Anda di halaman 1dari 4

Halaman 1 dari 2

DINAS KESEHATAN Tanggal Terbit:


KOTA MANADO
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR No.Dokumen:

Revisi : 0

Ditetapkan Oleh:

Direktur RSUD Kota Manado

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN


dr. Joy Marthen Alexander
Zeekeon, M.Kes

NIP 197107072002121006

Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu keadaan dimana pengukuran tekanan darah diastolik > 90
mmHg pada pengukuran berjarak 1 jam atau lebih. Hipertensi dalam kehamilan dibagi menjadi:
 Hipertensi Karena Kehamilan
Jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama persalinan dan/atau
PENGERTIAN
dalam 48 jam post partum. Dibagi pula menjadi:
1) Hipertensi tanpa proteinuria atau edema
Ditandai dengan tekanan diastolik > 90 mmHg atau kenaikan 15 mmHg dalam 2
pengukuran berjarak 1 jam dan tanpa disertai proteinuria.
2) Preeklampsia ringan
Ditandai dengan tekanan diastolik > 90 mmHg atau kenaikan 15 mmHg dalam 2
pengukuran berjarak 1 jam dan disertai proteinuria ringan (1+).
3) Preeklampsia berat
Ditandai dengan salah satu dari gejala berikut: tekanan darah diastolik > 110 mmHg,
poteinuria > 2+, oliguria (< 400 ml/24 jam), edema paru (napas pendek, sianosis dan
adanya rhonki), nyeri daerah epigastrium atau kuadran kanan atas perut, gangguan
penglihatan (skotoma atau penglihatan berkabut), nyeri kepala hebat yang tidak
berkurang dengan pemberian analgetika biasa, hiperrefleksia, mata (spasme
arteriolar/edema/ablasio retina), koagulasi (DIC, sindroma HELLP), pertumbuhan janin
terhambat, otak edema serebri serta gagal jantung.
4) Eklampsia
Ditandai oleh gejala preeklampsia berat dan kejang. Kejang dapat terjadi dengan tidak
bergantung pada beratnya hipertensi. Kejang bersifat tonik-klonik dan koma dapat terjadi
setelah kejang dan dapat berlangsung lama.
 Hipertensi Kronik
Jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20 minggu. Superimposed preeklampsi adalah
hipertensi kronik dan bersamaan dengan itu terjadi pula preeklampsi.

Untuk mengetahui perubahan psikologi dan fisiologis persalinan kala I.


TUJUAN

Surat kebijakan Direktur RSUD No. tahun 23 tentang hipertensi dalam kehamilan.
KEBIJAKAN

1. Buku Panduan Peserta Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Esensial


REFERENSI
Dasar (PONED) tahun 2007.
2. Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Esensial Dasar
(PONED) tahun 2005.

TERAPI
Hipertensi Dalam Kehamilan Tanpa Poteinuria
Jika kehamilan < 35 minggu, lakukan pengelolaan rawat jalan:
 Lakukan pemantauan tekanan darah, proteinuria dan kondisi janin setiap minggu.
 Jika tekanan darah meningkat, kelola sebagai preeklampsia
 Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat dan
pertimbangkan terminasi kehamilan.
Preeklampsia Ringan
Jika kehamilan < 35 minggu dan tidak terdapat tanda perbaikan, lakukan penilaian 2x/minggu
secara rawat jalan:
 Lakukan pemantauan tekanan darah, proteinuria, reflex dan kondisi janin
 Lebih banyak istirahat
 Diet biasa
 Tidak perlu pemberian obat
 Jika tidak memungkinkan rawat jalan, rawat inap:
Diet biasa
Lakukan pemantauan tekanan darah 2x/hari, proteinuaria 1x/hari
Tidak memerlukan pengobatan
Tidak memerlukan diuretik, kecuali terdapat edema paru, dekompensasi jantung atau gagal
ginjal akut
Jika tekanan diastolik turun sampai normal, pasien dapat dipulangkan dengan catatan
harus istirahat, periksa ulang 2x/minggu dan jika tekanan diastolic naik lagi maka harus
dirawat kembali.
Jika tidak terdapat perbaikan, terdapat tanda pertumbuhan janin terhambat ataupun
proteinuria meningkat, maka segera dirujuk.
Jika kehamilan > 35 minggu pertimbangkan terminasi kehamilan:
 Jika serviks matang, lakukan induksi dengan Oksitosin 5 IU dalam 500 ml RL/D5% IV 10
tetes/menit.
 Jika serviks belum matang, berikan misoprostol atau pertimbangkan untuk rujukan.
Preeklampsia Berat dan Eklampsia
Penanganannya harus dilakukan di Rumah Sakit, dimana pada preeklampsia berat persalinan harus
terjadi dalam 24 jam, sedangkan pada eklampsia harus dalam 6 jam sejak gejala eklampsia timbul.
Adapun bila pasien telah datang di puskesmas maka tindakan pertama yang dapat dilakukan sebelum
mempersiapkan rujukan adalah sebagai berikut:

Pengelolaan Kejang:
 Beri obat anti kejang (anti konvulsan) dimana MgSO4 menjadi pilihan pertama. Pemberiannya
harus mengikuti SOP pemberian MgSO4 di Puskesmas Bahu. Obat alternative lain adalah
Diazepam dengan resiko terjadinya depresi neonatal. Cara pemberiannya yaitu dengan dosis
awal 10 mg IV pelan-pelan selama 2 menit. Jika kejang berulang, ulangi pemberian sesuai
dosis awal. Dosis pemeliharaan diazepam yaitu 40 mg dalam 500 ml larutan RL melalui infus.
Depresi pernapasan ibu baru mungkin timbul bila dosis > 30 mg/jam.
 Peralatan untuk penangan kejang (jalan napas, penghisap lender, masker oksigen, oksigen)
 Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
 Aspirasi mulut dan tenggorokan
 Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi Trendelenburg untuk mengurangi resiko aspirasi
 Beri oksigen 4-6 liter/menit.

Pengelolaan Umum:
 Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan diastolik antara 90-
100 mmHg. Obat pilihannya adalah Nifedipin 5-10 mg oral yang dapat diulang sampai 8x/24
jam. Bila respon tidak membaik setelah 10 menit, berikan tambahan 5 mg nifedipin sublingual.
 Pasang infus RL dengan jarum no. 18 atau lebih dan jumlah tetesan dibuat maintenance 1,5-2
liter/24 jam agar cairan tidak overload.
 Kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan proteinuria.
Hipertensi Kronik
 Jika pasien sebelum hamil sudah mendapatkan pengobatan dengan obat anti hipertensi dan
terpantau dengan baik, lanjutkan pengobatan tersebut.
 Jika tekanan darah diastolik > 110 mmHg atau sistolik > 160 mmHg, berikan antihipertensi.
 Observasi komplikasi seperti solusio plasenta atau jika terdapat proteinuria, pikirkan
superimposed peeklampsia. Bila positif, lanjutkan penanganan seperti pada preeklampsia.
 Istirahatkan pasien dan lakukan pemantauan pertumbuhan dan kondisi janin.
 Jika tidak terdapat komplikasi, tunggu persalinan sampai aterm. Akan tetapi bila terdapat
preeklampsi, pertumbuhan janin terhambat atau gawat janin maka kehamilan harus segera
diterminasi dan pertimbangkan rujukan.

Ruang Bersalin
UNIT TERKAIT

1. Rekam Medis
DOKUMEN
2. Catatan Medis
TERKAIT

Rekaman Historis:

No. Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

1. 1 Belum ada referensi Referensi

Anda mungkin juga menyukai