Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Obesitas
Sub Topik : Obesitas pada Ibu hamil saat mengandung
Hari/Tanggal :
Waktu : 25 menit
Tempat : Gedung Kebidanan Lt. 3 Poltekkes Jakarta III
Penyuluh/ pembicara :
Tujuan umum
Peserta mampu memahami tentang obesitas yang terjadi pada ibu hamil setelah penyuluhan
dilakukan.
Tujuan khusus
Pada akhir pertemuan peserta dapat :
OBESITAS
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Obesitas selalu berdampak buruk pada setiap orang yang mengalaminya. Begitu pun
pada ibu hamil yang mengalami obesitas baik sebelum, maupun saat kehamilan. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan American College of Obstetrics and Gynecology, obesitas selama
kehamilan dapat membahayakan untuk sang ibu dan bayi.
Ibu hamil yang obesitas akan mudah terkena komplikasi, termasuk diabetes selama
kehamilan, dan pre eclampsia atau toxemia (gangguan yang muncul saat kehamilan, dan
biasanya saat usia kehamilan mencapai 20 minggu). Kelebihan berat badan pada ibu hamil
akan mengakibatkan bayi lahir prematur, sulitnya proses melahirkan karena pertumbuhan
atau berat badan bayi lebih besar daripada seharusnya, kesulitan bernapas, dan kerusakan
pada otak.
Para ahli menyebutkan, obesitas selama kehamilan juga dapat menyebabkan efek
negatif pada sang bayi saat ia dewasa nanti. Banyak dari anak-anak ini nantinya akan
mengalami obesitas, baik selama masa kecilnya ataupun saat ia dewasa. Oleh karena itu
disarankan para ibu hamil untuk menjaga berat badan mereka selama kehamilan.
Normalnya, kenaikan berat badan ibu hamil antara 12,5 kilogram sampai 17,5 kilogram.
Dan bagi Anda yang mengalami berat badan berlebih disarankan untuk menurunkan berat
badan, namun diiringi pemantauan dokter. Untuk menurunkan berat badan selama kehamilan
ini Anda tidak diharuskan untuk melakukan diet keras, namun diet aman dengan pemantauan
dokter kandungan Anda dan olahraga ringan yang aman untuk ibu hamil.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian obesitas?
2. Apa tanda dan gejala obesitas saat hamil ?
3. Apa dampak dari obesitas saat hamil ?
4. Apa zat gizi yang diperlukan untuk menurunkan berat badan yang berlebih saat hamil?
Tujuan
1. Mengetahui pengertian obesitas.
2. Mengetahui tanda dan gejala obesitas saat hamil .
3. Mengetahui dampak dari obesitas saat hamil.
4. Megetahui apa saja zat gizi yang diperlukan untuk menurunkan berat badan yang berlebih
saat hamil .
B. MATERI
Pengertian Obesitas
Obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan diatas 20% dari batas normal ( brownel,
1984 ). Pasien dengan obesitas mempunyai status nutrisi yang melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan masukan kalori dan atau penurunan penggunaan kalori
(energi). Artinya, masukan kalori tidak seimbang dengan penggunaannya yang pada akhirnya
berangsur-angsur berakumulasi meningkatkan berat badan. Selain kelebihan berat badan nilai
TSF pada pasien dengan obesitas lebih dari 15 mm untuk laki-laki dan lebih dari 25 mm
untuk wanita. (Nurachmah, 2001)
Kelebihan energi pada penderita obesitas disimpan dalam bentuk lemak. Pada
keadaan normal, jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu diantaranya dalam
jaringan sub cutan dan didalam jaringan tirai usus. Pada orang yang menderita obesitas ogan-
organ tubuhnya di paksa untuk bekerja lebih berat karena harus, membawa kelebihan berat
badan oleh sebab itu pada umumnya lebh cepat gerah, capek, dan mempunyai kecenderungan
untuk membuat kekeliruan dalam bekerja. (Noto atmodjo, 2007)
Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk menetapkan berat badan yang di
inginkan individu dan untuk mendefinisikan obesitas secara klinis. Inedeks masa tubuh (IMT)
merupakan prediksi derajat lemak tubuh fdan pengukurannya di rekomendasikan federal
untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas. IMT di hitung dengan
membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badannya dalam meter (kg/ )
atau mengalihkan berat badan dalam pons dengan 703 lalu dibagi kuadrat tinggi badan dalam
inci kuadrat (pon x 703/ ). (Varney, 2003)
Klasifikasi IMT yang dapat digunakan untuk membantu dalam perhitungan IMT untuk
menentukan apakah berat badan individu sesuai dengan tinggi badannya.
Kriteria IMT
Berat Badan Kurang < 18,5 kg/m2
Banyak Fokus tentang konsep perhitungan kalori telah dimuat media dan diantara populasi
umum. Pada umumnya asupan kalori sebaiknya sama dengan keluaran kalori.
Tabel 2.1c Petunjuk Umum Asupan Kalori Bagi Wanita Aktifitas Sedang
11-18 thn : 2200 kal/hari
19-24 thn : 2100 kal/hari
25-50 thn : 2300 kal/hari
51 thn/ lebih : 1900 kal/hari
Wanita hamil ( TM II / TM III ) : Tambah 300 kal/hari
Ibu yang menyusui : di tambah 500 kal/hari
Ukuran kerangka tubuh dan jumlah aktifitas fisik harian adalah dua faktor dari banyak faktor
yang mempengaruhi kebutuhan kalori
Ukuran Tubuh
Usia
Tinggi Badan
Berat Badan
Tingkat Aktifitas / Base Metabolic Rate ( BMR )
Status Kehamilan
Status Meyusui
1. Faktor demografi
a Umur : meningkat sesuai dengan umur paling sedikit sampai umur 55 pada
laki-laki dan 70 pada wanita.
b Gender : wanita umumnya prevalensinya lebih tinggi setelah umur 50 tahun.
2. Faktor sosiokultural
a tingkat pendidikan : di Eropa prevalensi obesitas lebih tinggi pada mereka dengan pendidikan
rendah.
b Penghasilan/profesi : di Eropa lebih tinggi prevalensinya pada mereka dengan penghasilan
rendah.
c Status perkawinan : biasanya meningkat setelah kawin
3. faktor biologi : paritas (IMT lebih tinggi dengan makin meningkatnya jumlah anak)
4. faktor perilaku :
a) nutrisi : jumlah lemak dalam makanan,
b) merokok : merokok menurunkan berat badan dan berhenti merokok
meningkatkan berat badan
c) konsumsi alkohol : konsumsi alkohol sedang kadang-kadang dihubungkan dengan
IMT yang lebih tinggi
d) aktivitas fisik : mereka yang tidak aktif lebih berat dari yang aktif secara fisik
(Seidell, 1995).
Para ahli kesehatan dan masyarakat sendiri telah menyadari bahwa salah satu faktor
lingkungan yang penting adalah perubahan pola makan. Perubahan jenis makanan dari yang
'tradisional' beralih ke makanan siap saji yang lebih banyak lemak, rendah serat dan tinggi
kalori merupakan pemicu meningkatnya obesitas di semua negara, termasuk di Indonesia.
( Bali post)
Gangguan pernapasan, seperti sleep apnea dan penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK)
Tipe kanker tertentu, seperti kanker prostat, kanker payudara dan kanker rahim pada
wanita
Penyakit jantung koroner
Depresi
Diabetes
Penyakit hepar atau kelenjar empedu
Penyakit Refluks Gastroesofagus (GERD)
Tekanan darah tinggi
Kolestrol tinggi
Penyakit pada sendi (misal osteoartritis) karena tumpuan tubuh membawa berat badan
yang berlebih
Stroke.
Orang yang mengalami obesitas mungkin memiliki gejala kondisi medis yang disebutkan di
atas. Tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, masalah pernapasan, dan nyeri sendi (di
lutut atau punggung bawah) seringkali terjadi. Semakin gemuk seseorang, semakin besar
kemungkinan mereka memiliki masalah medis yang terkait dengan obesitas. Selain itu, orang
gemuk cenderung malas untuk beraktivitas karena beratnya bobot tubuh sehingga orang
gemuk cenderung mudah mengantuk karena lambatnya metabolisme tubuhnya.
Dokter juga akan menggunakan pengukuran lainnya seperti ukuran pinggang untuk
mengevaluasi risiko kesehatan terkait dengan lemak perut. Ketika IMT dan ukuran pinggang
mengindikasikan suatu masalah kesehatan, akan ada pemeriksaan tambahan yang disarankan
oleh dokter seperti pemeriksaan EKG, cek darah untuk mengetahui kondisi kolesterol, asam
urat, dan sebagainya.
Kenaikan berat badan hamil kembar tentu berbeda dengan kehamilan tunggal. Berikut ini
adalah kenaikan berat badan yang normal berdasarkan dengan BMI nya:
1. BMI kurang dari 18,5 untuk menentukan kenaikan berat badan yang normal saat
hamil kembar bisa melakukan konsultasi kepada dokter gizi. Hal itu dikarenakan
untuk kehamilan kembar dengan BMI kurang dari 18,5 masih belum terdapat patokan
angka berat badan yang pasti.
2. BMI antara 18,5 sampai dengan 24,9 memiliki kenaikan berat badan yang normal
sekitar 16 kg sampai dengan 24 kg.
3. BMI antara 25 sampai dengan 19,9 memiliki kenaikan berat badan normal antara 14
kg sampai dengan 22 kg.
4. BMI lebih dari 30 memiliki kenaikan berat badan normal antara 11 kg sampai dengan
19 kg.
Obesitas selama kehamilan tidak hanya berbahaya bagi ibu hamil saja, namun juga bisa
berbahaya terhadap janin yang ada di dalam kandungan. Diperlukan pengetahuan berapa
jumlah kenaikan berat badan yang ideal selama terjadinya kehamilan. Berikut ini berbagai
macam bahaya obesitas yang diderita oleh ibu hamil :
1. Diabetes
Ibu hamil yang memiliki berat badan yang melonjak drastis bisa rentan untuk terkena
diabetes, terutama ibu hamil yang selama kehamilan suka mengkonsumsi makanan dan
minuman yang manis-manis. Diabetes tersebut bisa disebabkan karena penumpukan kadar
lemak di dalam tubuh ibu hamil sehingga bisa menyebabkan penyerapan kadar gula di dalam
tubuh menjadi menurun.
Akibatnya ibu hamil tersebut mengalami penumpukan kadar gula di dalam tubuhnya dan
menyebabkan ibu hamil tersebut terkena diabetes. Bidan atau petugas medis akan
menganjurkan untuk melakukan diet gula dan karbohidrat pada ibu hamil yang mengalami
obesitas tersebut.
Jika ibu yang sedang hamil mengalami diabetes, besar kemungkinannya bayi yang ada di
dalam kandungan juga mengalami obesitas. Secara tidak langsung obesitas yang diderita oleh
ibu bisa berpengaruh kepada bayi.
3. Operasi Caesar
Ibu yang memiliki bayi dengan berat badan yang berlebihan tidak bisa melahirkan secara
normal sebab sempitnya jalan lahir pada bayi. Operasi caesar atau pembedahan akan
dilakukan oleh petugas medis untuk mengangkat bayi dari dalam rahim sang ibu.
4. Keguguran
Ibu hamil muda yang gemuk dan mengalami obesitas rentan untuk terkena keguguran,
terutama ibu hamil dengan usia kandungan kurang lebih 20 minggu.
Jika ibu hamil mengalami diabetes, akibatnya adalah bayi yang dikandung oleh ibu akan
mengalami diabetes juga. Hal itu dikarenakan faktor turunan atau genetika dari ibunya.
Gangguan kehamilan diabetes pada dasarnya akan diturunkan, bahayanya jika saat hamil
sudah mengalami diabetes. Diabetes itu bisa langsung diturunkan kepada bayi yang ada di
dalam kandungan sang ibu.
Ibu hamil dengan obesitas bisa membuat bayi yang ada di dalam kandungannya terkena
kecacatan. Kecacatan tersebut misalnya saja adalah cacat pada tulang belakang.
7. Cacat Otak
Bayi yang ada di dalam rahim ibu hamil dengan diabetes bisa terkena kecacatan pada otak.
Tidak hanya itu saja, kerusakan tabung syaraf di otak pun bisa terjadi jika ibu hamil
mengalami obesitas.
Ibu hamil yang mengalami obesitas akan menumbuhkan anak dengan obesitas pula, tidak
heran jika anak nantinya akan tumbuh dengan tubuh yang gemuk. Sehingga tidak hanya sejak
dilahirkan saja bayi memiliki tubuh gemuk, namun bayi bisa tumbuh dengan obesitas. Gemuk
yang diderita oleh sang anak bisa menganggu kesehatannya dan mengancam kesehatannya.
9. Sesak Nafas
Ibu hamil yang mengalami obesitas cenderung akan mengalami sesak nafas, tidak heran jika
ibu hamil yang memiliki kegemukan nafasnya akan terlihat ngos-ngosan. Nafas cenderung
terlihat lebih pendek dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki berat badan ideal. Untuk
berjalan dalam jangka dekat saja, ibu hamil dengan obesitas akan terlihat lelah. Hal itu bisa
diakibatkan oleh jaringan lemak di dalam tubuh yang menghalangi dan menyempitkan
saluran nafas di dalam tubuh.
10. Jantung
Pemeriksaan jantung sangat penting bagi ibu hamil, sebab jika ibu hamil mengalami jantung
lemah atau penyakit jantung akan berbahaya ketika ibu hamil mengalami persalinan. Lemak
yang banyak dan menumpuk di dalam tubuh ibu hamil bisa menyebabkan ibu hamil terkena
penyakit jantung atau gangguan jantung.
11. Preeklamsia
Ibu hamil yang mengalami kegemukan atau obesitas sangat rentan untuk terkena preeklamsia.
Preekalmsia tidak boleh disepelekan hal itu karena bisa mengancam nyawa sang ibu dan
janin yang ada di dalam kandungan ibu. Preeklamsia bisa dikarenakan kegemukan dan
tekanan darah yang tinggi.
Bengkak merupakan tanda awal ibu hamil terkena preeklamsia. Biasanya kaki bengkak saat
hamil dan tangan saja, namun jika ibu hamil mengalami preeklamsia dia akan mengalami
pembengkakan pada kaki, tangan dan juga wajahnya.
12. Infeksi
Ibu hamil yang memiliki obesitas sehabis persalinan bisa mengalami infeksi. Infeksi itu
diakibatkan oleh penyumbatan pembuluh darah oleh lemak yang dimilikinya. Penumpukan
lemak yang berlipat-lipat di lapisan kulit ibu hamil sangat memungkinkan bagi kuman
berkembang biak sehingga infeksi pun tidak bisa dihindarkan. Infeksi itu akan terjadi seusai
ibu melahirkan.
13. Kecerdasan Rendah
Ibu hamil yang memiliki obesitas bisa membuat plasenta bayi mengalami penyempitan.
Padahal plasenta tersebut merupakan tempat atau perantara untuk menyuplai oksigen ke
dalam tubuh bayi. Penyempitan plasenta itu bisa disebabkan oleh kandungan lemak di dalam
tubuh ibu hamil tersebut. Cara membuat anak cerdas sejak dalam kandungan bisa terhambat
karena oksigen ke dalam otak bayi yang menjadi rendah.
Kurangnya suplai oksigen ke otak bisa membuat bayi yang ada di dalam kandungan ibu
hamil jika dilahirkan kelak mengalami gangguan konsentrasi. Bayi jika didepannya terdapat
benda atau mainan, bayi tersebut menjadi tidak fokus dan tidak mau konsen menatap benda
tersebut.
Kurangnya suplai oksigen di dalam tubuh bayi bisa menyebabkan bayi yang ada di dalam
kandungan mengalami gangguan paru-paru. Gangguanm paru-paru itu bisa menyebabkan
bayi kesulitan bernafas dan mengalami sesak nafas. Ketika bayi dilahirkan, bayi akan
membutuhkan selang oksigen untuk membantu pernafasannya. Hal itu diakibatkan oleh
terganggunya fungsi paru-paru di dalam tubuh bayi.
Pencegahan Dan Zat Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil Yang Obesitas
Adapun faktor-faktor yang mengharuskanseorang ibu hamil untuk melakukan diet, salah
satunya adalah kelebihan berat badan. Mengalami kenaikan berat badan yang terlalu drastic
pada saat kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi tentunya. Oleh karena itu,
untuk para ibu hamil yang diharuskan diet, hendaknya mengikuti diet makan sehat khusus
untuk ibu hamil. Saat hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak konsumsi protein, kalori
(untuk energi) sebanyak 300 kalori perhari, vitamin dan mineral sperti asam folat dan zat besi
untuk perkembangan bayi. Beberapa prinsip makanan yang baik selama kehamilan dengan
melakukan cara dan diet makanan yang sehat, diantaranya :
A. Selalu sarapan
Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi saat sarapan.
Menghindari sarapan akan menimbulkan keinginan untuk makan lebih banyak pada waktu
makan berikutnya tiba. Selain itu, melewatkan sarapan juga menyebabkan keluhan berupa
kepala pening, mual, dan lain-lain.
B. Susunan daftar makanan
Ini dilakukan dengan tujuan agar tidak mengonsumsi makanan secara berlebihan dan
mengatur asupan kalori harian.
C. Pilih makanan berserat serta rendah kandungan lemak dan gula
Pada ibu hamil konsumsi gula yang berlebihan cenderung menimbulkan perasaan mudah
lapar. Sediakan berbagai buah atau sayuran untuk dijadikan sebagai makanan selingan.
Konsumsi ikan, unggas, daging tanpa lemak, keju, susu skrim, brokoli, wortel, dan labu.
D. Usahakan untuk mengolah makan
Hal ini bisa dilakukan dengan cara dibakar, dipanggang, atau dikukus
E. Jadikan buah sebagai camilan
Ini sangat bermanfaat karena buah kaya akan vitamin yang sangat bermanfaat bagi
perkembangan janin dan juga ibu sendirian
F. Perbanyak minum air putih, minimal 8 gelas per hari
Pada waktu hamil seringkali dehidrasi disalah artikan dan dianggap sebagai rasa lapar.
Akibatnya, terjadi kelebihan kalori dari yang biasanya. Perlu diingat apabila sudah memenuhi
kebutuhan gizi seperti biasanya tetapi masih merasa lapar berarti yang dibutuhkan adalah
minum yang sebanyak-banyaknya.
G. Jangan percaya mitos orang hamil perlu makan 2 kali lipat dari biasanya
Masih banyak yang menganggap bahwa seseorang yang sedang hamil harus banyak makan.
Sebenarnya, pandangan itu tidak benar. Jangan ragu untuk mengatakan tidak, saat diminta
untuk menghabiskan makanan dalam jumlah yang banyak. Katakana secara halus bahwa anda
sudah kenyang.
H. Makanlah makanan dengan nutrisi tertinggi dengan kandungan kalori terendah yaitu kalori
dikurangi sebanyak 500-1000 dibawah kebutuhan nomal.
I. Kurangi asupan hidrat arang.
J. Konsumsi makanan yang cukup mineral dan vitamin, serta tinggi serat sehingga membuat
kenyang.
Pedoman Menu Seimbang
Menu seimbang adalah susunan hidangan yang didalamnya cukup mengandung zat gizi
yang dibutuhkan tubuh yaitu zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Prinsip menyusun
menu seimbang :
1. Memperhatikan kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh secara seimbang.
2. Adanya keseimbangan zat gizi dalam menu tersebut.
Dalam menyusun menu yang seimbang dapat dilihat dari kebutuhan gizi konsumen,
kebiasaan makan, hidangan netral, variasi, hidangan tidak membosankan, biaya sesuai
kemampuan, iklim dan musim, bahan makanan mudah didapat dan peralatan.
TB-100-10% +10%/-10%
Ex. 160cm-100-10%
60-6 =54kg
54+5,4 =59,4kg (a)
54-5,4 =48,6kg (b)
Ket :
a. Bila postur tubuh berangka besar dan suka berolahraga
b. Bila postur tubuh berangka kecil
Contoh:
- Menu :
1. Nasi merah
2. ikan segar (ikan nila )
3. Sayur sop sop an
Snack :
1. Salad buah
C. PENUTUP
Kesimpulan
Wanita dikatakan obesitas bila memiliki komposisi lemak tubuh lebih dari 25 % dari
berat badan. Pada dasarnya obesitas yang dialami oleh seseorang dipengaruhi oleh beberapa
hal yaitu pengaruh dari genetik, disfungsi salah satu bagian otak, pola makan yang
berlebihan, kurang gerak/ kurang olahraga, emosi, dan faktor lingkungan.
Daftar pustaka
Proverawati, Atikah, SKM., MPH dan Siti Asufuah, SKep., NS. Gizi untuk Kebidanan
http://id.wikipedia.org/wiki/Obesitas
http://meetdoctor.com/article/obesitas-pada-ibu-hamil
http://www.hdindonesia.com/info-kesehatan/obesitas-dan-kehamilan