Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANALISIS JURNAL
Pengaruh Suplementasi Ekstrak Ikan Gabus (Channa Striata) terhadap
Kadar Albumin, Kolesterol, Waktu Remisi dan Kejadian Relaps pada Anak
Sindrom Nefrotik
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak 1

Dosen pengampu : Windy Yuliana Budianto Ns., M. Biomed


Disusun Oleh :
Kelompok 3
Cahya Mustika Putri 1910913220004
Dwi Fachruddin Al-Farizi 1910913210026
Indah Yulianti 1910913320024
Iriana Contesa 1910913320009
Muhammad Taufiqur Rizky Al Farid 1910913310019
Nazwa Habibah 1910913120006
Nurul Izatil Hasanah 1910913320025
Zahratul Zannah 1910913120012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Dosen Pengampu : Windy Yuliana Budianto Ns., M. Biomed


Nama Kelompok : 3
Cahya Mustika Putri 1910913220004
Dwi Fachruddin Al-Farizi 1910913210026
Indah Yulianti 1910913320024
Iriana Contesa 1910913320009
Muhammad Taufiqur Rizky Al Farid 1910913310019
Nadilla Shinta 1610913320028
Nurul Izatil Hasanah 1910913320025
Zahratul Zannah 1910913120012

Banjarbaru, 22 Oktober 2021

Windy Yuliana Budianto Ns., M. Biomed


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sindrom nefrotik (SN) adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan
proteinuria masif, hipoalbuminemia berat, edema dan hiperkolesterolemia,
angka kejadian SN pada anak semakin meningkat. Pengobatan steroid dosis
tinggi selama 28 hari menyebabkan remisi dalam waktu 2–4 minggu, tetapi
SN masih menimbulkan masalah karena 80% SN sensitif steroid (SNSS)
mengalami relaps, sehingga morbiditas tetap tinggi. Infus albumin merupakan
prosedur mahal, sedikit menaikkan albumin, bersifat sementara dan hanya
dipertimbangkan pada edema berat. Ikan gabus (Channa striata) mempunyai
kandungan albumin paling tinggi dibanding ikan lain. Kapsul ekstrak ikan
gabus (EIG) 500 mg memiliki kandungan albumin 150 mg, asam amino
esensial dan Zn. Suplementasi EIG terbukti mempercepat penyembuhan luka
luka pasca seksio sesaria, menurunkan indeks ulkus lambung, meningkatkan
pre–albumin penderita stroke, dan pasien dewasa dengan fistula. Penelitian
suplementasi EIG pada anak SN sebelumnya, terbukti secara konsisten
meningkatkan kadar albumin, penurunan kadar kolesterol masih bervariasi.
1.2 Tujuan makalah
Melakukan anlisis artikel mengenai Pengaruh Suplementasi Ekstrak Ikan
Gabus (Channa Striata) terhadap Kadar Albumin, Kolesterol, Waktu Remisi
dan Kejadian Relaps pada Anak Sindrom Nefrotik
1.3 Rumusan masalah
Bagaimana Pengaruh Suplementasi Ekstrak Ikan Gabus (Channa Striata)
terhadap Kadar Albumin, Kolesterol, Waktu Remisi dan Kejadian Relaps pada
Anak sindrom nefrotik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah membuktikan pengaruh suplementasi EIG
terhadap peningkatan kadar albumin, penurunan kadar kolesterol serum,
mempercepat waktu remisi dan mengurangi kejadian relaps pada anak SN
serangan pertama dan relaps jarang.
2.2 Metode Penelitian
Penelitian randomized controlled trial pre and post test design, tersamar
ganda, dilakukan mulai Maret–November 2017 terhadap 70 anak SN usia 1–
15 tahun, terbagi menjadi 35 anak kelompok suplementasi EIG 2x500 mg/hari
selama 21 hari;35 anak kelompok kontrol.
2.3 Hasil Penelitian
Enam puluh subyek masuk kriteria penelitian (32 di kelompok EIG dan 28
di kelompok plasebo). Peningkatan kadar albumin setelah pemberian EIG 3,6
± 0,8 g/dL lebih tinggi dibanding kontrol 3,2 ± 0,8 g/dL (p0,05. Waktu remisi
kelompok EIG 8,4 ± 2,9 hari, lebih cepat dibanding kontrol 11,0 ± 3,7 hari
(p0,05).
2.4 Pembahasan
Peningkatan kadar albumin serum pada anak SN setelah suplementasi EIG
2x500 mg selama 21 hari pada penelitian ini (p,0.05), membuktikan bahwa
intervensi suplementasi EIG diperlukan untuk meningkatkan kadar albumin
anak SN. Tanpa intervensi, kadar albumin mengalami kenaikan namun tidak
maksimal.
Peningkatan kadar albumin pada penelitian ini lebih tinggi dibanding
suplementasi tepung ikan gabus, maupun EIG dosis 3x500 mg/hari selama 10
hari. Hal tersebut karena sediaan EIG lebih stabil dalam bentuk kapsul, dan
waktu paruh albumin adalah 21 hari. Kenaikan albumin penelitian ini hampir
sama dengan penelitian lain dengan EIG dosis 3x500 mg selama 21 hari (3,6 ±
0,8 g/dL vs 3,7 ± 0,74 g/dL). Dosis 2x500 mg/hari lebih nyaman pada anak.
Prednison dapat menghentikan proteinuria (remisi) pada SN. Kadar
albumin secara fisiologis berangsur meningkat setelah remisi dan laju sintesis
albumin hepar dipercepat oleh diet protein yang adekuat. Protein diet akan
dimetabolisme dengan hasil akhir asam amino, kemudian digunakan untuk
menyusun protein sesuai kebutuhan tubuh saat itu. Peningkatan albumin pada
penelitian ini sebagai akibat EIG dapat diterangkan bahwa secara statistik
kadar albumin awal kedua kelompok tidak berbeda. Serangan SN
menyebabkan tubuh kekurangan albumin, sehingga asam amino hasil
metabolisme diet EIG digunakan untuk sisitesis albumin. EIGjuga
mengandung branced chain amino acid (BCAA) leusin, yang memiliki efek
yang khas untuk mengaktifkan mammalian target of rapamycin (mTOR) suatu
enzim kinase (serin/treonin kinase) yang berperan dalam meningkatkan
kinerja 70 kDa ribosomal protein S6 kinase (p70S6K) di dalam ribosom hepar
untuk fosforilasi protein ribosom S6. Protein ribosom S6 merupakan regulator
sentral sistem sintesis protein. Tingkat sintesis albumin anak SN lebih tinggi
dibanding anak normal. Sintesis albumin terjadi di hepar dan ekskresi melalui
saluran cerna, tetapi penelitian ini tidak menilai fungsi hepar dan
gastrointestinal. Hasil penelitian ini dapat menunjukkan bahwa suplementasi
EIG berperan dalam memastikan cukupnya kadar albumin plasma.
Penurunan kadar kolesterol total setelah suplementasi EIG tidak berbeda
bermakna. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang
melaporkan terjadi penurunan kadar lipid termasuk kolesterol setelah
suplementasi EIG. tetapi sesuai dengan laporan penelitian lain yang
mendapatkan kadar lipid cenderung menetap walaupun telah mencapai remisi.
Hiperlipidemia pada SN, disebabkan oleh sintesis yang meningkat atau
degradasi yang menurun, dan pada SN keduanya abnormal. Peningkatan
sintesis lipoprotein merupakan akibat dari kenaikan sintesis albumin, namun
terdapat bukti bahwa peningkatan kadar lipid juga dapat terjadi pada sintesis
albumin normal, sehingga penurunan degradasi lipid dianggap sebagai
penyebab hiperlipidemia pada anak SN. Penurunan degradasi lipid disebabkan
karena penurunan aktifitas enzim lipoprotein lipase (LPL), akibat
berkurangnya α–glikoprotein sebagai perangsang enzim LPL yang hilang
melalui urin. Peningkatan kadar albumin setelah suplementasi EIG pada
penelitian ini belum berpengaruh terhadap perbaikan profil lipid.
2.5 Analisis jurnal

No Kriteria Jurnal Utama Jurnal Pembanding

1 P (Problem) Sindrom nefrotik (SN) adalah kumpulan Sindrom Nefrotik pada anak
gejala yang ditandai dengan proteinuria merupakan penyakit glomerulopati
masif, hipoalbuminemia 1 berat, edema yang paling sering ditemukan pada
dan hiperkolesterolemia, angka kejadian anak, merupakan suatu kumpulan
2–4 SN pada anak semakin meningkat. gejala-gejala klinis yang terdiri dari
Pengobatan steroid dosis tinggi selama 28 proteinuria masif,
hari menyebabkan remisi dalam waktu 2–4 hipoalbuminemia,
minggu,5 tetapi SN masih menimbulkan hiperkolesterolemia serta edema.
masalah karena 80% SN sensitif steroid Sindrom Nefrotik merupakan salah
(SNSS) mengalami 6 relaps, sehingga satu penyakit yang harus mendapat
morbiditas tetap tinggi. Infus albumin perhatian, karena penyebabnya
merupakan prosedur mahal, sedikit belum sepenuhnya diketahui dan
menaikkan albumin, bersifat sementara memiliki tatalaksana yang belum
dan hanya 7 dipertimbangkan pada edema sepenuhnya optimal. Sebagian
berat. Ikan gabus (Channa striata) besar penderita akan mengalami
mempunyai kandungan albumin paling sindrom nefrotik relaps sering,
tinggi 8 dibanding ikan lain. Kapsul dependen steroid, atau resisten
ekstrak ikan gabus (EIG) 500 mg memiliki steroid. Penyebab dari Sindrom
kandungan albumin 150 mg, asam amino 9 Nefrotik dibagi menjadi yaitu
esensial dan Zn. Suplementasi EIG kongenital, primer/idiopatik, dan
terbukti mempercepat penyembuhan luka sekunder mengikuti penyakit
luka pasca seksio 10 11 sesaria, sistemik. Sampai pertengahan abad
menurunkan indeks ulkus lambung, me 12 ke-20 morbiditas sindrom nefrotik
ningkatkan pre–albumin penderita stroke, pada anak masih tinggi yaitu
dan 13 pasien dewasa dengan fistula. melebihi 50% sedangkan angka
Penelitian suplementasi EIG pada anak SN mortalitas mencapai 23%.
sebelumnya, terbukti secara konsisten Mortalitas dan prognosis anak
meningkatkan kadar albumin, penurunan dengan sindrom nefrotik bervariasi
kadar 14–16 kolesterol masih bervariasi. berdasarkan etiologi, berat, luas
Tujuan penelitian ini adalah membuktikan kerusakan ginjal, usia anak, kondisi
pengaruh suplementasi EIG terhadap yang mendasari dan responnya
peningkatan kadar albumin, penurunan terhadap pengobatan. Insidens
kadar kolesterol serum, mempercepat Sindrom Nefrotik pada anak dalam
waktu remisi dan mengurangi kejadian kepustakaan di Amerika Serikat
relaps pada anak SN serangan pertama dan dan Inggris adalah 2-7 kasus baru
relaps jarang. per 100.000 anak per tahun, dengan
prevalens berkisar 12-16 kasus per
100.000 anak di Negara
berkembang insidensnya lebih
tinggi. Angka kejadian sindrom
nefrotik pada beberapa negara
dilaporkan mencapai 6 per 100.000
per tahun pada anak berusia kurang
dari 14 tahun dimana perbandingan
anak laki-laki dan perempuan
sebesar 2:1.

2 I Pada jurnal utama ini menggunakan Pada jurnal pembanding ini


(Intervention) penelitian randomized controlled trial pre menggunakan metode intervensi
and post test design tersamar ganda. analisis deskriptif dengan
Randomisasi menggunakan tabel, menggunakan SPSS versi 20.0 pada
dilakukan orang lain bukan peneliti, Windows untuk mengetahui
asesmen dan pemberian intervensi gambaran data berdasarkan
dilakukan oleh peneliti, dilakukan pada 60 kelompok usia dan jenis kelamin.
anak SN serangan pertama dan relaps Data diolah dan dijelaskan dalam
jarang, usia 115 tahun di RSUP Dr. bentuk narasi, tabel, grafik. Nilai
Kariadi dan RSUD di Jawa Tengah. Daftar cut-off RNL ditentukan dengan
rumah sakit di Jawa Tengah yang cara melakukan plot dalam grafik
digunakan sebagai tempat penelitian Receiver Operating Curve untuk
sebagai berikut : RSUD Banyumas, menilai cut-off dengan sensitivitas
Rumkit Tk III Wijayakusuma Purwokerto, dan spesivisitas tertinggi untuk
RSUD Pandan Arang Boyolali, RSU dr. R. memprediksi status sindrom
Soedjati Soemodiarjo Purwodadi, RSUD nefrotik. Setelah ditentukan cut-off
RA Kartini Jepara, RSU dr. H. Soewondo dengan sensitivitas dan spesifisitas
Kendal, RS Islam Kendal Weleri, Kendal, tertinggi maka variabel dianalisis
RS Siaga Medika Pemalang, RSU dr. sebagai variabel nominal dikotom
Moewardi Surakarta, RSUP dr. Kariadi berdasarkan cutoff (≤cut off, >cut
Semarang, RSU Permata Medika off). Analisis hubungan dilakukan
Semarang, RSUD Kardinah Kota Tegal untuk mengetahui hubungan antara
dan RS Purbalingga. Penelitian dilakukan variabel bebas dengan variabel
mulai bulan Maret 2017 sampai November tergantung. Variabel bebas dengan
2017. skala nominal dengan variabel
tergantung dengan skala nominal
dianalisis dengan uji ChiSquare dan
rasio odd (Odds Ratio) dengan.
Nilai p ≤ 0,05 dianggap bermakna
pada penelitian ini.
3 C (Compare) Pada jurnal utama, penelitian dilaksanakan Pada jurnal pembanding ini
setelah mendapatkan ethical clearance menggunakan metode penelitian
nomor 1.036/EC/FK–RSDK/XII/2016, ijin observasional analitik retrospektif
penelitian nomor DL.00.02/I.II/734/2017 dengan pendekatan potong lintang
dan semua subyek dimintakan informed dimana mengambil data dari rekam
concern secara tertulis dari orang tuanya. medik untuk mencari hubungan
Subyek dibagi menjadi 2 kelompok, secara peningkatan rasio neutrofil limfosit
simple block random sampling dimana pada pasien sindrom nefrotik relaps
masing-masing kelompok terdiri dari 35 di SMF Ilmu Kesehatan Anak FK
subyek. Semua subyek diberikan sekali UNUD/ Rumah Sakit Umum Pusat
infus albumin 20% dosis 0,5 g/kgBB pada Sanglah dan mengambil data rekam
awal pengamatan, selanjutnya diberikan medik dari Januari 2018-Januari
prednison dan diet standar sesuai pedoman 2019.
pelayanan klinis. Anak dengan penyakit
kronis lain dan resistensi steroid di
eksklusi. Tiga puluh dua subyek kelompok
perlakuan diberikan suplementasi EIG
2x500 mg/hari (kelompok EIG) dan 28
subyek kelompok kontrol diberikan
plasebo (kelompok plasebo) selama 21
hari. Analisis data kadar albumin dan
kolesterol dengan uji t tidak berpasangan
dan uji Mann–Whitney, waktu remisi dan
kejadian relaps dengan uji Chi–Square.
4 O (Outcome) Hasil pada penelitian jurnal menunjukkan Hasil intervensi pada penelitian
suplementasi ekstrak ikan gabus (Channa jurnal ini ditemukan bahwa
striata) dosis 2x500 mg perhari selama 21 terdapat perbedaan rerata yang
hari, efektif meningkatkan kadar albumin signifikan antara nilai RNL pada
serum dan mempercepat waktu remisi 8,1 kelompok relaps dan remisi,
hari dibanding pengobatan prednison saja dimana kelompok relaps memiliki
dalam waktu 11 hari (p<005), tetapi tidak nilai rerata yang lebih besar
efektif menurunkan kolesterol dan tidak dibandingkan dengan kelompok
mengurangi kejadian relaps. Pemberian remisi. Hasil analisa lebih lanjut
suplementasi EIG dosis 2x500 mg selama dengan menggunakan titik potong
21 hari dapat dipertimbangkan menjadi 2,36 dari analisa kurva ROC juga
tata laksana meningkatkan kadar albumin menemukan bahwa kelompok
dan mempercepat waktu remisi pada anak relaps memiliki kecenderungan
SN. Oleh karena itu, intervensi untuk memiliki nilai RNL yang
suplementasi EIG diperlukan untuk lebih tinggi dibandingkan dengan
meningkatkan kadar albumin anak SN. kelompok remisi. Hasil penelitian
Tanpa intervensi, kadar albumin ini menunjukkan bahwa
mengalami kenaikan namun tidak peningkatan nilai RNL dapat
maksimal. dijadikan sebagai faktor prediktor
kejadian relaps pada sindrom
nefrotik.

2.6 Kelebihan dan kekurangan


a. Kelebihan :
1) Memaparkan dengan jelas mulai dari abstrak, metode hingga hasil dari
penelitian.
2) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan mudah dipahami.
3) Pada pembahasan menjelaskan lebih detail mengenai hasil penelitian.
4) Menyertakan simpulan,saran dan daftar pustaka.
b. Kekurangan :
1) Penelitian ini tidak dilakukan pemeriksaan variabel lain yang terlibat
dan mempengaruhi status remisi dan waktu remisi yaitu : Kadar
SGOT, SGPT dan kadar Zn.
2) Pengukuran relaps secara obyektif memerlukan waktu lebih dari satu
bulan.
2.7 Implementasi (mahasiswa/masyarakat, institusi pendidikan, dan pelayanan
kesehatan)
a. Mahasiswa/masyarkat
1) Masyarkat tidak melakukan diskriminasi terhadap anak yang
menderita sindrom nefrotik
2) Masyarakat dan keluarga memberikan dukungan kepada anak dalam
mejalankan pengobatan
3) Masyarakat dan keluarga diharapkan mampu menjaga dan
mendukung penuh anak dalam hal mempertahankan bahkan
meningkatkan koping yang telah mereka miliki.
4) Diharapkan keluarga sudah bisa memenuhi segala peran yang ada
pada teori diantaranya keluarga sudah memahami penyakit pasien,
sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, memutuskan
tindakan kesehatan yang tepat bagi pasien, juga memberi perawatan
bagi anggota yang sakit.
b. Instusi pendidikan
1) Institusi pendidikan membeikan informmasi terkait dengan penyakit
sindrom nefrotik
2) Institusi pendidikan memberikan informasi kepada mahasiswa bahwa
peningkatan kualitas hidup anak juga harus di perhatikan.
c. Pelayanan kesehatan
1) Perawat memberikan asuhan keperawatan diharapkan dapat membuat
fokus intervensi utama yang berkonsentrasi pada kualitas hidup untuk
memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak
2) Memperhatikan seluruh aspek dalam memberikan perawatan kepada
anak
3) Diharapkan pada evaluasi keperawatan dapat bertujuan untuk
membandingkan apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah
dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sindrom nefrotik (SN) adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan
proteinuria masif, hipoalbuminemia berat, edema dan hiperkolesterolemia,
angka kejadian SN pada anak semakin meningkat.
Suplementasi ekstrak ikan gabus (Channa striata) dosis 2x500 mg perhari
selama 21 hari, efektif meningkatkan kadar albumin serum dan mempercepat
waktu remisi, tetapi tidak efektif menurunkan kolesterol dan tidak
mengurangi kejadian relaps.
Pemberian suplementasi EIG dosis 2x500 mg selama 21 hari dapat
dipertimbangkan menjadi tata laksana meningkatkan kadar albumin dan
mempercepat waktu remisi pada anak SN.
Perlu penelitian dengan waktu suplementasi yang lebih lama dengan
melengkapi pemeriksaan parameter SGOT, SGPT, dan Zn.
3.2 Saran
Mahasiswa keperawatan diharapkan dapat menjadikan makalah ini sebagai
tambahan informasi, sehingga mahasiswa mengetahui bukan hanya mengenai
tindakan klinis saja namun juga sangat penting untuk mengetahui pengobatan
yang bisa di berikan kepada anak dengan sindrom nefrotik akut.
DAFTAR PUSTAKA

Muryawan, M. H., Soemantri, A., Subagio, H. W., & Sekarwana, N. (2019).


Pengaruh suplementasi ekstrak ikan gabus (Channa Striata) terhadap
kadar albumin, kolesterol, waktu remisi dan kejadian relaps pada anak
sindrom nefrotik. Medica Hospitalia: Journal of Clinical Medicine, 6(1),
7-12.
Sindhughosa, W. U., Nilawati, G. A. P., Purniti, N. P. S., Arhana, B. N. P.,
Ariawati, K., & Putra, P. J. Hubungan Rasio Neutrofil Limfosit (RNL)
terhadap kejadian relaps pada anak dengan sindrom nefrotik di RSUP
Sanglah, Bali, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai