Anda di halaman 1dari 9

PENATALAKSANAAN PASCA RESUSITASI

NEONATUS (STABILISASI)

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


….…. 0 1/9

Ditetapkan:
STANDART
Direktur
PROSEDUR Tanggal Terbit:
OPERASIONAL 1 Januari 2022
(SPO)
Dr. Rina Istarowati
NIP. 19751025 200312 2 005

Pengertian Stabilisasi adalah mengidentifikasi faktor-faktor, yang


apabila tidak dikoreksi akan memperburuk keadaan
dari neonatus pasca resusitasi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi stabilisasi tersebut diantaranya:17
 Pemeliharaan ventilasi dan oksigenasi
 Koreksi gangguan asam basa
 Menangani kebocoran udara di paru
 Pemantauan kardiovaskuler
 Pemantauan suhu
 Pemantauan metabolik
Pemeriksaan dan koreksi yang tepat dari faktor-faktor
yang mempengaruhi stabilisasi tersebut akan
mengurangi masalah yang lebih serius selama proses
transportasi
Tujuan 1. Mencegah penurunan kondisi akibat tidak
dilaksanakannya prosedur
2. Melakukan evaluasi atas prosedur yang telah
dilaksanakan
Kebijakan 1.
Prosedur Prinsip umum dari penanganan pasca resusitasi
neonatus diantaranya melanjutkan dukungan
kardiorespiratorik, koreksi hipoglikemia, asidosis
metabolik, abnormalitas elektrolit, serta penanganan
PENATALAKSANAAN PASCA RESUSITASI
NEONATUS (STABILISASI)

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


….…. 0 2/9

Ditetapkan:
STANDART
Direktur
PROSEDUR Tanggal Terbit:
OPERASIONAL 1 Januari 2022
(SPO)
Dr. Rina Istarowati
NIP. 19751025 200312 2 005

hipotensi. Dalam melaksanakan stabilisasi pasca


resusitasi neonatus terdapat acuan dalam melakukan
pemeriksaan dan stabilisasi, yaitu S.T.A.B.L.E, yang
terdiri dari:
1.S-SUGAR
Adalah langkah untuk menstabilkan kadar gula
darah neonatus. Pada neonatus kadar glukosa darah
harus dipertahankan pada kadar 50-110 mg/dl.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk
stabilisasi gula darah neonatus adalah :
 Tidak memberikan makanan perenteral.
 Memberikan glukosa melalui jalur intravena
 Beberapa neonatus berisiko tinggi mengalami
hipoglikemia. Bayi yang berisiko tinggi
mengalami hipoglikemia diantaranya adalah:
a) Bayi prematur (usia kehamilan <37 minggu
b) Bayi kecil untuk masa kehamilan, berat badan
lahir rendah, dan IUGR
c)Bayi besar untuk masa kehamilan
d) Bayi dari ibu dengan diabetes mellitus
e)Bayi yang sakit
f) Bayi dari ibu yang mendapat obat hipoglikemik
atau diinfus glukosa saat persalinan.
PENATALAKSANAAN PASCA RESUSITASI
NEONATUS (STABILISASI)

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


….…. 0 3/9

Ditetapkan:
STANDART
Direktur
PROSEDUR Tanggal Terbit:
OPERASIONAL 1 Januari 2022
(SPO)
Dr. Rina Istarowati
NIP. 19751025 200312 2 005

Skirning kadar glukosa :


 Lakukan berulang
 Periksa tiap 30-60 menit hingga kadar glukosa lebih
dari 50 mg/dL pada paling sedikit 2 kali
pemeriksaan berturut-turut
 Jika rendah, periksa kadar glukosa serum, tetapi
jangan menunda terapi
 Jika lebih tinggi dari 150 mg/dL pada 2 kali
pemeriksaan berturut-turut, pertimbangkan stres
atau prematuritas sebagai penyebabnya
 Untuk bayi sakit yang membutuhkan rujukan atau
pelayanan intensif dan untuk menyediakan asuhan
yang aman pertahankan kadar glukosa 50-110
mg/dl (2,8-6,0 mmol/L)
Kadar glukosa < 50 mg/dl (2,8 mmol/L)
 Terapi intravena : bayi sakit yang tidak dapat
nutrisi enteral
 Berikan 2 mL/kg Dekstrose 10% bolus intravena
selama beberapa menit
 Periksa kadar glukosa darah setiap 15-30 menit
setelah bolus
 Catat respon terhadap pengobatan
Jika kadar glukosa berlanjut < 50 mg/dl (2,8 mmol/L)
PENATALAKSANAAN PASCA RESUSITASI
NEONATUS (STABILISASI)

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


….…. 0 4/9

Ditetapkan:
STANDART
Direktur
PROSEDUR Tanggal Terbit:
OPERASIONAL 1 Januari 2022
(SPO)
Dr. Rina Istarowati
NIP. 19751025 200312 2 005

 Ulangi bolus intravena  2 mL/kg D10%


 Pilihan lain 
a) Jika belum berhasil, tingkatkan infus menjadi 100
mL/kg/hari,
b) Tingkatkan konsentrasi D10% menjadi 12,5%
 Jangan berikan infus > 12,5% pada vena perifer
 Observasi ketat kadar glukosa, terutama pada
hiperinsulinemia atau bayi kecil masa kehamilan
mungkin membutuhkan bolus berulang
2.T- TEMPERATURE
Hipotermia merupakan kondisi yang dapat dicegah
dan sangat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas,
khususnya pada bayi prematur.
Bayi yang berisiko tinggi mengalami hipotermia
adalah:
a) Bayi prematur, berat badan rendah (khususnya
berat badan kurang dari 1500 gram).
b) Bayi kecil untuk masa kehamilan
c) Bayi yang mengalami resusitasi yang lama
d) Bayi yang sakit berat dengan masalah infeksi,
jantung, neurologis, endokrin dan bedah.
e) Bayi yang hipotonik akibat sedatif, analgesik, atau
anestesi.
PENATALAKSANAAN PASCA RESUSITASI
NEONATUS (STABILISASI)

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


….…. 0 5/9

Ditetapkan:
STANDART
Direktur
PROSEDUR Tanggal Terbit:
OPERASIONAL 1 Januari 2022
(SPO)
Dr. Rina Istarowati
NIP. 19751025 200312 2 005

Prosedur :
 Ukur suhu tubuh melalui axila, Pertahankan suhu
tubuh dalam rentang 36,5 -37,5
 Hangatkan perlahan
Monitor ketat:
 Suhu aksila
 Frekuensi dan irama denyut jantung
 Tekanan darah
 Frekuensi dan usaha nafas
 Saturasi oksigen
 Glukosa darah
 Status asam basa (jika mungkin)
3.A-AIRWAY
1. Pastikan jalan napas terbuka.
2. Pastikan bayi bernapas dengan nyaman (tidak
merintih, tidak sianosis, tidak ada retraksi). Bila
perlu dapat dibantu dengan t-piece resuscitator.
3. Evaluasi dan monitoring :
a) Tanda vital
 Temperatur
 Denyut dan irama jantung
 Frekuensi nafas, usaha nafas dan / saturasi
O2, kualitas udara yang masuk
PENATALAKSANAAN PASCA RESUSITASI
NEONATUS (STABILISASI)

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


….…. 0 6/9

Ditetapkan:
STANDART
Direktur
PROSEDUR Tanggal Terbit:
OPERASIONAL 1 Januari 2022
(SPO)
Dr. Rina Istarowati
NIP. 19751025 200312 2 005

 Tekanan darah
 Saturasi oksigen 
b) Keadaan umum bayi
 Perfusi
 Kekuatan pulsasi
 Status neurologis
 Diuresis
 Retraksi, derajat retraksi
 Apneau
 Kebutuhan O2
c) AGD  bila diberi terapi oksigen atau mengalami
syok
4.B- Blood pressure
Curah jantung yang mencukupi diperlukan untuk
mempertahankan sirkulasi. Cara yang terbaik untuk
mempertahankan sirkulasi adalah dengan memberikan
cairan dan elektrolit yang adekuat. Pada bayi sakit
berat harus dipantau tanda-tanda syok antara lain:
a) Usaha nafas
b) Nadi
c) Perfusi perifer
d) Warna kulit
e) Frekuensi jantung
PENATALAKSANAAN PASCA RESUSITASI
NEONATUS (STABILISASI)

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


….…. 0 7/9

Ditetapkan:
STANDART
Direktur
PROSEDUR Tanggal Terbit:
OPERASIONAL 1 Januari 2022
(SPO)
Dr. Rina Istarowati
NIP. 19751025 200312 2 005

f) Suara jantung
Evaluasi dan Tatalaksana terhadap tiga penyebab
utama syok pada bayi:
 Syok Hipovolemik
 Syok Kardiogenik
 Syok Septik
Pemeriksaan klinis dan Pemeriksaan Penunjang
5.L-Laboratory studies
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan:
a) Sebelum transportasi, Pemeriksaan berikut (4-B)
harus dilakukan sebelum dilakukan transportasi:
 Blood count (pemeriksaan darah rutin),
 Blood culture (kultur darah),
 Blood glucose (kadar glukosa darah),
 Blood gas (analisis gas darah)
b) Setelah transportasi, Pemeriksaan laboratorium
setelah transportasi tergantung dari riwayat, faktor
risiko, dan gejala klinis dari bayi. Pemeriksaan yang
dapat dilakukan diantaranya:
 pemeriksaan C- reactive protein (CRP),
 elektrolit (natrium, kalium, kalsium), fungsi
ginjal (ureum, kreatinin),
 fungsi hati (SGOT, SGPT, bilirubin, pT, aPTT,
PENATALAKSANAAN PASCA RESUSITASI
NEONATUS (STABILISASI)

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


….…. 0 8/9

Ditetapkan:
STANDART
Direktur
PROSEDUR Tanggal Terbit:
OPERASIONAL 1 Januari 2022
(SPO)
Dr. Rina Istarowati
NIP. 19751025 200312 2 005

fibrinogen, D-dimer)
6.E- Emotional support
a) Memberikan informasi secara kontinyu mengenai
perkembangan keadaan anaknya.
b) Memberikan kesempatan kontak sedini mungkin
antara orang tua dengan anaknya
c) Memberikan dukungan emosi kepada keluarga
sebelum, pada saat dan sesudah bayi di transfer
d) Pada saat akan ditransfer, orang tua harus
mendapatkan penjelasan kembali mengenai kondisi
anak mereka. Penjelasan harus singkat dan mudah
dimengerti agar orang tua dapat mengerti.
e) Memberika kesempatan untuk bertanya apabila
terdapat hal yang tidak dimengerti. Penjelasan
mengenai kondisi anak pertama kali harus
diberikan kepada orang tua bayi, tidak
diperkenankan untuk memberitahukan mengenai
kondisi anak kepada orang lain, tanpa seijin orang
tua.
f) Setelah bayi ditransfer ke ruang intensif, orang tua
tetap harus mendapatkan dukungan. Salah satunya
adalah dengan cara membiarkan orang tua
menengok bayinya serta membiarkan mereka
PENATALAKSANAAN PASCA RESUSITASI
NEONATUS (STABILISASI)

No. Dokumen: Revisi: Halaman:


….…. 0 9/9

Ditetapkan:
STANDART
Direktur
PROSEDUR Tanggal Terbit:
OPERASIONAL 1 Januari 2022
(SPO)
Dr. Rina Istarowati
NIP. 19751025 200312 2 005

mengetahui dan memantau terus kondisi bayinya


Unit terkait 1. Perinatologi
2. IGD
3. Kamar bersalin
4. Kamar Operasi
5. ICU

Anda mungkin juga menyukai