ISSN 2477-1740
MANUSKRIP
DISUSUN OLEH :
HERLINA SIMANJUNTAK
MOTIVASI IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH TAHUN 2017
ABSTRAK
Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah umum dan luas dalam bidang gangguan gizi di dunia. Secara
umum penyebab anemia yang terjadi di masyarakat adalah kekurangan zat besi. Prevalensi anemia defisiensi
besi masih tergolong tinggi sekitar dua miliar atau 30 % lebih dari populasi manusia didunia. Pemerintah
membuat program pemberian tablet Fe sebanyak 90 buah diminum selama masa kehamilan untuk menurunkan
angka kejadian anemia pada ibu hamil tetapi angka kejadian anemia masih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui alternatif pengembangan program dalam upaya pemberian tablet Fe di Puskesmas kecamatan
pondok gede, ruang lingkup pada penelitian ini addalah ibu hamil di wilayah Puskesmas pondok gede sebagai
informan kunci dan dinas kesehatan dan bidan koordinator sebagai informan pendukung. Desain penelitian pada
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif konfirmatori untuk memperoleh hasil dengan
pemahaman yang mendalam, jumlah informan sebanyak 5 orang. Dari hasil penelitin ini pada Ibu hamil semua
pengetahuan, motivasi, dan kesiapan mengubah pengembangan program dan niat mendukung tetapi tidak
konsisten, lemah, dan sebagian besar tidak langsung, pengaruh dukungan keluarga atau pasangan umumnya
mendukung dan tidak mendukung pada pengembangan program pemberian tablet Fe serta kebijakan publik di
Puskesmas kecamatan pondok gede Bekasi masih lemah dan ditemukan kurangnya penyuluhan tentang dosis
minum tablet Fe sekaligus menghambat pengembangan program pemberian tablet Fe.
ABSTRACT
Iron deficiency anemia is a common and widespread problem in the field of nutritional disorders in the world. In
general causes of anemia that occurs in the community is the lack of iron. The prevalence of iron deficiency
anemia is still high around two billion or 30% more than the human population of the world. The government
made a program providing as many as 90 pieces of iron ferosus sulfate taken during pregnancy to reduce the
incidence of anemia in pregnant women, but the incidence of anemia remains high. The purpose of this study
was to determine the Alternative Development Program In Effort Giving ferosus sulfate in the District Health
Center Pondok Gede, the scope of this research addalah pregnant women in the health center Pondok Gede as
key informants and health authorities and the midwife coordinator as informants supporters. Design research in
this study used qualitative research methods to obtain confirmatory results with a deep understanding of the
informants as many as 5 people. From the results of this experiment in pregnant women all the knowledge,
motivation and readiness to change development program and intentions to support but inconsistent, weak, and
largely indirect, influence of family support or couples generally support and do not support the development of
a program of ferosus sulfate and policies Sub-district public health center Pondok Gede Bekasi still weak and
found a lack of education about drinking a dose of iron tablet while inhibiting the development of a program
providing iron ferosus sulfate
masalah gizi utama bagi semua kelompok antara 20-29 tahun. Secara kumulatif
umur dengan prevalensi paling tinggi pada jumlahnya sampai Juni 2013 adalah 1229
ibu hamil dan pekerja yang berpenghasilan orang.7
rendah serta prevalensi pada anak sekolah Penyebab utama perbedaan ini adalah
serta pada balita masih tinggi. Anemia tidak semua kasus terlaporkan dan mereka
yang sering ditemukan pada ibu hamil yang beresiko anemia baru sedikit yang
adalah anemia defisiensi besi yang disebut melakukan tes Hb untuk mengetahui status
dengan “potential danger to mother and Anemia-nya. Ketersediaan dan layanan
child” (bahaya potensial bagi ibu dan aksesibilitas layanan tes Hb juga masih
anak) dan pengaruhnya sangat besar belum memadai dibandingkan dengan
