1. Pengertian
2. Etiologi
3. Klasifikasi
Metode pengobatan:
a. Pengobatan oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero
sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat
60mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr%/bulan.saat
ini program nasional menganjurkan kombinasi 60mg besi dan 50
nanogram asam folat untuk profilaksis anemia.
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800
mg.Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
plasenta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan masa haemoglobin
maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan diekskresikan lewat usus,
urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan
sekitar 8- 10 mg zat besi.
Metode pengobatan :
5. Komplikasi
1) Kehamilan
Perdarahan Antepartum
Gangguan pertumbuhan janin pada rahim
Asfiksia Intrapartum
Gestosis dan mudah terkena infeksi
Dekompensasi kordis hingga kematian ibu
2) Persalinan
Gangguan his primer dan sekunder
Janin lahir dengan anemia
Gangguan proses persalinan
Kelahiran bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Kelahiran premature
Mortalitas perinatal
3) Nifas
Subinvolusio uteri
Infeksi puerpuralis
ASI berkurang
Infeksi mammae
Anemia lanjut
6. Diagnosis
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
SOAL
1. Anemia yang paling sering terjadi pada ibu hamil adalah …..
a. Anemia kekurangan besi
b. Anemia megaloblastik
c. Anemia hemolitik
d. Anemia sel sabit
e. Semua salah
Komplikasi
Komplikasi yang potensial dari endometritis adalah sebagai berikut:
a. Luka infeksi
Infeksi luka biasanya terjadi pada hari kelima pasca operasi sebagai demam menetap
meskipun pasien mendapat terapi antimikroba yang adekuat. Biasanya dijumpai
eritema, indurasi, dan drainase insisi
b. Karena peritonitis
Peritonitis pasca sesar mirip dengan peritonitis bedah, kecuali rigiditas abdomen
biasanya tidak terlalu mencolok karena peregangan abdomen yang berkaitan dengan
kehamilan. Nyeri mungkin hebat. Jika infeksi berawal di uterus dan meluas hanya ke
peritonium di dekatnya (peritonitis panggul),terapi biasanya medis. Sebaliknya
peritonitis abdomen generalisata akibat cedera usus atau nekrosis insisi uterus,
sebaiknya diterapi secara bedah .
c. Parametrial phlegmon
Pada sebagian wanita yang mengalami metritis setelah sesar, terjadi selulitis
parametrium yang intensif. Hal ini menyebabkan terbentuknya daerah indursi yang
disebut flegmon, di dalam lembar-lembar ligamentum latum (parametria)atau
dibawah lipatan kandung kemih yang berada di atas insisi uterus. Selulitis ini
umumnya unilateral dan dapat meluas ke lateral ke dinding samping panggul. Infeksi
ini harus dipertimbangkan jika demam menetap setelah 72 jam meskipun pasien
sudah mendapat terapi untuk endomiometritis pasca sesar.
1. Panggul abses
Flegmon parametrium dapat mengalami supurasi, membentuk abses
ligamentum latum yang fluktuatif. Jika abses ini pecah, dapat timbul
peritonitis yang mengancam nyawa. Dapat dilakukan drainase abses dengan
menggunakan tuntunan computed tomography, kolpotami, atau melalui
abdomen, bergantung 5pada lokasi abses.
2. Abses subfasia dan Terbukanya jaringan parut uterus
Kompilkasi serius endometritis pada wanita yang melahirkan sesar adalah
terbukanya insisi akibat infeksi nekrosis disertai perluasan ke dalam ruang
subfasia di sekitar dan akhirnya pemisahan insisi fasia . Hal ini bermanifestasi
sebagai drainase subfasia pada wanita dengan demam lama. Di perlukan
eksplorasi bedah dan pengangkatan uterus yang terinfeksi.
3. Septik panggul thrombophlebitis
Di dahului oleh infeksi bakteri di tempat implantasi plasenta atau insisi uterus.
Infeksi dapat meluas di sepanjang rute vena dan mungkin mengenai vena-vena
di ovarium.
Penatalaksanaan:
1. Antibiotika ditambah drainase yang memadai merupakan pojok sasaran
terapi. Evaluasi klinis dari organisme yang terlihat pada pewarnaan gram,
seperti juga pengetahuan bakteri yang diisolasi dari infeksi serupa
sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi antibiotik.
2. Cairan intravena dan elektrolit merupakan terapi pengganti untuk
dehidrasi ditambah terapi pemeliharaan untuk pasien-pasien yang tidak
mampu mentoleransi makanan lewat mulut. Secepat mungkin pasien
diberikan diit per oral untuk memberikan nutrisi yang memadai.
3. Pengganti darah dapat diindikasikan untuk anemia berat dengan post
abortus atau post partum.
4. Tirah baring dan analgesia merupakan terapi pendukung yang banyak
manfaatnya.
5. Tindakan bedah: endometritis post partum sering disertai dengan jaringan
plasenta yang tertahan atau obstruksi serviks. Drainase lokia yang
memadai sangat penting. Jaringan plasenta yang tertinggal dikeluarkan
dengan kuretase perlahan-lahan dan hati-hati. Histerektomi dan salpingo
– oofaringektomi bilateral mungkin ditemukan bila klostridia telah
meluas melampaui endometrium dan ditemukan bukti adanya sepsis
sistemik klostridia (syok, hemolisis, gagal ginjal).
Pertanyaan
1) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda - tanda kesulitan
menyusui diberikan pada ...
A. 6-8 jam post partum
B. 6 hari post partum
C. 2 minggu post partum
D. 6 minggu post partum
2) Pengeluaran ASI, dipengaruhi oleh hormon ...
A. Human plasental lactogen
B. Esterogen
C. Progesteron
D. Oksitosin
3) Asuhan yang tepat diberikan pada 6-8 jam post partum adalah ...
A. Mencegah perdarahan oleh karena atonia uteri
B. Pemberian ASI lanjut
C. Pemberian konseling perawatan bayi baru lahir
D. Menilai tanda-tanda infeksi nifas
4) Peran bidan dalam memberikan konseling bagi ibu dan keluarga pada masa nifas mengenai ...
A. Cara melakukan senam hamil
B. Tanda bahaya masa nifas
C. Skrining bayi baru lahir
D. Personal higiene persalinan