Anda di halaman 1dari 17

GANGGUAN HEMATOLOGI

(ANEMIA)

Disusun Oleh :

Elisa Delitasari 1610104018


Definisi Anemia

Anemia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jumlah sel darah merah
(eritrosit) dan/atau jumlah hemoglobin yang ditemukan dalam sel-sel
darah merah menurun di bawah normal. Hal ini dapat menyebabkan
masalah kesehatan karena sel darah merah mengandung hemoglobin
yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Tanpa kecukupan pasokan
oksigen, banyak jaringan dan organ dalamtubuh dapat terganggu.
Anemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi termasuk kelelahan
dan stress pada organ tubuh (Proverawati, 2011).
Patofisiologi Anmia
Stadium 1
Kehilangan zat besi melebihi ukuran,
menghabiskan cadangan dalam tubuh
terutama disumsum tulang.

Stadium 2
Cadangan zat besi yang berkurang tidak
dapat memenuhi kebutuhan membentuk sel
darah merah yang memproduksi lebih
sedikit.

Stadium 3

Mulai terjadi anemia kadar


hemoglobin dan haemotokrit menurun
Patofisiologi Anemia

Stadium 4
Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan ke
kurangan zat besi dengan mempercepat pembela
han sel dan menghasilkan sel darah merah baru
yang sangat kecil (Mikrositik).

Stadium 5
Semakin memburuknya kekurangan zat
besi dan anemia maka timbul gejala -gejala
karena anemia semakin memburuk
Derajat Anemia

Klasifikasi derajat anemia menurut Manuaba (2015),


digolongkan sebagai berikut :
Normal : Hb >11 gr%
Anemia ringan : Hb 9-10,9 gr%
Anemia sedang : Hb 7-8,9 gr%
Anemia berat : Hb <7 gr%
Klasifikasi Anemia

√ Anemia Defisiensi Besi √ Anemia Defisiensi B12


Anemia defisiensi besi keadaannya dan gejala
adalah anemia yang seperti anemia gizi asam
disebabkan karena folat. Anemia jenis ini
kekurangan zat besi disertai gangguan
dalam dara pada sistem alat pencern
aan bagian dalam.
√ Anemia Defisiensi
Asam Folat √ Anemia Defisiensi B6
Dalam anemia defisiensi Keadaannya mirip denga
asam folat, keadaan sel n anemia gizi besi, tetapi
darah merah tidak norm jika darah diuji secara lab
al dengan ciri-ciri bentu oratorium, serum besinya
knya lebih besar, jumlah normal
nya sedikit dan belum
matang
Faktor Penyeabab Anemia

1. Kurang gizi
2. Kurang zat besi
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seper
ti persalinan lalu, haid dan lain-
lain
5. Penyakit kronik seperti TBC
paru, cacing usus, malaria dan
lain-lain.
Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Anemia

Pendidikan Pemeriksaan
Ibu Kehamilan
(ANC)

Kepatuhan
Mengkonsum
Status
si Zat Besi
Ekonomi
Anemia Pada Kehamilan dan Persalinan
a. Definisi
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr%
Pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II.
b. Patofisiologi
karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-56% pada trimester II
kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke-9, menurun sedikit menjelang
aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus.
c. Dampak Anemia Pada Kehamilan dan Persalinan
– Tumbuh kembang janin terlambat
– Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis
– Menimbulkan plasenta previa
– Dapat menimbulkan solusio plasenta
– Persalinan berlangsung lama
– Sering terjadi fetal distress
– Persalinan dengan tindakan operas
– Terjadi emboli air ketuban
Lanjutan...
d. Penatalaksanaan dan Peran Bidan Dalam Anemia Pada Kehamilan
Makan maknan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah
dan kacang tanah) dapat membantu memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang di
perlukan untuk berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa tubuh m
emiliki cukup zat besi dan asam folat.

e. Penatalaksanaan dan Asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan Anemia menurut
Robson (2012) meliputi:
– Periksa golongan darah dan simpan sediaan serum ketika ibu memasuki masa persalinan.
– Kaji faktor risiko kehilangan darah yang berlebihan.
– Rawat di unit yang dipimpin oleh spesialis.
– Persalinan kala tiga aktif-Syntometrine dan infus oksitosin per
– Tunggu hasil pemeriksaan darah lengkap sebelum memberikan
makanan dan minuman saat proses persalinan.
– Pantau kemajuan persalinan secara cermat:
– Segera rujuk ke dokter obstetrik jika perkembangan terjadi secara lambat
Anemia Pada Masa Nifas

a. Pengertian
Anemia dalam nifas adalah kondisi kadar Hb ibu berada di bawah batas normal terjadi pada
masa nifas. Kadar ibu nifas normal adalah 11 gr% (Manuaba, 2012).
b. Etiologi
Penyebab anemia defisiensi besi : kurang asupan Fe, gangguan gastrointestinal mual, muntah, d
iare, infeksi oleh cacing dan malaria. Pada ibu nifas, anemia terjadi karena kebutuhan Fe yang ti
dak tercukupi saat hamil, kehilangan Fe banyak pada grandemultipara dan perdarahan antepart
um (Fraser, 2014).
c. Patofisiologi
Dampak persalinan dan kelahiran dapat menyebabkan wanita terlihat pucat dan letih selama sat
u atau beberapa hari setelah melahirkan (Fraser, 2014). Anemia dalam nifas dapat terjadi sebaga
i akibat perubahan sistem hematologi dalam masa kehamilan.
Lanjutan...
d. Dampak Anemia Pada Masa Nifas
√ Terjadi perdarahan post partum
√ Mudah terjadi infeksi puerperium
√ Dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest
√ Subinfolusi uteri
√ Bayi lahir dengan anemia

e. Penatalaksanaan dan Peran Bidan Dalam Anemia Pada Masa Nifas


√ Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas
√ Anjurkan ibu untuk memenuhi asupan zat besi yang cukup dengan mengkons
umsi makanan seperti daging, ikan, telur, buah – buahan, sayuran hijau dan
menghidari mengkonsumsi makanan yang menghambat penyerapan zat besi
seperti teh, kopi, cokelat, jamu – jamuan dan susu
√ Lakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan kadar Hb
√ Lakukan kolaborasi dengan dr. SpOG untuk pemberian terapi zat besi suplemen
Fe dan pemberian transfusi darah apabila kadar Hb ibu <9,0 gr%.
Kasus

Ny. E G1P0A0 umur 26 tahun, umur kehamilan 30


minggu datang ke Puskesmas untuk memeriksakan ke
hamilannya. Ibu mengatakan badannya terasa lemas,
pusing dan cepat lelah. Pemeriksaan didapatkan
keadaan umum baik, kesadarah composmentis,
TD 120/70 mmHg. Pemeriksaan mata kojungtiva
pucat sklera putih. Janin tunggal, hidup, intra uterin,
letak memanjang, punggung kiri, presentasi kepala,
bagian terbawah janin belum masuk panggul.
Setelah dilakukan pemeriksaan
Laboratorium didaptkan Hb 9,5 gr%.
Pembahasan Kasus
Dalam kasus tersebut keluhan yang dialami Ny. E sudah termasuk tanda
dan gejala anemia yaitu:
1. Merasa lelah dan sering mengantuk oleh karena rendahnyaHb dan k
urangnya oksigen, sehingga kurang transport untuk metabolisme dal
am tubuh
2. Merasa pusing dan lemah oleh kurangya oksigen dan energi menyeb
abkan ibu merasa lemah dan capek
Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosa didapatkan Ny. E mengalami anaemia ringan dengan Hb 9,
5 gr%. Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada ibu hamil deng
an anemia ringan adalah meningkatkan gizi Ny. E, yaitu dengan pen
ambahan makanan sayuran hijau. Memberi tambahan suplemen zat
besi 2 x 60 mg. Tindakan yang diberikan kepada Ny. E agar mengeh
ndari adanya dampak yang terjadi pada kehmailan, persalinan dan ni
fas.
Kesimpulan

Anemia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jumlah sel darah
merah (eritrosit) dan/atau jumlah hemoglobin yang ditemukan dalam
sel-sel darah merah menurun di bawah normal. Hal ini dapat menyeb
abkan masalah kesehatan karena sel darah merah mengandung
hemoglobin yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Tanpa
kecukupan pasokan oksigen, banyak jaringan dan organ dalamtubuh
dapat terganggu. Anemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi
termasuk kelelahan dan stress pada organ tubuh. Bidan dalam
penanganan kasus anemia kehamilan, bersalin maupun nifas haruslah
dilakukan dengan cermat dalam mendiagnosa dan juga bisa
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
Daftar Pustaka

Almatsier, S. (2009). Prinsip DasarIlmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.


Depkes RI, (2010). Profil Kesehatan Indonesia 2009 www.DepkesRI.com, diakses 1 Desember 2019
Fatmah. (2009). Anemia Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Fraser. (2014). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Indreswari M. , Hardinsyah, & Damanik M.R., (2008). Hubungan antaraIntensitas Pemeriksaan Kehamilan, Fasilitas Pel
ayanan Kesehatan,dan Konsumsi Tablet Besi dengan Tingkat Keluhan selama Kehamilan. Jurnal Gizi dan Pang
an. 3(1): 12-21
Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Jakarta : EGC
Marmi. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
NACC. (2009). Anemia in Adolescents – The Teen Scene.
Robson dan Jason, W. (2012). Patologi pada Kehamilan.: Jakarta : EGC
Waryana, (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihanga
WHO. (2011). Nutrition: Iron Deficiency Anaemia. www.who.Int, diakses 1 Desember 2019
Click to add title

Anda mungkin juga menyukai