Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data Dasar


Pengumpulan data dasar merupakan langkah pertama untuk
mengumpulkan semua informasi yang akurat dan berkaitan dengan kondisi
pasien. Dengan diperoleh hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik yang berupa
data subjektif dan objektif, berikut data yang telah dihasilkan :
1. Data Subjektif
Ibu datang Bersama anaknya yang berusia 9 tahun, dan ingin
memeriksakan keadaan anaknya. P4A0, pada riwayat kehamilan anak
yang ke empat ini, merupakan kehamilan yang tidak diinginkan dan ibu
jarang mengonsumsi tablet Fe. Riwayat bayi setelah lahir ukuran kepala
lebih kecil dari ukuran bayi normal dan ada tarikan pada mata bagian luar.
Penyakit yang pernah di alami An. M panas tinggi dan tidak pernah di
rawat. Tidak memiliki riwayat penyakit keluarga dan penyakit menular,
dan penyakit keturunan. Ini sesuai dengan teori bahwa setiap pemeriksaan
diperlukan data subjektif
2. Data Objektif

KU anak kesulitan dalam merespon dan mendengar sekitar,


Composmentis. BB 19 kg, TB 110 cm, S 36,7℃, P 30x/ menit, N
120x/menit. Bagian kepala dan rambut tidak terdapat kelainan, wajah
simetris, tidak pucat tidak terdapat odema terdapat ciri Down Sindrom.
Mata tidak simetris, stabimus, conjungtiva tidak pucat tidak iterik dan
terdapat tarikan pada mata bagian luar. Terdapat lubang pada kedua
hidung, tidak ada pernafasan cuping Hidung, Tulang hidung rata dan
bagian hidung kecil, tidak ada sinus. Bibir kemerahan, gusi merah muda,
tidak terdapat labioskizis, bagian lidah menonjol dan terdapat pecah-
pecah
Telinga berbentuk kecil dan tidak normal. Pada bagian leher tidak
terdapat pembengakan kelenjar tiroid. Dada, perut dan punggung tidak
ada kelainan. Pemeriksaan ekstremitas atas terdapat kelainan dibagian
telapak tangan yang hanya memiliki satu lipatan, tangan lebar dengan
ukuran jari pendek. Ekstremitas bawah terdapat jarak luas antara jari kai
pertrama dan ke dua. Perkembangan motoric kasar mampu berjalan
sendiri, motrik halus belum mampu membuat garis berdiri, lingkaran
meskipun sudah diberikan contoh. Sulit bergaul dan berbaur, emosional
yang kurang stabil. Sulit berbicara dan Bahasa yang diucapkan kurang
dipahami..
Ini sesuai dengan ciri dari down syndrome setelah lahir, seiring
berjalannya waktu dan bertambahnya usia, beberapa ciri fisik daria anak
penderita down syndrome seperti, berat dan panjang ketika lahir dibawah
berat dan panjang pada umumnya, mata miring ke atas dan ke luar telapak
tangan hanya memiliki satu lipatan, tangan lebar dengan ukuran jari
pendek, tulang hidung rata dan bagian hidung kecil, mempunyai kepala
yang kecil, bertubuh pendek, terdapat jarak yang luas antara jari kaki
pertama dan kedua dan lidah menonjol keluar.
B. Interpretasi Dasar
An. M umur 9 tahunun dengan Down Syndrome.
C. Mengidentifikasi Masalah Atau Diagnose Potensialnya
Pada kasus ini tidak teridentifikasi masalah potensial, karena telah
diberikan asuhan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
D. Mengidentifikasi Dan Menetapkan Kebutuhan Yang Memerlukan
Penangan Segera
Pada kasus ini tidak ditemukan masalah potensial sehingga tidak dilakukan
tindakan segera.
E. Merencanakan Asuhan Yang Komprehensif Dan Menyeluruh
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Beri informasi tentang down syndrome
3. Lakukan kolaborasi dengan tim terapis untuk melakukan terapi fisik,
terapi wicara dan terapi okupasi, anak (diajak untuk mengenali hobi
dan minat mereka terhadap sesuatu. Bahkan, kalau sudah remaja, akan
dibantu untuk mengidentifikasi karir yang ingin dijalani).
4. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal.
Sesuai dengan UU No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan. Bidan
memiliki tugas untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien
dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Dalam pelayanan kebidanan
bidan berperan sebagai pemberi pelayanan, penyuluh dan konselor, serta
pendidik, pembimbing dan fasilitator. Kemudian pada Pasal 12 Sub C
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pelayanan Kesehatan
Terhadap Penyandang Disabilitas hadir dengan memberikan tanggung
jawab kepada pemerintah atas hak pelayanan kesehatan bagi penyandang
disabilitas (Mustika dkk., 2022).

5. Melaksakan Perencanaan Dan Pelaksanaan


1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
Pada asuhan ini harus diberikan informasi dan asuhan yang tepat
tentang keadaan dan asuhan yang akan diberikan, ini tertuang dalam UU
No. 4 tahun 2019 tentang kebidanan.
2. Beri informasi tentang down syndrome
a. Pengertian down syndrome adalah kondisi yang menyebabkan anak
dilahirkan dengan kromosom yang berlebih atau kromosom ke-21.
Gangguan ini disebut juga dengan trisomi 21 dan dapat menyebabkan
seorang anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik dan
mental, bahkan kecacatan. Selain itu Down Syndrom adalah disabilitas
pada intelektual, dimana kemampuan belajar dan kecerdasan anak
tertinggal dari anak normal biasanya. Seperti kebanyakan kondisi yang
diakibatkan oleh ketidakseimbangan kromosom, sindrom Down
mempengaruhi banyak sistem dan menyebabkan cacat struktural dan
fungsional (). Tidak semua cacat ada pada setiap orang. Sebagian besar
orang yang terkena dampak memiliki beberapa tingkat gangguan
kognitif, mulai dari yang parah (IQ 20 hingga 35) hingga ringan (IQ 50
hingga 75). Keterlambatan motorik kasar dan bahasa juga terlihat jelas
pada awal kehidupan. Tinggi badan seringkali berkurang, dan terdapat
peningkatan risiko obesitas (Siew dkk., 2013).
b. Tanda klinis pertama muncul pada anak dan Anak mempunyai
kelainan fisik yang sangat terlihat pada bagian wajah .
Penderita Down Syndrome memiliki gejala dan ciri fisik yang dapat
diketahui, gejala ini bisa terdeteksi sebelum bayi lahir dan sesudah
bayi lahir. Beberapa gejala yang dapat terdeteksi sebelum lahir, yaitu :
Ukuran kepala lebih kecil (mikrosefalus), Bagian kepala belakang
datar, Bentuk telinga kecil atau tidak normal, Sudut mata luar naik ke
atas dan Lidah pecah-pecah. Kemudian setelah lahir, seiring
berjalannya waktu dan bertambahnya usia, beberapa ciri fisik daria
anak penderita down syndrome seperti, Berat dan Panjang ketika lahir
dibawah berat dan Panjang pada umumnya, Mata miring ke atas dan ke
luar Telapak tangan hanya memiliki satu lipatan, Tangan lebar dengan
ukuran jari pendek, Tulang hidung rata dan bagian hidung kecil,
Mempunyai kepala yang kecil, Bertubuh pendek, Terdapat jarak yang
luas antara jari kaki pertama dan kedua dan Lidah menonjol keluar.
c. Perkembangan interlektual anak kurang dan anak sulit berbaur engan
sekitar.

Hal Ini ditujukan kepada keluarga, pengasuh, dan masyarakat umum.


Pasien Down syndrome membutuhkan dukung yang baik untuk dapat
hidup dengan kualitas yang optimal. Konseling dilakukan untuk
mempersiapkan orang tua yang diketahui akan memiliki anak Down
syndrome dari hasil skrining dan diagnosis prenatal.

d. Lakukan kolaborasi dengan tim terapis untuk melakukan terapi berupa:


a. Terapi wicara
b. Terapi fisik untuk beraktivitas
c. Terapi okupasi (diajak untuk mengenali hobi dan minat mereka
terhadap sesuatu. Bahkan, kalau sudah remaja, akan dibantu
untuk mengidentifikasi karir yang ingin dijalani).
Hal ini dilakukan untuk menilai dan melatih kemandirian nantinya
setelah dewasa pasa penderita down syndrome
e. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal. Ini
dilakukan untuk menilai perkembangan setelah diberikan asuhan.
f. Evaluasi
Asuhan yang diberikan disesuaikan dengan asuhan dan kebutuhan dan
penanganan masalah disesuaikan dengan diagnose. Dari asuhan yang
diberikan orang tua mampu menerima keadaan anaknya dan siap mendukung
anaknya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa disabilitas adalah kondisi yang dialam sesorang yang memiliki
kekurangan atau ketidak sempurnaan baik dari fisik, mental, intelektual
dan sensorik. Disabilitas intelektual ini adalah keadaan dimana individu
yang mengalami keterbatasan atau penurunan kapasitas dan funsi pikir
karena tingkat kecerdasan dibawah rata-rata, antara lain lambat belajar
antara lain Down Syndrome.

Keadalin merupakan hak dasar bagi setiap setiap manusia, termasuk


juga penyandang disabilitas ini khusunya yang terkena Down Syndrome ini
wajib mendapatkan keadialan baik itu keadilan dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan. Pada penderita Down Sydrome sangat membutuhkan
dukungan dari keluarga karena dapat menjadi faktor penerimaan orang tua
terhadap anaknya, sehingga orang tua dengan anak down syndrome bisa
menerima keadaan anaknya secara utuh, dan memberikan pendidikan yang
semaksimal mungkin untuk meningkatkan wawasan dan ilmu bagi penederita
down syndrome sehingga orang tua anak bisa lebih menerima keadaan anaknya
dengan sepenuhnya. Kemudian untuk pola pengasuhan yang diberikan oleh orang
tua dan masyarakat lebih menekankan pada aspek kemandirian dan aspek
kemampuan berkomunikasi.

B. Saran
Seperti yang kita ketahui bahwasanya seorang penyandang disabilitas
masih dianggap miris keadaannya karena mendapatkan perlakuan yang berbeda
dari orang biasanya, untuk itu diharapkan bagi bidan dan tenaga kesehatan dapat
memberikan dukungan kepada orang tua yang memiliki anak dengan down
syndrome dan memberikan Pengetahuan yang maksimal untuk meningkatkan
wawasan dan ilmu bagi orang tua yang memiliki anak down syndrome sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup pada anak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai