya seperti thallasemia dll(Malikulsaleh, 2019).

3. Etiologi
a. Lemah, letih, lelah dan lesu.
b. Pusing dan mata berkunang-kunang
c. Pucat pada bibir, lidah, kelopak mata, kulit.
d. kelemahan
e. Asam folat, vitamin C, dan unsur – unsur yang dibutuhkan pada
pembentukan sel darah merah
f. Darah menstruasi yang berlebih berkurangnya zat besi yang dapat
menyebabkan anemia
g. Wanita hamil sering terjadi anemia karena dalam pertumbuhannya
janin menyerap zat besi dan vitamin.

Penyakit tertentu yang mana mengakibatkan perdarahan terus menerus Myelodysplastic syndrome
terjadi di semua umur, termasuk anakanak. Usia penyakit Myelodysplastic syndrome ( MDS ) rata – rata
70 tahun. Etiologi dari MDS yaitu paparan berkepanjangan terhadap benzene dalam kadar yang
tinggi,merokok, infeksi virus, agen kemoterapi, agen alkilating, inhibitor topoisomerase, radiasi, terjadi
paparan zat kimia di bidang peratanian yang dapat meningkatkan resiko terjadinya MDS. Mutasi dan
kerusakan DNA agen tersebut dapat menyebabkan hilangnya integritas kromosom(Neli Agustin &
Maani, 2019).

4. Manifestasi klinis

Tanda- tanda anemia itu disebabkan karena jumlah sel darah merah

rendah akibatnya berkurangnya pengiriminan oksigen ke setiap jaringan

pada tubuh.Anemia bisa memeperburuk kondisi medis lainya yang

mendasari (Poerwati, 2011).

Tanda – tanda anemia sebagai berikut :

o Lesu, lemah, letih, dan lelah


o Sering mengeluh pusing dan mata berkunang- kunang
o Terlihat pucat kelopak mata, bibir, lidah, ringan, kulit, telapak tangan
o Nafsu makan menurun
o Sesak nafas
o Adanya keluhan seputar infeksi, seperti demam, nyeri badan
o Riwayat terjadinya perdarahan (Amirudin Ali et al., 2012).

5. Pemeriksaan penunjang
o Tes darah lengkap / Complete Blood Count )
o Pemeriksaan yang dilakukan dengan mengukur kadar sel darah di dalam sampel darah. Yang
dilihat dari jumlah hematokrit (sel darah merah dalam tubuh ).
o Pemeriksaan sel darah merah
o Pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan ukuran dan bentuk sel darah merah.
o Pemeriksaan kadar zat besi,ferritin, vitamin B12, tes diagnostic
tambahan.
o Pemeriksaan yang dibutuhkan berfungsi untuk menentukan penyebab anemia.
o Melakukan pengujian pada sampel tulang sumsum untuk mendeteksi
anemia (DeLoughery, 2014).

Pemeriksaan penunjang pada anemia :

a) Antibiotik pada pasien ini dengan jumlah sel neutrofil yang rendah (

neutropenia ), maka akan sering mengalami infeksi. Untuk itu

diperlukan antibiotik dibutuhkan untuk melawan untuk melawan

infeksi tersebut.

b) Transfusi darah
Dilakukan pada penderita anemia yang mengalami pendarahan dan

infeksi

c) Imunoterapi

Anemia dapat disebabkan oleh gangguan autoimun, maka diberikan

obat untuk menekan sistem imun.

d) Transplantasi sum sum tulang

Transplantasi ini dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang

telah rusak. Transplantasi juga metode pengobatan yang dapat bersifat

menyembuhkan. (Neli Agustin & Maani, 2019).

6. Patofisiologi

Anemia merupakan suatu penyakit yang ditandai penurunan kadar

hemoglobin ( Hb ) dan sel darah merah ( eritrosit ) dibawah normal. Pria

dikatakan anemia apabila kadar Hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan

eritrosit kurang dari 41 %. Begitupun dengan wanita, apabila kadar

hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37 %. Anemia

bukan merupakan suatu penyakit, melainkan dari suatu bentuk

pencerminan keadaan penyakit akibat adanya gangguan fungsi tubuh yang

mana hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen mengalami

penurunan.Banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.Sehingga

mengalami penurunan pada kapasitas sel darah merah dalam mengangkut

oksigen.

7. Komplikasi

a) Gagal jantung
b) Mengalami kejang
c) Daya konsentrasi mengalami penurunan
d) Perkembangan otot memburuk ( jangka lama )(Lingga, 2019).

Komplikasi anemia menurut (Sugeng, 2013)adalah :

a. Kelelahan berat, bila anemia mencukupi parah sesorang mungkin merasa sangat lelah
sehingga tidak bisa menyelesaikan tugas sehari – hari.
b. Komplikasi kehamilan, wanita hamil dengan anemia defiensi folat mungkin lebih
cenderung mengalami komplikasi, seperti kelahiran premature.
c. Masalah jantung, anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat atau ireguler
(aritmia). Bila seseorang menderita anemia, jantung harus memompa lebih banyak
darah untuk mengimbangi kekuranganoksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan
jantung membesar atau gagal jantung.
d. Kematian ̧beberapa anemiaturunan, seperti anemia sel sabit, bisa menyebabkan
komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat
mengakibatkananemiaakut dan berat dan bisa berakibat fatal.(Safira, 2019).

8. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaa Anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti

darah yang hilang

a. Anemia aplastik
 Tranplantasi sumsum tulang
 Peberian terapi imunosupresif dengan globulin antitimosit (ATG )
b. Anemia pada penyakit ginjal
 Pada pasien dialysis harus ditanganidengan pemberian besi dan asam folat
 Ketersediaan eritropeotin rekombinan
c. Anemia pada penyakit kronis
Pada anemia tidak menunjukan gejala dan memerlukan penanganan khusus. Besi sumsum
tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat
d. Anemia pada defiensi besi
 Penyebab dari defisiensi besi
 Menggunakan preparat besi oral
e. Anemia megaloblastik
 Difisiensi vitamin B12 dengan pemberian vitamin B12 yang dapat
 diberikan dengan injeksi B12.
 Terapi Vitamin B12 diberikan pada pasien selama hidup untuk
 mencegah kekambuhan anemia.
f. Anemia defisiensi asam folat penangananya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari,
secara IM pada pasien dengan gangguan absorsi(Safira, 2019).

9. Pencegahan anemia

a. Memenuhi kebutuhan zat besi seperti mengkonsumsi makanan tinggi zat besi, yaitu daging,
kacang-kacangan, sayuran hijau gelap dan buahbuahan
b. Mencukupi kebutuhan folat, yang dapat ditemui pada buah sayuran hijau gelap, kacang polong,
kacang tanah, gandum, nasi dll
c. Mencukupi vitamin B12 dengan banyak mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B12,
yaitu daging, susu, sereal dll
d. Mencukupi vitamin C, terdapat pada buah-buahan jus, brokoli, tomat, melon, stroberi, karena
makanan ini membantu penyerapan zat besi (Lingga,2019).

Pencegahan Anemia antara lain :


 Mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi dengan memenuhi makanan – makanan seperti :
kacang- kacangan, hati, tahu, ikan, daging merah.
 Mengkonsumsi makanan yang dapat membantu menyerap zat besi.
 Dibutuhkan kandungan nutrisi seperti vitamin C seperti : jus jruk, brokoli, buah dan sayuran.
 Hindari minum teh atau kopi ketika makan . Minuman ini dapat mencegah tubuh untuk
menyerap zat besi.
 Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B12. Seperti hati spi, tiram, telur, daging, susu
(Amirudin Ali et al., 2012).

BAB III

LAPORAN KASUS

Nama: Putri Maulina

Nim :22020005

Rumah Sakit: RSUD TGK ABDULLAH SYAFI'I, BEUREUNUEN

Pengkajian diambil: 31 Januari 2023


A. Indetitas pasien

Nama: Ps. A

Umur: 10 tahun

Jenis kelamin: perempuan

Agama: Islam

Status: pelajar

Pendidikan: masih belajar

Perkerjaan: pelajar

Alamat: Baroh musa

Cara masuk: Datang dengan keluarga

Tanggal datang: 29 januari 2023

Dianogsa medis: Anemia

Keluhan utama: pusing, lemas

B. RIWAYAT

1. Riwayat penyakit sekarang

Tanggal 31 Januari 2023 pasien datang ke IGD RSUD TGK ABDULLAH SYAFI'I BEUREUNUEN dengan
keluhan lemas sejak ±3 hari Sebelum masuk rumah sakit., disertai mudah lelah dan tampak pucat.

2. Riwayat penyakit dahulu

Pasien melakukan transfusi darah sejak usia 7 tahun, terakhir transfusi darah 1,5 bulan yang lalu.

3. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga mengatakan tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita pasien.

4. Riwayat kesehatan lingkungan


Keluarga pasien mengatakan bahwa lingkungan rumah tempat tinggal cukup bersih.

C. Observasi Dan pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum: tampak sakit sedang


2. Tanda-tanda vital

TD: 100/80 mmHg

N: 98 x/menit

RR: 22 x/menit

T: 36,9 °c

TB: 90 cm

BB: 20 kg

D. Pemeriksaan penunjang

-Hemoglobin 2,8gr/dL ( nilai normal 12 – 16 gr/dL )

E. Terapi

 -O²
 -IVFD 2:1 21gtt/i macro
 -IV ranitidine 20m/12 jam
 -paracetamol 3x200g

F. Dianogsis

ANEMIA

G. Penatalaksanaan

Terlaksana awal di IGD

 O²
 IVFD 2:1 21gtt/i macro
 IV Ranitidine 20m/12 jam
 Paracetamol 3x200g

H. Saran

Tindakan penanganan bisa berupa terapi pengobatan.


SOAP

S:

Nama: Ny A

Umur: 10 tahun

No. RM: 003763

Alamat: baroh musa

Pekerjaan: pelajar

Agama: Islam

Suku bangsa: Aceh

Status: pelajar

Tanggal masuk RS: 31 januari 2023

O:

Keluhan utama:

Ny. A datang ke RS dengan keluhan lemas sejak ±3 hari Smrs, di sertai mudah lelah dan tampak pucat,
keluhan lemas dan pucat tidak membaik dengan istirahat dan makan yang cukup.

Tanda-tanda Vital:

TD: 100/80 mmHg

N: 98 x/menit

RR: 22x/menit

T: 36,9 °C

TB: 90cm

BB: 20 kg

A:

ANEMIA
Anemia yaitu suatu keadaan dimana berkurangnya hemoglobin dalam tubuh. Hemoglobin yaitu
metaloprotein di dalam sel darah merah yang mengandung zat besi yang fungsinya sebagai pengangkut
oksigen dari paru - paru ke seluruh tubuh(Malikussaleh, 2019 ). Menurut (Yustisia et al., 2020) Anemia
bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan gejala awal suatu penyakit atau
gangguan fungsi tubuh.

Gejala yang sering dialami antara lain: lesu, lemah, pusing, mata berkunang-kunang, dan wajah
pucat. Anemia merupakan suatu penyakit yang tidak bisa diabaikan, jika tidak ditangani dengan baik
akan mengakibatkan dampak negative bagi kesehatan tubuh. Salah satu dampaknya antara lain jika
hemoglobin ( Hb ) dan sel darah merah sangat rendah dapat mengakibatkan kinerja pengangkutan
oksigen menjadi berkurang. Kondisi ini yang dapat mengakibatkan kerja organ-organ penting , salah
satunya otak (Yustisia et al., 2020). Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia antara lain
adalah status gizi, menstruasi, dan sosial ekonomi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional
tahun 2013.

P:

Anjuran untuk pasien

 Istirahat yang cukup


 Personal hygiene
 Makan makanan bergizi
 Melakukan olahraga dan aktivitas Fisik secara rutin dan teratur

Terapi sesuai anjuran dokter:

 O²
 IVFD 2:1 20 tpm
 Injeksi Ranitidine 20 cc/12 jam
 Paracetamol 3x200g

Masalah yang belum teratasi:

Tranfusi darah dilanjutkan

Monitoring:

 Keadaan umum
 Tanda-tanda vital
 Planning

DAFTAR PUSTAKA
Ainun, I. N. (2019). DASAR – DASAR PENENTUAN DIAGNOSA DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN.
Amirudin Ali, M., Sugiyanto, Z., & Fakultas Kesehatan Univeritas Dian Nuswantoro, A. (2012).
HUBUNGAN INVEKSI HELMINTHIASIS DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (HB) PADA SISWA SD
GEDONGBINA REMAJA KOTA SEMARANG 2011. In JURNAL VISIKES (Vol. 11, Issue 2).
Anemia | Tanda dan Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Cara Mencegah. (n.d.).
Retrieved April 10, 2021,
ANEMIA DEFISIENSI BESI | Fitriany | AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh.
(n.d.). Retrieved March 28, 2021,
Banjarnahor, soyanti. (2019). pentingnya dokumentasi dalam pengkajian keperawatan.
DeLoughery, T. G. (2014). Microcytic Anemia. New England Journal of Medicine, 371(14), 1324–
1331. Hygeia, M. (2016). No Title. Asuhan Keperawatan Dengan Mementukan Diagnosis
Keperawatan Hiraki Maslow, kertas karya diploma. KUSNIYAH, K. (2019).

Anda mungkin juga menyukai