Disusun Oleh :
ANANG SATRIANTO
IIA/0201100002
2004
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK SINDROM DOWN
A. DEFINISI
Down Sindrom adalah cacat bawaan yang disebabkan oleh adanya kelebihan
kromosom X, sindrom ini juga disebut Trisomy Z1, karena 3 dari 21
kromosom menggantikan yang normal. 95 % kasus Down Sindrom
disebabkan oleh kelebihan kromosom.
B. PENYEBAB
Penyebabnya adalah ekstra kromosom ke 21. 95 % Sindrom Down disebabkan
oleh kelebihan kromosom 21 karena adanya non dysjunction kromosom
yang terlibat, dimana secara proses pembahagiaan sel secara mitosis
pemisahan kromosom 21 tidak berlaku dengan sempurna.
5 % lagi Sindrom Down disebabkan mekanisme Translocation. Keadaan ini
biasanya berlaku oleh pemindahan bahan genetik dan kromosom 14 kepada
krmosom 21. Sebagian kecil Sindrom Down disebabkan oleh mekanisme yang
dinamakan mosaic.
C. GEJALA
Anak-anak yang menderita Sindroma Down memiliki penampilan yang khas :
- Pada saat lahir, ototnya kendur.
- Bentuk tulang tengkoraknya asimetris atau ganjil.
- Bagian kepalanya mendatar.
- Lesi pada iris mata yang disebut bintik brushfield.
- Kepalanya lebih kecil daripada normal (mikrosefalus) dan bentuknya
abnormal.
- Hidungnya datar, lidahnya menonjol dan matanya sipit ke atas.
- Pada sudut mata sebelah dalam terdapat lipatan kulit yang berbentuk bundar
(lipatan epikantus).
- Tangannya pendek dan lebar dengan jari-jari tangan yang pendek dan
seringkali hanya memiliki 1 garis tangan pada telapak tangannya.
E. INSIDEN
Lebih dari 300,00 orang di Amerika menderita Down Sindrom, dan 10.000
kasus baru bertambah tiap tahunnya. Hal ni terjadi, dari 500 kelahiran, dan
lebih banyak anak laki-laki daripada anak perempuan, perbandingannya 1,3 :
1. Kasus kelahiran bayi degnan Down Sindrom telah menurun akhir-akhir ini.
Karena bertambahnya diagnosa prenatal, dengan adanya diagnosa prenatal 40
% janin dengan Down Sindrom dihentikan secara sukarela.
F. KOMPLIKASI
Kelemahan neurosensori.
Kelainan Gastrointectinal.
G. PENCEGAHAN
Pada keluarga yang memiliki sindroma down dianjurkan untuk menjalani
konsultasi genetik. Sindroma Down bisa diketahui pada kehamilan awal
dengan melakukan pemeriksaan kromosom terhadap cairan ketuban atau villi
korion.
Resiko terjadinya sindroma ditemukan pada :
-
H. DIAGNOSA
Diagnosis Sindrom Down dapat ditegakkan ketika bayi masih berada dalam
kandungan dan tes penyaringan biasanya dilakukan pada wanita hamil yang
berusia diatas 35 tahun. Kadar alfa-fetoprotein yang rendah di dalam darah ibu
menunjukkna resiko tinggi terjadinya sindroma down pada janin yang
dikandungnya.Dengan pemeriksaan USG bisa diketahui adanya kelainan fisik
pada janin.
Ekokardiogram
EKG
I. PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk Sindroma Down, pendidikan dan
pelatihan khusus bisa dilakukan di sekolah luar biasa.
Kelainan jantung tertentu mungkin harus diperbaiki melalui pembedahan.
Gangguan pendengaran dan penglihatan diatasi sebagaimana mestinya. Sejak
masa neonatal, perawatan difokuskan pada pengaturan suhu, pemberian
makanan, pendeteksian dan memonitor jantung. G1 dan kelainan wajah yang
dapat dikoreksi melalui pembedahan dikemudian hari pada saat bayi atau
anak-anak. Bedah plastik untuk mengoreksi raut wajah untuk mengoreksi
penelitian dan tidak dijadikan priorotas utama pada saat ini.
J. PROGNOSIS
Anak-anak dengan Sindroma Down memiliki resiko tinggi untuk menderita
kelainan jantung dan leukimia. Jika terdapat kediua penyakit tersebut maka
angka harapan hidupnya berkurang jika kedua penyakit tersebut tidak
ditemukan, maka anak bisa bertahan sampai dewasa.
Beberapa penderita Sindroma Down mengalami hal-hal sebagai berikut :
-
Gangguan tiroid.
Bisa terjadi kematian dini, meskipun banyak juga penderita yang berumur
panjang.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Selama masa neonatal yang perlu dikaji :
Stailisasi suhu
Umum
1. Perubahan termoregulasi berhubungan dengan hipotinic otot dan
postur yang melebar.
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan, berhubungan dengan
palatum yang tinggi
3. Tidak efektifnya koping keluarga berhubungan besarnya tekanan
emosional dan finansial untuk merawa tanak tidak normal secara
kognitif. Kondisi kronis dan kesedihan karena kehilangan anak
yang sempurna.
4. Detroit pengetahuan (orang tua) berhubungan dengan perawatan
neunatus atau infant di rumah.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK AUTISME
A. DEFINISI
Autisme
bukanlah
penyakit
menular,
namun
suatu
gangguan
perkembangan yang luas yang ada pada anak. Mereka hidup dalam
dunianya sendiri.
Seorang ahli mengatakan autisme adalah dasar dari manusia yang
berkepribadian ganda (Sizhophren). Autis pada anak-anak berbeda-beda
tarafnya dari yang ringan sampai yang berat. Autis dapat terjadi pada siapa
saja dengan perbandingan 4 : 1 pada anak laki-laki. Dan pada anak autis
bisa dari yang rendah sampai tinggi.
B. JENIS KELAINAN AUTISME
1. Childhood Autisme.
Kelainan pertumbuhan anak sejak lahir sampai 3 tahun.
2. Atypical Autisme.
Kelainan pertumbuhan anak sesudah usia 3 tahun.
Genetik.
D. FAKTOR PERCIPITASI
Orang tua yang mengalami autisme biasanya mempunyai intelegensi yang
cukup tinggi, kepribadiannya bercorak obsesif, tidak memiliki kehangatan.
Interaksi orang tua dengan anak yang menyimpang serta adanya stress yang
berat pada awal kehidupannya sehingga anak kurang mendapatkan stimulasi
dalam proses tumbuh kembang.
E. ETIOLOGI
Hingga kini intensitas usaha mengenai penyebab kelainan pertumbuhan anak
terus ditingkatkan. Secara umum ada beberapa penyebab yaitu ;
1. Faktor kelainan perkembangan otak atau karena kelainan perkembangan
syaraf.
2. Virus, jamur, Rubella, herpes toksoplasma dan akibat vaksin yang
mengandung air raksa (merkuri) seperti vaksin MMR dan Thimerosal.
3. Sistem pencernaan yang kurang baik sehingga rentan terhadap makanan.
4. Karena kelainan kromosom dan faktor keturunan atau genetika.
5. Keracunan logam berat.
6. Gangguan autoimun.
Mengulang-ulang kata.
b. Gangguan Interaksi.
c. Gangguan Perilaku.
d. GangguanEmosi.
Menjilat-jilat benda.
Mencium-cium benda.
Kurang berinteraksi dengan orang tua dan anak lain anak melihat
atau meraih benda yang dia mau.
Tidak berkomunikasi dengan anak lain dan bermain dengan cara tidak
lazim.
Jika diajak bermain yang melibatkan kontak fisik dan anak ingin
meneruskannya maka ia akan melakukan kontak mata, senyum, gerak
tubuh atau suara
Anak dapat berkomunikasi dengan orang tua dan orang yang dikenal.
Memprotes atau menolak dengan gerak, suara dan kata yang sama.
Tidak mendengar perkataan orang lain.dan tidak bisa fokus pada satu
topik.
G. PENATALAKSANAAN
a. Dengan terapi terpadu :
Terapi wicara.
Terapi okupasi.
Terapi perilaku.
Rehabilitasi dasar.
-
Rehabilitasi fungsional.
-
A. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Autisme banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan timbulnya
gejala sebelum anak mencapai usia 3 tahun (0 3 tahun).
2. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
DAN
RENCANA
TINDAKAN
Tujuan :
Klien dapat mengkomunikasikan secara verbal kebutuhan atau
keinginan dan dapat membentuk kepercayaan pada pemberi
therapist.
Intervensi :
-
Berikan
stimulasi
untuk
mengadakan
interaksi
dengan
lingkungan.
-
Gunakan
kalimat
sederhana,
jelas,
mudah
dimengerti,
Tujuan :
Klien mampu mengadakan interaksi sosial dengan lingkungan
terutama obyek menusia dan mamapu menjalin hubungan rasa
percaya.
Intervensi :
-
Tujuan :
Klien mampu mengurangi perilaku yang dapat membahayakan
dirinya dan mampu mengenal, menghindari benda-benda yang
berbahaya.
Intervensi :
-
Berikan
aktivitas
yang
positif
untuk
mengembangkan
kemampuan anak.
-
3. EVALUASI
a. Menanyakan kemampuan anak selama di rumah pada orang tua.
b. Mengobservasi kemampuan anak untuk berkomunikasi, kemampuan
berinteraksi sosial dan perilaku yang aneh atau hiperaktif.