DENGAN DISTOSIA
Oleh :
Kelompok 6 / 2A
Delia Ihda Mufidah (P17210191018)
Pangestu Esa Ramadhani (P17210191020)
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
dan rahmat-Nya, kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan dengan Pasien Distosia” dengan lancar.
Harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan distosia. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum
sempurna, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi
perbaikan makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar dapat melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien dengan distosia.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengkaji pada pasien dengan distosia
2. Menetukan atau mengidentifikasi diagnosa pada pasien dengan
distosia
3. Menentukan perencanaan atau intervensi pada pasien dengan distosia
4. Menentuka tindakan keperawatan atau implementasi pada pasien
dengan distosia
5. Melakukan evaluasi pada pasien dengan distosia
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Konsep Penyakit
4. Kembar siam
Terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah
secara sempurna. Karena terjadinya pemisahan yang lambat, maka
pemisah anak tidak sempurna dan terjadi kembar siam (UNPAD
1998).
5. Gawat janin
a. Infusiensi uteruplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus
plasenta dalam waktu singkat) berupa aktivitas uterus yang
berlebihan, dapat dihubungkan dengan pemberian oksitosin,
hipotensi ibu, kompresi venakava, posisi terlentang, perdarahan
ibu, solusio plasenta, dan plasenta previa.
b. Infusiensi uteruplasenter kronik (kurang aliran darah uterus
plasenta dalam waktu lama) berupa penyakit hipertensi.
c. Diabetes melliltus
Pada ibu penderita DM maka kemungkinan pada bayi akan
mengalami hipoglikemia karena pada ibu yg diabetes
mengalami toleransi glukosa terganggu dan seringkali disertai
hipoksia.
d. Isoimunisasi rh, postmaturnitas atau dismaturnitas, kompresi
(penekanan) tali pusat.
2.1.6 Patofisiologi
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang
menyebakan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang
bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) dibawah
ramus pubis. Dorongan pada saat ibu meneran akan menyebabkan bahu
depan (anterior) berada dibawah pubis, bila bahu gagal untuk
mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada
pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan
bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak lahir mengikuti kepala.
2.1.7 Pathway
Kelainan respon psikologis
Kelainan tenaga Kelainan bentuk dan letak Kelainan jalan lahir
janin (janin besar, letsu )
Kurang pengetahuan ttg PAP sempit Ketokolamin
cara mengejan dg benar
Vasokontriksi pmb.
Kontraksi tdk sinkron Darah di miometrium
dg tenaga Janin kesulitan
melewati PAP His/ kontraksi uterus
Tenaga cepat habis
DISTOSIA
13
Nyeri akut
2.1.8 Komplikasi
Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan
komplikasi antara lain:
a. Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat sementara
kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan dan juga dapat
mengakibatkan terjadinya fistula karena nekrosis pada jalan lahir
b. Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin mengalami
hipoksia dan perdarahan
14
tiap 6 jam sampai 24 jam atau bila kadar glukosa >_ 45 gr % dua kali
berturut- turut). Pemantauan elektrolit pemberian glukosa parenteral sesuai
indikasi hidrokortison 5mg/ kg /hari IM dalam dua dosis bila pemberian
glukosa parenteral tidak efektif.
15
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama, suku/bangsa.
2. Keluhan utama
Proses persalinan yang lama menyebabkan adanya keluhan nyeri dan
cemas.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti: Kelainan letak
janin (lintang, sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia
sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti
hipertensi, anemia, panggul sempit, biasanya ada riwayat DM, biasanya
ada riwayat kembar dll.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM,
eklamsi dan pre eklamsi.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada ketombe
b. Mata
Biasanya konjungtiva anemis
c. Thorak
Inpeksi pernafasan: frekuensi, kedalaman nafas, jenis pernafasan,
biasanya ada bagian paru yang tertinggal saat pernafasan
d. Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak
awal persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak,
presentasi dan sikap anak normal atau tidak, raba fundus keras atau
lembek, biasanya anak kembar atau tidak, lakukan perabaan pada
16
simpisis biasanya blas penuh atau tidak untuk mengetahui adanya
distensi usus dan kandung kemih.
e. Vulva dan Vagina
Lakukan VT: biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edema pada
vulva atau servik, biasanya teraba promantorium, ada atau tidaknya
kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta untuk
mengidentifikasi adanya plasenta previa.
f. Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk
panggul dan kelainan tulang belakang.
7. Pola Fungsional Gordon
a. Pola persepsi-menajemen
Kesehatan klien terkadang tidak mengetahui bagaimana penatalaksaan
terhadap sakitnya ini
b. Pola nutrisi – metabolik
Biasanya pada klien terdapat penurunan nafsu makan karena sakit yang
ia alami
c. Pola eliminasi
Biasanya pada klien ini distensi usus atau kandung kemih yang
mungkin menyertai
d. Pola latihan dan aktivitas keadaan
Biasanya pada klien ini mengalami keletihan, kurang energi, letargi,
dan penurunan penampilan
e. Pola istirahat dan tidur
Biasanya pada klien ini istriharatnya terganggu karena sakit yang
dirasakan
f. Konsep diri merasa stress dengan keadaan penyakitnya ini
g. Pola peran dan hubungan
Biasanya ada sedikit masalah karena klien merasa rendah diri karena
selalu merasa bergantung kepada orang di sekitarnya
h. Pola reproduksi uterus mungkin distensi berlebihan karena
hidramnion, gestasi multipel.
17
i. Pola kognitif-perseptual
Biasanya tidak ada masalah dengan indra.
j. Pola coping
Klien biasanya tampak cemas dan keakutan
k. Pola keyakinan
Pada keadaan ini klien susah menjalankan kewajibannya dalam
beribadah karena sakit yang ia alami.
18
menyebabkan nyeri
- Keluhan nyeri menurun -Identifikasi skala nyeri -Setiap insividu mempunyai skala
- Sikap protektif nyeri yang berbeda, dengan skala
menurun dapat diketahui intensitas nyeri
- Gelisah menurun pasien
- Kesulitan tidur -Identifikasi respon nyeri non
- Dengan mengetahui respon nyeri
menurun Verbal
dapat menentukan skala dan
- Perineum merasa intensitas nyeri
-Idenifikasi faktor yang
tertekan menurun - Membantu dalam
memperberat dan meperingan
- Uterus teraba membulat mengidentifikasi derajat
nyeri
turun ketidaknyamanan
Terapeutik
- Ketegangan otot
-Berikan teknik nonfarmakologis
menurun -Teknik farmakologis dapat
untuk mengurangi rasa nyeri
- Tekanan darah mengalihkan perhatian pasien dan
(mis TENS, hipnosis, akupresur,
membaik efektif mengurangi rasa nyeri
terapi musik,dll)
-Kontrol lingkungan yang -Lingkungan yang nyaman dapat
memperberat rasa nyeri (mis mengalihkan rasa nyeri yang
suhu ruangan, pemcahayaan, dirasakan pasien
kebisingan)
-Fasilitasi istirahat dan tidur -Fasilitas istirahat tidur yang
nyaman akan membantu pasien
melupakan rasa nyeri yang
dideritanya
-Pertimbangkan jenis dan
-Dengan mempertimbangkan jenis
sumber nyeri dalam pemilihan
dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi nyeri
strategi akan lebih efektif dalam
menangani nyeri
Edukasi
-Jelaskan penyebab, periode, dan
- Pengetahuan yang memadai dapat
pemicu nyeri
memberi orientasi tentang
penyebab nyeri pada pasien
19
-Jelaskan strategi meredakan
nyeri -Dengan menjelaskan beberapa
strategi meredakan nyeri, pasien
akan lebih sigap menanganinya
-Ajarkan teknik secara mandiri
nonfarmakologis untuk -Teknik nonfarmakologis relaksasi
mengurangi rasa nyeri dapat mengalihkan perhatian dan
Kolaborasi mengurangi rasa nyeri pasien
-Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu -Pemberian analgetik dapat
mengurangi nyeri hebat
terkunci
-Gunakan pengaman tempat -Memimimalkan resiko jatuh yang
20
tidur sesuai dengan kebijakan dapat menyebakan cedera pada
fasilitas yankes pasien
-Diskusikan mengenai latihan - Untuk meningkatkan kesiapan
dan terapi fisik yang diperlukan fisik dan mental calon ibu selama
proses persalinan.
Edukasi
-Anjurkan berganti posisi secara - Disarankan untuk tidak berada
perlahan dan duduk selama dalam posisi yang sama selama
beberapa menit sebelum berdiri lebih dari 30 menit agar punggung
tidak menjadi kaku.
membaik pasien
Terapeutik
-Atur posisi pasien
-Untuk mengurangi resiko cedera
pada janin dalam proses kehamilan
maupun persalinan
-Lakukan menuver Leopoid
-Menentukan posisi janin dapat
untuk menentukan posisi janin
mengidentifikasi faktor yang
memperberat disfungsional
21
Edukasi persalinan
-Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan -Untuk mengurangi kecemasan dan
tingkat cedera pada pasien
4. Tingkat Ansietas (L. Reduksi Ansietas (I. 09314)
09093) Observasi
Setelah dilakukan asuhan -Identifikasi saat tingkat -Mengetahui sejauh mana
menurun Terapeutik
-Verbaslisasi khawatir -Ciptakan suasana terapeutik - Membina hubungan saling
22
berperan secara aktif
23
terhadap respon yang segera timbul setelah intervensi keperawatan di
lakukan.
Adapun evaluasi pada pasien dengan distosia adalah sebagai
berikut:
- Keluhan nyeri menurun
- Perineum merasa tertekan menurun
- Uterus teraba membulat turun
- Perdarahan menurun
- Ekspresi wajah kesakitan menurun
- Frekuensi napas membaik
- Pola istirahat tidur membaik
- Perilaku gelisah menurun
- Perilaku tegang menurun
DAFTAR PUSTAKA
PPNI, DPP. (n.d.). SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia Edisi, 1.
24
25