Anda di halaman 1dari 8

1.

PENGERTIAN KEPUTIHAN
Keputihan adalah semacam silim yang keluar terlalu banyak, warnanya
putih seperti sagu kental dan agak kekuning-kuningan. Jika silim atau lendir
ini tidak terlalu banyak, tidak menjadi persoalan.(Handayani, 2008)
Keputihan muncul dikarenakan adanya peningkatan hormonal selama
kehamilan. Dalam hal ini Vagina akan mengeluarkan Cairan berwarna
putih seperti susu, encer dan tidak berbau. Cairan akan bertambah
banyak seiring dengan bertambahnya usia kehamilan anda. Hal ini
merupakan hal yang wajar, untuk itu kebersihan dan kelembaban
disekitar area vagina harus tetap terjaga, juga pakailah pakaian dalam
yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat. Namun jika keputihan
disertai gatal-gatal dan berbau segera periksa ke dokter anda. Karena
dengan kondisi ini kemungkinan terjadi adanya infeksi, jika tidak
segera mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan perlunakan
dalam leher rahim dan akan timbul kontraksi sebelum waktunya.
(Kusumawati, 2008)
etiologi
Adapun beberapa penyebab Keputihan antara lain :
a. Infeksi vagina oleh jamur (Candida albicans) atau parasit (Tricomonas)
Jenis infeksi yang terjadi pada vagina yakni, bacterial vaginosis,
trikomonas, dan candidiasis. Bakterial vaginosis merupakan gangguan
vagina yang sering terjadi ditandai dengan keputihan dan bau tak sdap. Hal
ini di sebabkan oleh lactobacillus menurun, bakteri patogen (penyebab
infeksi) meningkat, dan pH vagina meningkat.
b. Faktor Hygiene yang jelek
Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat menyebabkan timbulnya
keputihan. Hal ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat
sehingga bakteri patogen penyebab infeksi mudah menyebar.
c. Pemakaian obat-obatan (Antibiotik, Kortikosteroid, dan Pil KB) dalam waktu
lama.
Karena pemakaian obat- obatan khususnya anti biotik yang terlalu
lama dapat menimbulkan sistem imuitas dalam tubuh. Sedangkan
penggunaan KB mempengaruhi keseimbangan hormonal wanita. Biasanya
pada wanita yang mengkonsumsi antibiotik timbul keputihan.
d. Stress
Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak
mengalami stress maka hormonal di dalam tubuh mengalami perubahan
keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Purwantyastuti (2004) yang mengatakan bahwa wanita
bisa mengalami gangguan siklus menstruasi / keputihan yang disebabkan
oleh stress.
Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang
dimasukkan secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti
tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan, benang yang berasal
dari selimut, celana dan lainnya. Bisa juga karena luka seperti tusukan,
benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama. Karena keputihan,
seorang ibu bahkan bisa kehilangan bayinya. (Suryana, 2009)
PATOGENESIS
Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret
vagina bisa dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu
diinterpretasikan penderita sebagai suatu infeksi, khususnya
disebabkan oleh jamur. Beberapa perempuan pun mempunyai sekret
vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi normal, cairan yang keluar
dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel vagina yang terlepas
dan mucus serviks, yang akan bervariasi karena umur, siklus
menstruasi, kehamilan, penggunaan pil KB.(2)
Lingkungan vagina yang normal ditandai adanya suatu hubungan yang
dinamis antara Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen lain,
estrogen, glikogen, pH vagina dan hasil metabolit lain. Lactobacillus
acidophilus menghasilkan endogen peroksida yang toksik terhadap
bakteri pathogen. Karena aksi dari estrogen pada epitel vagina,
produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat
yang menghasilkan pH vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan pada
level ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain.(2)
Kandidiasis vaginalis merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh
Candida sp. terutama C. albicans. Infeksi Candida terjadi karena
perubahan kondisi vagina. Sel ragi akan berkompetisi dengan flora
normal sehingga terjadi kandidiasis. Hal-hal yang mempermudah
pertumbuhan ragi adalah penggunaan antibiotik yang berspektrum
luas, penggunaan kontrasepsi, kadar estrogen yang tinggi, kehamilan,
diabetes yang tidak terkontrol, pemakaian pakaian ketat, pasangan
seksual baru dan frekuensi seksual yang tinggi. Perubahan lingkungan
vagina seperti peningkatan produksi glikogen saat kehamilan atau
peningkatan hormon esterogen dan progesterone karena kontrasepsi
oral menyebabkan perlekatan Candida albicans pada sel epitel vagina
dan merupakan media bagi prtumbuhan jamur. Candida albicans
berkembang dengan baik pada lingkungan pH 5-6,5. Perubahan ini bisa
asimtomatis atau sampai sampai menimbulkan gejala infeksi.
Penggunaan obat immunosupresan juga menajdi faktor predisposisi
kandidiasis vaginalis. (4,5)
Pada penderita dengan Trikomoniasis, perubahan kadar estrogen dan
progesterone menyebabkan peningkatan pH vagina dan kadar glikogen
sehingga berpotensi bagi pertumbuhan dan virulensi dari Trichomonas
vaginalis.(2)
Vaginitis sering disebabkan karena flora normal vagina berubah karena
pengaruh bakteri patogen atau adanya perubahan dari lingkungan
vagina sehingga bakteri patogen itu mengalami proliferasi. Antibiotik
kontrasepsi, hubungan seksual, stres dan hormon dapat merubah
lingkungan vagina tersebut dan memacu pertumbuhan bakteri
patogen. Pada vaginosis bacterial, diyakini bahwa faktor-faktor itu
dapat menurunkan jumlah hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh
Lactobacillus acidophilus sehingga terjadi perubahan pH dan memacu
pertumbuhan Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis dan
Mobiluncus yang normalnya dapat dihambat. Organisme ini
menghasilkan produk metabolit misalnya amin, yang menaikkan pH
vagina dan menyebabkan pelepasan sel-sel vagina. Amin juga
merupakan penyebab timbulnya bau pada flour albus pada vaginosis
bacterial.(2)
Flour albus mungkin juga didapati pada perempuan yang menderita
tuberculosis, anemia, menstruasi, infestasi cacing yang berulang, juga
pada perempuan dengan keadaan umum yang jelek , higiene yang
buruk dan pada perempuan yang sering menggunakan pembersih
vagina, disinfektan yang kuat.(2)

GEJALA KEPUTIHAN
Keputihan normal mempunyai ciri ciri :
1. Cairan yang keluar encer
2. Berwarna bening atau krem
3. Tidak berbau
4. Tidak gatal
5. Jumlahnya sedikit
Disebut Keputihan tidak normal jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
:
1. Cairan yang keluar bersifat kental
2. Berwarna putih susu, kuning atau hijau
3. Terasa gatal
4. Berbau tidak sedap
5. Menyiksa bercak pada pakaian dalam
6. Jumlahnya banyak

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan :
- Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan biokimia dan urinalisis.
- Kultur urin untuk menyingkirkan infeksi bakteri pada traktus urinarius
- Sitologi vagina
- Kultur sekret vagina
- Radiologi untuk memeriksa uterus dan pelvis
- Ultrasonografi (USG) abdomen
- Vaginoskopi
- Sitologi dan biopsy jaringan abnormal
- Tes serologis untuk Brucellosis dan herpes
- Pemeriksaan PH vagina.
- Penilaian swab untuk pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan KOH
10 % .
- Pulasan dengan pewarnaan gram .
- Pap smear.
- Biopsi.
- Test biru metilen.(1,3)

DIAGNOSIS
Diagnosis fluor albus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan
pemeriksaan penunjang.
- Anamnesis(3)
Ditanyakan mengenai usia, metode kontrasepsi yang dipakai oleh akseptor
KB kontak seksual, perilaku, jumlah, bau dan warna leukore, masa inkubasi,
penyakit yang diderita, penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid dan
keluhan-keluhan lain
- Pemeriksaan Fisis dan Genital (7)
Inspeksi Kulit perut bawah, rambut pubis, terutama perineum, dan anus.
Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna. Pemeriksaan spekulum untuk vagina
dan serviks, pemeriksaan bimanual pelvis, palpasi kelenjar getah bening dan
femoral.
- Laboratorium (7)
Hasil pengukuran pH cairan vagina dapat ditentukan dengan kertas
pengukur pH dan pH diatas 4,5 sering disebabkan oleh trichomoniasis tetapi
tidak cukup spesifik. Cairan juga dapat diperiksa dengan melarutkan sampel
dengan 2 tetes larutan normal saline 0,9% diatas objek glass dan sampel
kedua di larutkan dalam KOH 10%. Penutup objek glass ditutup dan diperiksa
dibawah mikroskop. Sel ragi atau pseudohyphae dari candida lebih mudah
didapatkan pada preparat KOH. Namun kultur T. vaginalis lebih sensitive
disbanding pemeriksaan mikroskopik.
Secara klinik, untuk menegakkan diagnosis vaginosis bakterial harus
ada tiga dari empat kriteria sebagai berikut, yaitu: (1) adanya sel clue pada
pemeriksaan mikroskopik sediaan basah, (2) adanya bau amis setelah
penetesan KOH 10% pada cairan vagina, (3) duh yang homogen, kental,
tipis, dan berwarna seperti susu, (4) pH vagina lebih dari 4.5 dengan
menggunakan nitrazine paper.

PENATALAKSANAAN
Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan (fluor albus),
sebaiknya penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin sekaligus untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab lain seperti kanker leher
rahim yang juga memberikan gejala keputihan berupa sekret encer,
berwarna merah muda, coklat mengandung darah atau hitam serta berbau
busuk.(8)
Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti
jamur, bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk
mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan
penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan
biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida
dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit.
Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), topikal seperti krem
yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam liang vagina.
Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga
diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan
seksual selama masih dalam pengobatan. Selain itu, dianjurkan untuk selalu
menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan pencegahan sekaligus
mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan :
1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat
cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
2. Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk
mencegah penularan penyakit menular seksual.
3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap
kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan
bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat.
Biasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk
mencegah bakteri berkembang biak.
4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari
arah depan ke belakang.
5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena
dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis
dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih vagina.
6. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi
pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi.
7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti
meminjam perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di atas
kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum
menggunakannya.(8)
Tujuan pengobatan
- Menghilangkan gejala
- Memberantas penyebabrnya
- Mencegah terjadinya infeksi ulang
- Pasangan diikutkan dalam pengobatan
Fisiologis : tidak ada pengobatan khusus, penderita diberi penerangan untuk
menghilangkan kecemasannya.
Patologi : Tergantung penyebabnya
Berikut ini adalah pengobatan dari penyebab paling sering :
1. Candida albicans (3)
Topikal
- Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
- Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
- Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 14 hari
Sistemik
- Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
- Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari
- Nimorazol 2 gram dosis tunggal
- Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan
2. Chlamidia trachomatis
- Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari (Illustrated of textbook gynecology)
- Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari bila
- Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari selama 14hari
- Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari
- Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10
hari
3. Gardnerella vaginalis
- Metronidazole 2 x 500 mg
- Metronidazole 2 gram dosis tunggal
- Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari
- Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan
4. Neisseria gonorhoeae
- Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau
- Amoksisiklin 3 gr im
- Ampisiillin 3,5 gram im atau
Ditambah :
- Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau
- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Tiamfenikol 3,5 gram oral
- Kanamisin 2 gram im
- Ofloksasin 400 mg/oral
Untuk Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilinase
- Seftriaxon 250 mg im atau
- Spektinomisin 2 mg im atau
- Ciprofloksasin 500 mg oral
Ditambah
- Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau
- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
5. Virus herpeks simpleks
Belum ada obat yang dapat memberikan kesembuhan secara tuntas
- Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari
- Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari
- Povidone iododine bisa digunakan untuk mencegah timbulnya infeksi
sekunder(8)
6. Penyebab lain :
Vulvovaginitis psikosomatik dengan pendekatan psikologi. Desquamative
inflammatory vaginitis diberikan antibiotik, kortikosteroid dan estrogen. (3)

Anda mungkin juga menyukai