Anda di halaman 1dari 17

GIZI DAN DIET

TENTANG ANEMIA
KEPADA IBU HAMIL
NAMA KELOMPOK 9:
1. NASYAILA ALFATHIA
2. DESTA KUMALA DEWI
3. KETUT
A. Pengertian Anemia Dalam Kehamilan

Anemia pada wanita hamil jika kadar hemoglobin atau


darah merahnya kurang dari 10,00 gr%. Penyakit ini disebut
anemia berat. Jika hemoglobin < 6,00 gr% disebut anemia
gravis. Jumlah hemoglobin wanita hamil adalah 12,00-15,00 gr
% dan hematokrit adalah 35,00-45,00% (Mellyna, 2005).
Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 – 15
gr % dan hematokrit 35-54 %, angka – angka tersebut juga
berlaku untuk wanita hamil, terutama wanita yang mendapat
pengawasan selama hamil.
B. Epidemiologi Anemia
Frekuensi timbulnya anemia dalam kehamilan
tergantung pada suplementasi besi. Taylor dkk
melaporkan rata-rata kadar hemoglobin sebesar
12,7 g/dl pada wanita yang mengkonsumsi
suplemen besi sementara rata-rata hemoglobin
sebesar 11,2 g/dl pada wanita yang tidak
mengkonsumsi suplemen
Karakter Trias Epidemiologi
1. Host
Faktor host (pejamu) dalam kasus
anemia pada ibu hamil adalah ibu hamil
yang terdiri dari:
• Umur
• Krlompok etnik
• Keaddaan fisiologis
• Imunologis
• Kebiasaan
• Sosial ekonomis
• Faktor kandungan dan kondisi/ riwayat
kesehatan
2. Agen
Agens atau sumber penyakit pada anemia ibu
hamil diantaranya yaitu:
• Unsur gizi
• Kimia dari dalam dan luar
• Faktor faali/ fisiologis

3. Lingkungan
Kondisi sosial berupa dukungan dari
keluarga dan komunitas akan
mempengaruhi kejadian anemia pada ibu
hamil.
C. Patogenesa Anemia Pada Kehamilan
Hal ini diawali dengan terjadinya interaksi antara host, agent,
dan lingkungan. Perjalanan penyakit dimulai dengan
terpaparnya host yang rentan (fase suseptibel) oleh agen
penyebab. Sumber penyakit (agens) pada anemia ibu hamil
diantaranya dapat berupa unsur gizi dan faktor fisiologis. Pada
saat hamil, ibu sebagai penjamu (host). Dari faktor faal atau
fisiologis, kehamilan menyebabkan terjadinya peningkatan
volume plasma sekitar 30%, eritrosit meningkat sebesar 18%
dan 10
hemoglobin bertambah 19%. Peningkatan tersebut terjadi mulai
minggu ke-10 kehamilan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat
bahwa bertambahnya volume plasma lebih besar daripada sel
darah (hipervolemia) sehingga terjadi pengenceran darah.
Hemoglobin menurun pada pertengahan kehamilan dan
meningkat kembali pada akhir kehamilan
Namun, pada trimester 3 zat besi dibutuhkan janin
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta
persediaan setelah lahir. Hal inilah yang
menyebabkan ibu hamil lebih mudah terpapar oleh
agen sehingga berisiko terjadinya anemia.
Sedangkan, dari unsur gizi ibu hamil dihubungkan
dengan kebutuhan akan zat besi (Fe), asam folat,
dan vitamin B12. Keluhan mual muntah pada ibu
hamil trimester 1 dapat mengurangi ketersediaan zat
besi pada tubuh ibu hamil. Dan kebutuhan zat besi
pada ibu hamil trimester 3 untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin juga membuat kebutuhan zat
besi pada ibu hamil semakin besar. Padahal, zat besi
dibutuhkan untuk meningkatkan sintesis hemoglobin.
D. Pencegahan Dan Peran Perawat Dalam
Pencegahan
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi
makanan bergizi seimbangdengan asupan zat besi
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat
besi dapatdiperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi
juga dapat 12.
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti
bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta
kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi
yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh
daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan
olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi
Tahap pencegahan
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan sekunder
3. Pencegahan Tersier
E. Gejala Anemia Dalam Kehamilan

1. Ibu mengeluh cepat lelah, Sering pusing, Mata


berkunang-kunang
2. Nafsu makan turun (anoreksia), mual, muntah
3. Konsentrasi hilang,
4. Nafas pendek (pada anemia parah)
5. Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil
muda. 6. Keletihan, malaise, atau mudah
megantuk
7. Pusing atau kelemahan
8. Sakit kepala
9. Lesi pada mulut dan lidah
10. Kulit pucat
11. Mukosa membrane atau kunjung tiva
pucat
12. Dasar kuku pucat
13. Takikardi
14. perubahan jaringan epitel kuku,
gangguan sistem neurumuskular
15. disphagia dan pembesaran kelenjar
limpa.
F. Etiologi Anemia Dalam Kehamilan

Penyebab anemia pada umumnya adalah


sebagai berikut : a. Kurang gizi (malnutrisi)
seperti zat besi, asam folat, dan B12 b.
Kemampuan perombakan sel darah merah
yang terlalu cepat c. Malabsorpsi d.
Kehilangan darah banyak seperti
persalinan yang lalu, haid dan lain-lain e.
Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru,
cacing usus, malaria
G. Diagnosa Anemia Kehamilan
Penegakan DX pada kehamilan dapat dilakukan
dengan anamnesa, pada anamnesa akan didapatkan
keluhan cepat lelah, sering pusing–pusing, mata
berkunang –kunang, dan muntah lebih sering dan
hebat pada kehamilan muda. Pada pemeriksaan
umum didapatkan tekanan daran ibu rendah jumlah
plasma darah lebih banyak dari eritrosit sehingga
darah ibu lebih encer. Nadi ibu cepat karena kerja
jantung lebih meningkat untuk membawa makanan
dan oksigen keseluruh tubuh serta transportasi ke
dalam rahim, adapun pemeriksaan inspeksi, serta
pemeriksaan lab untuk mengecek hb.
H. Jenis-Jenis Anemia
Banyak faktor – faktor yang mempengaruhi
pembentukan darah adalah sebagai berikut :
1. komponen (bahan) yang berasal dari makanan
2. Sum-sum tulang
3. Kemampuan reabsorpsi usus terhadap bahan
yang diperlukan
4. Umur sel darah merah (eritrosit) terbatas
sekitar 120 hari..
5. Terjadinya perdarahan yang kronik (menahun)
I. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan Dan
Janin
1. Bahaya selama kehamilan
2. Bahaya saat persalinan
3. Bahaya pada saat Nifas
4. Pengaruh Anemia Terhadap Janin
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai