FEBRIS
DEFINISI
Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditandai oleh kenaikan titik
ambang regulasi panas hipotalamus. Pusat regulasi/pengatur panas hipotalamus
mengendalikan suhu tubuh dengan menyeimbangkan sinyal dari reseptor neuronal
perifer dingin dan panas (Arvin, 2000). Demam terjadi bila berbagai proses
infeksi dan non-infeksi berintraksi dengan mekanisme pertahanan hospes. Demam
pada kebanyakan anak disebabkan oleh agen mikrobiologi yang dapat dikenali
dan demam menghilang sesudah masa yang pendek (Arvin, 2000)
ETIOLOGI
Secara garis besar, ada dua kategori demam yang seringkali diderita yaitu
demam non-infeksi dan demam infeksi (Widjaja, 2008).
Demam non-infeksi adalah demam yang bukan disebabkan oleh
masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh. Demam ini jarang
diderita oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Demam non-
infeksi timbul karena adanya kelainan pada tubuh yang dibawa
sejak lahir, dan tidak ditangani dengan baik. Contoh demam non-
infeksi antara lain demam yang disebabkan oleh adanya kelainan
degeneratif atau kelainan bawaan pada jantung, demam karena
stres, atau demam yang disebabkan oleh adanya penyakit-penyakit
berat misalnya leukimia dan kanker.
Demam Infeksi Demam infeksi adalah demam yang disebabkan
oleh masukan patogen, misalnya kuman, bakteri, viral atau virus,
atau binatang kecil lainnya ke dalam tubuh. Bakteri, kuman atau
virus dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara,
misalnya melalui makanan, udara, atau persentuhan tubuh.
Imunisasi juga merupakan penyebab demam infeksi karena saat
melalukan imunisasi berarti seseorang telah dengan sengaja
memasukan bakteri, kuman atau virus yang sudah dilemahkan ke
dalam tubuh balita dengan tujuan membuat balita menjadi kebal
terhadap penyakit tertentu. Beberapa penyakit yang dapat
menyebabkan infeksi dan akhirnya menyebabkan demam pada
anak antara lain yaitu tetanus, mumps atau parotitis epidemik, 12
morbili atau measles atau rubella, demam berdarah, TBC, tifus dan
radang paru-paru (Widjaja, 2008).
Menurut Febry dan Marendra (2010) penyebab demam dibagi
menjadi 3 yaitu:
Demam infeksi, antara lain infeksi virus (cacar, campak dan
demam berdarah) dan infeksi bakteri (demam tifoid dan
pharingitis).
Demam non infeksi, antara lain karena kanker, tumor, atau
adanya penyakit autoimun (penyakit yang disebabkan
sistem imun tubuh itu sendiri).
Demam fisiologis, bisa karena kekurangan cairan
(dehidrasi), suhu udara terlalu panas dan kelelahan setelah
bermain disiang hari. Dari ketiga penyebab tersebut yang
paling sering menyerang anak adalah demam akibat infeksi
virus maupun bakteri (Febry & Marendra, 2010).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG:
1. Uji coba darah,
Contoh pada Demam Dengue terdapat leukopenia pada hari ke-2 atau
hari ke-3. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi.
Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya memanjang,
dapat ditemukan penurunan factor II,V,VII,IX, dan XII. Pada pemeriksaan
kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia. SGOT,
serum glutamit piruvat (SGPT), ureum, dan pH darah mungkin
meningkat, reverse alkali menurun.
2. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat
dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.
3. Ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan demam atau demam menurut Shvoong (2010) untuk
menurunkan suhu tubuh dalam batas normal tanpa mengunakan obat yaitu dengan
cara di kompres. Pertama siapkan air hangat, selanjutnya mencelupkan waslap
atau handuk kecil ke dalam baskom dan mengusapnya ke seluruh tubuh, lakukan
tindakan di atas beberapa kali (setelah kulit kering), setelah itu keringkan tubuh 15
dengan handuk dan hentikan prosedur bila suhu tubuh sudah mendekati normal.
Menurunkan demam pada anak dapat dilakukan secara self management maupun
non-self management. Pengelolaan secara self management merupakan
pengelolaan demam yang dilakukan sendiri tanpa menggunakan jasa tenaga
kesehatan. Pengelolaan secara self management dapat dilakukan dengan terapi
fisik, terapi obat, maupun kombinasi keduanya. Sedangkan non-self management
merupakan pengelolaan demam yang menggunakan jasa tenaga kesehatan (Plipat,
Hakim & Ahrens, 2002).
Salah satu upaya yang sering dilakukan untuk menurunkan demam adalah
pemberian antipiretik seperti parasetamol, ibuprofen, dan aspirin (Soedibyo &
Souvriyanti, 2006).
Obat- obat Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu
di hipotalamus.Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin
dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus
direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas
diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.
Penderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi (agar penyakit ini
tidak menular ke orang lain). Penderita harus istirahat total minimal 7 hari bebas
panas. Istirahat total ini untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus. Makanan
yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak berserat. Sayuran
dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus benar-benar
dijaga makanannya untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani upaya
penyembuhan.
KOMPLIKASI
Demam diatas 41°C dapat menyebabkan hiperpireksia yang sangat berbahaya
karena dapat menyebabkan berbagai perubahan metabolisme, fisiologi, dan
akhirnya berdampak pada kerusakan susunan saraf pusat. Pada awalnya anak
tampak menjadi gelisah disertai nyeri kepala, pusing, kejang, serta akhirnya tidak
sadar. Keadaan koma terjadi bila suhu >43°C dan kematian terjadi dalam
beberapa jam bila suhu 43°C sampai 45°C
(Plipat, Hakim & Ahrens, 2002).
PROGNOSIS
Dalam kebanyakan kasus, demam akan datang dan pergi tanpa banyak
intervensi dari dokter. Jika penyebab spesifik demam ditemukan, maka dokter
bisa meresepkan obat yang tepat dan mengobati penyakitnya. Kadang-kadang,
antibiotik kedua, obat antijamur, atau obat lain akan dibutuhkan. Biasanya,
dengan terapi yang tepat, infeksi akan sembuh dan orang tersebut akan kembali ke
suhu normal.
Dalam beberapa kasus, demam bisa mengancam jiwa. Hal ini sering
terlihat pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk, beberapa jenis
meningitis, dan sakit perut yang parah. Pneumonia dengan demam bisa
mengancam nyawa pada orang lanjut usia. Setiap infeksi yang sumbernya tidak
ditemukan dapat terus memburuk dan menjadi sangat berbahaya. Hipertermia
berat dapat menyebabkan koma, kerusakan otak, atau bahkan kematian. Biasanya,
jika penyebab demam didiagnosis dengan cepat dan ditangani dengan tepat,
prognosisnya baik, namun prognosisnya lebih buruk jika ada penundaan
diagnostik dan penanganan, sehingga organ tubuh menjadi semakin rusak.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
FEBRIS
PENGKAJIAN
1. Identitas penderita
Meliputi : mana, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, no register, tanggal masuk rumah sakit dan
diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Orang yang menderita observasi febris biasanya mengeluh suhu badannya
naik (panas), keluar banyak keringat, batuk-batuk dan tidak nafsu makan.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya didapatkan peningkatan suhu tubuh di atas 37,5 0C (N
36,5 – 37,5 C) atau ada masalah psikologis ( rasa takut dan cemas terhadap
penyakitnya)
b. Riwayat penyakit dahulu
Umumnya dikaitkan dengan riwayat medis yang berhubungan dengan
penyakit febris.
c. Riwayat penyakit keluarga
Dalam susunan keluarga adalah riwayat penyakit febris yang pernah
diderita atau penyakit turunan dan menular yang pernag diderita atau
anggota keluarga.
Pola-Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksan hidup sehat
Umumnya pada pola ini penderita penyakit febris mengalami perubahan
dalam perawat dirinya yang diakibatkan oleh penyakitnya
b. Pola nutrisi dan metabolism
Umumnya terjadi penurunan nafsu makan atau tidak.
c. Pola eliminasi
Pada pola ini bisa terjadi perubahan karena asupan yang kurang sehingg klien
tidak bisa BAB / BAK secara normal.
B. Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan meliputi data
subyektif dan obyektif untuk menentukan masalah data yang telah
dikelompokkan, ditentukan masalah keperawatannya. Kemudian ditentukan
penyebabnya serta dirumuskan ke dalam diagnosa keperawatan (Lismidar, 1990)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidakefektifan kerja
hipotalamus
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat.
3. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
RENCANA KEPERAWATAN
Dignosa 1 : peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidakefetifan
kerja hipotalamus
Tujuan : demam tidak terjadi lagi
KH :
- Suhu tubuh kembali normal
- Badan tidak teraba panas lagi
INTERVENSI ( diagnosa 1 )
1. Pantau tanda tanda vital pasien
2. Anjurkan untuk banyak istirahat
3. Berikan kompres hangat dibeberapa bagian tubuh seperti :
ketiak, dahidan belakang leher
4. Anjurkan kepada pasien untuk banyak minum
5. Berikan antipiretik
6. Berikan selimut pendingin