Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISA SINTESIA

TINDAKAN PEMBERIAN OBAT INJEKSI INSULIN


DI RUANG AT-TIN 3.4
DI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO

NAMA : ALIVA RENA PUTRI R


NIM : 202113003

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN 2023
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus atau penyakit gula merupakan satu penyakit kronis yang disebabkan
berkurangnya produksi insulin dari pankrease maupun insulin yang dihasilkan tidak
efektif dalam mengurangi kadar gula darah. Keadaan ini akan meningkatkan kadar
gula darah sehingga merusakkan kebanyakkan sistem badan.
Angka kejadian kasus diabetes melitus di RSUD kota Yogyakarta tahun 2014
adalah yang tertinggi pada diagnosis sebesar 13.750 penderita. Angka ini lebih tinggi
dari pada penyakit hipertensi sebanyak 6.200 penderita dan stroke sebanyak 4.548
penderita.Diabetes telah muncul sebagai masalah sosial yang penting di seluruh dunia,
terutama di negara-negara Asia.
Menurut Diabetes Atlas of the International Diabetes Federation(2011),
prevalensi diabetes di Cina dan Jepang diperkirakan menjadi 4,5% dan 7,3%
pada tahun 2010 dan telah diperkirakan meningkat hingga 5,8% dan 8,0% pada tahun
2030. Prevalensi diabetes di Indonesia berdasarkan wawancara yang terdiagnosis
dokter sebesar 1,5 % dan 0,4 %. DM terdiagnosis dokter atau gejala sebesar
2,1.Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta
(2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%).
Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter atau gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi
Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan
(3,4%) dan Nusa Tenggara Timur 3,3 persen (RISKESDAS, 2013).

B. Tujuan
Membantu pelaksana injeksi insulin kepada pasien
C. Manfaat insulin
- Sebagai suplemen insulin untuk tubuh
- Mengontrol gula darah
D. Tinjauan Pustaka

1. PENGERTIAN
Diabetes mellitus atau penyakit gula merupakan satu penyakit kronis yang
disebabkan berkurangnya produksi insulin dari pankrease maupun insulin yang dihasilkan
tidak efektif dalam mengurangi kadar gula darah. Keadaan ini akan meningkatkan kadar
gula darah sehingga merusakkan kebanyakkan sistem badan. Angka kejadian kasus
diabetes melitus di RSUD kota Yogyakarta tahun 2014 adalah yang tertinggi pada
diagnosis sebesar 13.750 penderita. Angka ini lebih tinggi dari pada penyakit hipertensi
sebanyak 6.200 penderita dan stroke sebanyak 4.548 penderita.
Penyakit Diabetes Melilitus (DM) adalah penyakit kronis yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme
dalam tubuh. Diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan
kadar glukosa darah (atau gula darah), yang seiring waktu menyebabkan kerusakan serius
pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf. Yang paling umum adalah diabetes
tipe 2, biasanya terjadi pada orang dewasa, yang terjadi ketika tubuh menjadi resisten
terhadap insulin atau tidak menghasilkan cukup insulin.
2. TUJUAN PEMBERIAN INSULIN
Insulin membantu glukosa dari makanan masuk ke sel untuk digunakan sebagai
energi. dapat membantu untuk mengatur kadar gula darah di dalam tubuh.
3. INDIKASI
Indikasi insulin reguler adalah untuk tata laksana kondisi hiperglikemia, baik pada
pasien diabetes mellitus, ketoasidosis diabetik (KAD), sindrom hiperosmolar
hiperglikemik (SHH), hiperkalemia, maupun toksisitas obat calcium channel blockers
dan beta-blockers. Dosis insulin reguler bergantung pada indikasi penggunaannya :
- Hiperkalemia
Pemberian insulin reguler dikombinasikan dengan dekstrosa untuk
membantu mengatasi kedaruratan hiperkalemia. Insulin reguler diberikan
dengan dosis 5−10 IU dalam cairan infus dekstrosa 50% (D50) selama 15−30
menit.
- Diabetes Mellitus Tipe I
Penatalaksanaan diabetes melitus tipe 1 (T1DM) dengan insulin
bersifat individual dengan memperhatikan berbagai faktor, seperti umur, lama
menyandang penyakit, gaya hidup, sasaran kendali glikemik, serta kebiasaan
individu dan keluarga.
- Diabetes Mellitus Tipe II
Kebutuhan insulin eksogen, termasuk insulin reguler, pada kasus
diabetes mellitus tipe 2(T2DM) dipengaruhi oleh derajat kendali glikemik,
perjalanan penyakit, dan kepatuhan pasien. Insulin reguler diberikan sebagai
tambahan terhadap terapi insulin basal yang telah diberikan sebelumnya,
sebagai upaya pengendalian kadar gula darah post-prandial.
- Dosis Dewasa dengan T2DM
Pemberian insulin reguler adalah:
a. Dosis inisial: 4 IU, 0,1 IU/kgBB, atau 10% dosis insulin basal
b. Dosis penyesuaian: menaikkan dosis 1−2 IU atau 10−15%, sebanyak 1−2
kali/minggu sampai sasaran gula darah tercapai
c. Bila terjadi hipoglikemia, tentukan dan atasi penyebab, lalu turunkan 2−4
IU atau 10−20%.
d. Bila hiperglikemia tidak terkendali, pertimbangkan pemberian ≥2 injeksi
insulin reguler
- Dosis Anak dengan Krisis Hiperglikemia
Pada pasien anak, tidak perlu diberikan bolus saat awal terapi insulin.
Insulin reguler diberikan secara infus dengan dosis 0,05−0,1 IU/kgBB/jam
dalam NaCl 0,9% sampai kondisi teratasi. Dosis insulin ini dapat diturunkan
hingga lebih rendah dari 0,005 IU, IU/kgBB/jam bila terjadi perbaikan.
[1,3,5,10]

4. KONTRAINDIKASI
Insulin reguler dikontraindikasikan pada pasien dengan keadaan
hipoglikemia. Obat ini juga tidak diberikan pada pasien dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap insulin.[1,3,5]
Peringatan
Penggunaan insulin reguler harus memperhatikan hal-hal berikut:

 Hindari penggunaan pena atau jarum injeksi bergantian dengan pasien


lain
 Gunakan secara hati-hati pada kondisi penurunan kebutuhan insulin,
seperti diare, mual/muntah, malabsorpsi, hipotiroid, gangguan fungsi
ginjal, dan gangguan fungsi hati
 Gunakan secara hati-hati pada kondisi peningkatan kebutuhan insulin,
seperti demam, hipertiroid, trauma, infeksi, dan tindakan pembedahan
 Perhatikan interaksi insulin dengan obat-obatan lain yang dapat
menyebabkan meningkatkan kerja insulin (masking effect) atau
menurunkan kerja insulin
 Gunakan secara hati-hati pada kehamilan

Lakukan penggantian regimen atau dosis insulin dalam pengawasan medis


yang ketat, karena dapat mempengaruhi kontrol glikemik sehingga berisiko
hipoglikemi atau hiperglikemi [1,3,5,9,11]
Terapi insulin secepatnya diganti dengan obat antidiabetes golongan
lain untuk penderita dengan kondisi severe insulin resistance. Pada pasien ini,
dosis insulin yang dibutuhkan meningkat, sehingga kontrol glikemik menjadi
semakin sulit, efek samping penambahan berat badan dan hipoglikemia
meningkat, dan biaya menjadi lebih tinggi.[8]

5. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOAP) TINDAKAN


INJEKSI SC

No Aspek yang dinilai Bobot Nilai


Ya Tidak
A FASE ORIENTASI
1. Mengucapkan salam 3
2. Memperkenalkan diri 3
3. Menjelaskan tujuan 3
4. Menjelaskan prosedur tindakan 3
5. Menanyakan kesiapan pasien 3

B FASE KERJA
1. Mencuci tangan 3
2. Memakai sarung tangan 3
3. Memasang perlak pengalas 3
4. Memilih tempat injeksi yang tepat 5
5. Mengambil obat insulin 8 ui dengan benar 10
6. Menggangti jarum pada spuit insulin dengan jarum 5
yang baru
7. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol 5
8. Menusukkan jarung sudut 45º 5
9. Melakukan aspirasi untuk memastikan darah tidak 10
keluar
10. Memasukkan obat ke dalam subkutan secara 5
perlahan
11. Mencabut jarum dengan menekan tempat tusukan 5
dengan kapas alkohol
12. Membuat spuit di safety box 5

C FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi 3
2. Merapikan alat-alat 3
3. Berpamitan 3
4. Mencuci tangan 3

D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN


1. Melakukan komunikasi terapeutik 3
2. Memperhatikan keamanan selama tindakan 3
3. Melakukan tindakan dengan sistematis 3
Total 100

A. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


 DATA SUBJEKTIF
- Pasien mengatakan badan terasa lemas
 DATA OBJEKTIF
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak gelisah
- TTV
- TD : 204/118mmhg
- N : 94
- R : 20x/menit
- S : 36,4° c
- SPO2 : 92
- Hasil GDS selasa 9 januari 2024 415mg/dl
 DIAGNOGSA MEDIS
- DM2NO
 DIAGNOGSA KEPERAWATAN
- Ketidakstababilan Kadar Glikosa b.d Diabetes Mellitus
B. HASIL EVALUASI DARI TINDAKAN PEMBERIAN INSULIN
1. Internal
- Perawat melakukan tindakan injeksin insulin selama 30 menit sebelum makan
sore yang bertujuan untuk mengatur kadar gula darah pasien
2. Eksternal
- Perawat telah melakukan tindakan injeksi insulin sesuai dengan SOAP
S : Pasien mengatakan nyeri saat disuntikkan injeksi insulin
O:
a. Obat injeksi insulin telah diberikan pada pasien dengan prinsip 6 benar
b. Pasien nampak tirah baring diatas bed
c. Pasien nampak meringis menahan nyeri ketika injeksi insulin diberikan
A : Masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
a. Monitor gula darah pasien secara berkala
b. Anjurkan pasien mematuhi diit yang diprogramkan
c. Ajarkan pasien cara mengontrol gula darah secara mandiri
d. Kolaborasi pemberian insulin sesuai dosis

DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association, 2021. Standards Of Medical Care In Diabetes. Clinical And
Applied Reseach And Education 44(SUPPL), pp. 11-16.
IDF. 2021. International Diabetes Federation Atlas 10th Edition. s.l.:IDF.
Kemenkes RI, 2020. Tetap Produktif Cegah dan Atasi Diabetes Mellitus. JakartaSelatan:
Kementrian Kesehatan RI.
Perkeni, 2021. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Dewasa di
Indonesia. Surabaya: Penerbit Airlangga University Press.
Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2019. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2019. s.l.:Dinkes Jateng.
Riskesdas, 2018. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. s.l.:Kementerian Kesehatan
RI.
WHO. 2020. Data Analytics Prevalensi Diabetes Mellitus. : World Health Organization

Anda mungkin juga menyukai