Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmatnya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah

ASUHAN

KEBIDANAN IV (PATOLOGI).
Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk memahami
tentang Asuhan Kebidanan Patologi kelainan dalam lamanya kehamilan mengenai
Penyakit yang Menyertai Kehamilan Typhus Abdominalis . Selain itu penyusun
berharap tulisan ini dapat menjadi dasar pengantar dan pemenuhan materi
perkuliahan ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu penyusunan tulisan ini.

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak penyakit infeksi yang menyertai kehamilan dimana diantaranya
adalah Typhus Abdominalis, dimana semuanya ini merupakan penyakit berbahaya yang
harus diwaspadai saat kehamilan pada umumnya. Dengan berbagai macam cara penularan, faktor
penularan dan media penularan yang sangat akrab dengan kehidupansehari-hari.Sebagai
seorang bidan yang terdidik dan terlatih kita harus bisa memahami dan mengerti
tentang kegawadaruratan terhadap penyakit yang menyertai kehamilan tersebutpada
ibu hamil, agar bisa diterapkan ke masyarakat jika turun ke dunia kerja dengan
maksudmengurangai angka kematian ibu hamil akibat terinfeksi dari penyakit yang
membahayakan tersebut
B. TUJUAN
1. Untuk memberikan informasi tentang Typhus Abdominalis
2.Untuk mengetahui Intervensi dan pencegahan yang bisa dilakukan oleh bidan
mengenai Typhus Abdominal
C. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1 Untuk memberikan gambaran tentang Typhus Abdominalis
2 Sebagai bahan masukan untuk memperluas dan memperdalam pemahaman tentang
Typhus Abdominalis

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan
dan gangguan kesadaran.
B. Etiologi
Salmonella typhi Batang gram negative yang mempunyai sekurang-kurangnya
tiga

macam

antigen

yaitu:-

antigen

(somatic,

terdiri

darizat

komplekliopolisakarida)- antigen H(flagella)- antigen V1 dan protein membrane


hialin.3 Salmonella parathypi A4.Salmonella parathypi B5.Salmonella parathypi
C6. Feses, urin dan muntahan penderita
C. Klasifikasi
1.Typus abdominalis
adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluranpencernaan
dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna ,gangguan
kesadaran.
2.Paratypus
adalah jenis typus yang lebih ringan , mungkin sesekali penderita
mengalamibuang - buang air. Jika diamati, lidah tampak berselaput putih susu,
bagian tepinyamerah terang. Bibir kering , dan kondisi fisik tampak lemah , serta

nyata tampak sakit.Jika sudah lanjut , mungkin muncul gejala kunin,sebab pada
tipus oragan limfa dan hatibias membengkak seperti gejala hepatitis.
D. Patofisiologi
Kuman salmonella typhosa masuk kedalam saluran cerna, bersama makanan
dan minuman, sabagian besar akan mati oleh asam lambung HCL dan sebagian
ada yang lolos (hidup), kemudian kuman masuk kedalam usus (plag payer) dan
mengeluarkan endotoksin sehingga menyebabkan bakterimia primer dan
mengakibatkan perdangan setempat, kemudian kuman melalui pembuluh darah
limfe akan menuju ke organ RES terutama pada organ hati dan limfe.
Di organ RES ini sebagian kuman akan difagosif dan sebagian yang tidak
difagosif akan berkembang biak dan akan masuk pembuluh darah sehingga
menyebar ke organ lain, terutama usus halus sehingga menyebabkan peradangan
yang mengakibatkan malabsorbsi nutrien dan hiperperistaltik usus sehingga
terjadi diare. Pada hipotalamus akan menekan termoregulasi yang mengakibatkan
demam remiten dan terjadi hipermetabolisme tubuh akibatnya tubuh menjadi
mudah lelah.
Selain itu endotoksin yang masuk kepembuluh darah kapiler menyebabkan
roseola pada kulit dan lidah hipermi. Pada hati dan limpa akan terjadi
hepatospleno megali. Konstipasi bisa terjadi menyebabkan komplikasi intestinal
(perdarahan usus, perfarasi, peritonitis) dan ekstra intestinal (pnemonia,
meningitis, kolesistitis, neuropsikratrik).
E. Gejala Klinis
Tanda dan gejala Demam Pada minggu pertama demam berangsur naik
berlangsung pada 3 minggu pertama .pada minggu ke 3 suhu berangsur-angsur
turun dan kembali normal. Demam tidak hilang dengan pemberian antiseptic, tidak
menggigil dan tidak berkeringat. Kadang pasien disertai epitaksis.

1.Gangguan pada saluran pencernaan:


a) Halitosis
b) Bibir kering
c) Lidah kotor berselaput putih dan pinggirannya hiperemesis
d) Perut agak kembung.
e) Mual
f)

Splenomegali disertai nyeri pada perabaan

g) Pada permulaan umumnya terjadi diare


h) Kemudian menjadi obstipasi
2. Gangguan kesadaran:
a) Kesadaran menurun ringan sampai berat.
b) Umumnya apatis
c) Bradikardi relative
d) Umumnya tiap kenaikan 1celcius di ikuti penambahan denyut nadi 1015 kali permenit.
e) Penderita mulai cepat lelah, malas, sakit kepala, rasa tidak enak di
perut, nyeri seluruh tubuh, hal tersebut dirasakan antara 10-14 hari

F. Infeksi Typus Abdominalis pada Kehamilan


Typus abdominalis dalam kehamilan, dan nifas menunjukan angka
kematian yang lebih tinggi dari pada di luar kehamilan. Penyakit ini mempunyai
pengaruh buruk terhadap kehamilan. Dalam 60-80 % hasil konsepsi keluar
secara spontan : lebih dini terjadinya infeksi dalam kehamilan, lebih besar
kemungkinan berakhirnya kehamilan.
Pengobatan dengan kloramfenikol atau tiamfenikol (Urfamycin)
biasanya cukup manjur. Waktu ada wabah, semua wanita hamil perlu diberi
vaksinasi. Walaupun kuman-kuman tufus abdominalis tidak di keluarkan melalui

air susu, namun sebaiknya penderita tidak menyusui bayinya karena keadaan
umum ibu biasanya tidak mengizinkan, dan karena kemungkinan penuluaran
oleh ibu melalui jalan lain tetap ada. Tifus abdominalis tidak merupakan indikasi
bagi abortus buatan.
G. Penanganan dan Pengobatan
1. Pengobatan
a) Kloramfenikol
b) Kotrimoksasol
c) Bila terjadi ikterus dan hepatomegali: selain kloramfenikkol, diterapi
denganAmpisilin 100 mg/kgBB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis.2.
2. Perawatan
a) Penderita dirawat dengan tujuan untuk isolasi, observasi, dan pengobatan.
Klien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14
hari untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus.
b) Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan
dekubitus
c) Isolasi penderita dan desinfeksi pakaian dan ekskreta.
d) Perawatan yang baik untuk menghindarkan komplikasi mengikat sakit
yang lama, lemah dan anoreksia dll.
e) Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali, yaitu
istirahat mutlak, berbaring terus ditempat tidur. Seminggu kemudian boleh
duduk dan selanjutnya boleh berdiri dan berjalan.
f) Diet makanan harus cukup mengandung kalori, cairan dan tinggi protein.
Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak meragsang
dan tidak banyak menimbulkan gas.

g) Bila terdapat komplikasi harus diberikan terapi yang sesuai.


h) Obat terpilih adalah kloramferikol 100 mg/kg BB/hari dai bagi dalam
4dosis selama 10 hari. Dosis maksimal kloramfenikol 2g/hari. Bla pasien
tidak serasi/alergi dapat diberikan golongan obat lain misalnya penisilin
atau kortimoksazol.
i)

Pengobatan dengan kloramfenikol atau tiamfenikol (Urfamycin)


biasanya cukup manjur. Waktu ada wabah, semua wanita hamil perlu
diberi vaksinasi. Walaupun kuman-kuman tifus abdominalis tidak di
keluarkan melalui air susu, namun sebaiknya penderita tidak menyusui
bayinya karena keadaan umum ibu biasanya tidak mengizinkan, dan
karena kemungkinan penuluaran oleh ibu melalui jalan lain tetap ada.
Tifus abdominalis tidak merupakan indikasi bagi abortus buatan.

H. Komplikasi
Dapat terjadi pada :
a.

Usus halus
1) Perdarahan usus. Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan
pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila perdarahan banyak terjadi
melena dan bila berat dapat disertai perasaan nyeri perut dengan
tanda-tanda renjatan.
2) Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelah
itu dan terjadi pada bagian distal ileum. Perforasi yang tidak
disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat udara di
ronggan peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat
udara diantara hati dan diafrkma pada foto roentgen abdomen
yangdibuat dalam keadaan tegak.

3) Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa


perforasi usus. Ditemukan gejala abdomen akut yaitu nyeri perut
yang hebat, dinding abdomen tegang (defence muskulair) dan
nyeri pada tekanan.

b. Komplikasi di luar usus


Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakteremia) yaitu
meningitis, kolesistitis, ensefelopati dan lain-lain. Terjadi karean infeksi
sekunder, yaitu bronkopneumonia.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI


Pada Ny. X Umur 26 Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 11 minggu
Di BPM Siti Amanah, Sleman, Yogyakarta
No. Register

: 211188

Masuk BPM Hari/ Tanggal/ Pukul : 19-4-2013/ 14.00 wib


Dirawat diruang
A.

: ruang periksa

Data Subjektif
1.

Identitas
Ibu
Nama

: Ny. X

Umur

: 26 tahun

Suku/Bangsa

: Jawa/ Indonesia

Agama
Pendidikan
Pekarjaan
Alamat
2.

Suami
Tn. S
28 tahun
Jawa/ Imdonesia

: Islam
: SMA

Islam
SMA

: Ibu rumah tangga

Pegawai swasta

: Jalan nangka no.2 Maguwoharjo, Depok.

Alasan Datang/ Dirawat


Ibu mengatakan inin memeriksakan kehamilannya

3.

4.

5.

Keluhan Utama
Ibu mengatakan mual, pusing dan badannya terasa demam sejak 6 hari
yang lalu.
Riwayat Menstruasi :
Menarce:13 tahun
Lama :3 hari
Sifat darah : encer

Siklus
: 28 hari
Teratur
: teratur
Keluhan : tidak ada

Riwayat Perkawinan :
Status Perkawinan :sah
Menikah ke
Lama
:1 tahun Usia menikah partama kali

:1
: 25 tahun

Riwayat Obstetrik : G1 P0 A0 Ah0


6.
Hamil
Pesalinan
Tgl
UK
Jenis
Penolong Komplikasi
ke

Nifas
JK

BB
Lahir

Laktasi

Komplikasi

Tgl

Oleh

Tempat

Alasan

HPL

: 6-11-2013

Pesalinan

Hamil
ini

Riwayat Kontrasepsi yang digunakan :


No
Jenis
Pasang
Tgl
Oleh
Tempat Keluhan
Kontrasepsi
7.

Lepas

8. Riwayat Kehamilan Sekarang :


a.

HPM

: 30-1-2012

b. ANC pertama umur kehamilan


c.

: 7 minggu

Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi

: 3 kali

Keluhan

: mual muntah

Komplikasi : tidak ada


Terapi

: vit.B6

Trimester II dan III belum


d. Imunisasi TT: 2 x
TT 1 : tanggal 1-2-2012
TT 2 : tanggal 2-2-2012
TT 3, 4, 5 belum
e.

Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)

Ibu mengatakan belum bisa merasakan gerakan janin

9. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/ sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/ sedang menderita penyakit menular
(TBC, hepatitis, HIV/AIDS), menurun (asma, DM, hipertensi), dan
menahun (jantung, ginjal)
b. Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga (menular, menurun dan
menahun)
Ibu mengatakandari keluarga ibu

tidak ada yang menderita

penyakit menular (TBC, hepatitis, HIV/AIDS), menurun (asma, DM,


hipertensi), dan menahun (jantung, ginjal)
c. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat apapun.
10. Pola pemenuhan kebutuhan
a. Pola Nutrisi

Sebelum hamil

Saat hamil

Makan
Frekuensi

: 3 x/hari

3x/ hari

Jenis

: Nasi, sayur, lauk

Nasi, sayur, lauk

Porsi

: 1 piring habis

1 piring habis

Pantangan

: tidak ada

tidak ada

Keluhan

: tidak ada

mual

Minum
Frekuensi

: 7 gelas /hari

8 gelas/ hari

Jenis

: Air putih, teh, kopi

air putih

Porsi

: 1 gelas

1 gelas

Pantangan

: tidak ada

tidak ada

Keluhan

: tidak ada

mual

Frekuensi

: 1 x/hari

1x/hari

Warna

: kuning

kuning

Konsistensi

: lembek

keras

Keluhan

: tidak ada

susah BAB

Frekuensi

: 4 x/hari

4x/ hari

Warna

: Kuning jernih

kuning jernih

Konsistensi

: Cair

cair

Keluhan

: tidak ada

tidak ada

Lama

: 1 jam/hari

1 jam/hari

Keluhan

: tidak ada

tidak ada

Lama

: 6-7 jam/hari

7 jam/hari

Keluhan

: tidak ada

tidak ada

b.Pola Eliminasi
BAB

BAK

c. Pola Istirahat
Tidur siang

Tidur malam

d. Personal Hygiene
Mandi

: 2 x/hari

2x/hari

Ganti pakaian

: 2 x/hari

2x/hari

Gosok gigi

: 2 x/hari

2x/hari

Keramas

: 3 x/seminggu

3x/seminggu

: 1 x/ seminggu

1x/seminggu

e. Pola seksualitas
Frekuensi

Keluhan

: tidak ada

tidak ada

f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik,olah raga)


Ibu mengatakan sebagai ibu rumah tangga kegiatan ibu seperti
menyapu, memasak dan mencuci
11. Data pisikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/ suami/ keluarga
terhadap kelahiran, dukungan, hubungan dengan suami/ keluarga/ tetangga,
perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi keluarga)
Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya sekarang
Ibu mengatakan suaminya mendukung kehamilannya
Ibu mengatakan keluarganya mendukung kehamilannya
Ibu mengatakan hubungannya dengan suami baik
Ibu mengatakan hubungannya dengan keluarga baik
Ibu mengatakan hubungannya dengan tetangga baik
Ibu mengatakan rajin sembahyang
Ibu mengatakan keadaan ekonominya cukup
12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
Ibu mengatakan bahawa ibu mengetahui tentang kehamilan yaitu keadaan
yang normal yang dialami oleh perempuan yang diakhiri dengan persalinan
dan memasuki masa nifas.
13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
Ibu mengatakan lingkungan di sekitar rumahnya kotor, dekat dengan
kali dan ada tetangga yang memelihara ayam.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran

: composmentis

Status emosional

: stabil

Tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg

Nadi

: 86x/mnt

Pernafasan

Suhu

: 380C

BB

: 20x/mnt
: 55 kg

TB : 152 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala

Simetris, tidak ada benjolan, tidak nyeri, rambut bersih,


tidak berketombe

Wajah

Simetris, pucat dan berkeringat dingin

Mata

Simetris, kongjungtiva merah muda , sekrela putih

Hidung :

Tidak ada polip, tidak ada secret, ada skat

Mulut

Simetris, lidah kotor, ada stomatitis, tidak ada caries gigi

Telinga :

Simetris, ada lubang telinga, pendengaran baik

Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan

vena jugularis
Dada

Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada


whesing

Payudara :

Simetris, putting menonjol, areola hiperpigmentasi,


colostrum sudah keluar

Abdomen

: kembung, tidak ada bekas luka, terdapat linea dan striae


gravidarum

Leopold I : belum dilakukan


Leopold II: belum dilakukan
Leopold II: belum dilakukan
Leopold IV :belum dilakukan
Osborn test

: Tidak dilakukan

TFU menurut Mc. Donald


Auskulatasi DJJ
Ekstremitas Atas

:-

TBJ: -

:: Jari lengkap, tidak oedem, lila: 24 cm

Ekstremitas Bawah : Jari lengkap, tidak oedem, reflek patella +


Genetalia Luar

: bersih ,tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini

Anus

: Tidak ada hemoroid

Pemeriksaan Panggul : Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan penunjang
Tidak di lakukan
4. Data penunjang
Hasil lab tanggal 18 april 2013 : salmonella thypi +
C. ANALISIS DATA
1. Diagnosa kebidanan
Seorang ibu Ny.X umur 26 tahun G1P0A0 hamil 28 minggu dengan
thypus abdominalis
Data Dasar
Data Subjektif

ibu mengatakan berumur 26 tahun

Ibu mengatakan ini kehamilan pertama


Ibu mengatakan tidak pernah abortus
Ibu mengatakan HPHT tanggal 30-1-2012
Ibu mengatakan pusing, mual dan demam
Data Objektif

Keadaan umum
Kesadaran

: lemah

: composmentis

Status emosional

: stabil

Tanda vital
Tekanan darah

: 100/60 mmHg

Nadi

: 86x/mnt

: 380C

Pernafasan

: 20x/mnt

Suhu

BB

: 55 kg

TB : 152 cm

Pemeriksaan fisik: lidah kotor, perut kembung


Hasil lab tanggal 18 april 2013 : salmonella thypi +

Masalah
Tidak ada
VI.

PELAKSANAAN Tgl :19-4-2013 Pukul : 14.10WIB


1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu
Tekanan darah :100/60 mmHg
Nadi
: 86x/mnt
Pernafasan
: 20x/mnt
Suhu : 380C
BB
: 55 kg
TB : 152 cm
Ibu mengetahui hasil pemeriksaannnya
2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang ibu rasakan saat ini merupakan
gejala dari penyakit thypus abdominalis yang saat ini sedang di derita oleh
ibu sehingga memerlukan perawatan yang lebih intensif di rumah sakit.
Ibu mengetahu penyakit yang di alami nya
3. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu harus beristirahat total selama minimal 7
hari atau sampai ibu sembuh total.
Ibu menerima saran yang diberikan
4. Menjelaskan pada ibu tentang pola nutrisi yaitu Diet makanan harus cukup
mengandung kalori, cairan dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh
mengandung banyak serat, tidak meragsang dan tidak banyak menimbulkan
gas.
Ibu menuruti perintah yang diberikan
5. Memberikan dukungan pada ibu agar ibu tidak cemas karena ibu akan
dirujuk untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
Ibu merasa tenang karena ada dukungan dari petugas kesehatan
6. Menyiapkan rujukan yaitu Bidan, Alat, Kendaraan, Surat, Obat, Keluarga,
Uang, Darah, doA .
Keluarga bersedia menyiapkan rujukan tersebut
7. Mendampingi ibu ketempat rujukan.

DAFTAR PUSTAKA
Nugraheny,Esti.2010.Asuhan Kebidanan Pathologi.Yogyakarta: Pustaka Rihama
www.g-excess.com/4630/infeksi-yang-menyertai-kehamilan-dan-persalinan-padaibuhamil/ diunduh tanggal 23 September 2012 18.00 WIB
www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=1263 diunduh tanggal 23 September 2012
17.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai