Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN MATERNITAS

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS LAPORAN NERS PADA STASE

KEPERAWATAN ANAK

NUR ISTIKOMAH
201030200127

PEMBIMBING
Ns. Andini M, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM B

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN 2020
BAB 1
TINJAUAN TEORI

A.    Anemia dan kehamilan


Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit yang berdar atau konsentrasi
hemoglobin menurun. Sebagai akibatnya, ada penurunan transportasi oksigen dari paru ke
jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan oleh
defisiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebelumnya atau masukan besi yang
tida adekuat.
Anemia dalam kehamian adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr
% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr% pada trimester 2, nilai batas tersebut dan
perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada
trimester 2. (Cunningham F, 2005).
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam maanan. Gangguan
penyerapan, peningkatan ebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi yang
keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita  hamil butuh zatbesi sekitar 40 mg
perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak kehamilan sangat berpengaruh
terhadap kejadian anemia saat kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat
akan menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang bai minimal dua
tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin
kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya (Mardliyanti, 2006)
B.     Etiologi
Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah
saat persalinan yang lalu, dan penyakit-penyakit kronik (Mochtar, 2004).
Dalam kehamilan penurunan kadar hemoglobin yang dijumpai selama kehamilan
disebabkan oleh karena dalam kehamilan keperluan zat makanan bertambah dan terjadinya
perubahan-perubahan dalam darah, misalnya penambahan volume plasma yang relatif lebih
besar daripada penambahan massa hemoglobin dan volume sel darah merah. Darah
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidrema atau hipervolemia. Namun
bertambahnya sel-sel darah adalah kurang jika dibandingkan dengan bertambahnya plasma
sehingga terjadi pengenceran darah. Dimana pertambahan tersebut adalah pasma 30%,
seldarah 18 %, dan hemoglobin 19%. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri
secara fisiologi dalam ehamilan dan bermanfaat bagi wanita hamil tersebut. Pengenceran ini
meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena
sebagai akibat hipervolemia tersebut,, keluaran jantung (cardiac output) juga meningkat.
Kerja jantung ini lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang
pula sehingga tekanan darah tidak naik (Wiknjosastro, 2005).
Selama hamil volume darah meningat 50% dari 4 ke 6 L, volume plasma meningkat
sedikti menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai hematokrit. Penurunan ini lebih
kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan perfus dari uteroplasenta. Ketidakseimbangan antara kecepatan
penambahan plasma dan penambahan eritrosit ke dalam sirkulasi ibu biasanya memuncak
pada trimester kedua (Smith et al 2010).
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada triwulan III karena pada masa ini janin
menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama setelah
lahir.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil adalah:
1.      Umur ibu
Ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74%
menderita anemia dan ibu hamil yang berumur 20-35 tahun yaitu 50,5% menderita
anemia.
Faktor umur merupakan faktor kejadian anemia pada ibu hamil.umur seorang ibu
berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman
adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan diusia <20 tahun dan diatas 35 tahun dapat
menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia <20 tahun secara biologis belum
optimal emosinya cendrung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah
mengalami keguncangan yang mengakibatan kurangnnya perhatian terhadap
pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia >35
tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai
penyakit yang seing menimpa diusi ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu
pada saat hamil sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia (Amirudin dan
Wahyuddin, 2004)

2.      Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahiran oleh seorang ibu baik lahir hidup
maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai resiko mengalami
anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi.
Karena selama hamil zat-zat gizi akan terbai untuk ibu dan untuk janin yang
dikandungnya. (Djalimus dan Herlina, 2008)
3.      Jarak kehamilan
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini
dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi belum
optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.
( Wiknjosastro, 2005)
4.      Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang diderita
masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai daerah pedesaan dengan
malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan dengan jarak yanng
berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah.
( Amirudin dan Herlina 2004)
C.    Klasifikasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan darah menurut Manuaba 1998 adalah
sebagai berikut:
1.      Komponen (bahan) yang berasal dari makanan terdiri dari.
a.       Protein, glukosa, dan lemak
b.      Vitamin B12, B6, asam folat, dan Vit C
c.       Elemen dasar Fe, ion Cu dan zin.
2.      Sumber pembentuan darah
a.       Sumsum tulang
3.      Kemampuan resorbsi usus halus terhadap bahan yang diperlukan
4.      Umur sel darah merah (eritrosit) terbatas sekitar 120 hari. Sel-sel darah merah
yang sudah tua dihancurkan kembali menjadi bahan baku untuk membentu sel
darahy yang baru.
5.      Terjadinya perdarahan kronik (menahun)

Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, anemia dapat digolongkan menjadi :


1.      Anemia defisiensi besi (kekurangan zat besi)
2.      Anemia megaloblastik (kekurangan vitamin B12)
3.      Anemia hemolitik (pemecah sel-sel darah lebih cepat dari pembentukan)
4.      Anemia hipoplastik (gangguan pembentukan sel-sel darah)

D. Manifestasi Klinis
Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa.
Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan dan
pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan Hb
dengan Sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
            Hb 11 gr %          tidak anemia
            Hb 9-10gr%        anemia ringan
            Hb 7-8gr%           anemia sedang
            Hb < 7gr%           anemia berat
Pemerisaan darah darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada
trimester 1 dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagaian besar ibu hamil
mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-
ibu hamil dipuskesmas. (Manuaba 1998)

E. Patofisiologi
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
kurang zat besi, kehilangan darah yang berlebihan, proses penghancuran eritrosit dalam
tubuh sebelum waktunya, peningkatan kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama
kehamilan, kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi
eritropenin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat.
Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb
(Prawirohardjo, 2010). Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan
hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak
menurunkan jumlah Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia
fisiologik dalam kehamilan bertujuan untuk viskositas darah maternal sehingga
meningkatkan perfusi plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin
(Prawirohardjo, 2010).

Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan mencapai


maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu
ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil.
Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak
pada minggu ke 7 sampai ke 8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16
sampai 22 ketika titik keseimbangan tercapai (Prawirohardjo, 2010). Jumlah eritrosit
dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml. Volume plasma meningkat 45-65 %,
yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya pengenceran darah
karena jumlah eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma darah. Pada akhirnya,
volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia kehamilan cukup bulan dan
kembali normal tiga bulan postpartum. Persentase peningkatan volume plasma yang
terjadi selama kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin
19%.

Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat pesat sejak usia gestasi 6
minggu dan selanjutnya laju peningkatan melaambaat. Jumlah eritrosit mulai meningkat
pada trimester II dan memuncak pada trimester III (Pratami, 2016)
F. Pathway

1. Umur Ibu
2. Paritas
E.
3. Pathway
Kurang Energi Kronis
Kehamilan mual&muntah
(KEK)
4. Infeksi dan Penyakit
5. Jarak kehamilan Kekurangan asupan nutrisi
6. Pendidikan

Konsentrasi sel darah merah


Plasma meningkat,
pembentukan retikulosit
lambat
HB
Defisiensi zat besi Anemia defisiansi asam folat,
vakositas darah anemia megalosbrastik
resitensi aliran darah perifer glositis
Aliran 02 kejaringan kelemahan
gangguan perfusi Hipoksia,pucat,lemah
jaringan kehilangan
Beban kerja jantung intoleransi aktivitas nafsu makan

Kerja jantung
mal nutrisi
Payah jantung

Resiko Ketidak seimbangan


syok nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Gangguan absorsi < zat besi dalam makanan penurunan sirkulasi


motilitas usus plasenta <asupan nutrisi daya tahan tubuh
konstipasi BBLR
Resiko
nyeri abdomen
infeksi
Resiko sindrom
kematian bayi
mendadak
G.     Pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)
Hb: kurang dari 11g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari
10,5 g/dl pada trimester kedua.Ht: kurang dari 35% pada trimester pertama, kurang
dari 30% pada trimester kedua, dan kurang dari 34% pada trimester ketiga.
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
pravelensi anemia (Nyoman, 2002). Keuntungan metode pemeriksaan Hb adalah
mudah, sederhana dan penting bila kekurangan besi tinggi, seperti pada kehamilan
sedangkan keterbatasan pemerisaan Hb adalah spesifitasnya kurang yaitu sekitar
65-99% dan sensitifitasnya 80-90% (Riswan,2003).
Anemia pada ibu hamil berdasarkan pemeriksaan dan pengawasan Hb
dengan Sahli dapat digolongkan menjadi, anemia berat jika Hb 7gr%, anemia
sedang jika kadar Hb antara 7 sampai 8gr% dan bila aneia ringan jika kadar Hb
antara 9 sampai 10gr% (Manuaba ,2001).
Metode yang paling sering digunaan dilaboratorium dan paling sederhana
adalah metode sahli dan sampai saat ini baik di puskesmas maupun di beberapa
Rumah Sakit. Pada metode sahli, hemoglobin dihidrolisis dibentuk dengan HCL
menjadi forroheme oleh oksigen yang ada diudara diosidasi menjadi ferriheme
yang segera bereaksi dengan ion CL membentuk Ferrihemechlorid yang juga
disebut hematin atau hemin yang berwarna coklat.
H.     Komplikasi
1.  Pengaruh anemia terhadap kehamilan
a.       Bahaya selama kehamilan
1)      Dapat terjadi abortus
2)      Persalinan prematur
3)      Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
4)      Mudah terjadi infeksi
5)      Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr%)
6)      Mola hidatidosa
7)      Hiperemis gravidarum
8)      Perdarahan anterpartum
9)      Ketuban pecah dini.
b.    Bahaya saat persalinan dan  gangguan kekuatan mengejan
c.    Pada kala nipas
1)   Terjadi subinvousi uteri yang menimbulkan perdarahan post partum
2)   Memudahkan infeksi puerperium
3)   Pengeluaran ASI berkurang
4)   Dekompensasi kordis mendadak setelah persainan
5)   Anemia kala nipas
6)   Mudah terjadi infeksi mamae.
2. Komplikasi Anemia Pada Janin Menurut (Pratami, 2016). Anemia yang terjadi
pada ibu hamil juga membahayakan janin yang dikandungnya. Karena asupan
nutrisi, O2 dan plasenta menurun kedalam tubuh janin sehingga dapat timbul
pada janin adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri, resiko terjadinya abortus,
berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan,peningkatan resiko
infeksi pada bayi hingga kematian perinatal, atau tingkat intiligensi bayi rendah.
Dampaknya janin mampu menyerap berbagai nutrisi dari ibunya, dengan adanya
anemia kemampuan metabolisme tubuh akan berkuran sehingga pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim akan terganggu.
G.    Pencegahan
Pencegahan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan antara lain dengan cara:
meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan, mengkonsumsi pangan hewani
dalam jumlah cukup, namun karena harganya cukup tinggi sehingga masyarakat
sulit menjangkaunya. Untuk itu diperlukan alternatif yang lain untuk mencegah
anemia gizi besi, memakan beraneka ragam makanan yang memiliki zat gizi
saling melengkapi termasuk vitamin yang dapat meningkatkan penyerapan zat
besi, seperti vitamin C. Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100
dan 250 mg dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4 dan 5 kali.
Buah-buahan segar dan sayuran sumber vitamin C, namun dalam proses
pemasakan 50 - 80 % vitamin C akan rusak. Mengurangi konsumsi makanan yang
bisa menghambat penyerapan zat besi seperti : fitat, fosfat, tannin. (Masrizal,
2007) .

Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe


atau Zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang
diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah
500 mg. Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang ebih
1.000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri.
Kebijakan nasional yang diterapkan di seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat
adalah pemberian satu tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang pada awal kehamilan. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60
mg) dan asam folat 500 μg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi
sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu
penyarapannya. (Riskesdas, 2013). Konsumsilah suplemen zat besi,suplemen
asam folat dan  atau suplemen vitamin B12
2.  Konsultasikan kepada dokter mengenai porsi makanan yang dapat dikonsumsi
selama kehamilan untuk mencegah terjadinya anemia seperti daging merah,
sayuran, telur, buah-buahan dan lain-lain.
3.    Lakukan pemerikasaan darah unutk melihat hemoglobin dan kadar hematokrit
sehingga dapat diketahui apa ibu mengalami anemia sehingga dapat melakukan
penanganan dini
BAB II

TINJAUAN TEORI KEPERAWATAN

B. Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.       Identitas klien
Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, suku, diagnosa medis, dll.
b.      Keluhan utama
Kelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satu-satunya gejala
penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. Keluhan utama meliputi letih,
lesu, lemah, lelah , pandangan berkunang-kunang
c.       Rirwayat kesehatan
1)      Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
anemia, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan
terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut
sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang terjadi.
Pada pasien anemia masa kehamilan, pasien bisa mengeluhkan
pusing, lelah, dll.
2)      Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anemia.
Penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi dapat memungkinkan
terjadinya anemia.
3)      Riwayat kesehatan sekarang
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah
merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya anemia yang
cenderung diturunkan secara genetik. Riwayat kehamilan dan
persalinan Biasanya ditemukan kehamilan pada usia muda, dan
kehamilan yang berdekata
d.      Riwayat Bio-psiko-sosial-spiritual Pengkajian pasien dengan anemia
1)      Aktivitas-istirahat
Gejala : pada ibu hamil yang menderita anemia mudah kelelahan,
keletihan, malaise, sehingga kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih
malaise
Tanda : takikardia/ takipnae.
2)      Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
3)      Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). nutrisi seperti sayuran
berdaun hijau, daging merah dan tidak mengkonsumsi tablet Fe
4) Eliminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom
malabsorpsi. Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare
atau konstipasi.Penurunan haluaran urine. Tanda : distensi abdomen.

Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak


kisut/hilang elastisitas Stomatitis dan glositis (status defisiensi).Bibir :
selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
5) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus,
ketidakmampuan berkonsentrasi, Insomnia, penurunan penglihatan,
dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki
goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi
dingin
5) Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya
dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau
pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga
ataupun dalam masyarakat
6) Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah. Tanda : depresi
2. Pemeriksaan penunjang
a. Hitung kada Hb dalam darah Biasanya Hb pada trimester pertama dan ke
tiga kurang dari 11 g/dl dan pada timester dua <10,5 g/dl Hematokrit :
<37% (normal 37-41%) Eritrosit : <2.8 juta/mm3 (normal 4,2-5,4
juta/mm3) Trombosit : <200.000 (normal 200.000 – 400.000/mel)
b. Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil di lengan dinilai untuk
darah hitungan. Anemia terdeteksi jika tingkat hemoglobin lebih rendah
daripada normal.
c. Feritin . Jika tingkat darah feritin rendah menunjukkan rendah zat besi
dalam tubuh dan membantu mendeteksi anemia kekurangan zat besi.
d. Analisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu banyak
seperti yang terlihat dalam aplastic anemia atau kanker darah. Kurangnya
besi dalam sumsum tulang juga menunjuk ke arah anemia kekurangan besi

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun,
nadi menurun, pernapasan lambat.
1) BB sebelum sakit
2) BB saat ini
3) BB ideal
4) Status gizi
5) Status Hidrasi
6) Tanda-tanda vital:
(1) TD
(2) Nadi
(3) Suhu
(4) RR

b. Kepala. Rambut biasanya rontok dan terdapat bintik hitam diwajah.


c. MukaWajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi
maupun bentuk. Tak ada lesi, simetris, tak oedema.
d. Mata biasanya konjungtiva anemis dan skelera tidak ikterik
e. Telinga Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi
atau nyeri tekan.
f. Mulut dan Faring biasanya bibirnya pucat dan membran mukosa kering.
g. ThoraksTak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris.
h. Paru
1) Inspeksi ; Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada
riwayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru.
2) Palpasi ;Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.
3) Perkusi ;Suara ketok sonor, tak ada redup atau suara tambahan lainnya.
4) Auskultasi ; Suara nafas normal, tak ada wheezing, atau suara tambahan
lainnya seperti stridor dan ronchi.
i. Jantung
1) Inspeksi; Tidak tampak iktus jantung.
2) Palpasi; Nadi meningkat, iktus tidak teraba.
3) Perkusi; Suara tambahan lainnya
4) Auskultasi; Suara S1 dan S2 tunggal, tak ada mur-mur.

j. Abdomen
1) Inspeksi; Pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilana.
2) Palpasi; Tugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba.
3) Perkusi; Suara thympani, ada pantulan gelombang cairan.
4) Auskultasi; Peristaltik usus normal ± 20 kali/menit. denyut jantung janin
antara 120-130 kali/menit
k. Ekstremitas CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada udema, dan akral
biasanya dingin
l. Inguinal-Genetalia-Anus Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada
kesulitan BAB
4. Diagnosa Keperawatan

a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara


suplai dan kebutuhan oksigen ( D.0056 )
b. Kesiapan peningkatan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang kurang, anoreksia ( D.0026 .).
c. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang
tidak adekuat (mis: penurunan hemoglobin, eukopenia, supresi/penurunan
respon inflamasi) ( D. 0142 ) .
d. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan konsentrasi
Hb dan darah, suplai oksigen berkurang ( D.0015 ).

5. Perencanaan Keperawatan
NO Standar Diagnosis Standar Luaran Standar Intervensi
Keperawatan Keperawatan Keperawatan Indonesia
Indonesia (SDKI) Indonesia (SLKI) ( SIKI)
1 1. Intoleransi Aktivitas Toleransi aktivitas Manajemen Energi
D.0056 L.05047 I. 05178

Definisi: Definisi : Definisi:


Ketidakcukupan energi Respon fisiologis Mengidentifikasi gangguan
untuk melakukan terhadap aktivitas yang fungsi tubuh yang
aktivitas sehari hari membutuhkan tenaga mengakibatkan kelelahan

Penyebab: Setelah dilakukan Tindakan


Ketidakseimbangan perawatan diharapkan 1. Identifikasi pengetahuan dan
antara suplai dan ekspektasi meningkat pengalaman aktivitas fisik
kebutuhan oksigen sebelumnya
Dengan kriteria hasil 2. Identifikasi jenis aktivitas
Gejala dan tanda 1. Keluhan lelah fisik
mayor : menurun 3. Monitor tanda vital sbelum
Subyektif 2. Kekuatan otot dan sesudah aktivitas
1. Mengeluh lelah meningkat membaik 4. Monitor pola dan jam tidur
5. Anjurkan melakukan
Kondisi klinis terkait: aktivitas secara bertahap
1. Anemia 6. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

2 Kesiapan Peningkatan Status Nutrisi Edukasi Nutrisi


Nutrisi L.03030 I.12395
D.0026
Definisi : Definisi:
Definisi: Keadekuatan asupan Memberikan informasi untuk
Pola asupan nutrisi yang nutrisi untuk meningkatkan kemampuan
cukup untuk memenuhi memenuhi kebutuhan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kebutuhan metabolisme metabolisme Tindakan:
dan dapat di tingkatkan 1. Periksa status gizi dan
Setelah dilakukan kebutuhan gizi klien
Gejala dan tanda mayor perawatan diharapkan 2. Jadwalkan pendidikan
Minor ekspektasi membaik kesehatan tentang gizi ibu
1. Makan teratur dan ade hamil unutk mencegah
kuat Dengan kriteria hasil : anemia
2. Mengekspresikan 1. Pengetahuan tentang 3. Ajarkan klien dan keluarga
pengetahuan tentang pemilihan makanan untuk memonitor asupan
pilihan makanan dan yang sheat kalori dan makanan
cairan yang sehat 2. Pengetahuan tentang dengan menggunakan
standar asupan buku harian
Kondisi klinis terkait: nutrisi yang tepat 4. Ajarkan cara diit sesuai
1. Perilaku upaya 3. Nafsu makan program misal makanan
peningkatan 4. Frekuensi makan tinggi protein, rendah
kesehatan membaik garam, rendah kalori,
tinggi zat besi
5. Kolaborasi dengan ahli
gizi

3 Resiko infeksi Tingkat Infeksi Perawatan kehamilan dengan


D.0142 L.14137 resiko tinggi
I.14560
Definisi: Definisi:
Berisiko mengalami Derajat infeksi Definisi:
peningkatan terserang berdasarkan observasi Mengidentifkasi dan merawat
organisme patogenik atau sumber informasi ibu yang berisiko selama masa
kehamilan sesuai standar
BAB III
ARTIKEL PENELITIAN TERKAIT

1. Identitas Artikel penelitian


A. Judul
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMILG3P2A0H2DENGAN ANEMIA
TRIMESTER III DI RUANGAN KIA, PUSKESMAS BAKUNASE, KOTA
KUPANG

B. Penulis
MARSELINA B. SUDI

C. Tahun publikasi
2019
D. Jurnal yang mempublikasikan
Respository.poltekkeskupang.ac.id

E. Sumber link jurnal


http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88777

F. Ringkasan penelitian
Kehamilan merupakan proses pertumbuhan janin dalam tubuh perempuan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Selama masa hamil, ibuhamil memerlukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk mendeteksi adanya komplikasi dalam
kehamilan. Pemerikasaan kehamilan minimal empat kali selama hamil yaitu satu kali
pada trimesterI (usiakehamilan 0-13 minggu),satu kali pada trimester II ( usia
kehamilan 14-27 minggu), dua kali pada trimester III (usiakehamilan 28-40 minggu).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan asuhan keperawatan pada ibu hamil
dengan anemia. Jenis penelitian kualitatif dengan desainnya adalah studi kasus
memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil G3P2A0H2 Trimester

III dengan anemia. Metode yang digunakan metode wawancara dengan


pendekatan studi kasus, yang dilakukan di Puskesmas Bakunase, Kota Kupang. Lama
penelitian 3 hari, waktu dimulai 25 Mei 2019 sampai tanggal 28 Mei 2019. Subyek
penelitian ibu hamil adalah Ny.J.T.P, informasi diperoleh dengan teknik wawancara,
observasi pemeriksaan fisik, penyuluhan kesehatan dan dokumentasi.
Hasil penelitian didapatkan diagnosa resiko perdarahan intepartal berhubungan dengan
penurunan kadar hemoglobin, intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan
kelemahan fisik, dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang asupan makanan. Implementasi yang dilakukan
melakukan penyuluhan tentang anemia, mengajarkan ibu hamil dan keluarga dalam
melakukan latihan fisik, dan menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan yang
mengandung vitamin K dan zat besi seperti kacang kacangan dan sayuran hijau.
Kesimpulan setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari semua diagnosa
dapat teratasi karena pasien dan keluarga mampu memahami dan menjelaskan kembali
tentang beberapa hal yang dijelaskan dalam penyuluhan, melakukan dan menerima
semua tindakan yang telah dilakukan oleh penulis. Saran untuk keluarga dan pasien
adalah agar pasien lebih patuh dalam memeriksakan kehamilan, ibu harus lebih
banyak mengkonsumsi makanan bergizi. Kepada Bidan Puskesmas Bakunase
diharapkan agar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

G. Hasil

Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 25 sampai 29 Mei 2019 di


Puskesmas Bakunase Kota Kupang yang beralamat di Kelurahan Bakunase,
Kecamatan Kota Radja Kota Kupang. Puskesmas Bakunase dipimpin oleh
seorang dokter dan dibantu oleh 4 dokter umum, 2 dokter gigi, 25 tenaga

1. Anamnesa

Tentang identitas pasien didapatkan nama pasien Ny. J.T.P, usia 27 tahun,
pendidikan SMA, suku bangsa Sabu, pekerjaan Ibu rumah tangga, alamat
Bakunase, agama Kristen Protestan. Nama suami Tn. D.F.B umur 35 tahun,
pendidikan SMA, suku bangsa, Rote, pekerjaan swasta, alamat Bakunase, agama
Kristen Protestan, status pernikahan, pasien menikah dengan Tn .D.F.B pada
tahun 2011.

Pada tanggal 25 Mei 2019 pukul 09.09 WITA didapatkan pasien mengeluh
pusing , sakit kepala, mual, muntah pada waktu pagi sebelum makan dan sore
hari, pasien juga mengeluh badan terasa lemah saat melakukan aktivitas seperti
mencuci dan membersihkan rumah.

Ibu mengatakan belum pernah menderita penyakit kurang darah sebelumnya


dan pasien rutin kontrol kehamilan di fasilitas kesehatan setiap 1 kali sebulan.
Anggota keluarga yang menderita penyakit kurang darah tidak ada, demikian
juga yang menderita penyakit keturunan seperti hipertensi dan diabetes mellitus.

Haid pertama dialami oleh Ny. J.T.P pada umur 13 tahun dengan siklus 28
hari teratur, dan lamanya 5 hari. Dalam sehari pasien ganti pembalut 3x ganti
dalam sehari dengan konsistensi encer, warna merah. Pasien menikah sah pada
tahun 2011 dengan usia perkawinan saat ini 8 tahun. Riwayat kehamilan lalu
yakni, anak ke satu umur kehamilan anak pertama 9 bulan 5 hari, tidak ada
penyulit dalam kehamilan, jenis persalinan normal di tolong oleh bidan, tidak ada
penyulitan dalam persalinan, tidak ada laserasi dan sekarang anak pertama umur 7
tahun. Anak kedua umur kehamilan anak ke dua 9 bulan, tidak ada penyulit dalam
kehamilan, jenis persalinan normal ditolong oleh bidan, tidak ada penyulitan
dalam persalinan, tidak ada laserasi dan sekarang umur anak kedua 4 tahun.

Data keluarga berencana yang diikuti oleh ibu yakni anak pertama lahir ibu
pakai KB suntik dan anak ke dua ibu pakai KB pil dan ada rencana setelah
melahirkan anak ke tiga ibu mau steril, alasan ibu steril karena tiga anak sudah
cukup.

Haid pertama hari terakhir (HTHP) pada tanggal 3 Oktober 2018, sesuai
dengan HPHT pasien dapat tafsiran persalinan (TP) pasien adalah tanggal 30 Juni
2019. Ibu mengatakan saat hamil muda kemarin ibu sering pusing, mual dan
muntah, dan saat hamil tua yang sering dirasakan pusing, sakit kepala, mual,
muntah pada waktu pagi sebelum makan dan sore hari, pasien juga mengeluh
badan terasa lemah saat melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan
rumah dengan tekanan darah 110/70 mmHg, berat badan 54 kg, tinggi badan
156cm, linggar lengan atas 23,5 cm Secara psiokologi, ibu mengatakan kehamilan
sekarang adalah kehamilan yang diinginkan, ibu siap memberikan ASI ekskusif
selama 6 bulan. Selain itu, Suami pun mendukung sepenuhnya selama kehamilan
dan setelah kelahiran bayi nanti. Pasien beragama Kristen Protestan. Pasien selalu
mengikuti ibadah setiap hari minggu dan juga selalu ikut ibadat rumah tangga,
ibadah kaum ibu.

Ekonomi keluarga cukup, setiap bulan penghasilan suami Rp 1.500,0000


perbulan. Pasien sudah mempunyai rumah sendiri dan tinggal bersama saumi dan
anak-anak.
2. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 25 Mei 2019 pukul 09.00
WITA didapatkan pasien keadaan umum baik, tinggi badan 156 cm, berat badan
54 kg, tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,5 0C, nadi 80x/menit, respirasi
18x/menit, lingkar lengan atas ( LILA) 23,5cm.
Pemeriksaan kepala. Rambut bersih, tidak ada benjolan atau lesi, tidak ada
rambut rontok. Muka. Wajah tampak pucat, tidak tampak bintik –bintik hitam
pada wajah. Mata. Konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik, hidung simetris kiri
dan kanan dan tidak ada pernapasan cuping hidung.
Selanjutnya pemeriksaan mulut. Bibir tampak pucat, mukosa mulut bibir
lembab, lidah merah muda berpapila. Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada
keluar cairan dari telinga. Leher tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan
teraba vena jugularis.
Pemeriksaan dada. Payudara semetris kiri dan kanan, papilla mamae menonjol,
tidak lecet, tidak ada pembengkakan dan tampak bersih. Abdomen. Inspeksi
perut membesar, tidak ada linea dan striae, tidak ada luka operasi. Palpasi
leopold 1 yaitu Tinggi fundus uteri (TFU) 3 jari di bawah pusat, teraba bundar,
keras, tidak melenting kemungkinan bokong janin. Leopold 2 letak punggung ke
janin sebelah kanan, teraba keras seperti papan. Leopold 3 kepala belum masuk
pintu atas panggul (PAP), pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras dan
masih digoyangkan.
Leopold 4 tidak dilakukan karena kepala belum masuk pintu atas panggul
(PAP), pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, melenting dan belum masuk
pintu atas panggul (PAP).
Dari pemeriksaan tersebut didapatkan letak janin ibu di punggung sebelah kanan
terdengar detak jantung janin (DJJ) 150 x/ menit / dopler.Ekstremitas bawah
didapatkan perkusi reflek patella positif kiri dan kanan sehingga pasien bisa
dapat melahirkan dengan normal.

3. Pemeriksaan penunjang
Ny. J.T.P melakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 25 Mei 2019
dengan pemeriksaan darah hemoglobin 6 g/dl.

4. Therapy yang diberikan oleh dokter:

- Sulfate Ferrous (Sf)

- Vitamin C

- Kalak
5. Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH

Data subjektif : -Ibu mengatakan sering Penuruna kadar Risiko Perdarahan


pusing dan sakit kepala. Data HB Intapartal
objektifnya : -Pasien tampak
pucat,konjungtiva anemis - TTV : T:
11O/70 MmHg, N: 80x/ mnt,-R:
0
18x/mnt, S: 36 C -Hb 6 gr/dl

Data subjektif :-Ibu mengatakan badan Kelemahan Intoleransi aktivitas


terasa lemah saat melakukan aktivitas fisik
seperti mencuci dan membersihkan
rumah. Data objektifnya : -Ibu terlihat
susah untuk beraktivitas karena
kehamilan suadah mulai tua, - Hb 6
gr/dl, wajah terlihat pucat, konjutiva
anemis

Data subjektifnya : -Ibu mengatakan Kurang Asupan Ketidakseimbangan


mual dan muntah .Data objektifnya :- Makanan nutrisi kurang dari
pasien terlihat pucat dan lemah kebutuhan tubuh

6. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perdarahan intrapartal berhubungan dengan penurunan kadar
hemoglobin

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik


3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan kurang asupan makanan
7. Intervensi
a. Resiko perdarahan intrapartal berhubungan dengan penurunan Hb NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mengatasi resiko
kehilangan darah dengan kriteria hasil:

1) Tidak ada kehilangan darah yang terlihat


2) Tidak ada perdarahan pervagina
3) Tidak ada penurunan tekanan darah sistolik/ distolik
4) Tidak ada kehilangan panas tubuh
5) Tidak ada penurunan Hemoglobin (Hb)
6) Tidak ada penurunan Hematokrit (Ht)
7) Monitor tanda dan gejala perdarahan
8) Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan
9) Hindari mengangkat benda berat
10) Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang kayavitamin K
11) Cegah konstipasi (misalnya, memotivasi untuk meningkatkan
asupan cairan dan mengkonsumsi pelunan feses) jika diperlukan

12) Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor tanda-tanda


perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi
perdarahan (misalnya melapor kepada perawat)

13) Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor tanda


perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi
perdarahan (misalnya, lapor kepada perawat).
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
fisik NOC:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu menunjukkan


toleransi terhadap aktivitas dengan kriteria hasil:

1) Frekuennsi nadi saat beraktivitas tidak terganggu (80-100 kali/menit).

2) Tekanan darah sistolik dalam beraktivitas tidak terganggu (110-140


mmHg).

3) Tekanan darah diastolik dalam beraktivitas tidak terganggu (75-85


mmHg).

4) Frekuensi pernapasan ketika beraktivitas tidak terganggu (12-20


kali/menit NIC:

5) - Manajemen Energi:

6) Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk


menjaga ketahanan.

7) Bantu pasien untuk memilih aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan.

8) Anjurkan tidur siang bila diperlukan.

9) Bantu pasien untuk menjadwalkan priode istirahat

10) Instruksikan pasien/orang yang terdekat dengan pasien mengenai


kelelahan (gejala yang mungkin muncul dan kekambuhan yang
mungkin nanti akan muncul kembali).
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan kurang asupan makanan

NOC: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien memperlihatkan


status gizi yang baik dengan kriteria hasil:

1) Pasien akan mempertahankan berat badan


2) Menoleransi diet yang dianjurkan
3) Tidak ada kehilangan selera makan
4) Memiliki tingkat energy yang adekuat

5) Kaji faktor pencetus mual dan muntah


6) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi

7) Berikan pasien makanan yang hangat


8) Berikan makanan sedikit tapi sering
9) Minimalkan faktor yang dapat menimbulkan mual /muntah
10) Kolaborasi untuk pemberian obat antimetik

H. Implementasi hasil penelitian


Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada kasus Ibu. J.T.P
berdasarkan rencana intervensi yang sudah disusun, adalah sebagai berikut: a. Pada
tahap implementasi keperawatan. Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai
dengan intervensi. Implementasi keperawatan pada diagnosis risiko perdarahan
intrapartal berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin, tindakan keperawatan
yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan intervensi, dari 6 rencana tindakan,
semuanya dapat dilakukan oleh peneliti. Implementasi keperawatan pada diagnosis
Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisik, tindakan keperawatan yang dilakukan
peneliti sesuai dengan rencana intervensi, dari 5 intervensi, rencana tindakan,
semuanya dapat dilakukan oleh peneliti.

Implementasi keperawatan pada diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan kurang asupan makanan, tindakan
yang sudah dilakukan peneliti sesuai dengan rencana intervensidari rencana tindakan,
semuanya dapat terlaksana oleh penulis. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan
pada partisipan I dengan masalah keperawatan yang pertama yaitu risiko perdarahan
intrapartal berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin adalah Melakukan
penyuluhan tentang anemia, Lindungi ibu dari trauma yang dapat menyebabkan
perdarahan, hindari mengangkat benda berat, instruksikan pasien untuk meningkatkan
makanan yang kaya vitamin K, cegah konstipasi dengan menyuruh pasien untuk
banyak mengkonsumsi buah dan sayur. Pada kunjungan ketiga Ibu.J.T.P mengatakan
sudah mengerti penyebab anemia dan selalu menghindari terjadinya benturan dan
mengangkat beban berat. Sementara data yang terlihat Hb pasien adalah dari 6 gr/dl ,
Pasien tampak pucat Berdasarkan kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 3 x 24 jam
atau kunjungan ketiga Ny. J. T. P dapat mengatasi kehilangan darah yang berlebihan,
tidak ada penurunan kadar Hemoglobin (Hb), hal ini sudah sesuai dengan kriteria
hasil yang ditetapkan pada Ny. J. T. P menunjukkan perkembangan terhadap masalah
risiko perdarahan secara bertahap sampai hari kunjungan ketiga. Hal ini sejalan
dengan teori yang menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis ini adalah
mampu mengatasi kehilangan darah, Tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada
penurunan Hemoglobin (Hb). Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada NY
J.T.P dengan masalah keperawatan kedua yaitu intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan fisik adalah tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga ketahanan, bantu ibu untuk memilih aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan, anjurkan tidur siang, instruksikan pasien/orang yang terdekat
dengan pasien mengenai intoleransi aktivitas, tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi, monitor kalori dan asupan
makanan, monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan.
Pada kunjungan ketiga, Ibu.J.T.P mengatakan sudah tidak terasa letih saat
beraktivitas. Ibu mengatakan sudah mulai banyak istirahat, sementara ibu terlihat
paham tentang penyebab kelelahan, konjungtiva anemis, wajah sudah tidak tampak
pucat, sementara pada kunjungan ketiga Ibu.J.T.P mengatakan tidak merasa cepat
pusing, Pasien tampak pucat.

Berdasarkan kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 3x 24 jam atau kunjungan


ketiga Ibu.J.T.P dapat mengatasi mengurangi tingkat intoleransi aktivitas hal ini sudah
sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan pada Ibu.J.T.P menunjukkan
perkembangan terhadap masalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
fisik secara bertahap sampai hari kunjungan ketiga hal ini sejalan dengan teori yang
menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis ini adalah mampu mengurangi
tingkat intoleransi aktivitas..

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada Ny J.T.P dengan masalah


keperawatan ketiga yaitu Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
yang berhubungan dengan kurang asupan makanan untuk belajar adalah penyuluhan
tentang anemia pada ibu hamil : Jelaskan mengenai proses penyakit, jelaskan tanda
dan gejalah yang umum dari penyakit edukasi pasien mengenai tanda dan gejalah
yang harus dilaporkan kepada petugas kesehatan, anjurkan ibu banyak mengkonsumsi
buah dan sayur, menganjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
vit.k dan zat besi seperti kacang kacangan dan sayuran hijau.

Pada kunjungan ketiga Ibu.J.T.P mengatakan sudah mengerti tentang anemia


yang terjadi pada kehamilanya, Ibu juga mengatakan sudah mulai makan buah dan
sayur, dan pada kunjungan ketiga juga Ny J.T.P pasien tampak pucat. Berdasarkan
kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 3x 24 jam atau kunjungan ketiga Ibu.J.T.P dan
dapat mengatasi kurangnya pengetahuan yang ditetapkan pada Ibu.J.T.P menunjukkan
perkembangan terhadap masalah ketidakseimbanngan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh yang berhubungan dengan kurang asupan makanan.

Hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk
diagnosis ini adalah mampu memberikan pengetahuan pada ibu supaya tidak terjadi
anemia pada saat melahirkan Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada
partisipan I dengan diagnosa keperawatan kedua yaitu intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan fisik adalah tentukan jenis dan banyaknya aktivitas
yang dibutuhkan untuk menjaga ketahanan, bantu ibu untuk memilih aktivitas-
aktivitas yang akan dilakukan, anjurkan tidur siang, instruksikan pasien/orang yang
terdekat dengan pasien mengenai kelelahan tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi, monitor kalori dan asupan
makanan, monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan. Hal
ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis ini
adalah mampu mengurangi tingkat intoleransi aktivitas

Menurut Prawirohardjo anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi


akibat berbagai perubahan anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu, Perubahan
fisiologik ibu hamil tersebut dapat menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga
kebutuhan oksigen lebih tinggi dan memicu peningkatan produksi eritropenin
Peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin
(hemodilusa) (Prawirohardjo, 2010).

Menurut Budiastuti dkk 2013 didapatkan sebagian besar (81,8%) ibu hamil
dengan anemia ringan pada trimester III melahirkan bayi Berat Badan Lahir Rendah.
(BBLR) Sedangkan anemia sedang pada ibu hamil trimester yang melahirkan bayi
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), sebanyak 4 ibu hamil (12,1%), dan yang
melahirkan BBSLR sebanyak 2 ibu hamil dengan persentase 6,1%. Mengingat
besarnya dampak anemia terhadap ibu hamil dan janinnya maka pencegahan anemia
yang dilakukan pada ibu hamil yaitu dengan selalu mengkonsumsi nutrisi yang baik
selama kehamilan. Menurut teori ini hasil penelitian diatas, terdapat keseimbangan
antara teori dengan hasil penelitian dimana penyebab anemia yang terjadi pada ibu
J.T.P adalah ketidaktahuan tentang penyebab anemia yang terjadi dalam
kehamilannya. Tanda dan gejala anemia dalam kehamilan Ny. J.T.P pusing, sakit
kepala, mual, muntah, badan lemah dan tampak pucat.

Hasil pengkajian yang dilakukan penulis tanggal 25 Mei 2019 didapatkan


Ibu. J.T.P hamil anak ke Tiga (3) dengan usia kehamilan 32-33 minggu. Pemeriksaan
tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/m pernafasan 18
x/m, suhu 36,0 C dan hasil laboraturium menunjukkan kadar Hb ibu 6 gr/dl termasuk
anemia sedang pada Trimester III.

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada NY J.T.P berusia 27 tahun dan


dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Bakunase Kota Kupang, maka pada BAB
ini penulis akan membahas perbedaan atau kesenjangan antara asuhan keperawatan
pada ibu hamil dengan anemia.

Pembahasan ini sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang dimulai


dari proses pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, pengidentifikasian
intervensi keperawatan, pelaksanaan implementasi dan proses evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88777.ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU HAMILG3P2A0H2DENGAN ANEMIA TRIMESTER III DI RUANGAN
KIA, PUSKESMAS BAKUNASE, KOTA KUPANG.

Ns. Yelmi Reni Putri, S.kep., MAN , Dr. Hj. Evi Hastina, S.Pd., M.Kes.2020. ASUHAN
KEPERAWATANMATERNITAS PADA KASUS KOMPLIKASI KEHAMILAN, PERSALINAN
DAN NIFAS. Pena Persada Redaksi. Jawa Tengah
Tim Pokja SDKI DPP PPNI ,(2017), STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
INDONESIA ( SDKI), EDISI 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI ,(2018), STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN


INDONESIA ( SIKI), EDISI 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI ,(2019), STANDAR LUARAN KEPERAWATAN


INDONESIA ( SLKI), EDISI 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai