PROPOSAL
Disusun Oleh :
Maryana Marwan
1610104012
PROPOSAL
Disusun Oleh :
Maryana Marwan
1610104012
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
Maryana Marwan
1610104012
Tanggal :
Tanda Tangan :
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
Maryana Marwan
1610104012
Dewan Penguji :
Penguji I : Istri Utami S. ST., M. Keb ………………….
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ataupun bersalin (WHO, 2010). Lima penyebab langsung kematian ibu terbesar
lama 1,2%, abortus 4,2%, dan penyebab lain-lain 32,2% ( Profil Kesehtan
Indonesia, 2014).
di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 210 per 100.000 KH per tahun
dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 34 per 1000 KH per tahun.
Kematian ibu dan bayi terutama banyak terjadi di negara berkembang yaitu
sebesar 90%. Kendati jumlahnya sangat besar, tetapi hal ini tidak menarik
(AKI) adalah 305 per 100.000 KH. AKI di Indonesia merupakan angka tertinggi
komplikasi abortus (5%) dan partus macet (5%). Perdarahan terutama yang
1
2
sudah terjadi penurunan dari 359 per 100.000 KH menjadi 305 per 100.000 KH,
dan KB tidak dilakukan asuhan kebidanan dengan baik maka akan menimbulkan
kehamilan kembar itu sendiri meliputi bayi premature, kelahiran bayi dengan
persalinan caesar, bayi lahir dengan kelainan bawaan, terjadi komplikasi disaat
persalinan, bayi lahir dengan berat badan kurang, keguguran janin, dan
kasus, yang terakhri di Kota Yogyakarta sebanyak 846 kasus (Dinkes DIY,
2017).
terjadi pada kehamilan trimestre pertama dan kedua. Perdarahan ini dapat
perforasi, infeksi, dan kerusakaan faal atau ginjal (renal fallure) sehingga
3
Hal ini sesuai dengan penilitian Harsanti (2010), dampak psikologis pada
wanita yang mengalami abortus spontan. Responden dalam penilitian ini adalah
wanita yang berusia 26 tahun yang pernah mengalami abortus, penilitian ini
subjek adalah miuncul perasaan kecewa, sedih merasa bersalah serta krisis
kepercayaan diri.
bertambahnya paritas dan semakin bertambahnya usia ibu (Myles, 2009). Resiko
abortus spontan meningkat seiring dengan paritas serta usia ibu dan ayah.
Frekuensi abortus yang secara klinis terdeteksi meningkat 12% pada wanita
berusia kurang dari 20 tahun menjadi 26% pada mereka yang usianya lebih dari
resiko terjadinya abortus pada ibu hamil. Pada penelitian ini yang dilakukan oleh
(Resya, 2016), sekitar dari 21 dari 35 ibu hamil dengan riwayat abortus
riwayat abortus sebelumnya memiliki resiko 1,4 kali lebih besar mengalami
antara lain karena perdarahan dan infeksi. Perdarahan yang terjadi selama
abortus dapat mengakibatkan resiko kematian ibu. Salah satu jenis abortus
inkomplit. Hal ini terjadi karena sebagian hasil konsepsi masih tertinggal
didalam placental site. Sisa hasil konsepsi inilah yang harus ditangani agar
perdarahan berhenti. Selain dari segi medis, abortus juga dapat menimbulkan
seringkali terjadi pada wanita hamil dan membawa dampak psikologis yang
diri.
Soeradji, diperoleh hasil penilitian ibu hamil dengan usia <20 tahun atau > 35
responden, usia 20-30 tahun sebnyak 51 responden (13,7%) ibu dengan interval
paritas 1 atau >3 terdapat 140responden (48,2%) sedangkan paritas 2-3 terdapat
54 responden (14,6%).
5
pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet zat besi, dan kapsul vit A. Dengan
karena kehamilan resiko tinggi adalah salah satu dengan cara melakukan
skrening atau deteksi awal pada kehamilan dapat dijadikan sebagai salah satu
upaya untuk mencegah kehamilan resiko tinggi. Ibu hamil resiko tinggi
kehamilan adalah suatu kehamilan dimana jiwa dan kesehatan ibu dan bayi dapat
terancam. Agar ibu hamil dapat mendeteksi apakah kehamilannya beresiko atau
tidak. Ibu perlu mengetahui terlebih dahulu tentang kehamilan resiko tinggi.
Sesuai dengan peraturan Mentri Kesehatan No 28 Tahun 2017. Tentang izin dan
tetapi perhatian Masyarakat masih cukup rendah, ditandai dengan prilaku sikap
angka kejadian abortus pada tahun 2019 sebanyak 144 kasus, dari 444 ibu hamil
B. Rumusan Masalah
penilitian ini adalah “ Apakah ada hubungan riwayat kejadian dengan kejadian
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
tentang abortus
2. Manfaat praktis
selanjutnya.
e. Bagi Masyarakat
atau abortus untuk mengurangi resiko kesakitan dan kematian ibu hamil
dengan abortus.
abortus
F. Keaslian Penelitian
adala 167 ibu hamil yang rawat inap di RSUD Ambarawa. Teknik
p value = 0,026 < a (0,05) menunjukan ada hubungan umur ibu dengan
2. Penelitian ini dilakukan oleh Dede Mahdiyah, dkk (2013), dengan judul
rekam medis dan dianalisis menggunakan uji statistic Chi Square. Sampel
sebesar 122 orang hasil yang diperoleh bahwa kategori ibu paritas aman
(45,9%), paritas tidak aman (54,1%) dari analisis kejadian abortus spontan
didapatkan nilai p = 0,562 berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
paritas dengan kejadian abortus. Perbedaan penelitian ini terletak pada judul,
3. Penelitian ini dilakukan oleh Yunita (2013), dengan judul “Hubungan antara
Umur Ibu dengan Kejadian Abortus di RSUD Hokan Hulu. Metode Penelitian
data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari buku
register dan rekam medik RSUD Rokan Hulu tahun 20 sebanyak 132
responden. Analisa data dalam penelitian ini diolah secara Chi square. Hasil
penelitian ini yaitu distribusi frekuensi umur ibu hamil di RSUD Rokan Hulu
mayoritas pada kategori umur >35 tahun sebanyak 40.9 % dan minoritas pada
kategori umur <20 tahun sebanyak 22% Distribusi frekuensi abortus di RSUD
Rokan Hulu sebanyak 93%. Distribusi frekuensi umur ibu hamil yang
berisiko terhadap kejadian abortus adalah kelompok umur >35 tahun yaitu
sebanyak 98%. Dari analisa hubungan kebiasaan umur ibu hamil dengan
kejadian abortus didapatkan nilai ρ value 0.032 < α ( 0.05 ). Perbedaan dalam
penelitian ini adalah judul, tempat, teknik pengambilan sampel, dan waktu
analisis data.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
2010).
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari
1) Uterus
2) Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan
kelenjar serviks.
12
13
pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan
4) Kulit abdomen
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna kemerahan, kusam,
5) Payudara
6) Perubahan metabolisme
7) Sistem kardiovaskular
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi
8) Traktus Digestivus
Seiring dengan makin besarnya uterus lambung dan usus akan bergeser.
Demikian juga yang lainnya seperti appendiks yang akan bergeser kea rah
wanita hami yang sering terjadi selama masa kehamilan antara lain:
1) Perubahan trimester I
kehamilannya.
merahasiakannya.
kehadiran makhluk baru dan hal ini sering menyababkan calon ibu
Rasa tidak nyaman timul kembali karena perubahan body image yaitu
dan pada kasus ibu hamil yang merasa mengkhawatirkan baginya dan
takut akan melahirkan itu merupakan hal yang normal. Kebanyakan ibu
1) Kebutuhan Fisik
Menurut dewi dan suarsih (2011), kebutuhan fisik ibu hamil yaitu :
a) Aktifitas fisik
b) Pekerjaan
kehamilan muda
16
c) Imunisasi
menyangga.
f) Senggama / koitus
h) Hewan peliharaan
dia karena akan menjadi seorang ibu dan bahwa dia sudah memilihkan
nama untuk bayi yang akan dilahirkanya. Namun tidak jarang ada wanita
menyadarinya.
1) Sakit kepala
hangat.
biskuit kering atau roti bakar sebelum bangkit dari tempat tidur dipagi hari
3) Mengidam
gizi yang diperlukan serta memuaskan rasa mengidam atau tradisi adat
4) Keringat bertambah
5) Keputihan
pakailah pakaian yang terbuat dari katun atau bahan dengan daya serap
6) Kelelahan
7) Hidung tersumbat
8) Gatal – gatal
waktu mendekati tidur pada malam hari untuk mengurangi nokturia, batasi
teh)
10) Diare
2. Abortus
a. Pengertian
hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin
b. Etiologi
paritas serta usia ibu dan ayah. Frekuensi abortus secara klinis terdeteksi
meningkat dari 125 pada wanita berusia dari 20 tahun menjadi 26% pada
c. Patofisiologi
hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya. Apabila kehamilan 8-14 minggu vili
menjadi 3 yaitu :
a) Abortus spontan
media maupun mekanis, atau terjadi tanpa ada unsur tindakan dari
b) Aburtus terapeutik
ahli yang terdiri atas dokter ahli yang terdiri atas dokter ahli
c) Abortus buatan
yang sah atau oleh orang tidak berwenang dan dilarang oleh
hukum.
yaitu:
a) Abortus imminens
bercak darah haid, luka serviks karena infeksi, polip dan reaksi
suprapubis.
b) Abortus inkomplit
kuretase tajam.
c) Abortus komplit
d) Abortus infeksiosa
peritonitis.
e) Missed abortion
e. Komplikasi
1) Perdarahan
sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. kematian
waktunya.
2) Perforasi
alat-alat lain.
3) Syok
4) Infeksi
5) Prognosis
minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan yang tidak jelas.
1) Faktor janin
2009)
2) Faktor ibu
a) Umur ibu
memiliki kebutuhan kalori yang lebih besar dari wanita yang lebih
dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-
pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada
hamil pada umur muda (<20 tahun) dari segi biologis perkembangan
27
2009).
b) Paritas
ibu baik lahir hidup maupun mati. Paritas 2-3 merupakan paritas
c) Riwayat Abortus
penelitian ini yang dilakukan oleh Resya (2016). Sekitar dari 21 dari
(Purwaningrum, 2017).
d) Jarak kehamilan
waktu selama 2-3 tahun agar dapat pulih secara fisiologis dari satu
1) Faktor genetik
kromosom pada janin. Lebih dari 60% abortus spontan yang terjadi
2) Faktor anatomi
trimester ke dua.
darah endometrrium.
atau uterus ganda. Efek pada uterus yang acquired yang sering
(prosedur diagnostik),
operasi.
3) Faktor endokrin:
kasus.
kematiannya.
4) Faktor infeksi
5) Faktor imunologi
3. Tinjauan Islam
ayat tentang abortus tetapi terdapat ayat- yang menyatakan setiap janin yang
swt
suatu janin dalam rahim ibu sesuai umur kandungan dan dikeluarkan pula
janin tersebut sebagai bayi, ada pula sebagai janin tersebut dikeluarkan dari
kedua orang tua ibu bapak, ibu telah mengandung dalam keadaan
B. Kerangka Konsep
Variabel Pengganggu
1. Jarak kehamilan
2. Faktor Janin
3. Faktor Genetik
4. Faktor Infeksi
5. Faktor Endokrin
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Riwayat Kejadian Abortus Dengan Kejadian Abortus
Keterangan :
C. Hipotesis
Ada hubungan riwayat abortus dengan kejadian abortus di RS PKU Muhammadiyah
Bantul
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa
fenomena atau antara faktor risiko dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2011).
kejadian abortus.
Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau
observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang dilakukan pada variabel
terikat dan variabel bebas. Pendekatan ini digunakan untuk melihat hubungan
B. Variabel Penelitian
medis.
37
38
medis.
medis.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang periksa
2. Sampel
N
𝑛=
1 + 𝑛. (𝑑)²
N
𝑛=
1 + 𝑛. (𝑑)²
444
=
1 + 444 x (0.1)²
444
=
1 + 444 x 0.01
444
=
1 + 4,44
444
= = 81
5,44
Keterangan :
n = Besar Sampel
N = Jumlah Populasi
a. Kriteria inklusi:
b. Kriteria Ekslusi :
3. Tehnik sampling
penelitian.
40
E. Etika Penelitain
identitas responden.
3. Kerahasiaan (Cofdentiality)
cara hanya kelompok data yang diperlukan dalam penelitian saja akan
1. Alat
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa format rekam medis
yang berisi nomor rekam medis, kejadian abortus dan riwayat abortus ibu,
1. Pengolahan Data
yang telah ditetapkan. Apabila data kurang lengkap dan tidak sesuai
1) Kejadian abortus
d. Cleaning
Pengecekan data yang sudah dimasukan untuk memastikan bahwa data
dengan kreteria.
42
Tidak Abortus
2. Analisis data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
(Notoatmodjo, 2010).
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat yaitu dilakukan terhadap dua variabelyang diduga
saat analisa data dengan menggunakan uji Chi Square karena skala
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
pembimbing.
proposal penelitian.
hasil disajikan
3. Tahap Akhir
e. Penjilidan skripsi
f. Pengumpulan Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan terjemahan (2010) Surat Alhajj’ ayat 5. Semarang : Raja Publishing
Al-Qur’an dan terjemahan (2010) Surat AL-luqman’ ayat 14. Semarang : Raja
Publishing
Al-Qur’an dan terjemahan (2010) Surat An-Nahl’ ayat 89. Semarang : Raja
Publishing
Cuningham, F.G., Leveno, K J, Bloom, S. L., Huth, J. C., Glistrap, L., &
Wenstrom, K. D. (2014). Obstetri Williams. EGC: Jakarta
Dewi, Vivian nanny Lia dan Tri sunarsih. 2011. Asuhan kehamilan untuk
kebidanan. Jakarta: Salemba medika
Handayani, P. (2015). Hubungan antara Umur Ibu Hamil dengan Kejadian Abortus
di RSUD Ambarawa. Tersedia dalam : perpusnwo.web.id diakses pada
tanggal 10 oktober 2016
Handayani. (2013). Hubungan umur dan paritas di RSUD Kabupaten Rokan Hulu.
Redaksi Jurnal Maretnity dan Neonatal Volume 1, No 6
Kuntari. (2011) WHO 2010 Angka Kejadian Abortus. Tersedia dalam : http://berita
liputan 6.com diakses 28 November 2018
Kusmiyati, Yuni, Heni P.W Sujuyatini. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta :
Fitramaya.
45
Leveno KJ. (2015). Williams Manual of Pregnancy Complication 23rd ed.
Dallas. Texas: EGC
Rahmawati Nur, (2011). Ilmu Praktik Kebidanan. Surabaya: Victory Inti Cipta
Resya & Ermawati (2012) Karateristik Ibu pada Penderitas Abortus dan Tidak
Abortus di RS Dr.M Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas Volume
5 No 3. Resedia dalam : http://Jurnal.fk.unnand.ac.id diakses pada tanggal
11 januari 2019
Yunita, E. (2013). Hubungan Umur Ibu Denga Kejadian Abortus Di Arsud Hokan
Hulu. Journal Maternity and Neonatal. Vol.1.No.2
46
Zanuar, A. (2010). Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Abortus RSUP DR
Kariadi Semarang: Thesis, Universitas diponegoro. Tersedia dalam:
http://berkas.dpr.go.id diakses pada tanggal 20 desember 2018
47
LAMPIRAN
48