Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA PADA KEHAMILAN

Disusun untuk memenuhi tugas stase maternitas

Koordinator : Lisbet Octovia Manalu,S.Kep., Ners, M. Kep


Pembimbing: Lulu Mamlukah R., S. Tr. Keb., MH. Kes

Oleh:
IMAS SITI AISYAH
Kelas E
Profesi Ners

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA PADA KEHAMILAN

A. DEFINISI
Anemia adalah suatu keadaan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan kehamilan.Batas normal dari
kadar Hb dalam darah dapat dilihat pada tabel berikut : Batas normal kadar Hb menurut
unsur dan jenis kelamin

Kelompok Umur Hemoglobin (gr/ dL)


6 – 59 bulan 11,0
Anak 5 – 11 tahun 11,5
12 – 14 tahun 12,0

Wanita > 15 tahun 12,0


Dewasa Wanita hamil 11,0
Laki – laki > 15 tahun 13,0
Anemia merupakan salah satu komplikasi yang paling sering pada kehamilan.Hal
ini terjadi disebabkan penurunan pada kapasitas oksigen yang dibawa oleh sel darah
merah, yang terbaik dikatakan sebagai reduksi pada konsentrasi hemaglobin. Anemia
pada kehamilan menyebabkan kadar hemaglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan
III atau kadar haemoglobin <10,5 gr/dL sampai dengan 11,0 gr/dL.

B. Etiologi
Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah
saat persalinan yang lalu, dan penyakit kronik. Dalam kehamilan penurunan kadar
haemoglobin dijumpai disebabkan oleh karena, dalam kehamilan keperluan zat makanan
bertambah dan terjadinya perubahan- perubahan dalam darah. Penambahan volume
plasma yang relatif lebih besar daripada penambahan massa haemoglobin dan volume
sel darah merah. Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut
hidremia atau hipervolemia.Namun bertambahnya sel-sel darah adalah kurang jika
dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.Di
mana pertambahan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30,0%, sel darah 18,0%, dan
haemoglobin 19,0%. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara
fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita hamil tersebut. Pengenceran ini
meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena
sebagai akibat hipervolemia tersebut, cardiac output juga meningkat. Kerja jantung ini
lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula sehingga
tekanan darah tidak naik.
Selama hamil volume darah meningkat 50,0 % dari 4 ke 6 L, volume plasma
meningkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai hematokrit.
Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi. Kenaikan
volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta.
Ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan plasma dan penambahan eritrosit ke
dalam sirkulasi ibu biasanya memuncak pada trimester kedua.
Pola makan adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan
kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Untuk dapat mencapai
keseimbangan gizi maka setiap orang harus mengkonsumsi minimal 1 jenis bahan
makanan dari tiap golongan bahan makan yaitu karbohidrat, protein hewani dan nabati,
sayuran, buah dan susu. Seringnya ibu hamil mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat yang menghambat penyerapan zat besi seperti kopi dan kalsium.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada triwulan III karena pada masa ini janin
menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama
setelah lahir.

C. Faktor Resiko
1. Faktor umur
Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Umur
seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang
sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun. Kehamilan pada usia < 20 tahun dan diatas
35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan usia < 20 tahun secara
biologis belum optimal emosinya dan cenderung labil, mentalnya belum matang
sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan
kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi selama
kehamilannya. Sedangkan pada usia> 35 tahun terkait dengan kemunduran dan
penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa pada usia ini.
Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh
terhadap kajadian anemia.
2. Konsumsi tablet Fe
Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe mempunyai risiko 2,429
kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe.
Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang
dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari.
Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam
mencegah dan mengulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi
besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang
sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat.14Konsumsi tablet besi
sangat dipengaruhi oleh kesadaran dan kepatuhan ibu hamil. Kesadaran merupakan
pendukung bagi ibu hamil untuk patuh mengkonsumsi tablet Fe dengan baik. Tingkat
kepatuhan yang kurang sangat dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi, inipun besar kemungkinan mendapat pengaruh melalui
tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan. Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi
tidak hanya dipengaruhi oleh kesadaran saja, namun ada beberapa faktor lain yaitu
bentuk tablet, warna, rasa dan efek samping seperti mual dan konstipasi.
3. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup
maupun lahir mati.Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko mengalami
anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi.
Karena selama hamil zat – zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang
dikandungnya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil, ibu hamil dengan paritas tinggi
mempunyai risiko 1,454 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang
paritas rendah.
4. Jarak kelahiran
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia.Hal ini
dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi belum
optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung. Jarak kelahiran
mempunyai risiko 1,146 kali lebih besar terhadap kejadian anemia.

D.  PATOFISIOLOGI

Perubahan hematologik sehubungan dengan kehamilan adalah karena perubahan


sirkulasi yang semakin naik terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara.Volume
plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan dan maksimum terjadi
pada bulan ke-9.Selama kehamilan kebutuhan terhadap zat besi meningkat sekitar 800-
1000 mg untuk mencukupi kebutuhan peningkatan sel darah merah. Sel darah merah
membutuhkan 300-400mg zat besi dan sampai puncak pada usia kehamilan 32 minggu,
janin membutuhkan zat besi sekitar 100-200 mg.11 Absorbsi zat besi dan gangguan
percernaan boleh menyebabkan seseorang mengalami anemia defisiensi besi. Walaupun
zat besi di dalam tubuh mencukupi dan zat besi yang adekuat tetapi apabila pasien
mengalami gangguan pencernaan maka zat besi tersebut tidak boleh diabsorbsi dan
dipergunakan oleh tubuh.

Berkembangnya anemia dapat melalui empat tingkatan yang berkaitan dengan


ketidak normalan indikator hematologis tertentu. Tingkatan pertama disebut dengan
kurang besi laten yaitu suatu keadaan dimana banyaknya cadangan besi yang
berkurang di bawah kadar normal namun besi di dalam sel darah merah dari jaringan
tetap masih dalam kadar normal. Tingkatan kedua disebut anemia kurang besi dini yaitu
penurunan besi cadangan terus berlangsung sampai atau hampir habis tetapi besi di
dalam sel darah merah dan jaringan belum berkurang. Tingkatan ketiga disebut
dengan anemia kurang besi lanjut yaitu besi di dalam sel darah sudah mengalami
penurunan namun besi dan jaringan belum berkurang.Tingkatan keempat disebut
dengan kurang besi dalam jaringan yaitu besi dalam jaringan sudah berkurang atau
tidak ada sama sekali
E. GEJALA KLINIS

Keluhan biasa yang dialami oleh ibu hamil pada waktu kehamilan adalah badan
terasa lemah, muka pucat, mudah pingsan, dengan tekanan darah dalam batas normal,
perlu dicurigai anemia defesiensi besi. Apabila terjadi anemia kerja jantung akan
menjadi lebih cepat untuk menyampaikan oksigen ke semua organ tubuh, akibatnya
penderita sering berdebar dan jantung cepat lelah. Gejala lain yang dapat dilihat adalah
lemas, cepat lelah, letih, mata berkunang- kunang dan kuku kelihatan pucat. Penderita
juga boleh mengalami gangguan pencernaan dan kehilangan nafsu makan. Palpitasi,
dispnea, pusing, dan pada kasus yang berat juga boleh menyebabkan gagal jantung
kongestif.

F. Diagnosis

Pengambilan anamnesis yang baik dan pemeriksaan yang baik adalah penting
untuk identifikasi sebab anemia. Tetapi sesungguhnya pasien yang kronik harus diobati
dengan segera untuk mencegah kematian. Aturan utama adalah untuk menentukan
penyebab anemia sebelum memulai pengobatan.

a) Anamnesis

Pengambilan anamnesis yang baik termasuk diet, ginekologi, kebidanan, obat dan latar
belakang sosial harus diambil.Anemia gizi adalah umum di negara berkembang,
penyelidikan yang rinci ke orang tersebut dan diet dan kebiasaan makan harus dilakukan.
Pengetahuan tentang kebiasaan makan dan makanan akan diperlukan untuk merencanakan
cara untuk mencegah terjadinya kembali anemia kembali setelah orang yang
bertanggungjawab untuk menjaga kondisi pasien tersebut. Hal ini juga penting untuk
menanyakan secara rinci tentang durasi dan gejala anemia (jika ada), gejala dekompensasi
dan kemungkinan faktor predisposisi. Gejala spesifik lain seperti lidah yang menyakitkan,
perubahan pada warna kuku dan parasthesias juga boleh dijumpai. Riwayat perdarahan
postpartum, aborsi, dan konsumsi obat harus dicari.

Seringkali, durasi anemia dapat dibentuk dengan mendapatkan riwayat pemeriksaan darah
sebelumnya dan, jika perlu menayakan catatan dan rekodnya. Demikian pula, penolakan
sebagai donor darah atau resep sebelumnya hematinik memberikan petunjuk bahawa
anemia telah terdeteksi sebelum ini.

Mendapatkan riwayat keluarga pasien tidak hanya untuk penyakit anemia tetapi juga
untuk choleithiasis, ikterus, spenektomi, gangguan perdarahan dan Hb yang abnormal.
Mendokumentasikan pekerjaan pasien, hobi, perawatan medis sebelum, obat dan
pendedahan kepada agent yang berpotensi bahaya di rumah. Pasien juga perlu ditanya
riwayat kehilangan darah seperti aborsi dan kehilangan menstruasi. Perkiraan kehilangan
menstruasi tidak akurat jika permintaan rutin tidak dibuat. Perubahan kebiasaan buang air
besar dapat berguna dalam mengungkap neoplasma usus besar, menyulitkan penghitungan
kehilangan darah hemoroid. Mengambil latar belakang tentang GI yang mungkin
menyarankan gastritis, tukang lambung, hernia hiatus atau diverticula. Warna urin yang
abnormal dapat terjadi pada penyakit ginjal dan hati pada anemia hemolitik.

Sebuah riwayat diet menyeluruh penting untuk pasien yang mengalami anemia.Sebuah
deskripsi makanan setiap sajian sepanjang hari. Anggota keluarga dekat harus berpatisipasi
kerana pasien tidak akanberkata benar pada dokter karena malu mengenai keanehan diet
atau pembatasan keuangnya. Pasien dengan defisiensi besi sering mengunyah atau
menghisap es (pagophagia) akan mengeluh disfagia, kuku rapuh, impotensi relatif,
kelelahan, dan kram di betis sewaktu menaiki tangga.

Kekurangan vitamin B-12 menyebabkan rambut beruban cepat, sensasi terbakar di lidah,
proprioception yang umum.Parasthesia atau sensasi yang abnormal yang digambarkan
sebagai nyeri juga terjadi pada anemia pernisiosa.Jika terdapat riwayat demam, karena
infeksi, neoplasma dan penyakit pembuluh darah kolagen dapat menyebabkan anemia.
Demikian pula, terjadinya purpura, ekimosis dan petechiae menyarankan terjadinya baik
trombositopenia atau gangguan perdarahan lain. Ini mungkin merupakan indikasi baik
bahwa lebih dari satu tulang sum-sum sulalat terlibat atau yang koagulopati merupakan
penyebab anemia karena perdarahan.Mencari ada atau tidak adanya gejala yang
menunjukkan penyakit yang mendasari seperti jantung, hati dan penyakit ginjal. Secara
ringkas anamnesis harus merangkum dari semua aspek yang mungkin menjadi penyebab
anemia dan komplikasinya.
b) Pemeriksaan

Pemeriksaan fundus optik dengan berhati-hati tetapi tidak dengan melepaskan konjungtiva
dan sklera, yang menunjukkan pucat, ikterus, perdarahan sempalan dan petechiae.Tanda-
tanda koma di pembuluh konjungtiva, atau telangiectasia yang dapat membantu dalam
pemeriksaan selanjutnya.Melakukan pemeriksaan sistematis untuk pembesaran teraba
kelenjar getah bening untuk bukti infeksi atau neoplasia.Edema bilateral berguna dalam
mengungkapkan jantung yang mendasarinya, ginjal atau penyakit hati, sedangkan edema
unilateral mungkin menandakan obstruksi limfatif akibat keganasan yang tidak dapat
diamati atau teraba.Secara hati-hati mencari hepatomegali dan splenomegali, tidaknya
mereka adalah penting seperti ukuran, kelembutan, ketegasan dan kehadiran atau tidak
adanya nodul.Pada pasien dengan gangguan kronis organ-organ ini tegas, tidak nyeri
tekan, dan nonnodular.Pada pasien dengan karsinoma, mereka mungkin sulit dan
nodular.Pasien dengan infeksi akut biasanya memiliki organ lembut dengan jelas lebih
lembut. Pemeriksaan dubur dan panggul tidak dapat diabaikan, karena tumor atau infeksi
organ-organ ini dapat menjadi penyebab anemia.19 Pemeriksaan neurologis harus meliputi
tes sensasi posisi dan rasa getaran, pemeriksaan saraf kranial, dan pengujian untuk reflex
tendon. Jantung tidak boleh diabaikan, karena pembesaran dapat memberikan bukti durasi
dan tingkat keparahan anemia, dan murmur mungkin bukti pertama dari endocarditis
bakteri yang boleh menjelaskan sebab anemia.Investigasi untuk anemia yang umum dan
khusus. Sebuah penghitungan darah lengkap diperlukan sebagai bagian dari penyelidikan
umum dan termasuk kadar hemoglobin, volume sel yang dipadat, sel darah putih dan
trombosit. Indeks sel darah merah termasuk rata-rata volume corpuscular (MCV),
corpuscular hemoglobin (MCH) dan konsentrasi hemoglobin corpuscular (MCHC).
Indeks ini akan mengklasifikasikan anemia dalam mikrosik (MCV <80fL),
makrostik (MCV > 100fL) dan normositik (MCV80-100fL), hipokromik atau
normokromik (MCH dan MCHC). Pap darah perifer dan jumlah retikulosit memberikan
informasi tentang morfologi sel merah, variasi, ukuran, bentuk, dan jumlah retikulosit
memberikan informasi tentang respon sumsum. Di hadapan anemia retikulosit yang
menghitung kurang dari 2-3 kali yang normal menunjukkan tidak memadai respon sumsum
tulang. Jumlah neutrophil tinggi dapat menyarankan infeksi pap perifer dan yang
mengungkapkan pansitopenia adalah sugestif dari kegagalan sumsum.Kotoran juga harus
diperiksa untuk warna, konsistensi, darah samar, ova dan parasite. Test spesefik biasanya
dilakukan oleh pasien yang disuspek anemia. Biasanya di tropika biasanya dijumpai
malaria dan juga merupakan penyebab anemia pada kehamilan.

G.   Penatalaksanaan

Tujuan dari pengobatan anemia pada kehamilan adalah untuk mempertahankan


kesejahteraan, mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab yang mendasari anemia
pada waktu yang sesingkat mungkin. Justeru itu, hal ini dapat meningkatakan kualitas
hidup pasien dan kelangsungan hidup. Hal ini sangat penting untuk menentukan anemia
yang sangat parah dan kehilangan darah akut membutuhkan segera transfus sel darah
merah secepat mungkin apabila sampel darah yang diperlukan telah dikumpulkan. Pada
umumnya, pengelolaan anemia pada wanita hamil tergantung pada durasi kehamilan,
keparahan anemia dankomplikas (obsetri medis atau keduanya).Pasien anemia ringan dan
sedang pada kehamilan akibat daripada kekurangan zat besi harus hati-hati dinilai untuk
penyebab dan pasien ditempatkan pada terapi besi selain pengobatan etiloginya.Besi oral
lebih baik diberikan berbanding besi parenteral sebagai lawan besi oral. Ferrous sulfat
(200mg per tablet mengandung 67mg besi elemental) adalah cara termurah dan terbaik
diserap dalam bentuk besi. Glutamat besi (300mg per tablet mengandung 37mg besi
elemental) dan fumarate juga dapat digunakan dimana besi sulfat tidak ditoleransi.Dosis
optimal 120-200mg sehari unsur besi dalam dosis terbagi besi oral harus diberikan
cukup lama untuk memperbaiki anemia dan untuk mengisi besi dalam badan, yang
biasanya berarti minimal 6 bulan.Kadar hemaglobin harus naik pada tingkat sekitar 2gr /
dl setiap minggu. Efek samping dari besi oral termasuk gejala gastrointestinal seperti
diare, mual, sembelit dan sakit perut.21 Besi parenteral dapat diindikasikan dalam
kasus-kasus efek samping yang buruk dan malabsorpsi zat besi oral.Dalam situasi besi
parenteral seperti dekstran besi atau sorbitol dapat diberikan melalui intravena atau
intramuskular. Response hematologik besi parenteral tidak lebih cepat dari dosis cukup
zat besi oral tetapi penyetoran di badan diisi ulang lebih cepat. Ferri hidroksida- sukrose
adalah bentuk paling aman dan dikelola oleh injeksi intravena lambat atau infus biasanya
200mg di setiap infus. Iron dekstran dapat diberikan sebagai injeksi lambat atau infus
dalam dosis kecil atau sebagai infus total diberikan dalam satu hari.22
Total infus intravena besi dengan dekstran besi pada kehamilan (50mg zat besi per ml).
Dosis (mL) = 0,0442 (Hb diinginkan – Hb diamati) x Bersandar berat badan (45,5 kg + 2,3
kg untuk setiap inci dari ketinggian pasien lebih dari 5 kaki) + (0,26 x BBLR ) + 1g.
Total dosis dekstran besi ditambahkan ke 500 ml saline normal dan diresapi selama 4 jam.
Kelemahan utama dari besi parenteral adalah anafilaksis yang dapat terjadi dalam waktu 30
menit dari mulai infus dan mungkin terbukti fatal. Terapi besi intramuscular dapat
diberikan sebagai sorbitol besi. Suntikan harus diberikan jauh ke dalam otot gluteal.
Kekurangan zat besi intramuscular termasuk rasa sakit dan pewarnaan kulit di tempat
suntikan, myalgia, arthralgia dan injeksi abses. Anemia berat atau sangat parah
memerlukan rawat inap segera dan manajemen gagal jantung dan tranfusi sel harus
dikemas.Setelah darurat berjaya dihindari, penggantian besi seperti dalam ringan sampai
anemia sedang. Pengobatan anemia defesiensi folat adalah dengan 5mg asam folat setiap
hari selama 4 bulan dan biasnya diberikan selam waktu kehamilan. Kekurangan vitamin
B12 jarang terjadi pada kehamilan dan diperlakukan dengan suntikan intramuscular
hydroxocobalmin 1000ug. Dosis awal adalah 6 suntikan lebih 2-3 minggu 100UG setiap 3
bulan. Erythropoietin yang bermanfaat pada pasien dengan penekanan sumsum. 100-
200U/Kg sebanyak 3 kali seminggu sampai normalisasi sel merah dan kemudian sekali
seminggu untuk mempertahankan haemoglobin sekitar 12gr/dl.

H. Pencegahan

Sekitar 1g besi diperlukan selama kehamilan normal. Hingga 600 mg besi


diperlukan untuk peningkatan massa sel darah merah ibu, dan 300mg lebih lanjut untuk
janin. Persyaratan ini melebihi cadangan besi dari kebanyakan wanita muda dan sering
tidak dapat dipenuhi oleh diet.Oleh karena itu, beberapa wanita menghindari menipisnya
cadangan zat besi pada akhir kehamilan. Kebutuhan folat meningkat sekitar dua kali lipat
pada kehamilan (800ug/ hari vs 400ug/hari karena transfer folat untuk pertumbuhan janin
dan jika diet tidak cukup, dapat melebihi penyetoran folat di tubuh (5-10mg). Untuk
mencegah anemia pada kehamilan adalah skrining rutin untuk anemia pada remaja.
Pendidikan tentang gizi makanan yang kaya dengan zat besi seperti daging, hati,
sayuran daun hijau, kacang-kacangan dan folat seperti hati, telur kuning dan sayur-
sayuran. Di daerah yang endemisitas malaria tinggi, terapi profilaksis intermiten dengan
pyrimethaminesulphodoxine untuk malari juga harus diberikan pada 16-17 minggu dan
4 minggu kemudian dosis ketiga diberikan untuk infeksi HIV.

I. Komplikasi
Anemia defisiensi besipada wanita hamil sangat berkaitan dengan angka kematian
ibu. Anemia pada wanita hamil patut berjaga-jaga. Komplikasi yang dialami wanita
yang sedang hamil boleh berakibat fatal, baik pada ibu maupun janinnya. Anemia pada
wanita hamil boleh mengakibatkan pertumbuhan bayi yang terhambat, kelahiran bayi
secara prematur, bayi menjadi lebih senang terserang infeksi sewaktu lahir dan bayi
boleh mati dalam kandungan jika anemianya parah.

J. Prognosis

Prognosis anemia kekurangan besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan
anak jika persalinan berlaku seperti normal tanpa banyak perdarahan atau komplikasi
lain. Morbiditas dan mortalitas wanita hamil meningkat dalam anemia berat. Penampakan
anemia infantum pada beberapa bulan kemudian berlaku dengan cadangan besi kurang,
walaupun bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita anemia defisiensi besi tidak
mempaparkan haemoglobin (Hb) yang rendah.

K. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengakajian

a) identitas Klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan,
agama, Tanggal Pengkajian.

b) Keluhan Utama biasanya ditemukan keluhan cepat lelah, sering pusing dan mata
berkunang-kunang.

c) Riwayat kesehatan

1). Riwayat kesehatan dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan riwayat kehamilan yang berdekatan, dan riwayat penyakit-
penyakit tertentu seperti infeksi yang dapat memungkinkan terjadinya anemia.
2) . Riwayat kehamilan dan persalinan Biasanya ditemukan kehamilan pada usia muda, dan
kehamilan yang berdekatan.

d). Pola Aktivitas Sehari-hari

1). Pola makan ditemukan ibu kurang mengkonsumsi makanan yang kaya

nutrisi seperti sayuran berdaun hijau, daging merah dan tidak

mengkonsumsi tablet Fe.

2). Pola aktivitas/istirahat biasanya pada ibu hamil yang menderita anemia

mudah kelelahan, keletihan, malaise, sehingga kebutuhan untuk tidur dan

istirahat lebih banyak.

e). Pemeriksaan Fisik

1) Kadaan Umum : Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun,

nadi menurun, pernapasan lambat.

2) Kepala. Rambut biasanya rontok dan terdapat bintik hitam diwajah.

3) Mata biasanya konjungtiva anemis dan skelera tidak ikterik.

4) Mulut biasanya bibirnya pucat dan membran mukosa kering.

5). Abdomen:

Inspeksi: pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan

Palpasi: tidak teraba jelas bagian janinnya.

Auskultrasi: denyut jantung janin antara 120-130 kali/menit

6). Ekstremitas CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada oedema, dan akral biasanya
dingin.

f). Pemeriksaan Laboraturium Pemeriksaan labor dasar Hb


Biasanya Hb pada trimester pertama dan ke tiga kurang dari 11 g/dl dan pada trimester dua
<10,5 g/dl Hematokrit : <37% (normal 37-41%) Eritrosit : <2.8 juta/mm3 (normal 4,2-5,4
juta/mm3) Trombosit : <200.000 (normal 200.000 – 400.000/mel)

2. Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul

1. Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kewaspadaan


perdarahan.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubunga dengan kurang


asupan makanan

4. Mual berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak

5. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan).

6. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin

7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

3.  Perencanaan Keperawatan 

DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Risiko perdarahan Setelah dilakukan asuhan Pencegahan perdarahan :
. berhubungan dengan keperawatan selama
a.Monitor tanda dan gejalah
kurang pengetahuan ……..diharapkan , pasien mampu
perdarahan.
tentang kewaspadaan mengatasi resiko kehilangan darah
perdarahan. dengan criteria hasil: b.Lindungi pasiendari trauma yang
dapat menyebabkan perdarahan.
a. Tidak ada kehilangan darah
yang terlihat. c.Hindari mengangkat benda berat.

b. Tidak ada distensi abdomen. d.Instruksikan pasien untuk


meningkatkan makanan yang kaya
c.Tidak ada perdarahan
pervagina. vitamin K.

d.Tidak ada penurunan tekanan e.Cegah konstipasi (misalnya,


darah sistolik. memotivasi untuk meningkatkan
asupan cairan dan mengkonsumsi
e.Tidak ada penurunan tekanan
pelunak feses) jika diperlukan.
darah diastolik .
f. Instruksikan pasien dan keluarga
f.Tidak ada kehilangan panas
untuk memonitor tanda-tanda
tubuh .
pendarahan dan mengambil
g.Tidak ada penurunan tindakan yang tepat jika terjadi
Hemoglobin (Hb) perdarahan (misalnya melapor

h.Tidak ada penurunan kepada perawat) .


Hematokrit (Ht) g. Instruksikan pasien dan keluarga
untuk memonitor tanda perdarahan
dan mengambil tindakan yang
tepat jika terjadi perdarahan
(misalnya, lapor kepada perawat).
2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan Peningkatan Latihan:
. berhubungan dengan keperawatan selama…., pasien
a. Gali hambatan individu terkait
ketidakseimbangan mampu menunjukkan toleransi
latihan fisik (seperti, senam
antara suplai dan terhadap aktivitas dengan kriteria
hamil, dll).
kebutuhan oksigen. hasil:
b. Dukung ungkapan perasaan
a. Frekuennsi nadi saat
mengenai latihan atau kebutuhan
beraktivitas tidak terganggu (80-
untukmelakukan latihan.
100 kali/menit).
c. Dukung individu untuk
b. Tekanan darah sistolik dalam
memulai atau melanjutkan latihan
beraktivitas tidak terganggu (110-
140 mmHg). d. Lakukan latihan bersama
individu, jika diperlukan.
c. Tekanan darah diastolik dalam
beraktivitas tidak terganggu (75- e. Libatkan keluarga/orang yang
85 mmHg). memberikan perawatan dalam
merencanakan dan meningkatkan
d. Frekuensi pernapasan ketika
program latihan.
beraktivitas tidak terganggu (12-
20 kali/menit) f. Instruksikan individu terkait
frekuensi, durasi, dan intensitas
program latihan yang diinginkan

3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan -Manajemen Nutrisi :


. nutrisi kurang dari keperawatan selama…
a.Tentukan jumlah kalori dan
kebutuhan tubuh
diharapkan pasien mampu jenis nutrisi yang dibutuhkan
berhubungan dengan
menunjukkan keseimbangan untuk memenuhi persyaratan gizi
Kurang asupan
nutrisi tidak terganggu dengan
makanan b. Monitor kalori dan asupan
kriteria hasil :
makanan .
- Nafsu Makan, Indikator :
Monitor kecendrungan terjadinya
a.Keinginan untuk makan tidak penurunan dan kenaikan berat
terganggu. badan.

b. Rangsangan untuk makan c.Berikan arahan bila diperlukan.


tidak terganggu.
- Monitor Nutrisi:
- Status Nutrisi, Asupan
a.Timbang berat badan pasien.
makanan & cairan Indikator:
b. Monitor kecendrungan turun
a.Asupan makanan secara oral
dan naiknya berat badan,
tidak terganggu.
c.Identifikasi pertumbuhan berat
b. Asupan cairan secara oral
badan terakhir.
tidak terganggu.
d. Monitor tugor kulit dan
mobilitas.

- Monitor adanya mual muntah:

a.Monitor adanya (warna) pucat,


kemerahan dan jaringan
konjungtiva yang

kering.

b.Lakukan pemeriksaan
laboratorium (Hb, Ht )
4 Mual berhubungan Setelah dilakukan asuhan Manajemen mual :
. dengan rasa keperawatan selama…, pasien
a.Dorong pasien untuk memantau
makan/minuman yang mampu mengontrol
pengalaman diri terhadap mual.
tidak enak
mual & muntah dengan kriterian
b. Dorong pasien untuk belajar
hasil:
strategi mengatasi mual sendiri.c.
a.Mampu mengenali onset
c.Kurangi atau hilangkan faktor-
muntah.
faktor yang bersifat personal yang
b. Mampu mengenali pencetus memicu atau meningkatkan mual
stimulus (muntah (kecemasan, takut, kelelahan, dan
kurangnya pengetahuan).
c.Mampu menghindari bau yang
tidak menyenangkan. d. Lakukan penilaian lengkap
terhadap mual, termasuk
d. Melaporkan mual, muntah-
frekuensi, durasi, tingkat
muntah, dan muntah yang
keparahan, dan faktor-faktor
terkontrol.
pencetus.

e.Dorong penggunaan teknik


nonfarmakologis sebelum mual.

f. Monitor asupan makanan


terhadap kandungan gizi dan
kalori .

g. Timbang berat badan secara


teratur.
h. Monitor efek dari manajemen
mual secara keseluruhan.

i. Tingkatkan istirahat dan tidur


yang cukup untuk pengurangan
mual.
5 Keletihan Setelah dilakukan asuhan - Manajemen Energi :
. berhubungan dengan keperawatan
a.Tentukan jenis dan banyaknya
kelesuan fisiologis selama…..,diharapkan pasien
aktivitas yang dibutuhkan untuk
(anemia dalam mampu mengurangi
menjaga ketahanan.
kehamilan).
tingkat kelelahan dengan criteria
b. Bantu pasien untuk memilih
hasil:
aktivitas-aktivitas yang akan
a.Tidak terjadi kelelahan. dilakukan.

b. Tidak ada kelesuan. c.Anjurkan tidur siang bila


diperlukan.
c.Tidak ada kehilangan selera
makan. d.Bantu pasien untuk
menjadwalkan priode istirahat
d.Tidak ada penurunan
motivasi. e. Instruksikan pasien/orang yang
terdekat dengan pasien mengenai
e.Tidak ada sakit kepala.
kelelahan (gejala yang mungkin
f. Tidak terjadi nyeri otot. muncul dan kekambuhan yang

g.Kualiatas tidur tidak mungkin nanti akan muncul

terganggu. kembali).

h.Kualitas istirahat tidak f. Monitor intake/asupan nutrisi


terganggu. untuk mengetahui sumber energi
yang Adekuat.

-Manajemen Nutrisi:

a.Tentukan jumlah kalori dan


jenis nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan gizi.

b. Monitor kalori dan asupan


makanan.

c.Monitor kecendrungan
terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan.
6 Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Kontrol infeksi :
berhubungan dengan keperawatan selama…., pasien
a.Cuci tangan setiap sebelum dan
penurunan hemoglobin mampu mengontrol infeksi ,
sesudah tindakan keperawatan.
dengan kriteria hasil :
b.Tingkatkan intake nutrisi .
a.Mampu mengidentifikasi
faktor risiko infeksi . c.Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal.
b. Mengetahui konsekuensi
terkait infeksi. d.Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
c. Mampu mengidentifikasi
panas, drainase.
tanda dan gejalah infeksi.
e.Monitor adanya luka.
d. Mempu menunjukan mencuci
tangan untuk pencegahan f. Dorong masukan cairan.
infeksi. g. Dorong istirahat.

e. Tidak ada kemerahan. h. Ajarkan pasien dan keluarga

f. Tidak ada demam. tanda dan gejala infeksi

g. Tidak ada hipotermia.

h. Tidak ada kestabilan suhu.

i. Tidak ada kehilangan nafsu


makan .
j. Tidak ada malaise
Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan : Terapi Relaksasi :
dengan perubahan keperawatan selama….., pasien
7 a.Tentukan apakah ada intervensi
status kesehatan menunjukkan tanda-tanda vital
relaksasi dimasa lalu yang sudah
dalam rentang normal dengan
kriteria hasil : memberikan manfaat.

a. Suhu tubuh dalam rentang b. Berikan deskripsi detail terkait


normal. intervensi relaksasi yang dipilih.

b. Tingkat pernapasan dalam c.Ciptakan lingkungan yang

rentang normal. tenang dan tanpa distraksi dengan


lampu yang
c. Tekanan darah sistolik dalam
rentang normal. redup dan suhu lingkungan yang
nyaman, jika memungkinkan.
d. Tekanan darah diastolik dalam
rentang normal. d. Dapatkan perilaku yang
menungjukan terjadinya relaksasi,
e. Kedalaman inspirasi dalam
misalnya
rentang normal
bernapas dalam, menguap,
pernapasan perut, atau banyangan
yang

menyenang.

e.Minta klien untuk rileks dan


merasakan sensasi yang terjadi.

f. Tunjukan dan praktekan teknik


relaksasi pada pasien.

g. Evaluasi dan dokumentasikan


respon terhadap terapi.
4. Implementasi

Implementasi sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses yang kontinyu karena setiap intervensi dikaji efektifitasnya
dan intervensi alternative digunakan sesuai kebutuhan setiap ada perubahan pada kondisi
atau kelihan pasien, rencana asuhan keperawatan perlu disesuaikan kembali, hasil akhir
yang diharapkan untuk ibu, pasangan atau janin dievaliasi atau janin dievaluasi secara
kontinyu menurut kriteria yang dapat diukur.

DAFTAR PUSTAKA

FKUI. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.


Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.

Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States


of America: Mosby.

Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:


Mosby.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Nugroho, 2014. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Naha Medika

Proverawati, 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika

Rukiyah, 2013. Asuhan Kebidanan I Kehamilan. Jakarta: CV Trans Info Medika

Tarwono, 2007. Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans Info media

Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana


Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai