Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MATERNITAS FEBRIS PADA KEHAMILAN

DI RSUD Dr. R. SOEDJATI SOEMODIARDJO PURWODADI

Oleh :

TRIYAS ARUN CLANDIA

DIII KEPERAWATAN

2001041

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS AN NUUR PURWODADI

2023
A. DEFINISI
Demam merupakan kenaikan suhu tubuh di atas normal. Demam dapat merupakan
manifestasi penyakit neoplastik, gangguan-gangguan peradangan non infeksi atau
katabolisme berlebihan pada keadaan-keadaan metabolik tertentu (Guyton, 2010).
Demam pada saat kehamilan sebetulnya sama seperti demam pada keadaan biasa.
Namun demam yang terjadi pada masa kehamilan bisa menjadi masalah serius karena
dapat menyebabkan kelainan bawaan, kelahiran, premature, hingga kematian ibu dan
janin. Karena itu calon ibu harus mengerti jenis demam yang dialaminya agar bisa
melakukan penanganan yang tepat ( Julia, 2010).
Demam pada masa kehamilan merupakan salah satu tanda bahaya dalam kehamilan.
Dikatakan demam apabila panas tubuh ibu lebih dari 38 derajat C. Demam tinggi dapat
merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Karena merupakan salah satu dari
tanda bahaya kehamilan, maka demam pada ibu harus harus segera mendapatkan
penanganan (Manuaba, 2009).

B. KLASIFIKASI
1. Fever merupakan keabnormalan elevasi dari suhu tubuh, biasanya karena proses
patologis
2. Hypertemia merupakan keabnormalan suhu tubuh yang tinggi secara internasional
pada makhluk hidup sebagan atau secara keseluruhan tubuh, seringnya karena induksi
dan radiasi (gelombang panas, infrared), ultrasound atau obat-obatan
3. Malignant hypertermia merupakan peningkatan suhu tubuh yang cepat dan berlebihan
yang menyertai kekakuan otor karena anastesi lokal
Tipe-tipe Demam: (Manuaba, 2009)
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun
kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan
berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan
juga demam hektik. 
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila
demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua
hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam
yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode
bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti
semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya
tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin
dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia,
infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan
segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan
demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-
limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak
berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.

C. ETIOLOGI
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun
penyakit lain. demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik
yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau
dehidrasi (Julia, 2010).
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu
sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan
diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat
penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan
evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistic
(Ngastiah, 2009).
Beberpa penyebab umum timbulnya demam : (Manuaba, 2009)
1. Adanya infeksi seperti infeksi saluran kemih (sering buang air kecil, atau buang air
kecil disertai rasa pedih), infeksi streptololus pada tenggorokan (sering kali disertai
dengan radang tenggorokan), infeksi sinus (rasa sakir di atas atau di bawah kedua
mata, dan abses gigi (bengkak pada bagian mulut.
2. Infeksi mononucleosis yang disertai rasa lelah
3. Kelelahan karena kepanasan atau terbakar sinar matahari

Infeksi virus dan bakteri merupakan penyebab demam yang paling umum. Infeksi
virus lebih berbahaya dibandingkan infeksi bakteri karena virus bisa menyebabkan risiko
kecacatan dan janin yang meninggal dalam kandungan lebih besar. Namun, bukan berarti
infeksi bakteri bisa diabaikan begitu saja. Keduanya tetap sama-sama berbahaya.
1. Infeksi Virus
Pada kasus infeksi oleh virus TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan
Herpes) dapat menyebabkan kelainan otak, jantung, penglihatan, pendengaran, dan
kelainan struktur tubuh. Sementara infeksi saluran kencing dan IMS (infeksi menular
seksual) yang disebabkan oleh bakteri bisa menyebar sampai ke kandungan secara
langsung maupun lewat sirkulasi darah.
2. Perubahan Suhu
Sebuah studi mengatakan bahwa suhu tubuh ibu hamil yang terlalu sering berubah
atau meningkat pada awal tanda kehamilan, akan berisiko menyebabkan janin terlahir
cacat seperti perkembangan otak yang tidak maksimal atau tulang belakang yang
lambat berkembang (Neural Tube Defect). Spina bifida dan Anensefalus merupakan
jenis dari Neural Tube Defect (NTD) yang sering dijumpai. Sfina bifida adalah kondisi
dimana kolum tulang belakang yang tidak tertutup secara sempurna. Kebanyakan
kejadian ini bisa bertahan sampai tumbuh dewasa.
3. Kekurangan asam folat
Sedangkan kejadian anensefalus (tulang tengkorak yang tidak menutup sempurna)
umumnya ditemukan meninggal setelah bayi lahir. Selain disebabkan oleh suhu tubuh,
NTD juga disebabkan oleh ibu yang kekurangan manfaat asam folat bagi ibu
hamil dan terlalu banyak menghirup asap rokok.
4. Infeksi Menular Seksual
Selain itu, infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh bakteri E.coli, P.mirabilis,
Streptococcus, dan Staphylococcus saprophyticus atau infeksi menular seksual (IMS)
oleh bakteri Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae, Gardnerella
vaginalis dapat menyebar sampai ke kandungan secara langsung maupun lewat
peredaran darah. dapat pula menyebar naik ke kandungan secara langsung maupun
lewat sirkulasi darah. Jika tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan
keguguran atau kelahiran prematur.

D. MANIFESTASI KLINIS
(Julia, 2010)
1. Suhu badan lebih 37,2 ºC
2. Banyak berkeringat
3. Menggigil
4. Kulit kemerahan
5. Hangat pada sentuhan
6. Peningkatan frekuensi pernapasan
7. Dehidrasi
8. Kehilangan nafsu makan

E. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point. (Julia, 2000)
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak
terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atauzat
asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengandilepaskannya
pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal daridalam tubuh (pirogen
endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasaldari infeksi oleh
mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap bendaasing (non infeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor)
yangterdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di
hipotalamus.Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat
sertamengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan
menimbulkanreaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah
tepi danmenghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun,
terjadilahketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.
Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini
akanmerangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk
memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkanasam
amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.(Sinarty,
2003)Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.Menggigil.
Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal kenilai yang
lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogenatau dehidrasi.
Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.
Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak
disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah,mungkin
malahan kembali ke tingkat normal. (Guyton, 1999)
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tes Darah
Contohnya pad demam dengue terdapat leucopenia pada hari kedua atau ketiga. Pada
DBD dijumpai trombositopenia dan hemakonsetrasi. Masa pembekuan masih normal.
Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, SGOT, serum
glutamit piruvat (SGPT), ureum dan ph darah mungkin meningkat, reverse alkali
menurun.
2. Pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin, contoh
pada DBD mungkin ditemukan albuminuria ringan
3. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat dicurigai, juga dapat dilakukan
pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.
4. Ultrasonografi, endoscopi atau scanning
(Guyton, 2010)

G. PENATALAKSANAAN
1. Pemberian obat antipiretik, misalnya paracetamol
2. Perbanyak minum air putih agar mencegah terjadinya dehidrasi
3. Gunakan pakaian yang dapat menyerap keringat
4. Kompres dengan air hangat
5. Konsumsi makanan yang adekuat dan cukup istirahat
(Guyton,2010)

H. PENCEGAHAN
(Manuaba,2009)
1. Rutin memeriksakan kehamilan
Pemeriksaan kehamilan paling sedikit dilakukan 4 kali selama masa kehamilan yakni 1
kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester
ketiga. Apabila menemukan tanda atau masalah, ibu hamil harus segera menghubungi
dokter kandungan maupun bidan. Rajin memeriksakan kandungan merupakan langkah
paling tepat untuk mencegah dan mengetahui secara cepat kemungkinan bahaya
kehamilan. Serta bisa segera dilakukan penanganan yang cepat.
2. Menjaga daya tahan tubuh
Daripada mengkonsumsi obat-obatan yang kemungkinan bisa berdampak buruk pada
janin, ibu lebih dianjurkan untuk menjaga stamina dan daya tahan tubuh agar tidak
mudah terkena penyakit termasuk demam. Vitamin C yang kaya akan kandungan
antioksidan membantu melindungi sel-sel sehingga menjaga tubuh tetap sehat.
Konsumsi makanan sehat untuk ibu hamilseperti buah dan sayur yang mengandung
vitamin C seperti jambu merah, leci, pepaya, stroberri, jeruk, mangga, kubis, brokoli,
kembang kol, labu, dan sebagainya untuk memperkuat daya tahan tubuh.
3. Menjaga kebersihan
Membersihkan tangan merupakan langkah paling dasar dari mencegah infeksi bakteri
maupun virus. Rajin membersihkan tangan akan menghambat perkembangan dan
penyebaran virus. Mandi minimal 2 kali sehari. Jika banyak berkeringat, ibu harus
rajin berganti pakaian terutama pakaian dalam. Pakai pakaian yang longgar dan dapat
menyerap keringat.
4. Istirahat yang cukup
Ibu hamil memang mudah kelelahan. Oleh sebab itu ibu harus pandai mengatur waktu,
perbanyak istirahat, dan jangan memaksakan diri.
Pada dasarnya, demam mungkin adalah penyakit yang enteng. Padahal, pendapat
seperti itu justru menyebabkan penyakit yang sepele tersebut menjadi penyakit yang
berdampak besar. Demam memang bisa di atasi dengan cara yang tersebut di atas,
akan tetapi demam yang terjadi pada ibu hamil sudah sewajarnya untuk diperhatikan
lebih. Demam yang merujuk pada penyakit-penyakit tertentu tidak hanya
membahayakan bagi ibu tapi juga bagi janin. Oleh sebab itu, metode terbaik untuk
mengatasi penyakit adalah dengan konsultasi pada petugas kesehatan.
5. Hindari dehidrasi dan cukupi hidrasi tubuh dengan minum air putih karena
peningkatan suhu tubuh 0,10 C akan meningkatkan kebutuhan cairan tubuh.
6. Bila hendak mengkonsumsi obat penurun demam, bisa menggunakan golongan
paracetamol yang aman untuk ibu hamil namun dosis harus dikonsultasikan dengan
tenaga medis
7. Bila demam terus berlanjut lebih dari 24 jam dengan suhu 39 0C maka sebaiknya
diperiksakan ke dokter.
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Identitas Pasien
Identitas  : Meliputi nama, umur, pendidikan, susku bangsa, pekerjaan, agama,
alamat.
b) Riwayat kesehatan
- Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.
- Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk
rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang
menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot
dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
-  Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
yang pernah diderita oleh pasien).
- Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau
tidak)
2. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi
b) Pemeriksaan persistem
- Sistem persepsi sensori
-  Sistem persyarafan : kesadaran
- Sistem pernafasan
-  Sistem kardiovaskuler
- Sistem gastrointestinal
- Sistem integument
- Sistem perkemihan
3. Pada fungsi kesehatan
a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b) Pola nutrisi dan metabolism
c) Pola eliminasi
d) Pola aktivitas dan latihan
e) Pola tidur dan istirahat
f) Pola kognitif dan perceptual
g) Pola toleransi dan koping stress
h) Pola nilai dan keyakinan
i) Pola hubungan dan peran
4. Pemeriksaan penunjang
a)  Laboratorium
b) Foto rontgent
c) USG

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (D.0130)
2. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan
diaporesisi (D.0036)
3. Gangguan Mobilitas fisik b/d kelemahan (D.0054)
4. Resiko defisit nutrisi b/d kurang nafsu makan (D.0032)
K. INTERVENSI

Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pendekatan
kebutuhan tubuh keperawatan selama 3 x24 jam pada pasien dan
berhubungan dengan Kebutuhan nutrisi klien dapat keluarganya.
intake yang tidak terpenuhi dengan 2. Jelaskan pada pasien
adekuat ( mual, Kriteria Hasil : dan keluarga
muntah) No. Kriteria Skala penyebabnya dari rasa
Hasil sakit dan cara
1. BB 5 mengurangi rasa sakit.
Meningkat 3. Jelaskan pada pasien
2. Nafsu 5 tentang penyakitnya dan
makan akibatnya jika ia tidak
meningkat makan.
3. Gangguan 5 4. Anjurkan pada kelurga
penelanan untuk memberikan
berkurang makanan tambahan yang
ringan untuk dicerna
5. Obervasi TTV
6. Kolaborasi dengan tim
kesehatan dan ahli gizi

2 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi suhu tubuh


berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam pasien
tak efektifnya diharapkan suhu tubuh klien 2. Anjurkan dan berikan
termoregulasi menurun dengan Kriteria banyak minum (sesuai
sekunder terhadap Hasil : kebutuhan cairan anak
inflamasi No. Kriteria Skala menurut umur)
Hasil 3. Berikan kompres hangat
1. TD Normal 5 pada dahi, aksila, perut
2. Suhu 5 dan lipatan paha.
normal 4. Anjurkan untuk
3. Nadi 5 memakaikan pasien
normal pakaian tipis, longgar
4. RR normal 5 dan mudah menyerap
keringat.
Kolaborasi dalam
pemberian antipiretik
3 Hambatan mobilitas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji fungsi motorik
fisik b/d kelemahan keperawatan diharapkan dengan
pasien dapat melakukan menginstruksikan
ambulasi berjalan dengan pasien untuk gerakan
Kriteria hasil: 2. Catat tipe anastesi
No. Kriteria Hasil Skala yang diberikan pada
1. Berjalan 5 saat intra partus pada
lambat waktu pasien sadar
2. Berjalan dg 5 3. Bantu /lakukan latihan
jarak sedang ROM pada semua
(keliling ektremitas dan sendi,
kamar) gunakan gerakan
3. Keseimbangan 5 perlahan dan lembut
tubuh 4. Ajarkan pasien
4. Posisi tubuh 5 istirahat
5. Gerakan otot 5 5. Tingkatkan aktifitas
secara bertahap
4 Resiko kekurangan Setelah dilakukan tindakan Fluid management:
volume cairan dengan keperawatan selama, fluid
1. Pertahankan catatan
faktor resiko faktor balance dengan kriteria hasil :
intake dan output yang
yang mempengaruhi No. Kriteria Skala
kebutuhan cairan akurat
Hasil
(hipermetabolik) 2. Monitor status dehidrasi(
1. Intake 5
kelembaban membrane
output
mukosa, nadi adekuat,
adequat
tekanan darah ortostatik)
2. TTV 5
3. Monitor vital sign
normal
4.  Monitor asupan
3. Turgor kulit 5
makanan/cairan dan
4. Mukosa 5
hitung intake kalori
lembab
harian
5. Berika terapi cairan
6. Monitor status nutrisi
7. Dorong masukan oral
8. Anjurkan minum kurang
lebih 7-8 gelas belimbing
perhari
9. Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul memburuk
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. 2010. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : EGC

Julia Klaartje. 2010. Metode Tepat Mengatasi Demam. (Online).


http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-siswanto02-5263-2-bab2.pdf
(Diakses 28 Maret 2017)

Ngastiah. 2009. Buku Keperawatan Ibu dan Anak. Jakarta : EGC

Manuaba. 2009. Pengantar Kuliah Obstetri. (online). Jakarta : EGC.


https://books.google.co.id/books (Diakses 29 Maret 2017)

Anda mungkin juga menyukai