Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ANEMIA PADA IBU HAMIL


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Maternitas II

Oleh kelompok 4:

Nathalia Nersita Ludji (1901110584)

Peronika Suldemi Frantona (1901110586)

Retriva Ayungningtyas (1901110587)

Rivaldo Ota da Costa (1901110588)

Sarinah (1901110589)

Wellem Hens Philippus (1901110592)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan
Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan  penyusunan makalah ini. Pembuatan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Maternitas II. Makalah ini berisi
tentang Infeksi dan Jamur pada Reproduksi Wanita dan diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua.

Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang kami hadapi.  Namun berkat
bimbingan dari Dosen, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kami
menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan masih banyak
belajar dalam membuat makalah. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna. Harapan kami, mudah-
mudahan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 5 april 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami
oleh wanita diseluruh dunia dinegara berkembang. Anemia kehamilan disebut “potensial
danger to mother and child” atau anemia potensial membahayakan ibu dan anak. (Manuaba,
2007). Wanita hamil biasanya sering mengeluh, sering letih, kepala pusing, sesak nafas,
wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan
indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan.
Anemia terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa
mengandung.Anemia ini secara sederhana dapat kita artikan dengan kurangnya sel-sel darah
merah di dalam darah daripada biasanya.
Badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2010, melaporkan bahwa ibu-ibu hamil yang
mengalami defisiensi besi sekitar 35%-75%.40% kematian ibu dinegara berkembang
berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan
disebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut yang saling berinteraksi. Hasil
persalinan pada wanita hamil yang menderita anemia defisiensi besi adalah 12-28% angka
kematian janin, 30% kematian perinatal, dan 7-10% angka kematian neonatal. Anemia
sebagai penyebab kematian baik secara langsung maupun tidak langsung.Kejadian di Asia
7,26% dan kejadian di Indonesia lebih tinggi lagi yaitu 40% - 80%. Kematian yang
disebabkan anemia pada penelitian dirumah sakit bervariasi yaitu kurang dari 1% sampai
lebih dari 50%.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu anemia ?
2. Damapak anemia pada ibu hamil ?
3. Askep anemia pada ibu hamil ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan apa itu anemia
2. Menjelaskan resiko dan dampak pada ibu hamil
3. Menjelaskan askep ibu hamil dengan penyakit anemia
1.4 Manfaat
1. Sebagai salah satu referensi untuk pelajar
2. Sebagai penambah wawasan untuk pelajar
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT


2.1.1 Definisi

      Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002).

      Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah
dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada
pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001)

      Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11
gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifudin, 2002)

2.1.2 Epidemiologi /Insiden Kasus

Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil ,kehilangan darah


pada saat melahirkan ,bahkan kalaupun minimal ,tidak ditoleransi dengan baik .Ia
beresiko membutuhkan transfusi darah.Sekitar 80% kasus anemia pada wanita hamil
merupakan anemia defisisiensi besi. Dan 20 % lainnya mencakup kasus anemia
herediter dan berbagai anemia didapat,termesuk anemia asam folat,anemia sel
sabit,dan talasemia. Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO)
melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar
35-75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambah usia kehamilan. Menurut
WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada
kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan perdarahan akut.
2.1.3 Etiologi

Menurut Mochtar( 1998) penyeban anemia pada umunya adalah :

1)      Perdarahan

2)      Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B 12dan asam folat.

3)      Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.

4)      Kelainan darah

5)      Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.

6)      Malabsorpsi

Penyebab anemia pada kehamilan :

1)        Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin

2)        Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil

3)        Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan

4)        Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)

5)        Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.

Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil

1) Umur < 20 tahun atau > 35 tahun\

2) Perdarahan akut

3) Pekerja berat

4)      Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi
2.1.4 Patofisiologi

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena


perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan
payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan,
dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun
sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang
meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan
peningkatan sekresi aldesteron.

2.1.5 Klasifikasi

Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :

1)      Anemia defisiensi besi (62,3%)

Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat
kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur
besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena
terlapau banyaknya besi ke luar dari badan, misalnya pada pendarahan. Keperluan
akan besi bertambah dalam kehamilan , terutama pada trisemester terakhir. Apabila
masuknya besi tidak bertambah dan kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi
besi, lebih – lebih pada kehamilan kembar.

2)      Anemia megaloblastik( 29,0%)3

Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena difisiensi asam folat


( pteroylglutamic acid, jarang sekali karena difiesiensi vitamin B12( cynocobalamin).

3)      Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena gangguan sumsum tulang
kurang mampu membuat sel – sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam
kehamilan. Darah tepi menunjukan gambara normositer dan normokrom, tidak
ditemukan ciri – ciri defisiensi besi, asam folat, atau vitamin B12. Etiologi anemia
hipoplastik karena kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang
disebabkan oleh sepsis, sinar Roentgen, racunatau obat – obatan.

4)     Anemiahemolitik

Anemia hemolitik disebakan karena pengghancuran sel darah merah berlangsung


lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil,
apabila hamil maka anemianya akan menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula
bahwa kehamilan menyebabkan krisis henolitik pada wanita yang sebelumnya tidak
menderita anemia. Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2 golongan
besar, yakni :

(1)   Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, seperti pada sferositosis,
eliptositosis, anemia hemolitik herediter , thalasemia, anemia sel sabit,
hemoglobinopatia C, D, G, H, I, dan paraxysmal noctural haemoglobinuria.

(2)  Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskular , seperti pada infeksi
( malaria, sepsis, dsb), keracunan arsenikum , neoarsphenamin, timah, sulfonamid,
kinin, paraquin, pimaquin, nitrofuratoin ( Furadantin), racun ular pada defisiensi
G6PD , antagonismus rhesus atau ABO, leukemia, penyakin Hodgkin, limfasarkoma,
penyakit hati, dll. ( Ilmu Kebidanan, 451-457)

2.1.6 Gejala Klinis

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang – kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun( anoreksia),
konsentrasi hilang, nafas pendek,( pada anemia parah), dan keluhan mual muntah pada
hamil muda, palpitasi.
2.1.7 Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : konjungtiva, wajah pucat.

Palpasi : turgor kulit, capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus
uteri, kontraksi uterus.

Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang.

Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

1)   Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%

2)   Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )

3)   Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )

4)   Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi

5)   Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak

2.1.9 Penatalaksanaan

              1) Therapy pengobatan

(1) Therapy oral

Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian


besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida.
Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan.
Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus
untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis
yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan
pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi
berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya. Dan
biasanya asupan nutrisi yang mengandung zat besi cenderung lebih tinggi pada ibu
hamil daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi meningkat 2 kali lipat
daripada wanita normal.Pengobatan yang lain:

      Asam folik 15 – 30 mg per hari

      Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari

      Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari

      Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.

                   (2) Therapi parenteral

Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada gangguan
penyerapan oenyakit saluran pencernaan atau apabila kehamilannya sudah tua.
Therapy parenteral ini diberikan dalam bentuk ferri. Secara intramusculus dapat
disuntikan dextran besi (imferon) atau sorbitol besi (Jectofer)

                 a.  Pencegahan.

(1)      Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur.

(2) Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar


penyerapan zat besi.

(3)  Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi
dan penyakit cacingan.

(4)      Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat menghambat
penyerapan zat besi.
2.1.10 Komplikasi

Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu
diwaspadai.

      Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat
mengakibatkan : abortus, missed abortus dan kelainan kongenital.

      Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan


prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim,
asfiksia aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena
infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.

      Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer
maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia dapat
menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah
terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri.
2.2 PATHWAY
2.3 ASKEP

NO DIANGNOSA KEPERAWATAN SLKI SIKI

1 RISIKO CEDERA PADA JANIN Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam diharapkan OBSERVASI
Nyeri berkurang dengan kriteria hasil :
DEFINISI - Identifikasi status obstetrik
Resiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik 1= Menurun - Identifikasi riwayat obstertik
2= Cukup Menurun
pada janin selama proses kehamilan dan persalinan - Identifikasi adanya penggua
3= Sedang
4= Cukup Meningkat dan rokok
5= Meningkat
- Identifikasi pemeriksaan
FAKTOR
No Kriteria hasil 1 2 3 4 5 sebelumnya
1. Besarnya ukuran janin 1 Toleransi - Pemeriksaaan denyut jantung
2. Malposisi janin aktivitas menit
3. Induksi persalinan 2 Nafsu makan
3 Toleransi - Monitor denyut jantung janin
4. Persalinan kala I, II, dan III
makanan - Monitor tanda vital ibu
5. Disfungsi uterus
- Identifikasi area lingkunga
6. Kecemasan yang berlebih tentang proses
menyebabkan cedera
persalinan 1= Meningkat
7. Riwayat persalinan sebelumnya 2= Cukup meningkat
3= Sedang
8. Usia ibu 4= Cukup Menurun TERAPEUTIK
9. Paritas banyak 5= Menurun
- Atur posisi pasien
10. Efek metode/intervensi beda selama
no Kriteria hasil 1 2 3 4 5 - Lakukan manuver leo
persalinan 1 Kejadian
menentukan posisi janin
11. Nyeri pada abdomen cedera
12. Nyeri pada jalan lahir 2 Luka/lecet
3 Ketegangan EDUKASI
13. Penggunaan alat bantu persalinan
otot - Jelaskan tujuan dan prosedur
14. Kelelahan 4 Fraktur - Informasikan hasil pemantaua
15. Merokok 5 Pendarahan
6 Expresi wajah
16. Efek agen farmakologis
kesakitan
17. Pola makan yang tidak sehat
7 agitasi
18. Pengaruh budaya 8 Iritabilitas
9 Gangguan
19. Faktor ekonomi
20. Komsumsi alkohol mobilitas
10 Gangguan
21. Terpapar agen teratogen
kongnitif

KONDISI KLINIS TERKAIT 1= Memburuk


1. Ketuban pecah sebelum waktunya 2= Cukup Memburuk
2. Infeksi 3= Sedang
3. Penyakit penyerta : asma, hipertensi, 4= Cukup membaik
penyakit menular seksual, aids 5= Membaik
4. Masalah kontraksi N Kriteria hasil 1 2 3 4 5
5. Efek pengobatan pada ibu o
1 Tekanan darah
2 Ferkuensi nadi
3 Ferkuensi
pernapasan
4 Denyut jantung
apikal
5 Denyut jantung
radialis
6 Pola
istirahat/tidur

2 DEFISIT NUTRISI Tujuan setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam Observasi :
diharapkan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil : - Identifikasi kemungkinan
DEFINISI
kurang
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi 1= Menurun - Monitor adanya mual dan
2= Cukup Menurun - Monitor jumlah kalori ya
kebutuhan metabolisme
3= Sedang sehari-hari
4= Cukup Meningkat - Monitor BB
5= Meningkat - Monitor abumin, limfosit
PENYEBAB
serum
1. Ketidakmampuan menelan makanan Terapeutik :
No Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
1= Meningkat - Berikan perawatan mulut
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
2= Cukup meningkat pemberian makan, jika pe
Porsi3.makanan
Ketidakmampuan mengabsobsi nutrien 3= Sedang - Sediakan makanan yang t
1
yang dihabiskan 4= Cukup Menurun kondisi pasien (mis. Mak
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5= Menurun tekstur halus, makanan ya
Kekuatan
5. otot ekonomi
Faktor dll)
2
pengunyah - Hidangkan makanan seca
No 6. Hasil
Kriteria Faktor pisikologis
1 2 3 4 5
1= Memburuk - Berikan suplemen, jika pe
Kekuatan otot 2= Cukup Memburuk - Berikan pujian pada pasie
Perasaan cepat 3= Sedang untuk peningkatan yang d
1 menelan
GEJALA DAN TANDA MAYOR
3 kenyang 4= Cukup Membaik Edukasi :
SUBJEKTIF 5= Membaik - Jelaskan jenis makanan y
2 Serum albumin
Nyeri abdomen tinggi, namun tetap terjan
1. Cepat kenyang setelah makan
- Jelaskan peningkatan asu
No Kriteria Hasil
Verbalisasi 1 2 3 4 5
3 Sariawan Kram/nyeri abdomen
2. yang dibutuhkan
keinginan untuk
4 3. Nafsu makan menurun
14 Berat Badan
meningkatkan
Rambut rontok
OBJEKTIF
nutrisi
25 Diare1. massa
Indeks Berat badan menurun minimal 10% dibawah
Pengetahuan
tubuh (IMT)
rentang ideal
tentang pilihan
5 2. yangBising usus hyper aktif
makanan
3 Frekuensi
sehat3. Otot mengunyah melemah
Makan
4. Membran mulkosa pucat
Pengetahuan
6 5. pilihan
tentang Sariawan
4 Nafsu makan
minuman
6. yang albinum turun
Serum
5 sehat usus
Bising
7. Rambut rontok berlebihan

67 8.lipatan
Pengetahuan
Tebal Diare
3 RESIKO
tentang INFEKSI
standar Tujuan setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam OBSERVASI
kulit trisep
asupan nutrisi yg diharapkan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil :
- Monitor tanda gejala infe
7 tepat
Membrane
DEFINISI 1= Menurun sistemik
mukosa 2= Cukup Menurun
Berisikodan mengalami peningkatan terserang
Penyiapan TERAPEUTIK
3= Sedang
penyimpanan
oragnisme patogenik 4= Cukup Meningkat - Batasi jumblah pengunjung
8
makanan yang 5= Meningkat
- Berikan perawatan luka pada
aman
FAKTOR RISIKO - Cuci tangan sebelum dan s
N Krieria hasil 1 2 3 4 5
Penyiapan
- dan
Penyakit kronis (mis. diabetes melitus) dengan pasien dan lingkungan
9 o
penyimpanan
- Efek prosedur invasif 1 Kebersihan - Pertahankan teknik aseptik
minuman yang
aman- Malnutrisi tangan berisiko tinggi
- Peningkatan paparan organisme patogen 2 Kebersihan EDUKSI
Sikap terhadap
lingkungan badan Jelaskan tanda dan gejala infeksi
makanan/minuman 3 Nafsu makan
10
Ketidakadekuatan
sesuai dengan pertahan tubuh primer : Ajarkan cara mencucui tanagan dae
tujuan
- kesehatan
Gangguan peristaltik Ajarkan etika batuk
1= Meningkat
- Kerusakan integritas kulit 2= Cukup meningkat Ajarkan cara memeriksa kondisi
3= Sedang
- Perubahan sekresi pH oprasi
4= Cukup Menurun
- Penurunan kerja siliaris 5= Menurun Anjurkan meningkatkan asupan nu
N Kriteria hasil 1 2 3 4 5
- Ketuban pecah lama Anjurkan meningkatkan assupan ca
o
- Ketuban pecah sebelum waktunya KOLABORASI
1 Demam
- Merokok 2 Kemerahan Kolaborasi pemberian imunisasi, ji
- Statis cairan tubuh 3 Nyeri
4 Bengkak
Ketidakadekuatan pertahan tubuh sekunder : 5 Vesikel
- Penurunan hemoglobin 6 Cairan berbau
- Imunosupresi busuk
7 Sputum
- Leukopenia
berwarna
- Supresi respon inflamasi
hijau
- Vaksinasi tidak adekuat
8 Drainase
purulen
KONDISI KLINIS TERKAIT 9 Piuna
AIDS 10 Periode

Luka bakar malaise


11 Priode
Penyakit paru obstruktif kronis
menggigil
Diabetes melitus 12 Lelargi
Tindakan envasif 13 Gangguan

Kondisi penggunaan terapi steroid kognitif

Penyalahgunaan obat
1= Memburuk
Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) 2= Cukup Memburuk
Kanker 3= Sedang
4= Cukup Membaik
10. Gagal ginjal 5= Membaik
11. Imunosupresi No Kriteria 1 2 3 4 5
12. Lymhedema hasil
1 Kadar sel
13. Leukositopenia
darah putih
Gangguan fungsi hati
2 Kultur
darah
3 Kultur urin
4 Kultur
sputum
5 Kultur area
luka
6 Kultur feses
7 Kadar sel
darah putih
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang
dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan
adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II
kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml,
menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi
yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan
peningkatan sekresi aldesteron

3.2 Saran
Untuk Ibu Hamil Diharapkan ibu hamil selalu memeriksakan kehamilannya setiap bulan
untuk mengetahui kesehatan ibu serta janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang anemia
sebaiknya membatasi konsumsi sumber makanan yang menghambat penyerapan zat besi dan
meningkatkan konsumsi sumber makanan yang dapat membantu meningkatkan penyerapan zat
besi serta rutin mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD).
DAFTAR PUSTAKA

1.      Bobak dkk. 2005. Buku Ajar Keperawtan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC

2.      Prawirahardjo,Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.

3.      Saifudin,A.B.2002. Buku Acuan Pelyanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:YBP-SP.

4.      Doenges, M.E ( 2001). Rencana Perawatan Maternal/ Bayi Pedoman Untuk Perencanaan &
Dokumentasi Perawatan Klien. Edisi 2. Jakarta : EGC

5.      Manjoer,Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI:Media Aekulatius

6.      Winkyosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta:YBP-SP

7.      http://library.usu.ac.id/download/fk/fk-arlinda%20sari2.pdf.

8.      http://www.motherandchildhealth.com/Prenatal/postpartum_anemia.html

9.      http://usph.wordpress.com/2007/08/15/asupan-90-tablet-besi-dan-anemia-ibu-hamil/

Anda mungkin juga menyukai