Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

FEBRIS

Oleh :
Nama : Heni Kurnia
NIM : 2018.04.014

PROGRAM STUDI PROFESI NERS NON REGULER

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BANYUWANGI
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
FEBRIS

1. DEFINISI
Demam merupakan kenaikan suhu tubuh diatas normal. Demam dapat
merupakan manifestasi penyakit neoplastik, gangguan – gangguan peradangan non
infeksi atau katabolisme berlebihan pada keadaan – keadaan metabolik tertentu
(Guyton,2010).
Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus
(Elizabeth J. Corwin, 2010). Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari
37,5 ºC (E. Oswari, 2009). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam
leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal
dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak
berdasarkan suatu infeksi (Sjaifoellah Noer, 2008).
Demam pada saat kehamilan sebetulnya sama dengan demam pada keadaan
biasa.Namun demam yang terjadi pada masa kehamilan bisa menjadi masalah serius
karena dapat menyebabkan kelainan bawaan, kelahiran, prematur, hingga kematian
ibu dan janin. Karena itu calon ibu harus mengerti jenis demam yang dialaminya agar
bisa melakukan penanganan yang tepat (Julia,2010).
Demam pada masa kehamilan merupakan salah satu tanda bahaya dalam
kehamilan.dikatakan demam apabila panas tubuh ibu lebih dari 38 oC. Demam tinggi
dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.karena merupakan salah satu
dari tanda bahaya kehamilan maka demam pada ibu harus segera mendapatkan
penanganan (Manuaba,2001).
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain:
a. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun
kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil
dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila
demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua
hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam
yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode
bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti
semula. Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu
misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan
demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti :
abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak
dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari
para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu
penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya.
Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.

2. ETIOLOGI
Demam terjadi bila pemebentukan panas melebihi pengeluaran.demam dapat
berhubungan dengan infeksi. Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa,
dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau
dehidrasi (Julia,2010).
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
reaksi terhadap pemakaian obat, juga gangguan pusat regulasi suhu sentral ( misal:
perdarahan otak). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab
demam diperlukan antara lain : ketelitian pengambilan riwayat penyakit pasien,
pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laborat,
serta penunjang lain secara tepat dan holistik ( Ngastiah, 2009).
Beberapa penyebab umum timbulnya demam : (Manuaba, 2009) dan
(Mansjoer, Arif. 2kk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta :
1. Demam sering disebabkan infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,
pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih.
2. Infeksimononucleosis yang disertai rasa lelah.
3. Kelelahan karena kepanasan atau terbakar sinar matahari
Ibu hamil lebih rentan terkena febris karena sistem imunnya memiliki tugas
ganda, yaitu menjaga ibu dan bayinya. Bakteri ataupun virus akan lebih mudah
menginfeksi ibu hamil. Selain itu, dikutip dari laman www.parents.com, beberapa
penyebab utama dari demam pada ibu hamil antara lain:
1. Influenza
Semua orang pasti pernah mengalami flu dalam hidupnya. Namun karena
daya tahan tubuhnya yang menurun, ibu hamil menjadi lebih rentan terkena
flu. Flu berbeda dengan pilek biasa. Gejala yang ditunjukkan oleh flu
biasanya lebih parah dari pilek. Selain itu, flu disebabkan oleh jenis virus
yang berbeda dengan pilek. Penularan flu pada ibu hamil terjadi melalui
batuk dan bersin.
2. Infeksi Saluran Kemih
Sebanyak 10% ibu hamil pernah mengalami infeksi saluran kemih pada
waktu kehamilan tertentu. Sistem saluran kemih pada manusia mencangkup
ureter, uretra, kandung kemih dan ginjal. Ketika terjadi infeksi, bakteri
menyerang sistem saluran ini. Biasanya infeksi saluran kemih pada ibu
hamil tidak berbahaya dan hanya bersifat sementara. Infeksi akan sembuh
jika ditangani dengan baik dan banyak minum air putih. Infeksi saluran
kemih pada ibu hamil kadang tidak menunjukkan gejala. Namun seringkali
gejala yang ditunjukkan adalah adanya demam.
3. Chorioamnionitis
Demam tinggi juga dapat terjadi karena infeksi dari
bakteri Chorioamnionitis, yaitu bakteri yang menyerang membran di sekitar
janin (Chorion dan Omnion). Infeksi ini dapat memicu keringat berlebih
dan mempercepat detak jantung. Untuk langkah pengobatan, dokter
biasanya akan memberikan antibiotik pada ibu hamil dan menyelamatkan
bayinya. Selanjutnya bayi akan diperiksa apakah turut terkena infeksi atau
tidak. Kemudian diberikan antibiotik juga.
4. Infeksi Saluran Pernafasan Bagian Atas (Pilek Biasa)
Gejala yang ditunjukkan oleh pilek biasa mungkin akan mirip dengan flu.
Seperti misalnya hidung yang berair, sakit tenggorokan, batuk dan hidung
mampet. Namun pilek biasanya tidak lebih berbahaya dari flu. Pilek juga
akan sembuh dengan sendirinya dan secara tiba-tiba. Jika pilek tidak sembuh
dalam beberapa hari, itu kemungkinan adalah tanda dari infeksi yang lebih
serius, seperti sinuitis dan pneumonia.

Infeksi virus dan bakteri merupakan penyebab demam yang paling umum. Infeksi
virus lebih berbahaya dibandingkan infeksi bakteri karena virus bisa menyebabkan
risiko kecacatan dan janin yang meninggal dalam kandungan lebih besar. Namun,
bukan berarti infeksi bakteri bisa diabaikan begitu saja. Keduanya tetap sama-sama
berbahaya.
1. Infeksi Virus
Pada kasus infeksi oleh virus TORCH (Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus, dan Herpes) dapat menyebabkan kelainan otak, jantung,
penglihatan, pendengaran, dan kelainan struktur tubuh. Sementara infeksi
saluran kencing dan IMS (infeksi menular seksual) yang disebabkan oleh
bakteri bisa menyebar sampai ke kandungan secara langsung maupun lewat
sirkulasi darah.
2. Perubahan Suhu
Sebuah studi mengatakan bahwa suhu tubuh ibu hamil yang terlalu sering
berubah atau meningkat pada awal tanda kehamilan, akan berisiko
menyebabkan janin terlahir cacat seperti perkembangan otak yang tidak
maksimal atau tulang belakang yang lambat berkembang (Neural Tube
Defect). Spina bifida dan Anensefalus merupakan jenis dari Neural Tube
Defect (NTD) yang sering dijumpai. Sfina bifida adalah kondisi dimana
kolum tulang belakang yang tidak tertutup secara sempurna. Kebanyakan
kejadian ini bisa bertahan sampai tumbuh dewasa.
3. Kekurangan asam folat
Sedangkan kejadian anensefalus (tulang tengkorak yang tidak menutup
sempurna) umumnya ditemukan meninggal setelah bayi lahir. Selain
disebabkan oleh suhu tubuh, NTD juga disebabkan oleh ibu yang
kekurangan manfaat asam folat bagi ibu hamil dan terlalu banyak menghirup
asap rokok. (Baca juga : bahaya asap rokok pada ibu hamil)
4. Infeksi Menular Seksual
Selain itu, infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh bakteri E.coli,
P.mirabilis, Streptococcus, dan Staphylococcus saprophyticus atau infeksi
menular seksual (IMS) oleh bakteri Chlamydia trachomatis, Neisseria
gonorrhoeae, Gardnerella vaginalis dapat menyebar sampai ke kandungan
secara langsung maupun lewat peredaran darah. dapat pula menyebar naik ke
kandungan secara langsung maupun lewat sirkulasi darah. Jika tidak ditangani
dengan baik bisa menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur.

3. PATOFISIOLOGI
Nukleus pre-optik pada hipotalamus anterior berfungsi sebagai pusat
pengatur suhu dan bekerja mempertahankan suhu tubuh pada suatu nilai yang
sudah ditentukan, yang disebut hypothalamus thermal set point. Pada
demam hypothalamic thermal set point meningkat dan mekanisme pengaturan
suhu yang utuh bekerja meningkatkan suhu tubuh ke suhu tertentu yang baru.
Terjadinya demam disebabkan oleh pelepasan zat pirogen dari dalam
lekosit yang sebelumnya telah terangsang baik oleh zat pirogen eksogen yang
dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik
yang tidak berdasarkan suatu infeksi Pirogen eksogen ini juga dapat karena obat-
obatan dan hormonal, misalnya progesterone.
Secara skematis mekanisme terjadinya febris atau demam dapat
digambarkan sebagai berikut :
Stimulus eksogen (endotoksin, staphylococcal erythoxin dan
virus) à menginduksi sel darah putih untuk produksi pirogen endogen àyang
paling banyak keluar IL-1 dan TNF-a, selain itu ada IL-6 dan IFN à bekerja
pada sistem saraf pusat di level organosum vasculosum pada lamina terminalis
(OVLT) à OVLT dikelilingi oleh porsio medial dam lateral pada pre-optic
nucleus, hipotalamus anterior dan septum pallusolum.
Mekanisme sirkulasi sitokin di sirkulasi sistemik berdampak pada
jaringan neural masih belum jelas. hipotesanya adanya kebocoran di sawar
darah otak di level OVLT menyediakan sistem saraf pusat untuk merasakan
adanya pirogen endogen. Mekanisme pencetus tambahan termasuk transport
aktif sitokin ke dalam OVLT atau aktivasi reseptor sitokin di sel endotel di
neural vasculature, yang mentranduksi sinyal ke otak.
OVLT mensintesa prostaglandin, khususnya prostaglandin E2, yang
merespons pirogen endogen. PG E2 bekerja secara langsung ke sel pre-optic
nucleus untuk menurunkan rata pemanasan pada neuron yang sensitif pada
hangat dan ini salah satu cara menurunkan produksi pada arachidonic acid
pathway. Kejadian yang lebih luas pada cyclooxygenase-2 (COX-2) di neural
vasculature yang penting pada formasi febris. Induksi pada respons febris oleh
lipopolisakarida, TNF-a dan IL-1b yang menghasilkan kenaikan COX-2 mRNA
pada cerebral vasculature pada beberapa model eksperimental febris.
Peningkatan suhu dikenal untuk menginduksi perubahan pada banyak sel
efektor pada respons imun. Demam menginduksi terjadinya respons syok
panas. Pada respons syok panas terjadi reaksi kompleks pada demam, untuk
sitokin atau beberapa stimulus lain. Hasil akhir dari reaski ini adalah produksi
heat shock protein (HSPs), sebuah kelas protein krusial untuk penyelamatan
seluler.
Sitokin proinflamotori à masuk ke sirkulasi hipotalamik à stimulasi
pengeluaran PG lokal, resetting set point termal hipotalamik àsitokin
proinflamatori vs kontrainflamatori (misalya seperti IL-10 dan substansi lain
seperti arginin vasopresin, MSH, glukokortikoid) àmembatasi besar dan
lamanya demam
4. MANIFESTASI KLINIS
(Julia, 2010)
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada
fase demam meliputi:
Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)
Tanda dan gejala
- Peningkatan denyut jantung
- Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
- Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
- Peningkatan suhu tubuh
- Pengeluaran keringat berlebih
- Rambut pada kulit berdiri
- Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
Fase 2 ( proses demam)
Tanda dan gejala
- Proses mengigil lenyap
- Kulit terasa hangat / panas
- Merasa tidak panas / dingin
- Peningkatan nadi
- Peningkatan rasa haus
- Dehidrasi
- Kelemahan
- Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)
- Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.
Fase 3 (pemulihan)
Tanda dan gejala
- Kulit tampak merah dan hangat
- Berkeringat
- Mengigil ringan
- Kemungkinan mengalami dehidrasi

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Uji coba darah,Contoh pada Demam Dengue terdapat leucopenia pada
hari ke-2 atau hari ke-3. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan
hemokonsentrasi. Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya
memanjang, dapat ditemukan penurunan factor II,V,VII,IX, dan XII. Pada
pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia,
hipokloremia. SGOT, serum glutamit piruvat(SGPT), ureum, dan pH darah
mungkin meningkat, reverse alkali menurun.
2. Pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus
rutin.
Contoh pada DBD air seni mungkin ditemukan albuminuria ringan.
3. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat
dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.
4. Ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa

5. PENATALAKSANAAN
1. Pemberian obat anti piretik, misalparasetamol
2. Perbanyak minum air putih agar mencegah terjadinya
dehidrasi
3. Gunakan pakaian yang muidah menyerap keringat
4. Kompres dengan air hangat
5. Konsumsi makanan yang adekuat dan cukup istirahat

6. PENCEGAHAN
1. Rutin memeriksakan kehamilan
Pemeriksaan kehamilan paling sedikit dilakukan 4 kali selama masa
kehamilan yakni 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester
kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga. Apabila menemukan tanda atau
masalah, ibu hamil harus segera menghubungi dokter kandungan
maupun bidan. Rajin memeriksakan kandungan merupakan langkah
paling tepat untuk mencegah dan mengetahui secara cepat kemungkinan
bahaya kehamilan. Serta bisa segera dilakukan penanganan yang cepat.
2. Menjaga daya tahan tubuh
Daripada mengkonsumsi obat-obatan yang kemungkinan bisa berdampak
buruk pada janin, ibu lebih dianjurkan untuk menjaga stamina dan daya
tahan tubuh agar tidak mudah terkena penyakit termasuk demam.
Vitamin C yang kaya akan kandungan antioksidan membantu melindungi
sel-sel sehingga menjaga tubuh tetap sehat. Konsumsi makanan sehat
untuk ibu hamil seperti buah dan sayur yang mengandung vitamin C
seperti jambu merah, leci, pepaya, stroberri, jeruk, mangga, kubis,
brokoli, kembang kol, labu, dan sebagainya untuk memperkuat daya
tahan tubuh.
3. Menjaga kebersihan
Membersihkan tangan merupakan langkah paling dasar dari mencegah
infeksi bakteri maupun virus. Rajin membersihkan tangan akan
menghambat perkembangan dan penyebaran virus. Mandi minimal 2 kali
sehari. Jika banyak berkeringat, ibu harus rajin berganti pakaian terutama
pakaian dalam. Pakai pakaian yang longgar dan dapat menyerap keringat.
4. Istirahat yang cukup
Ibu hamil memang mudah kelelahan. Oleh sebab itu ibu harus pandai
mengatur waktu, perbanyak istirahat, dan jangan memaksakan diri.
5. hindari dehidrasi dan cukupi hidrasi tubuh dengan minum air putih
karena meningkatkan suhu tubuh 0,1oC akan meningkatkan kebutuhan
cairan tubuh.bila minum obat penurun demam bisa menggunakan
golongan parasetamol yang aman untuk ibu hamil.

7. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a). Identitas Pasien
Identitas : Meliputi nama, umur, pendidikan, susku bangsa, pekerjaan,
agama, alamat.
b). Riwayat kesehatan
 Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) :
panas.
 Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien
saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam,
gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu
makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil,
gelisah.
 Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
 Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain
baik bersifat genetik atau tidak)
2. Pemeriksaan fisik
a). Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi
b). Pemeriksaan persistem
- Sistem persepsi sensori
- Sistem persyarafan : kesadaran
- Sistem pernafasan
- Sistem kardiovaskuler
- Sistem gastrointestinal
- Sistem integument
- Sistem perkemihan
3. Pada fungsi kesehatan
a). Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b). Pola nutrisi dan metabolism
c). Pola eliminasi
d). Pola aktivitas dan latihan
e). Pola tidur dan istirahat
f). Pola kognitif dan perceptual
g). Pola toleransi dan koping stress
h). Pola nilai dan keyakinan
i). Pola hubungan dan peran

4. Pemeriksaan penunjang
a). Laboratorium
b). Foto rontgent
c). USG

8. DIAGNOSA PERAWATAN
1. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake
yang kurang dan diaporesisi
3. Hambatan mobilitas fisik b/d kelemahan
4. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kurang nafsu makan

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria HasilIntervensi (NIC)


Keperawatan (NOC)
1. Nutrisi Kurang DariSetelah dilakukan tindakan 1. Lakukan
Klebutuhan Tubuhperawatan selama ….X pendekatan pasien dan
B/D Kurang Nafsu24jam, pasien mengalami keluarga
Makan keseimbangan atau 2. Jelaskan
kebutuhan gizi pasien dapat pada pasien dan keluarga
terpenuhi penyebab rasa sakit dan cara
mengurangi rasa sakit
3. Jelaskan
pada pasien dan keluarga
tentang p[enyakitnya jika ia
tidak makan
4. Anjurkan
pada klg untuk memberikan
makanan tambahan yang
ringan untuk dicerna
5. Observas
i ttv
6. Kolabora
si dengan tim klesehatan dan
ahli gizi

2. Hipertemia Setelah dilakukan tindakan Mengontrol panas


berhubungan perawatan selama ….XMonitor suhu minimal tiap 2jam
dengan proses24jam, pasien mengalamiMonitor suhu basal secara
penyakit. keseimbangan termoregulasikontinyu sesui dengan
Batasan dengan kebutuhan.
karakeristik : kriteria hasil : Monitor TD, Nadi, dan RR
kenaikan suhu Suhu tubuh dalam rentangMonitor warna dan suhu kulit
tubuh diatas normal 35,9 C – 37,5 C Monitor penurunan tingkat
rentang normal Nadi dan RR dalam rentangkesadaran
serangan atau normal Monitor WBC,Hb, Hct
konvulsi (kejang) Tidak ada perubahan warnaMonitor intake dan output
kulit kemerahan kulit Berikan anti piretik
pertambahan RRTidak ada pusing Berikan pengobatan untuk
takikardi mengatasi penyebab demam
saat disentuh Selimuti pasien
tangan terasa Lakukan Tapid sponge
hangat Berikan cairan intra vena
Kompres pasien pada lipat paha,
aksila dan leher
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya menggigil
Temperature Regulation
Monitor tanda- tanda hipertermi
Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat panas
Diskusikan tetang pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negative dari
kedinginan
Berikan obat antipiretik sesuai
dengan kebutuhan
Gunakan matras dingin dan
mandi air hangat untuk mengatasi
gangguan suhu tubuh sesuai
dengan kebutuhan

Lepasakan pakaian yang


berlebihan dan tutupi pasien
dengan hanya selembar pakaian.
Vital Sign Monitoring
Monitor TD, Nadi, Suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
Monitor vital sign saat pasien
berdiri, duduk dan berbaring
Auskultasi TD pada kedua lengan
dan bandingkan
Monitor TD, Nadi, dan RR
sebelum, selama, dan sesudah
aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan
Abnormal
Monitor suhu, warna dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya tekanan nadi
yang melebar , bradikardi,
peningkatan sistolik (Chusing
Triad)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital Sign

3. Resiko injury Setelah dilakukan tindakanSediakan lingkungan yang aman


berhubungan keperawatan selama …x untuk pasien
dengan infeksi 24 jam, pasien tidak Identifikasi kebutuhan
mikroorganisme mengalami injury. Keamanan pasien sesuai dengan
Risk Injury kondisi fisik dan fungsi kognitif
Kriteria Hasil : pasien dan riwayat penyakit
 Klien terbebas dari cidera terdahulu pasien
 Klien mampu menjelaskanMenghindari lingkungan yang
cara/metode untuk berbahaya misalnya
mencegah injury atau cedera memindahkan perabotan
 Klien mampu menjelaskanMemasang side rail tempat tidur
factor resiko dari lingkungaMenyediakan tempat tidur yang
atau perilaku personal nyaman dan bersih
 Mampu memodifikasi gayaMeletakan saklar lampu
hidup untuk mencegah injury tempat yang mudah dijangkau
 Menggunakan fasilitaspasien
kesehatan yang ada Membatasi pengunjung
 Mampu mengenali Memberikan penerangan yang
perubahan status kesehatan cukup
Menganjurkan keluarga untuk
menemani pasien
Mengontrol lingkungan dari
kebisingan
Memindahkan barang-barang
yang dapat membahayakan
Berikan penjelasan pada pasien
dan keluarga atau pengunjung
adanya perubahan status
kesehatan dan penyebab
penyakit.
4. Resiko kekuranganSetelah dilakukan tindakanFluid management:
volume cairan keperawatan selama …x 24Pertahankan catatan intake dan
dengan faktorjam, fluid balance denganoutput yang akurat
resiko faktor yangkriteria hasil : Monitor status
mempengaruhi Mempertahankan urinedehidrasi( kelembaban membrane
kebutuhan cairanoutput sesuai dengan usiamukosa, nadi adekuat, tekanan
(hipermetabolik) dan BB, BJ urine normal, HTdarah ortostatik)
normal Monitor vital sign
Tekanan darah, nadi, suhuMonitor asupan makanan/ cairan
tubuh dalam batas normal dan hitung intake kalori harian
Tidak ada tanda- tandaLakukan terapi IV
dehidrasi, elastisitas turgorMonitor status nutrisi
kulit baik, membrane mukosaBerikan cairan
lembab, tidak ada rasa hausBerikan cairan IV pada suhu
yang berlebihan. ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian nasogastrik
sesuai output
Dorong keluarga untuk membantu
pasien makan
Anjurkan minum kurang lebih 7-
8 gelas belimbing perhari
Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
memburuk
Atur kemungkinan transfus
PATHWAY FEBRIS

Agen infeksius Dehidrasi


Mediator inflamasi

Monosit/makrofag Tubuh kehilangan cairan

Sitokin pirogen

Mempengaruhi hipothalamus penurunan cairan intrasel


Anterior

Demam

Peningkatan evaporasi meningkatnya Ph berkurang


peningkatan suhu
Metabolik tubuh
tubuh

Mk: resiko anoreksia


defisit volume Mk :
cairan hipertermi
Kelemahan intake makanan
berkurang

Mk: intoleransi Mk: nutrisi


aktivitas kurang dari
kebutuhan

gangguan rasa nyaman

gelisah tidak bisa tidur

kurang pengetahuan
Mk: gangguan
istirahat tidur
Mk : ansietas
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C.2010.Fisiologi Manusia Dan Mekanisme Penyakit. Jakarta :EGC

Ilmu Kesehatan Anak. 2000. FKUI

Juluia Klaarjie. 2010. Metode Tepat Mengatasi Demam

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selecta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius.

Manuaba. 2009. Pengantar Kuliah Obstetri Jakara.:EGC

Ngastiyah, 2009. Perawatan Keperawatan Ibu Dan Anak . Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai