Anda di halaman 1dari 6

Halaman 1 dari 2

DINAS KESEHATAN Tanggal Terbit:


KOTA MANADO No.Dokumen:
STANDAR
OPERASIONAL Revisi : 0
PROSEDUR
Ditetapkan Oleh:
Direktur RSUD Kota Manado
KALA I PERSALINAN dr. Joy Marthen Alexander
Zeekeon, M.Kes
NIP 197107072002121006

PENGERTIAN Kala I persalinan adalah dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya
kontraksi teratur, adekuat, dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap.

TUJUAN Sebagai acuan bagi bidan, dokter dan perawat terlatih dalam penanganan kala I
pasien in partu.

KEBIJAKAN Penyusunan Rencana Layanan Klinis.

REFERENSI 1. Buku Panduan Peserta Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal


Esensial Dasar (PONED) tahun 2007.
2. Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Esensial Dasar
(PONED) tahun 2005.

PROSEDUR A. Menyapa klien/keluarga, dan tanyakan ada apa dan senyum pada pasien.
B. Mempersilahkan ibu ke kamar bersalin.
C. Anamnesis klien dan pemeriksaan fisik (sambil memperhatikan tanda-tanda
penyulit atau tanda-tanda kegawatdaruratan dan segera lakukan tindakan yang
sesuai apabila diperlukan)
- Tanyakan nama, umur, dan alamat
- Gravida, para, dan abortus
- HPHT
- Kapan bayi lahir menurut tafsiran ibu
- Riwayat alergi obat-obatan
- Riwayat kehamilan sekarang
- Tanyakan ANCnya dimana
- Tanyakan apakah ibu pernah mendapat masalah selama kehamilan
- Kapan mulai kontraksi dan apakah kontraksi teratur dan berapa lama
- Apakah ibu masih merasakan gerakan bayi?
- Apakah ketuban sudah pecah? Jika “ya” apa warnanya, kental atau
encer?
- Apakah keluar cairan bercampur darah dari vagina ibu?
- Kapan terakhir ibu makan minum
- Tanyakan riwayat kehamilan sebelumnya (apakah ada masalah pada
persalinan yang lalu)
- Berapa berat bayi paling besar yang pernah ibu lahirkan
- Apakah ibu mempunyai bayi bermasalah pada kehamilan sebelumnya
- Tanyakan riwayat medis lainya
- Masalah medis saat ini
D. Mencatat semua temuan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik secara seksama dan
lengkap (mengisi kartu ibu).
E. Berikan edukasi kepada pasien tentang tindakan selanjutnya serta berikan informed
consent.
F. Melakukan pemeriksaan fisik :
- Cuci tangan
- Tunjukan sikap ramah dan sopan agar ibu nyaman
- Minta ibu tarik nafas perlahan agar ibu tenang
- Minta ibu mengosongkan kandung kemihnya
- Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu
- Nilai tanda-tanda vital
- Lakukan pemeriksaan abdomen (palpasi) :
 Ukur TFU (pakai pita pengukur)
 Memantau kontraksi uterus (hitung kontraksi yang terjadi
dalam kurun waktu 10 menit)
 Memantau DJJ
Gunakan Doppler atau Laenec
 Menentukan presentasi janin, apakah presentasi kepala atau
bokong
 Menentukan penurunan bagian terbawah janin (bidang Hodge)
- Lakukan pemeriksaan dalam :
 Cuci tangan
 Tutupi badan ibu dangan selimut
 Ibu berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan paha
dibentangkan
 Pakai sarung tangan steril/DTT
 Pakai kassa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke
dalam air DTT, basuh labia secara hati-hati. Seka dari bagian
depan ke belakang
 Periksa genetalia eksterna
 Jika ada perdarahan pervaginam jangan lakukan pemeriksaan
dalam (langsung rujuk)
 Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban
(kalau meconium nilai apa kental atau encer, kemudian
periksa DJJ)
 Jika mekonium encer dan DJJ normal teruskan memantau DJJ,
jika ada tanda-tanda gawat janin, mekonium kental nilai DJJ
dan segera rujuk.
 PD: pisahkan dengan hati-hati labium mayus dengan jari
manis dan ibu jari, masukan jari telunjuk yang diikuti dengan
jari tengah, jangan mengeluarkan kedua jari sebelum
pemeriksaan selesai, jika selaput ketuban belum pecah jangan
melakukan tindakan amniotomi
 Nilai vagina (lihat parut di vagina, robekan perineum, atau
varices)
 Nilai pembukaan dan penipisan serviks.
 Pastikan tali pusat dan bagian-bagian kecil tidak teraba pada
saat pemeriksaan dalam. Jika teraba maka ditangani sesuai
langkah-langkah kegawatdaruratan atau segera dirujuk ke
faskes yang sesuai.
 Nilai apakah ketuban masih teraba atau tidak. Penilaian
terhadap ketuban, dalam partograf dicatat sebagai berikut:
U : selaput ketuban utuh
J : selaput ketuban telah pecah, cairan ketuban jernih
M : selaput ketuban telah pecah, cairan ketuban mekonium
D : selaput ketuban telah pecah, cairan ketuban darah
K : selaput ketuban telah pecah, cairan ketuban kering
 Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah
telah masuk bagian rongga panggul atau belum. Pencatatan
pada partograf menggunakan perlimaan, yaitu:
5/5 : bila kepala teraba masih 5 jari di atas simfisis
4/5 : bila kepala teraba masih 4 jari di atas simfisis
3/5 : bila kepala teraba masih 3 jari di atas simfisis
2/5 : bila kepala teraba masih 2 jari di atas simfisis
1/5 : bila kepala teraba masih 1 jari di atas simfisis
0/5 : bila kepala tidak lagi teraba di atas simfisis
 Jika bagian terbawah adalah kepala, pastikan penujuknya
(ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, atau fontanela magna) dan
celah (sutura).
 Bila bagian terbawah adalah kepala, periksa apakah ada
moulage ataukah tidak. Caranya adalah dengan meraba sutura
sagitalis dengan penulisan pada partograf sebagai berikut:
0 : ada jarak di antara sutura sagitalis.
+1 : berdempetan
+2 : overlapping dan bisa dikoreksi
+3 : overlapping dan tidak bisa dikoreksi
 Jika periksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari
pemeriksaan, celupkan sarung tangan kedalam larutan.
 Cuci tangan dan keringkan.
 Bantu ibu untuk mengambil posisi yang paling nyaman
 Jelaskan hasil-hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarganya
 Catat di partograf dan kartu ibu. Pencatatan pada partograf
dilakukan setelah ibu memasuki kala aktif pembukaan serviks
> 4 cm.
 Ibu dan keluarga membaca dan menandatangani surat
persetujuan tindakan setelah petugas menjelaskan (dicek
kepesertaan klien BPJS, UC, atau pasien umum)
 Nilai cairan vagina (bercak darah, mekonium)

UNIT TERKAIT Ruang Bersalin


DOKUMEN TERKAIT 1. Rekam Medis termasuk partograf
2. Catatan Medis.

Rekaman Historis:
No. Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan
Tgl.
1. 1 Belum ada referensi Referensi

Anda mungkin juga menyukai