Oleh :
1910104046
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian anemia
2. Mahasiwa dapat mengetahui penyebab anemia
3. Mahasiwa dapat mengetahui gejala anemia
4. Mahasiwa dapat mengetahui jenis-jenis anemia
5. Mahasiwa dapat mengetahui pencegahan primer pada anemia
6. Mahasiwa dapat mengetahui pencegahan sekunder pada anemia
1.4 Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai pengertian anemia
2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai penyebab anemia
3. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai gejala anemia
4. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai jenis-jenis anemia
5. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai pencegahan primer pada
anemia
6. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai pencegahan sekunder pada
anemia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anemia, dalam bahasa yunani adalah penyakit kurang darah yang ditandai
dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang
dari 41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita,
wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12g/dl dan eritrosit kurang dari
73%, maka wanita itu dikatakan anemia.
1. Penghancuran sel darah merah. Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah
merahdihancurkan lebih cepat dari normal (umur sel darah merahnormalnya 120
hari).Sumsum tulang penghasil sel darahmerah tidak dapat memenuhi kebutuhan
tubuh akan seldarah merah.
2. Kehilangandarah. Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia
karena perdarahan berlebihan, pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan
darah.Kehilangan darah yang banyakkarena menstruasi pada remaja atau perempuan
juga dapatmenyebabkan anemia. Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan
tubuh akan zat besi, karena zat besi dibutuhkanuntuk membuat sel darah merah baru.
3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal. Ini terjadi saat sumsum tulang tidak
dapat membentuk seldarh merah dalam jumpah cukup.ini diakibatkan
infeksivirus,paparan terhadap kimia beracun atau obat-obatan(antibiotic, antikejang
atau obat kanker).
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih
cepat dari normal. Umur sel darah merah normalnya 120 hari. Pada
anemia hemolitik, umur sel darah merah lebih pendek sehingga sumsum
tulang penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh
akan sel darah merah.
b. Pola istirahat
Mengacu pada kegiatan/aktifitas yang mengakibatkan
tubuhmengalami/beresiko terkena anemia.menghindari kondisi
dimanatubuh mengalami gangguan pembentukan sel darah merah, dan
istirahat yang dianjurkan adalah minimal 8 jam per hari.
c. Pola Hidup
Menjaga agar sedikitnya jumlah hemoglobin dalam
eritrosit.Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan kemampuan
darahmengikat oksigen berkurang.
d. Pola Aktifitas
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yangdiperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12dan asam folat.
Selebihnya merupakan akibat dari beragamkondisi seperti perdarahan,
kelainan genetik, penyakit kronik,keracunan obat, dan sebagainya.
Menghindari situasikekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen.Melakukan tes darah secara rutin untuk melihat profil
darahdan mencegah terjadinya anemia.
d) Melakukan tes laboratorium
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisamembedakan
antara anemia biasa dengan
anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat
dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.
3.1 Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangankomponen
darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan
untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkutoksigen
darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.
Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.:
•Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
• Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
•Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.Kemungkinan dasar penyebab anemia: