Anda di halaman 1dari 35

KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN PADA
ANAK DENGAN
DOWNSINDROM

Dosen Pembingbing : Ratna


Setiyaningsih S.Kep.,Ns MPH
Anggota
Dela Karita Silvi (21121182)
Devani Sumber Sukmaningsih (2112113)
DilaNanda Puspita (21121184)
Dimas Sofian Adiansah (21121185) Dimas
Zendy Pratama ( 21121186)
PEMBAHASA Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
N
Pengertian
Komplikasi
Klasifikasi
Fokus Pengkajian
Etiologi Diagnosa Keperawatan
Manifestasi Klinis Intervensi Keperawatan
Patofisiologis Implementasi Keperawatan
Pathway Evaluasi Keperawatan
PENGERTIAN
DOWN SINDROM
PENGERTIAN
Down Syndrome merupakan suatu kondisi keterbelakangan fisik dan mental
yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom yang gagal
memisahkan diri saat terjadi pembelahan (Wiyani, 2014)
Down Syndrome merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling
banyak terjadi pada manusia di perkirakan 20% anak dengan down syndrome
dilahirkan oleh ibu berusia diatas 35 tahun. Syndrom Down merupakan cacat
bawaan yang di sebabkan oleh adanya kelebihan kromosom menggantikan yang
normal, 95% kasus syndrome down di sebabkan oleh kelebihan kromosom
(Nurarif, 2015)
KLASIFIKASI
• TRISOMI 21 KLASIK ADALAH BENTUK
KELAINAN YANG PALING SERING TERJADI
PADA PENDERITA SINDROM DOWN, DI MANA
TERDAPAT TAMBAHAN KROMOSOM PADA
KROMOSOM 21.

• TRANSLOKASI ADALAH SUATU KEADAAN DI


MANA TAMBAHAN KROMOSOM 21
MELEPASKAN DIRI PADA SAAT PEMBELAHAN
SEL DAN MENEMPEL PADA KROMOSOM
YANG LAINNYA.

• MOSAIK ADALAH BENTUK KELAINAN YANG


PALING JARANG TERJADI, DI MANA HANYA
BEBERAPA SEL SAJA YANG MEMILIKI
KELEBIHAN KROMOSOM 21
ETIOLOGI
DOWN
SYNDORME
Faktor Genetik
Usia Ibu Hamil
Radiasi
Autoimun
Umur ayah
MANIFESTASI
KLINIS
• Brakisefali
• Celah antara jari kaki pertama dan kedua
• Kulit berlebih di pangkal leher
• Hiperfleksibilitas
• Telinga yang abnormal (letak rendah, terlipat, stenosis meatus)
• Protursi lidah akibat palatum kecil dan sempit
• Batang hidung datar
• Jari kelima pendek dan bengkok ke dalam
• Tangan pendek dan lebar
• Gemuk dan garis transversal tunggal pada telapak tanga
PATOFISIOLOGI
MENURUT SOETJININGSIH (2016) DOWN SYNDROME DISEBABKAN OLEH
KELAINAN PADA PERKEMBANGAN KROMOSOM. KROMOSOM MERUPAKAN SERAT
KHUSUS YANG TERDAPAT PADA SETIAP SEL TUBUH MANUSIA DAN
MENGANDUNG BAHAN GENETIC YANG MENENTUKAN SIFAT SESEORANG. PADA
BAYI NORMAL TERDAPAT 46 KROMOSOM (23 PASANG) DIMANA KROMOSOM
NOMOR 21 BERJUMLAH 2 BUAH (SEPASANG). BAYI DENGAN DOWN SYNDROME
MEMILIKI 47 KROMOSOM KARENA KROMOSOM 21 BERJUMLAH 3 BUAH. AKIBAT
DARI EKSTRAKROMOSOM MUNCUL FENOTIP DENGAN KODE (21Q22.3) YANG
BERTANGGUNG JAWAB ATAS GAMBARAN WAJAH KHAS, KELAINAN PADA
TANGAN DAN RETARDASI MENTAL. ANAK DENGAN DOWN SYNDROME LAHIR
SEMUA PERBEDAAN SUDAH TERLIHAT DANK ARENA MEMILIKI SEL OTAK YANG
LEBIH SEDIKIT MAKA ANAK DENGAN DOWN SYNDROME LEBIH LAMBAT DALAM
PERKEMBANGAN KOGNITIFNYA.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1.Pemeriksaan fisik penderita
2.Pemeriksaan kromosom
3.Ultrasonography
4.ECG (terdapat kelainan jantung)
5.Echocardiogram untuk mengetahui

6.Pemeriksaan darah
PENATALAKSANAAN
MEDIS KEPERAWATA
1. Pembedahan N
1.Dukungan personal bagi

2. Pemeriksaan dini keluarga


2.Dukungan finansial dan medis
a. Pendengaran
bagi anak dan keluarga
b. Penglihatan 3.Antisipasi terhadap trauma pada
c. Pemeriksaan nutrisi setiap fase perkembangan

d. Pemeriksaan radiolo 4.Pengaturan diet dan olahraga


untuk mencegah obesitas
gi
KOMPLIKASI
Bernstein & Shelov (2016) Nurarif (2015),
kelainan yang akan di alami oleh 1.Sakit jantung berlubang
2.Mudah mendapat selesema,
anak down syndrome antara
radang tenggorokan, radang
lain : kelainan saluran cerna
paru paru
(Atresia duodenum, pancreas
3.Pendengaran berkurang
anular, anus imperforate), defek
4.Berbicara lambat
neurologic (hipotonia, kejang), 5.Penglihatan kurang jelas
kelainan tulang dan kelainan 6.Penyakit azheimer’s
hematologic. 7.Leukemia
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko tinggi infeksi b/d hipotonia, peningkatan kerentanan terhadap infeksi pernapasan
2.Perubahan nutrisi (di neonatus) : kurang berasal kebutuhan bekerjasama menggunakan
kesulitan pemberian makanan karena lidah yang menjulur serta palatum yang tinggi.
3.Risiko tinggi cedera hiperekstensibilitas sendi, instabilitas atlantoaksial
4.Kurangnya hubungan sosial anak b/d keterbatasan fisik serta mental yang mereka miliki
5.Defisit pengetahuan (orang tua) b/d perawatan anak syndrom down.
INTERVENSI KEPERAWATAN

1.Rsiko tinggi infeksi b/d hipotonia, peningkatan kerentanan terhadap infeksi pernapasan
Tujuan : pasien tidak menunjukkan bukti infeksi pernafasan
intervensi:
a.Ajarkan keluarga tentang teknik mencuci tangan yang baik.
Rasional: buat meminimalkan pemajanan pada organisme infektif
b.Tekankan pentingya mengubah posisi anak dengan acapkali, terutama penggunaan postur
duduk Rasional: buat mencegah penumpukan sekresi dan memudahkan ekspansi paru
c. Dorong penggunaan vaporizer uap dingin
Rasional: buat mencegah krusta sekresi dan mengeringnya membrane mukosa
d. Ajarkan pada keluarga penghisapan hidung menggunakan spuit tipe-bulb Rasional:
sebab tulang hidung anak tidak berkembang menyebabkan persoalan kronis
ketidakadekuatan drainase mucus
e. Dorong kepatuhan terimunisasi yang dianjurkan
Rasional: buat mencegah infeksi
f. Tekankan pentingnya menuntaskan program antibiotic Jika diinstruksikan
Rasional: buat keberhasilan penghilangan infeksi serta mencegah pertumbuhan organism
resisten
2. Perubahan nutrisi (di neonatus) : kurang berasal kebutuhan bekerjasama menggunakan
kesulitan pemberian makanan karena lidah yang menjulur serta palatum yang tinggi.
Tujuan : kesulitan hadiah makan pada masa bayi menjadi minimal
intervensi:
a. Hisap hidung setiap kali sebelum hadiah makan, Bila perlu
Rasional: buat menghilangkan mukus
b. Jadwalkan anugerah makan sedikit tapi seringkali: biarkan anak buat beristirahat selama
anugerah makan
Rasional: sebab menghisap dan makan sulit dilakukan dengan pernapasan mulut
c. Berikan kuliner padat denga mendorongnya ke ekspresi bagian belakang dan samping
Rasional: karena refleks menelan di anak menggunakan sindrom down kurang baik
d. Hitung kebutuhan kalori buat memenuhi energy sesuai tinggi serta berat badan
Rasional: memberikan kalori kepada anak sinkron menggunakan kebutuhan
e. Pantau tinggi dan BB dengan interval yang teratur
Rasional: buat mengealuasi asupan nutrisi
f. Rujuk ke seorang ahli untuk memilih persoalan makananyang spesifik
Rasional: Mengetahui diit yang sempurna
3. Risiko tinggi cedera hiperekstensibilitas sendi, instabilitas atlantoaksial
Tujuan: mengurangi risiko terjadinya cedera pada pasien dengan sindrom down
intervensi:
a. Anjurkan kegiatan bermain dan olahraga yang sesuai menggunakan maturasi fisik anak,
ukuran, koordinasi serta ketahanan
Rasional: untuk menhindari cedera
b. Anjurkan anak untuk dapat berpartisipasi dalam olahraga yang bisa melibatkan tekanan
di ketua dan leher
Rasional: Menjauhkan anak dari factor resiko cedera
c. Ajari keluarga serta pemberi perawatan lain (mis: pengajar, instruktur) tanda-tanda
gejala instabilitas atlatoaksial
Rasional: menyampaikan perawatan yang sempurna
d. Laporkan menggunakan segera adanya pertanda- pertanda kompresi medulla spinalis
(nyeri leher menetap, hilangnya ketrampilanmotorik stabil dan control kandung
kemih/usus, perubahan sensasi) buat mencegah keterlambatan pengobatan
4. Kurangnya hubungan sosial anak b/d keterbatasan fisik serta mental yang mereka miliki
Tujuan: kebutuhan akan pengenalan terpenuhi
hegemoni:
a. Motivasi orang tua agar member kesempatan anak untuk bermain menggunakan sahabat
sebaya agar anak praktis bersosialisasi
Rasional: Pertukem anak tidak semaikin terhambat
b. Beri keleluasaan / kebebasan di anak untuk berekspresi
Rasional: Kemampuan berekspresi diharapkan bisa menggali potensi anak lima)

5. Defisit pengetahuan (orang tua) b/d perawatan anak syndrom down.


Tujuan: orang tua/keluarga mengerti wacana perawatan pada anaknya
hegemoni:
a. Berikan motivasi pada orang tua supaya memberi lingkungan yang memadai pada anak
Rasional: lingkungan yang memadai mendukung anak buat berkembang
b.Dorong partisipasi orang tua pada memberi latihan motorik kasar dan halus serta
pentunjuk agar anak mampu berbahasa
Rasional: Kemampuan berbahasa di anak akan terlatih
c.Beri motivasi di orang tua dalam memberi latihan pada anak pada kegiatan sehari hari.
Rasional: aktivitas sehari-hari akan membantu pertukem anak
IMPLEMENTASI/PELASKSANAAN
KEPERAWATAN
Menurut Murwani dalam Bakri (2020) dalam tindakan keperawatan keluarga terdapat
beberapa komponen yaitu:
1.Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga Mendiskusikan masalah kesehatan
dengan keluarga yang akan mendorong kesadaran keluarga berkaitan dengan kesehatan
serta informasi tentang kesehatan akan mudah diterima. Cara yang bisa dilakukan, sebagai
berikut:
a.Memberikan informasi.
b.Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
c.Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan Perawat memberikan
informasi kepada keluarga sebagai bahan pertimbangan keluarga untuk memutuskan
perawatan yang tepat. Cara yang bisa dilakukan, sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan.
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.
c. Mengidentifikasi tentang konsekuensi tiap tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga Perawat memotivasi
keluarga supaya percaya diri merawat anggota keluarganya yang sakit, supaya tidak merasa
kurang ilmu dan takut dalam merawat keluarga karena anggota keluarga yang sakit
membutuhkan bantuannya. Cara yang bisa dilakukan, sebagai berikut:
a. Melakukan demonstrasi cara perawatan.
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga mewujudkan lingkungan sehat Perawat menjadi konsultan bagi keluarga untuk
mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat supaya meningkatkan kualitas hidup anggota keluarganya.
Cara yang bisa dilakukan, sebagai berikut:
a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.
b. Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
5. Memotivasi keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan Perawat harus mampu meningkatkan kesadaran
masyarakat yang masih rendah dalam mengakses dasilitas kesehatan bagi masyarakat. Cara yang bisa
dilakukan, sebagai berikut:
a. Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga.
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
EVALUASI KEPERAWATA N

1. Diagnosa 1
Anak tidak menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi atau distress pernafasan
2. Diagnosa 2
Bayi mengkonsumsi kuliner dengan jumlah adekuat yang sinkron dengan usia dan 
ukurannya keluarga melaporkan kepuasan pada hadiah kuliner
Bayi bertambah berat badannya sinkron dengan tabel perkembangan keluarga menerima
manfaat asal pelayanan spesialis
3. Diagnosa 3
Anak berpartisipasi dalam aktivitas bermain dan  berolahraga
Anak tak mengalami cedera yang berkaitan menggunakan kegiatan fisik
.4. Diagnosa 4
Anak bisa bersosialisasi serta berinteraksi dengan baik sehingga anak bisa menjalin
hubungan baik dengan orang lain tidak merasa minder
5. Diagnosa 5
keluarga mengetahui tentu perawatan pada anak menggunakan Sindrome Down keluarga
berpartisipasi aktif pada perawatan anaknya.
TRIMAKASIH....

Anda mungkin juga menyukai