Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

FEBRIS

I.   KONSEP DASAR

PENYAKIT A.  DEFINISI
Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi
sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat
termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh
normal dapat dipertahankan, ada perubahan suhu lingkungan, karena
adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur
keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh
otot dan hati, dengan panas yang hilang. Dalam keadaan febris,
keseimbangan tersebut bergeser hingga terjadi peningkatan suhu dalam

tubuh. (Ngastiyah, 2008)

Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 38 0C


(100,4 0F). suhu normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara
36,1 0C-380C (970F-100,4oF). umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih
tinggi, emudian menurun hingga padaa tingkat dewasa pada usia 13-14
tahun pada anak perempuan, dan 17-18 tahun pada anak laki-laki. (Robert,
2007)

Febris adalah peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal


380C. demam merpakan tanda adanya masalah yang menjadi penyebab,
 buakan suatu penyakit dan tidak terjadi dengan sendirinya. Data klinis
terkait menemukan tanda yang menunjukkan keseriusan demam (missal:
anak yang aktif dan sadar memiliki suhu 40 0C secara umum kurang
mengkhawatirkan dibandingkan dengan bayi yang lesu dan letargik
dengan suhu 390C. (Muscari, 2013)
B.  KLASIFIKASI FEBRIS

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain adalah: 1. 

Demam septic 
Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada

malam hari dan turun kembali ketingkat di atas normal pada pagi hari.
Sering disertai keluhan mengigil dan berkeringat. Bila demam yang
tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam
hektik.
2.   Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat
demam septik.

3.   Demam intermiten
Suhu badanturun ketingkat yang normalselama beberapa jam
dalamsatu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali
disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua
serangan demam disebut kuartana.
4.   Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang etrus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.

5.   Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti
oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit


tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien
dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas seperti: abses, pneumonia, infeksi saluran kencing,
malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan
suatu sebab yang jelas. (Nurarif & Kusuma, 2013)

Menurut beberapa definisi tentang febris di atas, dapat disimpulkan


 bahwa febris adalah peningkatan abnormal suhu badan minimal 380C

sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak


dalam hipotalamus anterior.

C.   ETIOLOGI
Penyebab febris selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan
toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada
gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya : perdarahan otak, koma).
Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam
antara lain: ketelitian pengambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan
 pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit, dan evaluasi
 pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara tepat dan holistic.
Beberapa hal khusus perlu dipeehatikan pada demam adalah cara
timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain
yang menyertai demam. (aplikasi nanda)
Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada hipotalamus,
atau sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut:
1.   Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran pernapasan
atas dan bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus umum dan
enteric. Reaksi vaksinasi dan pakaian yang terlalu tebal juga
seringmenjadipenyebab demam pada bayi.
2.   Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih,
 pneumonia, bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic, kanker,
gangguan imunologik, keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi.
(Muscari, 2013)
D.   PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set
 point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas
 berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point (Julia,2000)
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun)
anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila
ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem
 pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen.Pirogen adalah zat
 penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen)
dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh
mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing
(noninfeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima
(reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur
 panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang
 pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi
 prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh
dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi
kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.
Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini
akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit
T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis
yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi
atau system kekebalan tubuh. Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa
menggigil atau krisis/flush.
Menggigil, bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari
tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari
kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya
memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.
Krisis/flush, bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan
mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada
 pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal. (Corwin,
2000)

E.   MANIFESTASI KLINIS
1.  Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C-40C)
2.  Kulit kemerahan
3.   Hangat pada sentuhan
4.   Peningkatan frekuensi pernapasan
5.  Menggigil
6.   Dehidrasi
7.   Kehilangan nafsu makan

(Nurarif & Kusuma, 2013)

F.   PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap
untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih
dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi
 permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada
tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti
anginografi, aortografi atau limfangiografi.
1.   Pemeriksaan laboratorium 
a.  Hematologi
Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit
 perdarahan usus.
 b.  Kimia darah
Pemeriksaan elektrolit, kadar glukosa, blood urea nitrogen dan
kreatinin harus dilakukan.

c.  Imunorologi
Widal : pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya
antibody di dalam darah terhadap antigen kuman Salmonella typhi.
Hasil positif dinytakan dengan adanya aglutinasi. Hasil negative
 palsu dapat disebabkan oleh karena antara lain penderita sudah
mendapatkan terapi antibiotika, waktu pengambilan darah kurang
dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien buruk, dan adanya
 penyakit imunologik lain.

d.  Urinalis
Protein: bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam)
Leukosit dan eritrosit normal : bila meningkat kemungkinan terjadi
 penyulit
e.   Mikrobiologi
Sediaan apus dan kultur dari tenggorok, uretra, anus, serviks dan
vagina harus dibuat dalam situasi yang tepat. Pemeriksaan sputum
diperlukan untuk pasien yang demam disertai batuk-batuk.
Pemeriksaan kultur darah dan kultur cairan abnormal serta urin
diperlukan untuk mengetahui komplikasi yang muncul.
f.   Radiologi
Pembuatan foto toraks biasanya merupakan bagian dari pemeriksaan
untuk setiap penyakit demam yang signifikan.
g.   Biologi molekuler
Dengan PCR (Polymerase Chain Reaction), dilakukan dengan
 perbanyakan DNA kuman yang kemudian diidentifikasi dengan
DNA probe yang spesifik. Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman
yang terdapat dalam jumlah sedikit (sensifitas tinggi) serta kekhasan
(spesifitas) yang tinggi pula. Specimen yang digunakan dapat berupa
darah, urin, cairan tubuh lainnya serta jaringan biopsi (Soedarto,
2007)
G.   PATHWAY

Infeksi zat asing masuk ke Merangsang sistem Melapaskan


dalam tubuh pertahanan pirogen

Dari dalam tubuh Dari luar tubuh


(pirogen endogen) (pirogen eksogen)

Reaksi menaikkan
Dirangsang pelepasan asam
suhu tubuh arakidonat & produksi prostaglandin meningkat  Membawa pesan ke
hipotalamus

Pembuluh di arteri sempit


&sekresi kelenjar keringat terhambat
febris hipertermi Metabolisme basal meningkat

Kekurangan volume Oksigen ke otak menurun Ketidakseimbangan nutrisi


cairan kurang dari kebutuhan tubuh

Kejang demam TIK meningkat

Ketidakefektifan perfusi
 jaringan perifer

Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction
H.   PENATALAKSANAAN MEDIS
1.   Secara fisik
a.  Mengawasi kondisi klien dengan pengukuran suhu secara berkala
setiap 4-6 jam. Perhatikan apakan anak tidur gelisah, sering terkejut
atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik
keatas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang
disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan
otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya
suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam
keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya
fungsi intelektual tertentu.
 b.  Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
c.   Jalan napas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai
oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak
d.   Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya
e.   Tidur yang cukup agar metabolism berkurang
f.   Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak, lipat paha. Tujuannya
untuk menurunkan suhu tubuh di permukaan tubuh anak.
2.   Obat-obatan antipiretik
Antipiretik bekerja secarasentral menurunkan suhu di pusat
 pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah
 pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim
cyclooxygenase sehingga set poin hipotalamus direndahkan kembali
menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas di atas
normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi (Suriadi dan
Yuliani, R., 2010)
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.   Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien dengan febris adalah :
1.   Aktivitas atau istirahat

Gejala yang ditemukan pada kasus febris antara lain kelemahan,


malaise, kelelahan, merasa gelisah dan ansietas, cepat lelah dan
insomnia.

2.  Sirkulasi
Tanda takikardi, kemerahan, tekanan darah hipotensi, kulit membrane
mukosa kotor, turgor buruk, kering dan lidah pecah-pecah akan
ditemukan pada pasien febris.
3.   Integritas ego
Gejala seperti ansietas, emosi, kesal dan faktor stress serta tanda

seperti menolak dan depresi juga akan ditemukan dalam pengkajian


integrits ego pasien.
4.   Eliminasi
Pengkajian eiminasi akan menemukan gejala tekstur feses yang
 bervariasi dari lunak sampai bau atau berair, perdarahan per rectal dan
riwayat batu ginjal dengan tanda menurunnya bising usus, tidak ada
 peristaltik dan ada haemoroid.
5.   Makanan dan cairan
Pasien akan mengalami anoreksia, mual, muntah, penurunan berat

 badan dan tidak toleran terhadap diet. Dan tanda yang ditemukan
 berupa penurunan lemak sub kutan, kelemahan hingga inflamasi
rongga mulut.
6.   Hygiene
Pasien akan mengalami ketidakmampuan mempertahankan perawatan
diri dan bau badan.
7.    Nyeri atau ketidaknyamanan
 Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah akan dialami pasien dengan titik
nyeri yang dapat berpindah.
8.   Keamanan
Pasien mengalami anemia hemolitik, vaskulotis, arthritis dan
 peningkatan suhu tubuh dengan kemungkinan muncul lesi kulit.

B.   Diagnosa Keperawatan
1.   Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.
2.   Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d hipovolemia
3.   Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan nafsu makan yang menurun.
4.   Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan pengobatan
dan prognosis berhubungan dengan kurang informasi atau informasi
yang tidak adekuat.

C.   Analisa Data
Diagnosa yang muncul:
Dx Keperawatan & Batasan Karakteristik Fator yang
data focus  berhubungan
Hipertermia (0007) 1.   konvulsi 1.   anastesia
Ds: Ibu klien 2.   kulit kemerahan 2.   penurunan
mengatakan 3.  peningkatan suhu respirasi

anaknya panas tubuh di atas 3.   dehidrasi


Do: normal 4.  pemajanan

a.  Suhu tubuh klien 4.  kejang lingkugan yang


lebih dari 370C 5.  takikardi  panas

 b.  Kulit terasa 6.   takipnea 5.  penyakit


hangat 7.   kulit terasa hangat 6.   pemakaian pakaian
c.   Kulit terlihat yang tidak sesuai
kemerahan dengan suhu
d.   Kejang lingkungan
e.   Takikardi 7.   peningkatan laju
f.   takipnea metabolism
  8.  medikasi
9.   trauma
10.   aktivitas
 berlebihan
Ketidakseimbangan
1.  Kram 1.  Factor biologis
nutrisi kurang dari
abdomen 2.  Nyeri 2.  Factor ekonomi
kebutuhan tubuh
abdomen 3.  3. 
(00002)
Menghindari Ketidakmampuan

Ds makanan untuk

a.  Ibu klien 4.  Berat badan 20 % mengabsorbsi

mengatakan anaknya atau lebih dibawah nutrien

susah makan  berat badan ideal 4.   Ketdakmampuan

 b.  Ibu Klien 5.  Kerapuhan kapiler untuk mencerna


6.  Diare makanan
mengatakan anaknya
mengalami muntah 7.   Kehilangan rambut 5.   Ketidakmampuan

Do  berlebihan menelan makanan

a.  Klien tampak 8.   Bising usus 6.  Factor psikologis

lemas dan tak hiperaktif

memiliki stamina 9.   Kurang makanan

 b.  Berat badan klien 10. Kurang informasi

mengalami 11. Kurang minat pada

 penurunan makanan

12. Penurunan
c.   Klien terlihat tidak
memilki nafsu makan  beratbadan dengan

d.   Membran mukosa asupan makanan

klien pucat adekuat

e.   Adanya sariawan 13. Kesalahan

f.   Klien tampak konsepsi

menghindari 14. Kesalahan
makanan informasi

15. Membrane mukosa
 pucat

16. Ketidakmampuan
memakan makanan
 Tonus menurun otot
 Mengeluh
gangguan

sensasi
rasa
19. Mengeluhasupan makanan berkurang 20. Cepatkenyang
setelah makan 21.  Sariawanrongga
mulut

Ketidakefektifan
 perfusi jaringan perifer (00204)
Ds:
a. Ibuklien mengatakan anaknya lemas
Do:
a. Kulitmenjadi kering
 b. Capillary refill >3 detik
c. Terjadipeurunan
nadi
J.  Intervensi

 NO. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


KEPERAWATAN

1. Hipertermia(00007) NOC: NIC:

1.  Hidration Temperature regulation


2. Adherence behavior (pengaturansuhu)
3. Immune status 1.   Monitor suhu minimal
4. Risk control tiapdua jam
5. Risk detection 2.   Rencanakan
Kriteriahasil: monitoring
1. Keseimbanganantarapro suhusecarakontinyu
duksipanas, panas yang 3.   Monitor
diterima, tekanandarah,

dankehilanganpanas nadidanrespiratory
2. Seimbangantaraproduksi rate
 panas, panas yang 4.   Monitor
diterima, warnadansuhukulit
dankehilanganpanassela 5.   Monitor tanda-
ma 28 tandahipertermidanhi
haripertamakehidupan  potermi
3. Keseimbanganasambasa 6.   Tingkatkan intake
 bayibarulahir cairandannutrisi

4.  Temperature stabil : 36,5 7.   Selimutipasienuntukm


 – 37,5°C encegahhilangnyakeh

5.  Tidakadakejang angatantubuh

6. Tidakadaperubahanwarn 8.   Ajarkanpada orang

akulit tuapasiencaramencega

7. Pengendalianrisiko: hkeletihanakibatpanas

hipertermia 9.   Diskusikantentangpen

8. Pengendalianrisiko: tingnyapengaturansuh

hipotermia udankemungkinanefe

 
9. Pengendalianrisiko: k negative
 proses menular darikedinginan
10.   Pengendalianrisiko: 10. Beritahutentangindika
 paparansinarmatahari siterjadinyakeletihand
anpenanganann
emergency yang
diperlukan
11.  Ajarkanindikasidarihi
 potermiadanpenangan
an yang diperlukan
yang diperlukan
12.  Berikan anti
 piretikjikadiperlukan
2. Ketidakseimbangan NOC: NIC
nutrisi kurang dari 1.  Nutritional status Weight Management
kebutuhan tubuh 2.  Nutritional status: (1260)
(00002) Food 1. Binahubungandengan
and fluid intake keluargaklien
3.  Nutritional status: 2. Jelaskankeluargaklien
nutrient intake mengenaipentingnyape
4. Weight mberianmakanan,
control Kriteria  penambahanberatbada
Hasil: ndankehilaganberatbad
1.  Adanya peningkatan an
 berat badan sesuai 3.  Jelaskankelurgaklient
dengan tujuan entangkondisiberatba
2.  Berat badan ideal sesuai danklien
dengan tinggi badan 4.  Jelaskanresikodarikek 
3. Mampu mengidentifikasi uranganberatbadan
kebutuhan nutrisi 5. Berikanmotivasikelua
4. Tidak ada tanda rgaklienuntukmening
malnutrisi katkanberatbadanklie
5. Menunjukan n
 peningkatan fungsi
 pengecapan dari menelan
6. Tidak terjadi penurunan 6. Pantauporsimakanklie
 berat badan yang berarti n

7. Anjurkanklienmakant
eratur

3. Ketidakefektifan NOC: NIC:


 perfusi jaringan 1.   Circulation Status Peripheral Sensation
 perifer (00204) 2.   Tussue Perfusion : Management
Cerebral
Kriteria Hasil: 1.   Monitor adanya
Mendemonstrasikan status daerah tertentu yang
sirkulasi yang ditandai hanya peka terhadap
dengan:  panas/dingin/tajam/tu
1.  Tekanan systole dan mpul

diastole dalam rentang 2.   Monitor adanya


yang diharapakan  paretese
2.  Tidak ada ortostatik 3.   Instruksikan keluarga
hipertensi untukmengobservasi
3.  Tidak ada tanda-tanda kulit jika ada lesi atau

 peningkatan intrakranial laserasi


4.   Gunakan sarung
tangan untuk protekai

5.  Kolaborasi pemberian


analgetik
6.  Batasi gerakan pada
kepala, leher dan
 punggung
DAFTAR PUSTAKA

Corwin. 2000. Hand Book Of Pathofisiologi. Jakarta:EGC

Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction


Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. www.
Google. Com diakses tanggal 12 Januari 2016.

Muscari, Mary E. 2013. Panduan Balajar: Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

 Nanda. 2012. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan


Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika.

 Ngastiyah. 2008. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Robert, 2007, Penyakit – Penyakit Tropis, Artikel diakses dari


ww.who_peditric.com

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.


Jakarta: Prima Medika

Sinarty hartanto. (2003). Anak Demam Perlu Kompres. www. Pediatrik.


Com/knal.php. diakses tanggal 12 Januari 2016.

Soedarto, 2007, Sinopsis Kedokteran Tropis, Airlangga Universitas Press,


Surabaya.

Suriadi dan Yuliani, R., 2010, Asuhan Keperawatan Pada Anak, CV. Sagung
Seto, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai