Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

A. Definisi
Secara umum, DM pada kehamilan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu (Sudoyo, 2009):

1. DM yang memang sudah diketahui sebelumnya dan kemudian menjadi hamil


(Diabetes Mellitus Hamil/DMH/DM pragestasional).
2. DM yang baru ditemukan saat hamil (Diabetes Melitus Gestasional/DMG).

Diabetes mellitus gestasional didefinisiskan sebagai suatu intoleransi glukosa yang


terjadi atau pertama kali ditemukan pada saat hamil. Definisi ini berlaku dengan tidak
memandang apakah pasien diabetes mellitus hamil yang mendapat terapi insulin atau diet
saja, juga apabila pada pasca persalinan keadaan intoleransi glukosa masih menetap.
Demikian pula ada kemungkinan pasien tersebut sebelum hamil sudah terjadi intoleransi
glukosa. Meskipun memiliki perbedaan pada awal perjalanan penyakitnya, baik
penyandang DM tipe 1 dan 2 yang hamil maupun DMG memiliki penatalaksanaan yang
kurang lenih sama.

B. Etiologi
Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi atau
absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi. Berkurangnya
glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini
akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang
juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya diabetes akan mempengaruhi kehamilan
dan persalinan (Mitayani, 2009).

Risiko Tinggi DM Gestasional:


1. Umur lebih dari 30 tahun
2. Obesitas dengan indeks massa tubuh 30 kg/m2
3. Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)
4. Pernah menderita DM gestasional sebelumnya
5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram
6. Adanya glukosuria

C. Klasifikasi
Klasifikasi DM dengan Kehamilan ada 3, yaitu (Mitayani, 2009):
1. Kelas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil dan
menghilang setelah melahirkan.
2. Kelas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan
berlanjut setelah hamil.
3. Kelas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati, nefropati, penyakit pembuluh darah panggul dan
pembuluh darah perifer, 90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke
dalam kategori DM Gestasional (Tipe II)
.
D. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala dari diabetes melitus gestasional sangatlah mirip dengan penderita
diabetes melitus pada umumnya, yaitu (Fraser, 2009):
1. Poliuria (banyak kencing)
2. Polidipsia (haus dan banyak minum) dan polifagia (banyak makan)
3. Pusing, mual dan muntah
4. Obesitas, TFU > normal
5. Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan kabur, dan pruritus vulva
6. Ketonemia (kadar keton berlebihan dalam darah)
7. Glikosuria(ekskresi glikosa ke dalam urin)
8. Gula darah 2 jam > 200mg/dl
9. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
10. Gula darah puasa > 126 mg/dl

E. Patofisiologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa
dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam
darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin,
sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula
terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen,
steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi
hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm
kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini
disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi
resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi
hipoglikemi. Akan tetapi, bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga
ia relative hipoinsulin yang menyebabkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di
mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin
dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma
ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi
terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi
sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi).
Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan
metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya (Mansjoer, 2000).

F. Komplikasi
Komplikasi ibu hamil dengan Diabetes Mellitus terdiri atas (Sudoyo, 2009):
1. Ibu: peningkatan resiko hipertensi (preeklampsia, HT dalam kehamilan), resiko SC
meningkat.
2. Janin: anumali kongenital (jika hiperglekimia berat & GDP >120 mg/dl), stillbirth
(lahir mati), makrosimia, lain-lain (ikterus, RDS, polisitemia,hipokalsemia).

G. Penatalaksanaan
Menurut Kurniawati (2009) penatalaksanaan:
1. Konseling nutrisi & diet DM + exercise :
a. Batasi intake karbohidrat 40% dari total kalori (40% lemak, 20%protein)
b. Konsumsi karbohidrat dengan indeks glikemik rendah
c. Kurangin intake kalori total untuk overweight/obese dari 30-32 kkal/kgBB/hari
menjadi 25kkal/kgBB/hari
d. Exercise dapat menghindarkan dari kebutuhan terapi insulin
2. Pengukuran serial glukosa darah ibu
a. Monitor glukosa puasa & post prandial
b. Periksa glukosa puasa & 1 jam setiap kali sehabis makan, dengan/tanpa insulin.
c. Periksa glukosa puasa & pre/post prandial dengan insulin
d. Target glukosa garah
e. Puasa <90 kapiler,<105 plasma
f. Pre prandial < 95
g. 1 jam post prandial <140
h. 2 jam post prandial <120
i. Glukosa post prandial <140 lebih baik dari pada glukosa pra prandial <95
3. Jika dengan USG tampak resiko makrosomia-target terapinya glukosa
pra prandial=80
a. Identifikasi bayi beresiko tinggi&lakukan terapi
b. Fruktesamine serum (untuk identifikasi resiko rendah ); jika negatif periksa insulin
dicairan amnion (untuk identifikasi hiperinsulinemia janin)
c. Glukosa puasa 1-2 kali/mgg & jika <105 (resiko rendah) periksa lingkar perut janin
pada awal trimester III (untuk indetifuikasi makrosomia)
4. Terapi insulin (menurunkan makrosomia & morbiditas perinatal) Indikasi :
a. Glukosa kapiler >120 lebih dari 2 kali dalam 2 minggu (plasma > 140)
b. Glukosa puasa kapiler > 90 atauplasma > 105 dosis terapi.

Pathway
Pengambilan glukosa
sirkulasi plasenta ↑

Estrogen, kotisol, HPL ↑

Kerja insulin terganggu dan


Glukosa tidak dapat


diserap

Hiperglikemia

Glukosa diplasma ↑ Glukosa disel ↓

Sel tidak dapat nutrisi


↑ osmolalitas plasma dan Glukosa masuk ke
cairan dalam tubulus ginjal plasenta dan ↑

Badan lemas,
polifagi
Poliuri Bayi kelebihan nutrisi
(hiperglikemia)

Dehidrasi

H. Rencana asuhan keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas
Usia : perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun  ibu mendeita Diabetes melitus,
karena semakin lama ibu menderita DM semakin berat komplikasi yang muncul.
Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi DM.
b. Keluhan Utama
Biasanya ibu hamil dengan DM mengeluh Mual, muntah, penambahan berat
badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan
abdomen dan retinopati.
c. Riwayat Kehamilan
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM, karena DM bersifat
keturunan.
e. Riwayat Obstetri
 Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya ,
keluhan waktu haid, HPHT.
 Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai
hamil
 Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus,
retensi plasentadan perlu dikaji apakah ada riwayat Diabetes mellitus
gestasional, Hipertensi karena kehamilan, Infertilitas, Bayi low gestasional
age, Riwayat kematian janin, Lahir mati tanpa sebab jelas, Anomali
congenital, Aborsi spontan, Polihidramnion, Makrosomia atau berat bayi lebih
dari 4000 gram.
 Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat
bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, berat
badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir
 Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup
atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri, kontraksi, dan adanya
infeksi.
f. Riwayat Kehamilan sekarang
 Hamil muda, keluhan selama hamil muda
 Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan,
suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual,
keluhan lain.

g. Riwayat antenatal care meliputi :


Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang
didapat. Pada saat antenatalcare perlu diobservasi secara ketat juga kepatuhan ibu
dalam menjalani diet, kadar gula darah dan perawatan yang diberikan.
h. Pola Aktivitas Sehari-hari
 Pola nutrisi
Frekuensi makan : pasien dengan DM biasanya mengeluh sering lapar dan
haus.
 Pola eliminasi
BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering berkemih.
BAB : biasanya tidak ada gangguan.
 Pola personal hygiene
Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas.
 Pola istirahat dan tidur
Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang
berlebihan.
 Pola aktifitas dan latihan
Aktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi dapat menyebabkan rasa
lapar meningkat, pusing, nyeri kepala, berkeringat, letih, lemah, pernapasan
dangkal dan pandangan kabur. Jika ini terjadi maka ibu akan rentan terhapad
cedera dan jika rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan diet
ibu.
i. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa lemah dan letih
TD: ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya karena komplikasi dari
ibu dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia.
Nadi: pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan cepat.
Respirasi: pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis biasanya RR
meningkat dan napas bau keton.
Suhu: tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab pada kondisi
hipoglikemi.
Berat badan: ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih, dan terjadi
peningkatan berat badan waktu hamil yang berlebih.
 Kepala dan rambut: Tidak gangguan
 Wajah: Pasien pada keadaan hipoglekmia biasanya terlihat pucat.
 Mata: Pada keadaan hipoglikemi pasien akan mengeluh pandangan kabur atau
ganda dan pada keadaan hiperglikemi pasien akan mengeluh pandangan redup.
 Hidung: Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan dangkal, napas
bau keton.
 Keadaan mulut: Tidak ada gangguan.
 Telinga: Tidak ada gangguan.
 Leher: Tidak ada gangguan.
 Dada dan payudara: Dada (Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan
dangkal, napas bau keton), Sirkulasi jantung (Perlu dikaji peningkatan tekanan
darah dan nadi pasien), Payudara (Pada umumnya tidak gangguan),
Ekstremitas dan kulit (Pada keadaan hipoglikemia pasien akan berkeringat dan
kulit pasien lembab).

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
b. Resiko cedera berhubungan dengan hipoglikemia atau hiperglikemia
c. Resiko tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
maternal, perubahan pada sirkulasi.

3. Intervensi

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


o
1 Resiko tinggi terhadap Setelah  dilakukan 1. Timbang berat 1. Penambahan berat badan
perubahan nutrisi tindakan badan setiap adalah kunci petunjuk untuk
kurang dari kebutuhan keperawatan kunjungan prenatal. memutuskan penyesuaian
berhubungan dengan nutrisi pasien 2. Observasi masukan kebutuhan kalori.
ketidakmampuan terpenuhi. kalori dan pola 2. Membantu dalam
mencerna dan Kriteria Hasil: makan dalam 24 mengevaluasi pemahaman
menggunakan nutrisi - Kadar gula jam. pasien tentang aturan diet
kurang tepat darah puasa 3. Perhatikan adanya 3. Mual dan muntah dapat
antara 60-100 mual dan muntah mengakibatkan defisiensi
mg/dl dan 2 khususnya pada karbohidrat yang dapat
jam sesudah trimester pertama. mengakibatkan metabolisme
makan tidak 4. Ajarkan pasien lemak dan terjadinya
lebih dari 140 tentang metode ketosis.
mg/dl. finger stick untuk 4. Kebutuhan insulin dapat
memantau glukosa dinilai berdasarkan temuan
sendiri. glukosa darah serum secara
5. Diskusikan tentang periodic
dosis, jadwal dan 5. Pembagian dosis insulin
tipe insulin. mempertimbangkan
6. Kolaborasi dengan kebutuhan basal maternal
ahli gizi. dan rasio waktu makan.
7. Observasi kadar 6. Diet secara spesifik pada
Glukosa darah. individu perlu untuk
8. Tentukan hasil mempertahankan
HbA1c setiap 2 – 4 normoglikemi.
minggu. 7. Insiden abnormalitas janin
dan bayi baru lahir menurun
bila kadar glukosa darah
antara 60 – 100 mg/dl,
sebelum makan antara 60
-105 mg/dl, 1 jam sesudah
makan dibawah 140 mg/dl
dan 2 jam sesudah makan
kurang dari 200 mg/dl.
8. Memberikan keakuratan
gambaran rata rata control
glukosa serum selama 60
hari . Kontrol glukosa serum
memerlukan waktu 6
minggu untuk stabil.
2 Resiko cedera Setelah dilakukan 1. Jelaskan pada 1. Dengan meningkatnya
berhubungan dengan tindakan pasien dan keluarga pengetahuan pasien dan
hipoglikemia atau keperawatan tidak mengenai keluarga kondisi
hipoglikemi dan
hiperglikemia terjadi resiko hipoglikemia dan
hiperglikemi dapat dicegah
cedera. hiperglikemia sehingga dapat
Kriteria Hasil: termasuk penyebab meminimalkan resiko
- Pasien dan dan tanda gejalanya cedera.
dapat 2. Anjurkan pasien 2. Dimungkinkan jika pada
memahami untuk membawa keadaan hipoglikemia atau
mengenai hiperglikemi dapat
insulin spuit, juga
hipoglekemia dilakukan penanganan
dan gula kerja-cepat
cepat.
hiperglikemia saat bepergian jauh 3. Latihan fisik dan kepatuhan
dari rumah. diet dan stres sangat
3. Diskusikan berpengaruh pada kondisi
hubungan latihan ibu maupun janin, maka dari
fisik dan diet dan itu perlunya membatasi
efek keduanya pada kegiatan fisik yang berlebih
stres. dan kepatuhan diet sangat
berperan dalam menjaga
kondisi ibu dan janin.
Daftar Pustaka

Fraser. Diane, M. Cooper. Margaret, A. (2009). Buku ajar bidan Myles. Edisi 14. Jakarta:
EGC.

Kurniawati, D. & Mirzanie, H. (2009). Obgynacea (Buku Saku Obstetri & Ginekologi).
Yogyakarta: Tosca Enterprise.

Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculaplus.

Mitasani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Sudoyo, W. (2009). Buku Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Intern Publishing.

Sarwono, P. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Banjarmasin, Desember 2017


Preseptor Akademik Preseptor Klinik

............................................. ............................................

Anda mungkin juga menyukai