Anda di halaman 1dari 10

TUGAS OBSTETRI

RINGKASAN DAN SOAL ANEMIA PADA KEHAMILAN

Nama: ENDANG H SIMAMORA


NIM : P07524419099
Kelas : D-IV/ I-c

1. Pengertian

Anemia pada kehamilan menurunnya kadar hemoglobin kurang dari 11%


dalam darah, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan vital
pada tubuh menjadi berkurang. Anemia dalam kehamilan yang disebabkan
karena kekurangan zat besi,jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah.
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia
atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan
dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.
Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18% dan
haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak
kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan
36 minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan.
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.

2. Etiologi

1. Kurang gizi / malnutrisi


2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsopsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu,haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti: TBC, paru,cacing usus, malaria dan
lain-lain

3. Klasifikasi

i. Anemia defisiensi zat besi

Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam


darah.pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil,tidak
hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.

Metode pengobatan:
a. Pengobatan oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero
sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat
60mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr%/bulan.saat
ini program nasional menganjurkan kombinasi 60mg besi dan 50
nanogram asam folat untuk profilaksis anemia.

b. Pengobatan melalui suntikan baru diperlukan apabila penderita tidak


tahan akan zat besi per oral,dan adanya gangguan penyerapan, untuk
penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua. Untuk
menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
anamnesa.Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing,mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih
hebat pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb
dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sachli,dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III.

Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Hb 11 gr% : Tidak anemia


2. Hb 9 – 10 gr% : Anemia ringan
3. Hb 7 – 8 gr% : Anemia sedang
4. Hb < 7 gr% : Anemia berat

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800
mg.Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
plasenta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan masa haemoglobin
maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan diekskresikan lewat usus,
urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan
sekitar 8- 10 mg zat besi.

ii. Anemia Megaloblastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik,


jarang sekali karena kekurangan vitamin B 12.

Metode pengobatan :

a. Asam folik 15 -30 mg /hari


b. Vitamin B12 3×1 tablet/hari
c. Sulfas ferosus 3×1 tablet/hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan peroral hasilnya
lamban sehingga dapat diberikan tranfusi darah.
iii. Anemia Hipoplastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang untuk


membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnosis diperlukan
pemeriksaan- pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap,
pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi. Cara
pengobatannya adalah dengan transfusi darah.

iv. Anemia Hemolitik

Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel


darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah
anemia dengan kelainan – kelainan gambaran darah, kelemahan, serta
gejala kompliksai bila terjadi kelainan pada organ vital. Pengobatannya
tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila
disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-
obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan,hal ini
tidak member hasil.Sehingga tranfusi darah berulang dapat membantu
penderita ini.

Berdasarkan pemeriksaan hemoglobin:


o Anemia ringan : Hb 9,00-10,00 gr%
o Anemia sedang : Hb 7,00-8,00 gr%
o Anemia berat : Hb < 7,00 gr%

4. Tanda dan gejala

o Mengeluh cepat lelah


o Sering pusing
o Mata berkunang- kunan
o Malaise
o Lidah luka
o Nafsu makan berkurang
o Konsentrasi hilang
o Nafas pendek (pada anemia parah)
o Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda

5. Komplikasi

1) Kehamilan
 Perdarahan Antepartum
 Gangguan pertumbuhan janin pada rahim
 Asfiksia Intrapartum
 Gestosis dan mudah terkena infeksi
 Dekompensasi kordis hingga kematian ibu
2) Persalinan
 Gangguan his primer dan sekunder
 Janin lahir dengan anemia
 Gangguan proses persalinan
 Kelahiran bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
 Kelahiran premature
 Mortalitas perinatal
3) Nifas
 Subinvolusio uteri
 Infeksi puerpuralis
 ASI berkurang
 Infeksi mammae
 Anemia lanjut

6. Diagnosis

1. Anamnesa

Melihat tanda dan gejala pada ibu hamil

2. Pemeriksaan fisik

a. Takikardi , mekanisme kompensasi untuk meningkatkann aliran darah


dan pengangkutan oksigen ke organ utama
b. Pucat pada mukosa bibir dan faring, telapak tangan kasar dan kuku juga
konjungtiva mata
c. Ikterus (pada anemia hemolitik)
d. Kardiomegali,detak jantung abnormal , hepatomegali, splenomegali.

3. Pemeriksaan penunjang

Melakukan pemeriksaan sel darah merah secara lengkap

7. Edukasi dalam Kebidanan

Tindakan bidan untuk mencegah anemia pada kehamilan:

 Pemeriksaan kadar Hb pada setiap trimester


 Pemberian suplemen zat besi (Fe) pada ibu hamil
 Menganjurkan ibu hamil untuk mengkonsusmi makanan yang
mengandung zat besi, seperti: hati, daging, telur , buah dan sayuran
hijau.
 Menganjurkan ibu hamil untuk menjaga kebersihan pribadi dan
lingkungan
 Kontrol penyakit infeksi pada ibu hamil
 Menganjurkan ibu untuk mengurangi mengkonsumsi makanan yang
dapat menghambat penyerapan zat besi
 Menganjurkan ibu hamil untuk menjaga asupuan zat besi yang dia
konsumsi
 Mengatur jarak kelahiran bayi.

SOAL
1. Anemia yang paling sering terjadi pada ibu hamil adalah …..
a. Anemia kekurangan besi
b. Anemia megaloblastik
c. Anemia hemolitik
d. Anemia sel sabit
e. Semua salah

2. Seorang wanita G5 P4 A0 H datang ke BPM dengan keluhan sering merasa


pusing, cepat lelah, mata berkunang-kunang apalagi ketika bangun dari duduk
nafsu makan berkurang. Hasil pemeriksaan TD 90/60 mmHg, N 85 x/I, nafas
25 x/I, conjungtiva terlihat pucat. TFU 3 jari di atas pusat. Hasil pemeriksaan
lab HB 9 gr %.
Apakah diagnose yang paling tepat pada kasus di atas…

a. Ibu hamil dengan anemia ringan


b. Ibu hamil dengan anemia sedang
c. Ibu hamil dengan anemia berat
d. Ibu hamil dengan pre eklamsia ringan
e. Ibu hamil dengan pre eklamsia berat

3. Seorang perempuan G5 P4 A0 H4 datang ke BPM dengan keluhan sering


merasa pusing, cepat lelah, mata berkunang-kunang apalagi ketika bangun dari
duduk dan nafsu makan berkurang. Hasil pemriksaan TD 90/60 mmHg, nadi 85
x/I, nafas 25 x/I, conjungtiva terlihat pucat. TFU 3 jari di atas pusat. Hasil lab
Hb 9 gr %.
Apakah penatalaksanaan yang paling tepat pada kasus diatas…

a. Memberikan ibu tablet Fe dengan dosis 1x1


b. Menganjurkan ibu agar lebih sering melakukan ANC
c. Menganjurkan ibu agar mengkomsumsi tomat
d. Menganjurkan ibu untuk menguarangi aktifitasnya
e. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang gizi yang baik

4. Anemia pada kehamilan adalah …..


a. Kadar Hemoglobin (Hb) lebih dari 12 gr%
b. Kadar Hemoglobin (Hb) kurang dari 11 gr%
c. Kadar Hemoglobin (Hb) kurang dari 12 gr%
d. Kadar Hemaglobin (Hb) lebih dari 14 gr%
e. Kadar Hemaglobin (Hb) lebih dari 15 gr%

5. Kapan ibu hamil memeriksakan Hemoglobin (Hb) …..


a. Trimester I dan Trimester III
b. Trimester II
c. Trimester I, Trimester II, dan Trimester III
d. Trimester II, III
e. Setelah melahirkan
Komplikasi Nifas dan penatalaksanaannya
Masa nifas (puerpurium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
kira-kira 6 minggu. (Prawirohardjo, 2002).
Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu. Selama masa
ini, saluran reproduktif anatomi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (Obstetri
William).
Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas 6-8 minggu.
(Sinopsis Obstetri).
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu
terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24
jam pertama setelah melahirkan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa
nifas. Selama ini perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun
dengan meningkatnya persediaan darah dan system rujukan, maka infeksi menjadi lebih
menonjol sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu.

Komplikasi
Komplikasi yang potensial dari endometritis adalah sebagai berikut:
a. Luka infeksi
Infeksi luka biasanya terjadi pada hari kelima pasca operasi sebagai demam menetap
meskipun pasien mendapat terapi antimikroba yang adekuat. Biasanya dijumpai
eritema, indurasi, dan drainase insisi
b. Karena peritonitis
Peritonitis pasca sesar mirip dengan peritonitis bedah, kecuali rigiditas abdomen
biasanya tidak terlalu mencolok karena peregangan abdomen yang berkaitan dengan
kehamilan. Nyeri mungkin hebat. Jika infeksi berawal di uterus dan meluas hanya ke
peritonium di dekatnya (peritonitis panggul),terapi biasanya medis. Sebaliknya
peritonitis abdomen generalisata akibat cedera usus atau nekrosis insisi uterus,
sebaiknya diterapi secara bedah .
c. Parametrial phlegmon
Pada sebagian wanita yang mengalami metritis setelah sesar, terjadi selulitis
parametrium yang intensif. Hal ini menyebabkan terbentuknya daerah indursi yang
disebut flegmon, di dalam lembar-lembar ligamentum latum (parametria)atau
dibawah lipatan kandung kemih yang berada di atas insisi uterus. Selulitis ini
umumnya unilateral dan dapat meluas ke lateral ke dinding samping panggul. Infeksi
ini harus dipertimbangkan jika demam menetap setelah 72 jam meskipun pasien
sudah mendapat terapi untuk endomiometritis pasca sesar.
1. Panggul abses
Flegmon parametrium dapat mengalami supurasi, membentuk abses
ligamentum latum yang fluktuatif. Jika abses ini pecah, dapat timbul
peritonitis yang mengancam nyawa. Dapat dilakukan drainase abses dengan
menggunakan tuntunan computed tomography, kolpotami, atau melalui
abdomen, bergantung 5pada lokasi abses.
2. Abses subfasia dan Terbukanya jaringan parut uterus
Kompilkasi serius endometritis pada wanita yang melahirkan sesar adalah
terbukanya insisi akibat infeksi nekrosis disertai perluasan ke dalam ruang
subfasia di sekitar dan akhirnya pemisahan insisi fasia . Hal ini bermanifestasi
sebagai drainase subfasia pada wanita dengan demam lama. Di perlukan
eksplorasi bedah dan pengangkatan uterus yang terinfeksi.
3. Septik panggul thrombophlebitis
Di dahului oleh infeksi bakteri di tempat implantasi plasenta atau insisi uterus.
Infeksi dapat meluas di sepanjang rute vena dan mungkin mengenai vena-vena
di ovarium.

Penatalaksanaan:
1. Antibiotika ditambah drainase yang memadai merupakan pojok sasaran
terapi. Evaluasi klinis dari organisme yang terlihat pada pewarnaan gram,
seperti juga pengetahuan bakteri yang diisolasi dari infeksi serupa
sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi antibiotik.
2. Cairan intravena dan elektrolit merupakan terapi pengganti untuk
dehidrasi ditambah terapi pemeliharaan untuk pasien-pasien yang tidak
mampu mentoleransi makanan lewat mulut. Secepat mungkin pasien
diberikan diit per oral untuk memberikan nutrisi yang memadai.
3. Pengganti darah dapat diindikasikan untuk anemia berat dengan post
abortus atau post partum.
4. Tirah baring dan analgesia merupakan terapi pendukung yang banyak
manfaatnya.
5. Tindakan bedah: endometritis post partum sering disertai dengan jaringan
plasenta yang tertahan atau obstruksi serviks. Drainase lokia yang
memadai sangat penting. Jaringan plasenta yang tertinggal dikeluarkan
dengan kuretase perlahan-lahan dan hati-hati. Histerektomi dan salpingo
– oofaringektomi bilateral mungkin ditemukan bila klostridia telah
meluas melampaui endometrium dan ditemukan bukti adanya sepsis
sistemik klostridia (syok, hemolisis, gagal ginjal).
Pertanyaan

1) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda - tanda kesulitan
menyusui diberikan pada ...
A. 6-8 jam post partum
B. 6 hari post partum
C. 2 minggu post partum
D. 6 minggu post partum
2) Pengeluaran ASI, dipengaruhi oleh hormon ...
A. Human plasental lactogen
B. Esterogen
C. Progesteron
D. Oksitosin
3) Asuhan yang tepat diberikan pada 6-8 jam post partum adalah ...
A. Mencegah perdarahan oleh karena atonia uteri
B. Pemberian ASI lanjut
C. Pemberian konseling perawatan bayi baru lahir
D. Menilai tanda-tanda infeksi nifas
4) Peran bidan dalam memberikan konseling bagi ibu dan keluarga pada masa nifas mengenai ...
A. Cara melakukan senam hamil
B. Tanda bahaya masa nifas
C. Skrining bayi baru lahir
D. Personal higiene persalinan

5. Tahapan masa nifas terbagi dalam …


A. 2 tahap
B. 3 tahap
C. 4 tahap
D. 5 tahap

Anda mungkin juga menyukai