Penyakit kronis merupakan jenis penyakit degeneratif yang berkembang atau bertahan
dalam jangka waktu yang sangat lama, yakni lebih dari enam bulan. Orang yang
menderita penyakit kronis cenderung memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan
cenderung mengembangkan perasaan hopelessness dan helplessness karena berbagai
macam pengobatan tidak dapat membantunya sembuh dari penyakit kronis (Sarafino,
2006). Rasa sakit yang diderita akan mengganggu aktivitasnya sehari-hari, tujuan
dalam hidup, dan kualitas tidurnya (Affleck et al. dalam Sarafino, 2006).
B. Etiologi Penyakit Kronis
Penyakit kronis dapat diderita oleh semua kelompok usia, tingkat sosial ekonomi, dan
budaya. Penyakit kronis cenderung menyebabkan kerusakan yang bersifat permanen
yang memperlihatkan adanya penurunan atau menghilangnya suatu kemampuan untuk
menjalankan berbagai fungsi, terutama muskuloskletal dan organ-organ pengindraan.
F. Pencegahan
Sekarang ini pencegahan penyakit diartikan secara luas. Dalam pencegahan penyakit
dikenal pencegahan primer, sekunder, dan tersier (Djauzi, 2009). Pencegahan primer
merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau 11
mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Secara garis besar, upaya pencegahan ini
dapat berupa pencegahan umum (melalui pendidikan kesehatan dan kebersihan
lingkungan) dan pencegahan khusus (ditujukan kepada orang-orang yang mempunyai
risiko dengan melakukan imunisasi).
G. Penatalaksanaan
Kondisi kronis mempunyai ciri khas dan masalah penatalaksanaan yang berbeda.
Sebagai contoh, banyak penyakit kronis berhubungan dengan gejala seperti nyeri
dan keletihan. Penyakit kronis yang parah dan lanjut dapat menyebabkan
kecacatan sampai tingkat tertentu, yang selanjutnya membatasi partisipasi individu
dalam beraktivitas.
H. Manajemen Diri
Manajemen diri merupakan proses dinamis, interaktif, artinya pasien terlibat aktif
dalam pengontrolan dan manajemen penyakitnya. Manajemen diri merujuk pada
kemampuan individu (pasien) untuk bekerja sama dengan keluarga, komunitas, dan
pemberi pelayanan kesehatan untuk melakukan manajemen gejala penyakit, terapi,
perubahan gaya hidup, dan konsekuensi psikososial, budaya, serta spiritual terkait
dengan kondisi penyakit (Richard & Shea, 2011). Manajemen diri pada pasien dengan
penyakit kronis mencakup perawatan diri, manajemen nutrisi, manajemen stres,
protokol terapi sesuai dengan penyakit dan dukungan sosial.
Tinjauan agama tentang penyakit kronik
Perawatan paliatif yang didefinisikan oleh the National Consensus Project for Quality
Palliative Care (2013) merupakan tujuan akhir dari perawatan paliatif yaitu mencegah
dan mengurangi penderitaan serta memberikan bantuan untuk memperoleh kualitas
kehidupan terbaik bagi pasien dan keluarga mereka tanpa memperhatikan stadium
penyakit atau kebutuhan terapi lainnya. Perawatan paliatif merupakan gabungan dari
sebuah filosofi perawatan dan pengorganisasian sistem yang sangat terstruktur dalam
memberikan pelayanan. Perawatan paliatif memperluas model pengobatan penyakit
tradisional kedalam tujuan peningkatan kualitas hidup pasien dan keluarga,
mengoptimalkan fungsi, membantu membuat keputusan, dan menyiapkan kesempatan
pengembangan pribadi. Dengan demikian, perawatan paliatif dapat diberikan
bersamaan dengan perawatan yang memperpanjang atau mempertahankan kehidupan
atau sebagai fokus pelayanan seperti agama dan budaya.
B. Definisi Spiritualitas
Spiritualitas merupakan suatu kekuatan yang menyatakan intisari seseorang yang
meresap kedalam seluruh kehidupan, serta bermanifestasi pada diri,pemahaman, dan
tindakan seseorang serta keterhubungan dengan diri sendiri,orang lain, alam, dan
Tuhan. Spiritualitas diyakini sebagai sumber harapan dan kekuatan serta merupakan
kebutuhan dasar bagi setiap individu pada setiap individu. Spiritualias memberi
kekuatan yang dapat menyatukan antara individu, memberi makna pada kehidupan dan
mempererat ikatan antar individu.
C. Karakteristik spiritual
Siregar (2015) menyatakan bahwa pemenuhan spiritual harus berdasarkan 4
karakteristik spiritual itu sendiri.
Ada beberapa karakteristik yang dimiliki spiritual, adapaun karakteristik itu antara lain:
A. Pengertian kebudayaan
E. Enkulturasi
• Tahapan-tahapan kehidupan yang hasus disosialisasikan atau pembudayaan ( penanaman
nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya seumur hidup.
F. Aspek Sosial Budaya Penyebab Rendahnya Cakupan Pengobatan
Penyakit Kronik
1. Ekonomi
• Kondisi ekonomi masyarakat cenderung mempengaruhi masyarakat dalam
pemilihan pengobatan. Sulitnya akses menuju puskesmas dan sulitnya transportasi
menyebabkan masyarakat kesulitan untuk mengeluarkan biaya transportasi karena
kemampuan ekonomi yang relatif terbatas. Sementara itu, bagi sebagian kecil
penderita penyakit kronik yang relatif cukup baik dari segi kemampuan ekonomi
cenderung memilih pengobatan ke dokter praktek swasta