Anda di halaman 1dari 20

BAB I

KONSEP TEORI
1. DEFINISI
Sindrom Down adalah suatu kelainan di mana terdapat subnormalitas mental
yang berat dan ciri-ciri wajah yang merupai ras Mongoloid. (Hinchliff,1999:
138).
Sindrom Down adalah kelainan bawaan, terutama keterbelakangan mental,
bentuk wajah yang khas ( idiosi Mongoloid, Mongoloidisme ), kelainan
kromosomal berupa trisomi atau translokasi gen secara tidak seimbang.
( Ramali, M.A., 2005: 98).
Sindrom down adalah abnormalitas kromosom yang ditandai dengan berbagai
derajat retardasi mental (Donna L.wong 2004)
2. ETIOLOGI
Menurut Soetjiningsih (1998: 211-212), selama satu abad sebelumnya banyak
hipotesis tentang penyebab sindrom Down yang dilaporkan. Tetapi sejak
ditemukan adanya kelainan kromosom pada sindrom Down pada tahun 1959,
maka

sekarang

perhatian

dipusatkan

pada

kejadian non-

disjunctional sebagai penyebabnya yaitu:


1. Genetik
Diperkirakan terdapat predisposisi genetic terhadap non-disjunctional.
Bukti yang mendukung teori ini adalah berdasarkan hasil penelitian
epidemiologi yang menyatakan adanya peningkatan resiko berulang bila dalam
keluarga terdapat anak dengan sindrom Down.
2. Radiasi
Radiasi dikatakan merupakan salah satu penyebab terjadinya nondisjunctional pada sindrom Down ini. Uchida 1981 (dikutip Pueschel dkk.)
Asuhan Keperawatan Anak

menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom
Down, pernah mengalami radiasi di daerah perut sebelum terjadinya konsepsi.
Sedangkan penelitian lain tidak mendapati hubungan antara radiasi dengan
penyimpangan kromosom.
3. Infeksi
Infeksi juga dikatakan sebagai salah satu penyebab terjadinya sindrom
Down. Sampai saat ini belum ada peneliti yang mampu memastikan bahwa
virus dapat mengakibatkan terjadinya non-disjunctional.
4. Autoimun
Factor lain yang juga diperkirakan sebagai etiologi sindrom Down adalah
aotuimun. Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan dengan
tiroid. Penelitian Fialkow 1966 (dikutip Pueschel dkk.) secara konsisten
mendapatkan adanya perbedaan autoantibodi tiroid pada ibu yang melahirkan
anak dengan sindrom Down dengan ibu kontrol yang umurnya sama.
5. Umur ibu
Apabila umur ibu di atas 35 tahun, diperkirakan terdapat perubahan
hormonal yang dapat menyebabkan non-disjunctional pada kromosom.
Perubahan endokrin, seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya
kadar hidroepiandrosteron, menurunnya konsentrasi estriadol sistemik,
perubahan konsentrasi reseptor hormone, dan peningkatan secara tajam kadar
LH (Lutenizing Hormone) dan FSH (Follicular Stimulating Hormone) secara
tiba-tiba sebelum dan selama menopause, dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya non-disjunctional.
6. Umur ayah
Selain pengaruh umur ibu terhadap sindrom Down, juga dilaporkan
adanya pengaruh umur ayah. Penelitian sitogenik pada orang tua dari anak
dengan sindrom Down mendapatkan bahwa 20-30% kasus ekstra kromosom 21
bersumber dari ayahnya. Tetapi korelasinya tidak setinggi dengan umur ibu.
Factor lain seperti gangguan intragametik, organisasi nucleolus, bahan kimia
dan frekuensi koitus masih didiskusikan kemungkinan sebagai penyebab dari
sindrom Down.
Asuhan Keperawatan Anak

3. MANIFESTASI KLINIS
a. Berat badan pada waktu lahir dari bayi dengan sindrom Down pada
umumnya kurang dari normal
b. Gambaran wajah yang khas yang menyerupai orang mongol
c. Anak ditemukan dengan mata agak sedikit miring ke atas,
d. Nistagmus, juling, bintik-bintik atau loreng-loreng pada iris, lipatan
epikantik, garis palmar melintang, dislokasi kongenital sendi panggul;
e. Terdapat kecenderungan terjadinya leukemia.
f. Anak cenderung tenang, jarang menangis dan terdapat hipertonisitas otot.
g. Mikrosefali, brakisefali dan oksiput yang mendatar merupakan hal yang
khas.
i. Mulut sering menganga karena adanya lidah besar yang menjulur yang juga
dapat mempunyai fisura.
j. Leher cenderung pendek dan lebar, kadang kulitnya berlebihan pada bagian
belakang.
k. Tangan pendek dan lebar dan dapat dilakukan hiperekstensi.
l. Jari kelingking bengkok dan falanks media kurang berkembang.
j. Kaki cenderung pendek dan gemuk dengan jarak yang lebar antara ibu jari
dan telunjuk.
k. Mereka cenderung periang, senang, bersahabat dan gemar musik, tetapi
seperti anak normal mereka dapat memperlihatkan suatu rentang atribut
kepribadian. (Ilmu kesehatan anak 1985)

Asuhan Keperawatan Anak

4. PATOFISIOLOGI
Down Syndrome disebabkan adanya kelainan pada perkembangan
kromosom. Kromosom merupakan serat khusus yang terdapat pada setiap sel
tubuh manusia dan mengandung bahan genetik yang menentukan sifat-sifat
seseorang. Pada bayi normal terdapat 46 kromosom (23 pasang) di mana
kromosom nomor 21 berjumlah 2 buah (sepasang). Bayi dengan penyakit down
syndrome memiliki 47 krososom karena kromosom nomor 21 berjumlah 3
buah. Kelebihan 1 kromosom (nomor 21) atau dalam bahasa medisnya disebut
trisomi-21 ini terjadi akibat kegagalan sepasang kromosom 21 untuk saling
memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Trisomi-21 menyebabkan fisik
penderita down syndrome tampak berbeda dengan orang-orang umumnya.
Selain ciri khas pada wajah, mereka juga mempunyai tangan yang lebih kecil,
jari- jari pendek dan kelingking bengkok. Keistimewaan lain yang dimiliki oleh
penderita down syndrome adalah adanya garis melintang yang unik di telapak
tangan mereka. Garis yang disebut simiancrease ini juga terdapat di kaki
mereka, yaitu antara telunjuk dan ibu jari mereka yang berjauhan (sandal foot).
5. POHON MASALAH
Faktor penyebab: Genetik,umur,radiasi,infeksi,toksik
Abnormalitas kromosom(kelebihan kromosom X)

Non disjungtional

Tranlokasi kromosom21 dan 15

Post zigotik non


disjunctional

Pembentukan organ yang kurang sempurna

Asuhan Keperawatan Anak

6. KOMPLIKASI
Menurut Cecily L.B. (2002: 325), komplikasi yang dapat timbul akibat
sindrom Down adalah sebagai berikut:
1. Serebral palsi
2. Gangguan kejang
3. Gangguan kejiwaan
4. Gangguan konsentrasi / hiperaktif
5. Defisit komunikasi
6. Konstipasi (Karena penurunan motilitas usus akibat obat-obatan anti
konvulsi, kurang mengkonsumsi makanan berserat dan cairan).
7. PENATALAKSANAAN
Sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang paling efektif
untuk mengatasi kelainan ini. Pada tahap perkembangannya penderita Down
syndrom juga dapat mengalami kemunduran dari sistem penglihatan,
pendengaran maupun kemampuan fisiknya mengingat tonus otot-otot yang
lemah. Dengan demikian penderita harus mendapatkan dukungan maupun
informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau
fasilitas yang sesuai.
1. Penanganan Secara Medis
a. Pendengarannya : sekitar 70-80 % anak syndrom down terdapat gangguan
pendengaran dilakukan tes pendengaran oleh THT sejak dini.
b. Penyakit jantung bawaan
c. Penglihatan : Perlu evaluasi sejak dini.
d. Nutrisi : Akan terjadi gangguan pertumbuhan pada masa bayi /
prasekolah.
e. Kelainan tulang : Dislokasi patela, subluksasio pangkal paha /
ketidakstabilan atlantoaksial. Bila keadaan terakhir ini sampai menimbulkan
medula spinalis atau bila anak memegang kepalanya dalam posisi seperti
tortikolit, maka perlu pemeriksaan radiologis untuk memeriksa spina
servikalis dan diperlukan konsultasi neurolugis.
2. Pendidikan
Asuhan Keperawatan Anak

a. Intervensi Dini
Program ini dapat dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberi
lingkungan yang memadai bagi anak dengan syndrom down, yang bertujuan
untuk latihan motorik kasar dan halus serta petunjuk agar anak mampu
berbahasa. Selain itu agar anak mampu mandiri seperti berpakaian, makan,
belajar, BAB/BAK, mandi.
b. Taman Bermain
Misalnya dengan peningkatan ketrampilan motorik kasar dan halus melalui
bermain dengan temannya, karena anak dapat melakukan interaksi sosial
dengan temannya.
c. Pendidikan Khusus (SLB-C)
Anak akan mendapat perasaan tentang identitas personal, harga diri dan
kesenangan. Selain itu mengasah perkembangan fisik, akademis dan
kemampuan sosial, bekerja dengan baik dan menjali hubungan baik.
3. Penyuluhan Pada Orang Tua
a. Berikan nutrisi yang memadai
- Lihat kemampuan anak untuk menelan
- Beri informasi pada orang tua cara yang tepat / benar dalam memberi
makanan yang baik
b. Berikan nutrisi yang baik pada anak dengan gizi yang baik
- Anjurkan orang tua untuk memeriksakan pendengaran dan penglihatan
secara rutin
c. Gali pengertian orang tua mengenai syndrom down
- Beri penjelasan pada orang tua tentang keadaan anaknya
- Beri informasi pada orang tua tentang perawatan anak dengan syndrom
down
d. Motivasi orang tua agar :
- Memberi kesempatan anak untuk bermain dengan teman sebaya agar
anak mudah bersosialisasi
- Memberi keleluasaan / kebebasan pada anak unutk berekspresi
e. Berikan motivasi pada orang tua agar memberi lingkungan yang memadai
pada anak
- Dorong partisipasi orang tua dalam memberi latihan motorik kasar dan
halus serta pentunjuk agar anak mampu berbahasa
- Beri motivasi pada orang tua dalam memberi latihan pada anak dalam
aktivitas sehari-hari.

Asuhan Keperawatan Anak

Penatalaksanaan lainnya yang dapat dilakukan pada down syndrome antara


lain :
1. Stimulasi dini.
Stimulasi sedini mungkin kepada bayi yang Down Syndrome, terapi bicara,
olah tubuh, karena otot-ototnya cenderung lemah. Memberikan rangsanganrangsangan dengan permainan-permainan layaknya pada anak balita normal,
walaupun respons dan daya tangkap tidak sama, bahkan mungkin sangat minim
karena keterbatasan intelektualnya. Program ini dapat dipakai sebagai pedoman
bagi orang tua untuk memberi lingkungan yang memadai bagi anak dengan
syndrom down, bertujuan untuk latihan motorik kasar dan halus serta petunjuk
agar anak mampu berbahasa. Selain itu agar anak mampu mandiri seperti
berpakaian, makan, belajar, BAB/BAK, mandi yang akan memberi anak
kesempatan.
2. Pembedahan
biasanya dilakukan pada penderita untuk mengoreksi adanya defek pada
jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih cepat meninggal dunia
akibat adanya kelainan pada jantung tersebut. Dengan adanya leukemia akut
menyebabkan penderita semakin rentan terkena infeksi, sehingga penderita ini
memerlukan monitoring serta pemberian terapi pencegah infeksi yang adekuat.
3. Fisio Terapi.
Penanganan fisioterapi menggunakan tahap perkembangan motorik kasar
untuk mencapai manfaat yang maksimal dan menguntungkan untuk tahap
perkembangan yang berkelanjutan. Tujuan dari fisioterapi disini adalah
membantu anak mencapai perkembangan terpenting secara maksimal bagi sang
anak, yang berarti bukan untuk menyembuhkan penyakit down syndrome-nya.
Dan ini harus dikomunikasikan sejak dari awal antara fisioterapis dengan
pengasuhnya supaya tujuan terapi tercapai.Fisioterapi pada Down Syndrom
adalah membantu anak belajar untuk menggerakkan tubuhnya dengan
cara/gerakan yang tepat (appropriate ways). Tanpa fisioterapi sebagian banyak
anak

dengan

Down

Syndrome

menyesuaikan

gerakannya

Asuhan Keperawatan Anak

untuk

mengkompensasi otot lemah yang dimilikinya, sehingga selanjutnya akan


timbul nyeri atau salah postur.
Tujuan fisioterapi adalah untuk mengajarkan pada anak gerakan fisik yang
tepat. Untuk itu diperlukan seorang fisioterapis yang ahli dan berpengetahuan
dalam masalah yang sering terjadi pada anak Down syndrome seperti low
muscle tone, loose joint dan perbedaan yang terjadi pada otot-tulangnya.
Fisioterapi dapat dilakuka seminggu sekali untuk terapi, tetapi terlebih dahulu
fisioterapi melakukan pemeriksaan dan menyesuaikan dengan kebutuhan yang
dibutuhkan anak dalam seminggu. Di sini peran orangtua sangat diperlukan
karena merekalah nanti yang paling berperan dalam melakukan latihan
dirumah selepas diberikannya terapi. Untuk itu sangat dianjurkan untuk
orangtua atau pengasuh mendampingi anak selama sesi terapi agar mereka
mengetahui apa-apa yg harus dilakukan dirumah.

4. Terapi Wicara.
Suatu terapi yang diperlukan untuk anak DownSyndrome yang mengalami
keterlambatan bicara dan pemahaman kosakata.Saat ini sudah banyak sekali
jenis-jenis terapi selain di atas yang bisa dimanfaatkan untuk tumbuh kembang
anak Down Syndrome misalnya terapi okupasi. Terapi ini diberikan untuk
melatih anak dalam hal kemandirian, kognitif/pemahaman, kemampuan
sensorik dan motoriknya. Kemandirian diberikan kerena pada dasarnya anak
Down Syndrome tergantung pada orang lain atau bahkan terlalu acuh sehingga
beraktifitas tanpa ada komunikasi dan tidak memperdulikan orang lain. Terapi
ini membantu anak mengembangkan kekuatan dan koordinasi dengan atau
tanpa menggunakan alat.
5. Terapi Remedial.
Terapi ini diberikan bagi anak yang mengalami gangguan kemampuan
akademis dan yang dijadikan acuan terapi ini adalah bahan-bahan pelajaran
dari sekolah biasa
6. Terapi Sensori Integrasi.
Asuhan Keperawatan Anak

Sensori Integrasi adalah ketidakmampuan mengolah rangsangan / sensori yang


diterima. Terapi ini diberikan bagi anak Down Syndrome yang mengalami
gangguan integrasi sensori misalnya pengendalian sikap tubuh, motorik kasar,
motorik halus dan lain-lain. Dengan terapi ini anak diajarkan melakukan
aktivitas dengan terarah sehingga kemampuan otak akan meningkat.
7. Terapi Tingkah Laku (Behaviour Theraphy)
Mengajarkan anak Down Syndrome yang sudah berusia lebih besar agar
memahami tingkah laku yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan normanorma dan aturan yang berlaku di masyarakat.

8. Terapi alternatif.
Penanganan yang dilakukan oleh orangtua tidak hanya penanganan medis
tetapi juga dilakukan penanganan alternatif. Hanya saja terapi jenis ini masih
belum pasti manfaatnya secara akurat karena belum banyak penelitian yang
membuktikan manfaatnya, meskipun banyak pihak mengatakan dapat
menyembuhkan Down Syndrome. Orang tua harus bijaksana memilih terapi
alternatif ini, jangan terjebak dengan janji bahwa Down Syndromepada sang
anak akan bisa hilang karena pada kenyataannya tidaklah mungkin Down
Syndrome bisa hilang. DS akan terus melekat pada sang anak. Yang bisa orang
tua lakukan yaitu mempersempit jarak perbedaan perkembangan antara anak
Down Syndrome dengan anak yang normal. Terapi alternatif tersebut di
antaranya adalah :
- Terapi Akupuntur
Terapi ini dilakukan dengan cara menusuk titik persarafan pada bagian tubuh
tertentu dengan jarum. Titik syaraf yang ditusuk disesuaikan dengan kondisi
sang anak.
- Terapi Musik
Anak dikenalkan nada, bunyi-bunyian, dan lain-lain. Anak-anak sangat senang
dengan musik maka kegiatan ini akansangat menyenangkan bagi mereka,
dengan begitu stimulasi dan daya konsentrasi anak akan meningkat dan
mengakibatkan fungsi tubuhnya yang lain juga membaik
- Terapi Lumba-Lumba

Asuhan Keperawatan Anak

Terapi ini biasanya dipakai bagi anak Autis tapi hasil yang sangat
mengembirakan bagi mereka bisa dicoba untuk anak Down Syndrome. Sel-sel
saraf otak yang awalnya tegang akan menjadi relaks ketika mendengar suara
lumba-lumba.
- Terapi Craniosacral
Terapi dengan sentuhan tangan dengan tekanan yang ringan pada syaraf pusat.
Dengan terapi ini anak Down Syndrome diperbaiki metabolisme tubuhnya
sehingga daya tahan tubuh lebih meningkat.
BAB 2
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN MASALAH
KHUSUS KELAINAN KROMOSOM (SYNDROME DOWN)
A. Pengkajian
I. IDENTITAS DATA
Identitas pasien meliputi nama, tanggal lahir, nama ayah, nama ibu,
pekerjaan ayah/ibu, alamat/ no telp

kultur,

agama,

pendidikan

klien/ayah/ibu.
II.
POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
- Keluhan utama
Gejala yang biasanya merupakan keluhan utama dari orang tua adalah
retardasi mental atau keterbelakangan mental (disebut juga tunagrahita),
dengan IQ antara 50-70, tetapi kadang-kadang IQ bisa sampai 90 terutama
pada kasus-kasus yang diberi latihan. Kemunduran dalam pertumbuhan
fisik, perkembangan Motorik, perkembangan kognitif, perkembangan
psikososial jika dibandingkan dengan anak seusianya.
-

Riwayat penyakit sekarang


Orang tua mengatakan anaknya mengalami keterbelakangan perkembangan
mental dan fisik. Anak biasanya mempunyai tubuh pendek, lengan atau kaki
kadang-kadang bengkok, kepala lebar, wajah membulat, mulut selalu
terbuka, ujung lidah besar, hidung lebar dan datar, kedua lubang hidung
terpisah lebar, jarak lebar antar kedua mata, kelopak mata mempunyai

Asuhan Keperawatan Anak

10

lipatan epikantus, sehingga mirip dengan orang oriental, iris mata kadangkadang berbintik, yang disebut bintik Brushfiel.

Riwayat kesehatan keluarga


Kaji tentang mempunyai penyakit keturunan dan penyakit menular. Terdapat
peningkatan resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan down
sindrom

Riwayat imunisasi
Biasanya mengenai pemberian imunisasi sejak anak dilahirkan

Kebutuhan dasar
Nutrisi
Gangguan makan dapat terjadi pada sindrom Down yang disertai dengan
kelainan kongenital yang lain, sehingga berat badannya sulit naik pada masa
bayi/ prasekolah. Tetapi setelah masa sekolah atau pada masa remaja, malah

sering terjadi obesitas.


Aktivitas
Seorang anak dengan sindrom down dapat lemah dan tak aktif, juga ada
yang agresif dan hiperaktif.

Riwayat alergi
Biasanya dikaji tentang alergi obat obatan, makanan, serta apapun yang
menyebabkan alergi

Pola hidup / kebiasaan


Kebiasaan yang dibawah ibu sejak mana prenatal seperti : merokok,
minuman keras, dan ketergantungan obat

Riwayat psikologis
Kaji status emosional anak , mekanisme koping, dan respon terhadap
pengobatan

Asuhan Keperawatan Anak

11

Riwayat social
Kaji pola komunikasi verbal atau no verbal, interaksi anak dengan
lingkungan dan hubungan anak dengan keluarga

III.

Spiritual
Minat dalam melakukan ibadah selama sakit

PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
: Pertumbuhan tinggi badan dan BB menurun,
umumnya obesitas
b. Tanda- tanda vital
:
c. Pemeriksaan kepala dan leher : tengkorak bulat kecil dengan oksiput datar,
lipatan epikantus bagian dalam dan fisura palpebra serong (mata miring ke
atas dan keluar), hidung kecil dengan batang hidung tertekan kebawah
(hidung sadel), lidah menjulur kadang berfisura, mandibula hipoplastik
(membuat lidah tampak besar), palatum berlengkung tinggi, leher pendek
tebal
d. Pemeriksaan integument
e. Thorax
f. Abdomen

:
:
: Muskulatur Hipotonik (perut buncit, hernia

umbilikus)
g. Genetalia

: Perkembangan seksual terhambat, tidak

lengkap atau keduanya, infertile pada pria, wanita dapat fertile, penuaan
premature uum terjadi, harapan hidup rendah.
h. Punggung
:
i. Ekstremitas
: Sendi hiperfleksibel dan lemas, tangan dan
kaki lebar, pandek tumpul, garis simian (puncak transversal pada sisi telapak
tangan)
j. Status neurologi

Masalah

Sensori

(seringkali

berhubungan)

kehilangan pendengaran konduktif (sangat umum), strabismus, myopia,


nistagmus, katarak, konjungtivitis
k. Pemeriksaan tingkat perkembangan
- Motorik kasar
- Motorik halus
- Adaptasi social
- Bahasa
: Kelambatan bahasa lebih berat daripada kelambatan
kognitif

Asuhan Keperawatan Anak

12

l. Data penunjang
- Pemeriksaan Radiologi
pada pemeriksaan radiologi didapatkan brachycephalic, sutura dan
fontanellla yang terlambat menutup. Tulang ileum dan sayapnya melebar
-

disertai sudut asetabular yang lebih lebar.


Pemeriksaan kariotiping:
untuk mengetahui adanya translokasi kromosom. Bila ada, maka ayah dan
ibunya harus diperiksa. Bila ditemukan salah satu adalah karier, maka
keluarga lainnya juga perlu diperiksa, hal ini sangat berguna untuk
pencegahan kemungkinan terulangnya kejadian sindrom Down
- Pemeriksaan dermatoglifik:
pemeriksaan pada sidik jari, telapak tangan dan kaki yang akan
menunjukkan adanya gambaran khas pada sindrom Down. Dermatoglifik ini
merupakan cara yang sederhana, mudah dan cepat, serta mempunyai
ketepatan yang cukup tinggi.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi infeksi b.d hipotonia, peningkatan kerentanan terhadap
infeksi pernapasan
2. Kerusakan menelean b.d hipotonia, lidah besar, kerusakan kognitif
3. Risiko tinggi infeksi b.d hipotonia
4. Risiko tinggi cedera b.d hipotonia, hiperekstensibilitas sendi, instabilitas
atlantoksial
5. Perubahan proses keluarga b.d mempunyai anak yang menderita sindrom
down
6. Risiko tinggi cedera fisik b.d factor usia orang tua

Asuhan Keperawatan Anak

13

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi infeksi b/d hipotonia, peningkatan kerentanan
terhadap infeksi pernapasan
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam anak tidak mengalami
tanda tanda infeksi pernafasan atau distress pernafasan.
KH :
- Pasien tidak menunjukkan bukti bukti infeksi pernapasan
- RR normal 15 20 x/mnt
- Tanda tanda distress pernafasan tidak ada
- Klien menunjukkan personal higine adekuat
Intervensi / Rasional :
1. Observasi pernafasan setiap 2jam sekali
R/ pernafasan normal 15 20 x/mnt menunjukkan bahwa tidak terdapat
distress pernafasan pada klien
2. Ajarkan keluarga tentang penggunaan teknik mencuci tangan yang baik
R/ Meminimalkan pemajanan pada organisme infeksius
3. Tekankan pentingnya mengganti posisi anak dengan sering, terutama
penggunaan postur duduk
R/ Mencegah penumpukan sekresi dan memudahkan ekspansi paru.
4. Tekankan pentingnya perawatan mulut yang baik (mis, lanjutkan
pemberian makan dengan air jernih), sikat gigi
R/ Menjaga mulut sebersih mungkin
5. Dorong kepatuhan terhadap imunisasi yang di anjurkan
R/ Mencegah infeksi

Asuhan Keperawatan Anak

14

6. Tekankan pentingnya menyelesaikan program antibiotik bila di


instruksikan
R/ : Kebersihan penghilangan infeksi dan mencegah pertumbuhan
organisme resisten
2. Kerusakan menelean b.d hipotonia, lidah besar, kerusakan kognitif
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan anak tidak mengalami
kesulitan makan
Kriteria Hasil :
-

Anak/bayi mengkonsumsi makanan dengan jumlah yang

adekuat yang sesuai dengan usia dan ukurannya


Keluarga melaporkan kepuasan dalam pemberian makan
Anak/bayi menambah berat badannya sesuai dengan table

standard BB
Keluarga mendapatkan manfaat dari pelayanan spesialis

Intervensi/Rasional
1. Hisap hidung bayi setiap kali sebelum pemberian makan bila perlu
R/ Menghilangkan mucus
2. Jadwalkan pemberian makan sedikit tapi sering , biarkan anak untuk
beristirahat selama pemberian makan
R/ Mengisap dan makan dalam waktu lama sulit dilakukan dengan
pernapasan mulut
3. Pantau tinggi badan dan BB dengan interval yang teratur
R/ Mengevaluasi asupan nutrisi
3. Risiko tinggi konstipasii b.d hipotonia
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan anak tidak menunjukka
bukti bukti konstipasi
Kriteria Hasil :
I - Anak tidak mengalami konstipasi
I
Asuhan Keperawatan Anak

15

I Intervensi Rasional :
1. Pantau frekuensi dan karakteristik defekasi
R/ Mendeteksi konstipasi
2. Tingkatkan hidrasi adekuat
R/ Mencegah konstipasi
3. Berikan diet tinggi serat pada anak
R/ Meningkatkan evakuasi feses
4. Berikan pelunak feses
5. R/ Untuk Eliminasi usus

4. Risiko tinggi cedera b.d hipotonia, hiperekstensibilitas sendi, instabilitas


atlantoksial
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan anak tidak mengalami
cedera yang berkaitan dengan aktivitas fisik
Kriteria Hasil :
-

Anak berpartisipasi dalam aktivitas bermain dan olahraga

Klien dan keluarga mampu memonitor factor resiko yang dapat

menyebabkan cidera.
Klien dan keluarga mampu memonitor perubahan status

kesehatan yang dialami.


Klien dan keluarga menggunakan sopport system yang ada
untuk mengontrol factor resiko.

Intervensi :
1. Anjurkan aktivitas bermain dan olahraga yang sesuai dengan maturasi
fisik anak ,ukuran, koordinasi dan ketahanan
R/ Untuk menghindari cedera
2. Ajari keluarga dan pemberi perawatan laingejala instabilitas
atlantoaksial (nyeri leher,kelemahan)
R/ Sehingga perawatan yang tepat dapat diberikan
3. Laporkan dengan segera adanya tanda tanda kompresi medulla
spinalis.
Asuhan Keperawatan Anak

16

R/ Mencegah keterlambatan pengobatan


5. Perubahan proses keluarga b.d mempunyai anak yang menderita
sindrom down
Tujuan : Setelah diberi asuhan keperawatan anak Menunjukkan perilaku
kedekatan
Kriteria Hasil :
-

Orang tua dan anak menunjukkan perilaku kedekatan


Keluarga mampu menghadapi perawatan yang dibutuhkan untuk

mengatasi masalah kesehatan khusus


Anggota keluarga mendapatkan manfaat dari kelompok pendukung,
keluarga menunjukkan sikap posisif

Intervensi :
1. Tunjukkan penerimaan terhadap anak melalui perilaku anda sendiri
R/ Orang tua sensitive terhadap sikap afektif orang lain
2. Jelaskan pada keluarga bahwa kurangnya molding/clinging pada bayi
atau anak
R/ Hal ini mungkin di interprestasikan dengan mudah sebagai tanda
ketidakdekatan atau penolakan
3. Rujuk ke pelayanan konseling genetic bila diindikasikan dan atau
diinginkan
R/ Agar keluarga mendapatkan informasi dan dukungan
4. Tekankan aspek positif dari merawat anak dirumah
R/ Membantu keluarga memaksimalkan potensi perkembangan anak

6. Risiko tinggi cedera fisik b.d factor usia orang tua


Tujuan : Setelah diberi asuhan keperawatan, dapat mengurangi resiko cedera
pada anak
Kriteria Hasil :

Asuhan Keperawatan Anak

17

Wanita hamil yang beresiko memeriksakan diri untuk

kemungkinan syndrome down


Keluarga menunjukkan pemahaman tentang pilihan yang

tersedia untuk mereka


Keluarga dari anak perempuan yang menderita gangguan ini
mencari alat kontraseptif

Intervensi/ Rasional :
1. Diskusikan dngan wanita berisiko tinggi tentang bahaya melahirkan
anak dengan sindrom down
R/ Keluarga dapat membuat keputusan reproduktif
2. Dorong semua wanita hamil yang berisiko
R/ Menyingkirkan syndrome down pada janin
3. Diskusikan dengan orangtua anak remaja syndrome down tentang
kemungkinan konsepsi pada wanita dan perlunya metode kontrasepsi
R/ Keluarga dapat membuat keputusan reproduktif berdasarkan
informasi

BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sindrom Down adalah suatu kelainan di mana terdapat subnormalitas
mental yang berat dan ciri-ciri wajah yang merupai ras Mongoloid. Atau dapat
diartikan sebagai kelainan bawaan, terutama keterbelakangan mental, bentuk

Asuhan Keperawatan Anak

18

wajah yang khas ( idiosi Mongoloid, Mongoloidisme ), kelainan kromosomal


berupa trisomi atau translokasi gen secara tidak seimbang.
B. SARAN
Anak yang terkena down syndrome tersebut sebaiknya segera diberikan
terapi bicara dan latihan fisik, sehingga tetap dapat bersosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya serta belajar hidupdengan mandiri.

DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily L., 2002, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Jakarta: EGC.
Hidayat, Aziz Alimul, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I, Jakarta:
Salemba Medika.
Hinchliff, Sue, 1999, Kamus Keperawatan, Jakarta: EGC..

Asuhan Keperawatan Anak

19

Price, Sylvia Anderson, 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses


penyakit, Jakarta: EGC.
Ramali, Ahmad, 2005, Kamus Kedokteran, Jakarta: Djambatan.

Asuhan Keperawatan Anak

20

Anda mungkin juga menyukai