terhadap sumber daya manusia. Oleh jumlah dan sebaran populasi beresiko
karena itu, anemia defisiensi besi ini tinggi yang membutuhkan tes Hb. Kota
memerlukan perhatian yang serius oleh Bekasi merupakan kota tertinggi dengan
semua pihak yang terkait dalam pelayanan jumlah Anemia terbesar di Jawa Barat
kesehatan khususnya pelayanan kesehatan yaitu sebesar 340 kasus. Berdasarkan data
di Indonesia.6 dari Dinas Kesehatan, penderita Anemia
Pada tahun 2010 jumlahnya 60 orang, pada tahun 2004 sebanyak 194 orang, pada
dan pada tahun 2012 menjadi 78 orang. Di tahun 2005 sebanyak 122 orang, pada
puskesmas Kecamatan Pondok Gede tahun 2006 sebanyak 544 orang, dan pada
Bekasi tahun 2012 kasus kematian ibu ada tahun 2007 penderita Anemia mencapai
sebanyak 10 orang, penyebabnya adalah 443 orang. Kemudian pada tahun 2008
perdarahan, untuk kasus kematian bayi angka tersebut menurun menjadi 317
sebanyak 8 orang dengan penyebab orang, pada tahun 2009 penderita
asfiksia, infeksi, dan penyebab lainnya. mencapai 295 orang, dan pada tahun 2012
Sedangkan program yang sudah dilakukan sebanyak 433 orang.8
petugas puskesmas dalam hal pencegahan Sel darah merah harus mengangkut
anemia defisiensi besi ini adalah dengan oksigen lebih banyak untuk janin.
pemberian tablet besi (Fe) 30 mg minimal Sedangkan saat melahirkan, perlu
sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Di tambahan besi 300 – 350 mg akibat
tingkat provinsi Jawa Barat, jumlah kasus kehilangan darah. Sampai saat melahirkan,
baru tercatat 413 orang pada tahun 2013 wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg
meningkat 31% dibandingkan 2012 per hari atau dua kali lipat kebutuhan
sebesar 394. Sebanyak 78 % kasus kondisi tidak hamil. Akan tetapi kurangnya
Anemia menimpa mereka yang berusia kesadaran petugas puskesmas tentang ibu
JURNAL ILMIAH KEBIDANAN VOLUME 12 TAHUN 2018
ISSN 2477-1740
Inisial Usia Pendidikan Pekerjaan Paritas team pembinaan dan pengawasan terhadap
ibu hamil yang memeriksakan kandungan
K1 23 th SMA IRT 1 di Puskesmas kecamatan pondok gede dan
bidan-bidan jaga dipuskesmas tersebut.
K2 28 th SMA IRT 2
Adapun tujuan dari pembinaan dan
dipengaruhi oleh lebih banyak faktor Ada juga informan telah sampai pada level
lain.17 aplikasi dan analisis dimana informan
Pengaruh pengetahuan terhadap mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip
perilaku berjalan tidak langsung tetapi pengetahuan yang dimilikinya pada situasi
melalui kontribusinya pada peningkatan riil yang dihadapi dan mampu
persepsi risiko. Pengetahuan yang personal menjabarkan, memilah, dan mencari
dan diakui (telah menjadi pengetahuan hubungan - hubungan rasional antar
umum yang kebenaran dan konteks diakui berbagai komponen pengetahuannnya
oleh kelompok) adalah jenis pengetahuan dengan fakta kehidupan sehari-hari.
yang paling mungkin meningkatkan Menurut peneliti belum ada informan
persepsi risiko. Perilaku pencegahan yang memiliki intensitas pengetahuan
Anemia di Indonesia bahwa pengetahuan sampai level sintesisdan evaluasi dimana
terkait Anemia yang tinggi tidak mereka mampu mensintesiskan atau
memberikan dampak berarti dan langsung membuat formulasi baru sesuai situasi atau
pada perilaku konsumsi tablet Fe. kebutuhan mereka dari informasi Anemia
Dari sisi situasi pengetahuan yang diterimanya dengan beragam
informan saat ini , pengetahuan dasar cara kejadian baru lain yang dialaminya dalam
penularan, cara pencegahan dan manfaat kehidupan sehari-hari dan meletakkannya
kondom sudah memadai. Namun demikian dalam satu hubungan yang logis serta
pada sebagian kecil informan ditemukan membuat justifikasi atau penilaian
juga adanya problem akurasi pengetahuan. berdasarkan kriteria tertentu untuk
Beberapa pengetahuan dasar masih menentukan perilaku yang perlu
dipahami secara berbeda dan salah oleh diambilnya. Jadi, semakin tinggi intensitas
informan. Meskipun pengetahuan pengetahuan, semakin kuat pengetahuan
ditemukan menjadi faktor pendorong menjadi faktor pendorong perubahan
perubahan perilaku, namun kekuatannya perilaku.
sangat bervariasi diantara para informan. Motivasi dan Kesiapan Mengubah
Hal ini dipengaruhi oleh level baru sampai Perilaku
pada level tahu (know) dan memahami Keberadaan dan kekuatan motivasi
(comprehension). Informasi baru sampai dan kesiapan mengubah perilaku informan
pada tahap mampu me-call informasi untuk menggunakan kondom secara
Anemia yang telah diterimanya dan konsisten dapat digali dengan melihat apa
membuat interpretasi yang benar atas saja yang telah dilakukan informan selama
informasi tersebut. ini. Berdasarkan hasil wawancara
JURNAL ILMIAH KEBIDANAN VOLUME 12 TAHUN 2018
ISSN 2477-1740
mereka terutama tingkat perhatian mereka cara tertentu sesuai pengalaman dan
pada masalah Anemia. Hal ini kebutuhan informan pada kurun waktu
mengandung implikasi pada strategi tertentu dan pada situasi tertentu yang
peningkatan pengetahuan Anemia oleh sedang atau mungkin dihadapi. Bukan
para bidan jaga Puskesmas Pondok Gede. banyak sedikitnya pengetahuan yang
Semua informasi oleh karenanya perlu menentukan, tetapi signifikan dan
dipersonalkan, disesuaikan dengan intensistas korelasinya dengan kebutuhan
kebutuhan setiap individu dan pengalaman dan pengalaman informan untuk mengatasi
ibu hamil. Menanggapi hal ini, informan kesulitan tertentu yang jauh lebih
pendukung staf Dinkes Kota Bekasi menentukan arah perubahan perilaku
mengatakan bahwa untuk peningkatan imforman.
pengetahuan Ibu hamil pendekatan secara Sebagian besar pengetahuan informan
individual akan lebih efektif atau pada saat terkait Anemia diperoleh melalui indra
mereka melakukan pemeriksaan maka pendengaran dan penglihatan. Cara
informasi yang diberikan akan disesuaikan perolehan pengetahuan seperti ini sangat
dengan kebutuhan mereka. Menurut dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
informan pendukung pengetahuan Anemia persepsi terhadap objek. Intensitas
sudah memadai. Hal ini juga sesuai dengan pengetahuan inilah yang menentukan
hasil wawancara mendalam dengan para kekuatan pengetahuan sebagai faktor
informan. Namun demikian catatan tentang pendukung/pendorong perubahan perilaku.
tidak adanya korelasi otomatis antara Pada penelitian ini, pengetahuan tidak
pengetahuan dengan konsistensi secara otomatis mengubah perilaku
penggunaan serta konsumsi tablet Fe yang informan kearah rutin mengkonsumsi
rendah adalah catatan yang penting dan tablet Fe.Pengaruh paling utama adalah
akan dijelaskan secara lebih mendalam mempengaruhi pertimbangan pengambilan
dibagian berikutnya. Pada penelitian Hajar keputusan tersebut tidak secara otomatis
Nur Fathur Rohmah ditemukan bahwa seperti diniatkan pertama kali ketika
secara pengetahuan Anemia menjadi faktor mengambil keputusan. Mengambil
pendukung/pendorong perubahan perilaku keputusan bertindak dan
untuk mengkonsumsi tablet Fe17. mengimplementasikan keputusan.
Pengetahuan yang dianggap dapat Mengambil keputusan bertindak dan
mendukung perubahan perilaku oleh mengimplementasikan keputusan adalah
informan adalah pengetahuan yang dua hal yang berbeda dan kedua
personal dan kontekstual : diterima dengan dipengaruhi oleh lebih banyak faktor lain.
JURNAL ILMIAH KEBIDANAN VOLUME 12 TAHUN 2018
ISSN 2477-1740