ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DOWN SYNDROME
ANGGOTA :
EKA KURNIATI
FIRMAN INDRAWAN
MUHAMMAD HERIAWAL
SOLEHUDDIN FATHUL GANI
SRY FAUZIA
BAB 1
A. A. Latar Belakang
B. Penyakit keterbelakangan mental dalam spesifikasinya ada yang disebut dengan down syndrome. Penyakit down
syndrome ini disebabkan karena faktor keturunan atau kesalahan pada pembelahan kromosom. Down Syndrom
merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi pada manusia. Diperkirakan 20 % anak dengan
down syndrom dilahirkan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun. Synrom down merupakan cacat bawaan yang
disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom X. Syndrom ini juga disebut Trisomy 21, karena 3 dari 21 kromosom
menggantikan yang normal. Sebanyak 95 % kasus syndrom down disebabkan oleh kelebihan kromosom.
BAB 2
A. PENGERTIAN DOWN SYNDROME
Down Syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang
diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat
kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan
B. ETIOLOGI
1. Genetik 4. Autoimun
2. 2. Sifat pada kepala, muka dan leher : Mereka mempunyai paras muka yang hampir sama seperti muka
orang Mongol.
3. 3. Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta
jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar.
4. 4. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar. Pangkal hidungnya kemek. Jarak
diantara 2 mata jauh dan berlebihan kulit di sudut dalam. Ukuran mulut adalah kecil dan ukuran lidah
yang besar menyebabkan lidah selalu terjulur. Mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar
(macroglossia). Pertumbuhan gigi lambat dan tidak teratur. Kepala biasanya lebih kecil dan agak lebar
dari bagian depan ke belakang. Lehernya agak pendek.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik penderita
2. Pemeriksaan kromosom
3. Ultrasonografi (USG)
4. Ekokardiogram (ECG)
Pencegahan terhadap Down syndrome dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
2.Dengan Biologi Molekuler, misalnya dengan “ gene targeting “ atau yang dikenal
juga sebagai “ homologous recombination “ sebuah gen dapat dinonaktifkan.
G. KOMPLIKASI
Intervensi Rasional
A. Ajarkan keluarga tentang penggunaan teknik A. Untuk meminimalkan pemajanan pada
mencuci tangan yang baik organisme infektif
B. Tekanan pentngnya mengganti posisi anak B. Untuk mencegah penumpukan sekresi dan
dengan sering, terutama penggunaan postur memudahkan ekspansi paru.
duduk C. Untuk mencegah krusta sekresi nasal dan
C. Dorong penggunaan vaporizer uap dingin mengeringnya membrane mukosa.
D. Ajarkan pada keluarga pengisapan hidung D. Tulang hidung anak down sindrom tidak
dengan spuit tipe-bulb berkembang sehingga menyebabkan masalah
E. Tekanan pentingnya perawatan mulut yang baik kronis ketidak kuatan drainase mucus.
(mis, lanjutkan emberian makan dengan air jernih), E. Untuk menjaga kebersihan mulut.
sikat gigi. F. Untuk mencegah infeksi.
F. Dorong kepatuhan terhadap imunisasi yang G. Untuk kebersihan penghilangan infeksi dan
dianjurkan. mencegah pertumbuhan organism resisten.
G. Tekankan pentingnya menyelesaikan program
antibiotik bila diinstruksikan.
INTERVENSI
Dx: 2
Perubahan nutrisi (pada neonatus) : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan
pemberian makanan karena lidah yang menjulur dan palatum yang tinggi.
Tujuan : kesulitan pemberian makan pada masa bayi menjadi minimal Intervensi.
Intervensi Rasional
A. Hisap hidung setiap kali sebelum pemberian A. Untuk menghilangkan mucus
makan bila perlu. B. Karena menghisap dan makan sulit dilakukan
B. Jadwalkan pemberian makan sedikit tapi sering: dengan pernapasan mulut
biarkan anak untuk beristirahat selama pemberian C. Karena reflex menelan pada anak dengan
makan. sindrom down kurang baik
C. Berikan makanan padat dengan mendorongnya D. Memberikan kalori kepada anak sesuai dengan
ke mulut bagian belakang dan samping kebutuhan
D. Hitung kebutuhan kalori untuk memenuhi energi E. Untuk mengevaluasi asupan nutrisi
berdasarkan tinggi dan berat badan. F. Mengetahui diit yang tepat
E. Pantau tinggi dan BB dengan interval yang
teratur
F. Rujuk ke spesialis untuk menentukan masalah
makanan yang spesifik
IMPLEMENTASI
Diagnosa 1:
a.)Anak tidak menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi atau distress pernafasan 2.
Diagnosa 2:
a.) Bayi mengkonsumsi makanan dengan jumlah adekuat yang sesuai dengan usia dan
ukurannya
b.) Keluarga melaporkan kepuasan dalam pemberian makanan
c) Bayi bertambah berat badannya sesuai dengan tabel perkembangan
d.) Keluarga mendapatkan manfaat dari pelayanan spesialis
BAB 3
PENUTUP
Sindrom Down adalah suatu kumpulan gejala akibat dari abnormalitas kromosom, biasanya kromosom 21, yang tidak berhasil
memisahkan diri selama meiosis sehingga terjadi individu dengan 47 kromosom. Anak dengan sindrom down adalah individu yang
dapat dikenali dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya kromosom 21 yang berlebihan
(Soetjiningsih). Down sindrom disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetika, radiasi, infeksi, autoimun, umur ibu dan ayah yang
di atas 35 tahun.
Penderita down syndrome memilki cirri fisik yang berbeda dengan anak normal. Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali
dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian
anteroposterior kepala mendatar. Penderita down syndrome juga mengalami perkembangan yang lambat dibandingkan dengan anak
yang normal.
Pemeriksaan diagnostik untuk mendeteksi adanya kelainan down sindrome antara lain: Pemeriksaan fisik penderita, Pemeriksaan
kromosom, Ultrasonografi (USG), Ekokardiogram (ECG). Pemeriksaan darah (Percutaneus Umbilical Blood Sampling). Sedangkan
penatalaksanan pada Down syndrome dapat berupa pencegahan dini dengan pemeriksaan amniosintesis, pemberian terapi medikasi
sesuai gejala, pendidikan pada anak down sindrome, penyuluhan pada orang tua, terapi wicara, terapi bermain dan terapi alternatif.
Pengetahuan mengenai penyakit down syndrome merupakan hal yang harus dikuasai oleh seorang perawat / tenaga kesehatan sebelum
menyusun sebuah asuhan keperawatan.
SEKIAN DAN TERIMAKSIH