Anda di halaman 1dari 21

PENUGASAN MATA KULIAH

EVIDENCE BASED PRACTICE

Dosen Pembimbing Mata Kuliah : Rosa Delima Ekwantini, S.Kp, M.Kes

Oleh:

1. Azizi Alfyan Pratama P07120318008


2. Aditya Candra Kesuma P07120318012
3. Irene Letisia Marindra P07120318013
4. Liberto Afer P07120318016
5. Kalyana Candra W. W P07120318042
6. Khansa Fadhila Firdausy P07120318043

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

2021
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari2,500 gram yang ditimbang pada saat lahir. BBLR merupakan
salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan
neonatal. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu
berstatus gizi buruk.
Angka BBLR secara nasional belum tersedia, walaupun demikian
proporsiBBLR dapat diketahui berdasarkan hasil estimasi dari Survei
Demografi danKesehatan Indonesia (SKDI). Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007, mendata berat badan bayi baru lahir dalam 12 bulan
terakhir. Dari penimbangan berat bayiwaktu lahir, 11.5% lahir dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram atau BBLR.Tiga provinsi dengan
persentase BBLR tertinggi adalah Papua sebesar 27%,Papua Barat sebesar
23.8% dan NTT sebesar 20.3%. tiga provinsi dengan BBLR terendah
adalah Bali sebesar 5.8%, Sulawesi Barat sebesar 7.2% dan Jambisebesar
7.5%. jika dilihat dari jenis kelamin, persentase BBLR lebih tinggi pada
bayi perempuan dibandingkan laki-laki yaitu masing-masing 13% dan
10%. Pada Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), terutama kelahiran
dengan usiakehamilan muda, insidensi hiperglikemia cukup tinggi (20%
hingga 86%).
Hiperglikemia adalah peningkatan glukosa darah >150mg/dL.
Glukosaadalah sumber energi utama pada fetus, dan didapat melalui difusi
terfasilitasimelewati plasenta. Glukosa disimpan sebagai glikogen yang
hanya diproduksi pada trimester ketiga. Pada BBLR, memiliki simpanan
glikogen yang terbatas.Hiperglikemia neonatus dapat disebabkan oleh
peningkatan produksi glukosa,uptake oleh GLUT (glucose transporter)
yang rendah, dan infus glukosa eksogen.
BBLR dapat menimbulkan kelainan pada insulin seperti adanya
defek padasel beta yang tidak mampu mengubah pro-insulin menjadi
insulin, maupun penurunan kemampuan tubuh untuk memproduksi insulin
sehingga mengganggu proses katabolisme dan anabolisme yang
berpengaruh pada sistem metabolismetubuh sehingga menimbulkan
hiperglikemia. BBLR yang disebabkan oleh bayi prematur juga dapat
menyebabkan hiperglikemia akibat maturitas pankreas yang
Diabetes mellitus gestasional sangat memerlukan perhatian oleh
karena dampak yang dapat ditimbulkannya antara lain, ibu berisiko tinggi
terjadi penambahan berat badan berlebih, terjadi preklamsia, eklamsia,
bedah sesar, dan komplikasi kardiovaskuler hingga kematian ibu.
Malformasi kongenital juga dapat terjadi, dalam hal ini adalah bibir
sumbing. Selain itu, bayi dari hiperglikemia pada ibu hamil akan berisiko
terjadinya makrosomia, obesitas saat anak-anak. Komplikasi-komplikasi
tersebut dapat meningkatkan angka morbiditas hingga mortalitas
Wanita lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik wanita
memiliki peluang peningkatan indeks massa tubuh yang lebih besar,
sehingga pada masa kehamilan wanita berisiko terkena diabetes mellitus.
Kondisi diabetes atau intoleransi glukosa pertama kali didapati selama
masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana critical appraisal pada jurnal dengan topik utama
pengaruh terapi insulin pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui critical appraisal pada setiap jurnal dengan topik
pengaruh terapi insulin pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bab II

Telaah Jurnal Berdasarkan Critical Appraisal Dengan Desain Penelitian dan


Level of Evidence

KASUS
Seorang bayi lahir dengan BB kurang dari 1500 gram. Direncanakan mendapat
terapi insulin.

PICO

Komponen Uraian Kata Kunci Pencarian


Population/ Patient Bayi lahir dengan BB Very-Low-Birth-Weight,
lahir rendah Infants, Baby
Intervention/ Exposure Terapi Insulin Treatment, therapy,
insulin
Comparation Tidak ada pembanding
Outcome Mengatasi hiperglikemi Prevent hyperglicemia,
post partum, hypoglicemia
hipoglikemi

Jenis Pertanyaan Ilmiah : Intervention

Contoh pertanyaan Ilmiah : Bagaimanakah pengaruh pemberian terapi


insulin pada bayi berat lahir rendah untuk mengatasi hiperglikemi post
partum?
ANALISIS SUMBER

 Judul Jurnal 1 : Early Insulin Therapy in Very-Low-Birth-Weight


Infants.
Sumber : Palmer, C. R., Ph, D., Weissenbruch, M. Van, Ph, D., Midgley,
P., Thompson, M., Thio, M., Cornette, L., Ossuetta, I., Iglesias, I.,
Theyskens, C., Jong, M. De, Ahluwalia, J. S., Zegher, F. De, Ph, D., &
Dunger, D. B. (2008). new england journal. 1873–1884.
Tahun : 2008

Critical Appraisal :

 Apakah penelitian tersebut membahas masalah yang terfokus


dengan jelas?
Jawaban : Ya
Pada bagian studi populasi halaman 1874, tercantum dengan jelas
mengenai populasi yang dipelajari yaitu bayi berat lahir sangat
rendah yang memenuhi standar kriteria kelayakan yang direkrut
antara tahun 2005 dan 2007 dari delapan pusat perawatan intensif
neonatal. Bayi yang usianya kurang dari 24 jam dimasukkan jika
berat lahir mereka kurang dari 1500 g, membutuhkan perawatan
intensif, danorang tua diberikan informed consent tertulis. Kriteria
eksklusinya adalah diabetes maternal dan kelainan kongenital
mayor.
Pada bagian intervensi halaman 1874, dijelaskan bahwa
manajemen kontrol glukosa di kedua studi kelompok ditentukan
dalam protokol dan dilaksanakan melalui prosedur operasi standar.
Akses vena sentral diperlukan untuk per-protokol infus nutrisi
parenteral dan dekstrosa 20%, dengan demikian, hanya bayi yang
masih ada akses sentral yang dipertimbangkan untuk dimasukkan
dalam penelitian.
Perlakuan pada kelompok terapi dan kelompok control dijelaskan
padahalaman 1874-1875. Kelompok yang mendapatkan terapi
insulin menerima dosis tetap terus menerusinfus insulin (0,05 U
per kilogram per jam),dengan dextrose 20% intravena tambahan
untuk mempertahankaneuglycemia (target kisaran, 4 sampai 8
mmol per liter 72-144 mg per desiliter) dalam 24jam setelah lahir
sampai umur 7 hari. Insulin ASPART (Novo Nordisk) digunakan,
karena analog insulin inimemiliki short half-life.Dextrose adalah
diberikan jika kadar glukosa darah menurun sampai kurangdari 4,0
mmol per liter (72 mg per desiliter), mulai pada 1 ml per kilogram
per jam, dan insulin dihentikan jika infus ini tidak mencegah
terjadinya hipoglikemia (<2,6 mmol per liter47 mg per desiliter).
Jika ada yang bertahan hiperglikemia (> 10 mmol per liter 180 mg
perdesiliter), tingkat infus glukosa dikurangi atau di infusekan
insulin tambahan.
Pada kelompok kontrol, bayi menerima perawatan standar di
mana dokter bertanggung jawab atas perawatan klinis kadar
glukosa yang lebih besar dari 10 mmol perliter (180 mg per
desiliter) atau kurang dari 2,6 mmol(47 mg perdesiliter). Dokter
akan menentukanapakah laju infus dekstrosaharus dikurangi atau
ditambah atau jika terapi insulinharus dimulai. Insulin dimulai
hanyasetelah dua kadar glukosa lebih besar dari 10 mmol per liter
dengan menggunakan skala geser dan awaldosis 0,05 U per
kilogram per jam.
Pada bagian kelompok control halaman 1875, dijelaskan mengenai
perlakuan yang diberikan pada kelompok control atau kelompok
pembanding. Seperti yang telah dijelaskan pada poin b diatas,
Pada kelompok kontrol, bayi menerima perawatan standar di mana
dokter bertanggung jawab atas perawatan klinis kadar glukosa
yang lebih besar dari 10 mmol perliter (180 mg per desiliter) atau
kurang dari 2,6 mmol (47 mg perdesiliter). Dokter akan
menentukan apakah laju infus dekstrosa harus dikurangi atau
ditambah atau jika terapi insulinharus dimulai. Insulin dimulai
hanyasetelah dua kadar glukosa lebih besar dari 10 mmol per liter
dengan menggunakan skala geser dan awaldosis 0,05 U per
kilogram per jam.
 Apakah metode yang digunakan sdh tepat utk menjawab
pertanyaan penelitian ?
Jawaban : Ya
Pada bagian studi populasi halaman 1874, dijelaskan bahwa
penelitian dilakukan secara acak. Pengacakan dicapai dengan
penggunaan program berbasis internet 24 jam
(www.thesealedenvelope.com) yang digunakan untuk mengurangi
variabilitas menurut pusat, berat badan lahir (<1000 g atau 1000
untuk 1500 g), dan usia kehamilan (<25 minggu atau ≥25minggu).
Bayi secara acak ditugaskan untuk studi Kelompok sesegera
mungkin selama hari pertama hidup.
 Apakah kasus direkrut secara tepat ?
Jawaban : Ya
Pada bagian abstrak jurnal halaman 1873, dijelaskan bahwa semua
subyek yang ikut dalam penelitian diperhitungkan dalam hasil dan
kesimpulan. Dibandingkan dengan bayi dalam kelompok kontrol,
bayi dalam kelompok terapi awal insulin memiliki rata-rata yang
lebih rendah(± SD) kadar glukosa (6,2±1,4 vs 6,7±2,2 mmolper
liter 112±25 vs 121±40 mg per desiliter, P=0,007). Lebih sedikit
bayi pada kelompok terapi awal insulin yang memiliki
hiperglikemia selama lebih dari10% dari minggu pertama
kehidupan (21% vs 33%, P=0,008). Lebih banyak bayi pada
kelompok terapi awal insulin mengalami episodehipo glikemia
(didefinisikan sebagai glukosa darah tingkat <2,6mmolper liter 47
mgper desiliter untuk>1jam) (29% dalam kelompok awal-insulin
vs 17% pada kelompok kontrol, P=0,005), dan peningkatan
hipoglikemia signifikan pada bayi dengan berat lahir lebih
dari1kg.Tidak ada perbedaan dalam analisis intention-to-treat
untuk hasil primer (mortalitas pada perkiraan tanggal pengiriman)
dan hasil sekunder (morbiditas).
Dalam analisis intention-to-treat, mortalitas pada 28 hari lebih
tinggi pada early insulin tersebut kelompok dibandingkan dengan
kelompok kontrol (P =0,04).
 Apakah kontrol direkrut secara cepat ?
Jawaban : Ya
Follow up dilakukan secara lengkap, dan dijelaskan pada bagan 1
halaman 1877. Subyek dianalisis sesuai dengan pengelompokan
awal yang dilakukan secara acak. Hal ini dijelaskan pada bagian
pemantauan glukosa halaman 1875. Kadar glukosa pada bayi
dikelompok terapi awal insulin diperiksa per jam setelah insulin
dimulai, namun interval waktu itu meningkat menjadi setiap 6 jam
sekali jika kadar glukosatelah stabil. Kadar glukosa pada bayi
dikelompok kontrol diukur sebagai klinis yang
ditunjukkan,setidaknya tiga kali sehari (setiap 8 jam) .
 Apakah paparan telah diukur secara tepat, utk meminimalisasi
bias ?
Jawaban : Ya
Peneliti sudah meninjau kembali untuk kesesuaian subjek
penelitian , yang semula peneliti mengajukan/ merekrut 500 pasien,
dan dari komite pengarah hanya menyarankan 389 bayi, jadi dari
kesimpulan komite pengarah, peneliti melanjutkan penelitian
dengan 389 bayi yang telah didaftarkan
 Apakah confounding telah diperhitungkan ?
Jawaban : Tidak
Variabel perancu merupakan variable yang mempengaruhi variable
bebas dan variable terikat, dalam penelitian ini, peneliti
menjelaskan bahwa ada faktor yang meemengaruhi hiperglikemia
yaitu faktor pertumbuhan seperti insulin I (IGF-I), namun peneliti
belum memperhintungkan faktor perancu ini,sehingga diharapkan
penelitian selanjutnya bisa memperhatikan salah satu faktor ini
 Bagaimana confounding diperhitungkan dalam desain dan
analisis penelitian ?
Jawaban : sebagaimana jawaban sebelumnya, peneliti belum
memperhitungkan faktor confounding, namun peneliti meyebutkan
bahwa potensi untuk memperbaiki kontrol glukosa dengan
memperbaiki pola makan dan meningkatan IGF-I dapat sekaligus
memantau hasil perkembangan saraf pada jangka waktu yang
panjang bagi pasien.
 Apakah hasil dari penelitian ?
Jawaban:
Hasil perhitungan pada mortalitas, odds ratio nya sebesar
0,61dengan interval kepercayaan 95% : 0.33-1.15 dan P 0,2.
Sedangkan odds ratio pada kejadian sepsis sebesar 1.11 (0.69-1.8),
necrotizing enterocolitis 0.92 (0.49-1.71), retinopathy 0.88 (0.42-
1.84), penyakit intracranial 0.83 (0.53-1.28), penyakit paru kronik
0.85(0.54-1.35).
 Seberapa teliti hasil penelitian ?
Dalam jurnal penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peneliti
melakukan studi kasus kontrol dengan memeriksa variabel yang
ada, namun tidak memperhatikan beberapa faktor perancu, namun
metode pengukuran yang dipakai sudah objektif dan juga
dilakukan penilaian secara real, dan studi ini juga memberikan
hasil yang relevan sehingga hasil kesimpulan dari jurnal penelitian
ini dapat di gunakan secara praktis kepada pengkonsumsi jurnal.
 Judul Jurnal 2 : Evaluasi Terapi Insulin pada Penderita Diabetes Mellitus
Gestasional di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Oktober
2014-Oktober 2017
Sumber : Cahyaningsih, A. L., & Amal, S. (2019). Evaluasi Terapi
Insulin Pada Penderita Diabetes Mellitus Gestasional Di Rsup Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Oktober 2014-Oktober 2017.
Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy, 3(2), 1–9.
https://doi.org/10.21111/pharmasipha.v3i2.3401
X
Tahun : 2019

Critical Appraisal :

 Apakah penelitian tersebut membahas masalah yang terfokus


dengan jelas?
Jawaban : Ya

Masalah yang terdapat di penelitian tersebut sudah terfokus dengan


jelas, dapat dilihat pada pengambilan sampel pasien di RSUP Dr.
Soeradji hanya pasien ibu hamil yang menderita DM gestasional
saja yang dijadikan responden oleh peneliti supaya topik yang
diambil pada penelitian ini dapat membuktikan dengan jelas
bagaimana evaluasi dan dampak dari terapi insulin untuk ibu hamil
yang menderita DM gestasional.

Peneliti juga menjelaskan efektifitas pemilihan penggunaan jenis


terapi insulin untuk 9 responden yang memiliki penyakit penyerta
yang berbeda-beda untuk mengurangi risko yang ditimbulkan baik
untuk ibu maupu untuk janin. Selain itu, agar tujuan pemberian
terapi insulin juga terpenuhi yaitu utuk mengontrol kadar gula
darah tetap dalam kadar normal selama masa kehamilan.
 Apakah metode yang digunakan sdh tepat utk menjawab
pertanyaan penelitian ?
Jawaban : Ya
Metode yang digunakan sudah tepat karena menggunakan jenis
penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif yang dilakukan secara
retrospektif dengan melakukan pengumpulan data dari rekam
medik kesehatan di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode
Oktober 2014- Oktober 2017.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling, di mana peneliti menentukan kriteria inklusi
untuk sampel yang dapat digunakan. Dengan bahan yang diperoleh
dari rekam medik kesehatan di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten, yang dibagi atas kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis
dilakukan secara deskriptif, datadata kualitatif yang diperoleh
disajikan dalam bentuk uraian atau narasi, sedangkan data
kuantitatif mengenai karakteristik dan pola pengobatan disajikan
dalam bentuk persentase dan untuk penilaian efektivitas terapi
insulin digunakan metode analisa data uji Repeated Anova
menggunakan program statistika SPSS 16.0, dengan nilai
signifikansi pada uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk
p>0,05 dan multivariate test pada repeated anova p<0,05
 Apakah kasus direkrut secara tepat ?
Jawaban : Ya
Kasus direkrut secara tepat karena hasil survey menunjukan
banyak kasus ibu hamil yang tidak menyadari apabila mereka
terkena DM Gestasional. Dampak yang ditimbulkan ketika DM
Gestasional tidak diketahui secara dini dapat berdampak pada janin
dan ibu setelah melahirkan. Secara pendefinisian kasus, peneliti
sudah menjelaskan degan rinci dan jelas terkait dengan maksud
judul yang diambil. Penjelasan di setiap sub materi dan hasil sudah
mencakup jawaban yang diharapkan oleh peneliti.
 Apakah kontrol direkrut secara cepat ?
Jawaban : Ya
Terdapat hasil pemantauan pasien sebelum dan sesudah diberikan
terapi insulin pada hasil dan pembahasan. Sebayak 16 responden
ibu hamsil yang terdapak DM Gestasional yag memiliki rata – rata
gula darah sebelum diberikan terapi insulin >200 mg/dl. Lalu
setelah diberikan terapi sesuai dosis dan jenis terapi insulin pada
masing-masng responden didapai hasil gula darah ibu hamil <200
mg/dl (gula darah normal)
 Apakah paparan telah diukur secara tepat, utk meminimalisasi
bias ?
Jawaban : Ya
Awal mula peneliti mengambil semua populasi responden ibu
hamil yang berada di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
periode Oktober 2014- Oktober 2017. Lalu peneliti melihat data
riwayat kesehatan pada setiap ibu hamil yang akan dijadikan
resonden untuk mengambil sampel sesuai kasus dan control yang
kan di teliti. Peneliti mengkaji riwayat kesehata ibu hail yang
berpotensi mengalami DM Gestatsioanl seperti ibu hamisl yang
obesitas, hipertensi, dan kadar gula darahnya tinggi.
 Apakah confounding telah diperhitungkan ?
Jawaban : Tidak
Variabel perancu merupakan variable yang mempengaruhi variable
bebas dan variable terikat, dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan
bahwa Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi terapi insulin
dengan meninjau karakteristik pasien dan pola penggunaan insulin
pada pasien rawat inap di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
yang terdiagnosa diabetes mellitus gestasional serta efektifitas terapi
insulin dengan pengukuran gula darah sebelum dan sesudah terapi
insulin.
 Bagaimana confounding diperhitungkan dalam desain dan
analisis penelitian ?
Jawaban: pada penelitian ini peneliti peneliti tidak menjelaskan dan
belum memperhitungkan faktor confounding, di penelitian ini hanya di
jelaskanbahwa lebih dari setengah pasien DM Gestasional berada pada
usia di atas 30 tahun, data juga menunjukkan 66,67% pasien DM
Gestasional tidak bekerja, 55,56% pasien memiliki riwayat pendidikan
tinggi, 88,89% pasien dirawat selama kurang dari 7 hari, 77,78%
pasien mengalami DM Gestasional pada usia kehamilan trimester 3,
dan 55,56% melahirkan secara sectio caesaria.

 Apakah hasil dari penelitian ?


Jawaban : Hasil penelitian pada sembilan pasien DM Gestasional,
delapan diantaranya memenuhi target terapi yaitu GDS dan GD2JPP
setelah terapi insulin ≤ 200 mg/dl, dengan persen penurunan kadar
glukosa darah tertinggi sebesar 44,94% pada pasien yang
menggunakan terapi insulin kerja panjang (levemir) 3×8 selama 5 hari.
Pasien ini memiliki kadar awal glukosa darah sewaktu sebelum
penggunaan insulin 247 mg/dl dan setelah pemberian insulin kerja
panjang selama 5 hari menunjukkan penurunan kadar glukosa darah
sewaktu menjadi 136 mg/dl, sedangkan persen penurunan kadar
glukosa darah perhari tertinggi sebesar 13,94% pada pasien yang
menggunakan terapi insulin kerja cepat novorapid 3×6 selama 2 hari
dengan kadar awal glukosa darah sewaktu 208 mg/dl dan glukosa
darah akhir setelah pemberian insulin 150 mg/dl.
 Seberapa teliti hasil penelitian ?
Jawab:Hasil pengujian menunjukkan nilai signifikansi untuk setiap
perbandingan yang dilihat dari nilai p value dari uji SPSS repeated
anova yang menunjukkan nilai signifikansi <0,05 yaitu sebesar 0,001.
Secara statistika dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar
glukosa darah secara signifikan sebelum dan sesudah terapi insulin.
 Judul Jurnal 3 : Insulin Infusion With Parenteral Nutrition
Extremely Low Birth Weight Infants with Hyperglycemia
Sumber : Nancy D. Binder, MD, PhD, Paula K. Raschko, MD, Gerda I.
Benda, MD, and John W. Reynolds, MD.(1989). Insulin Infusion With
Parenteral Nutrition Extremely Low Birth Weight Infants with
Hyperglycemia. The Journal of Pediatrics, (1-9) X

Tahun : 1989

Critical Appraisal :

 Apakah penelitian tersebut membahas masalah yang terfokus


dengan jelas?
Jawaban : Ya

This study reports a retrospective analysis of our experience with a


group of premature infants whose birth weight was < 1000 gm and
who received unrestricted parenteral glucose to wovide adequate
energy to promote growth. Infants who developed hyperglycemia
were given insulin as necessary to keep blood glucose
concentrations low enough to prevent glycosuria. The purposes of
this study were to define the clinical characteristics of infants in
whom hyperglycemia was likely to develop, to see whether insulin
administration would allow nutritional goals to be met, to define
the usual insulin requirement, and to document

complications with its use.

 Apakah metode yang digunakan sudah tepat untuk menjawab


pertanyaan penelitian ?
Jawaban : Ya
Infants with birth weight --<1000 gm admitted to Oregon Health
Sciences University who had persistent hyperglycemia and
glycosuria were treated with graded insulin infusion while energy
intake was increased to at least 100 kcal/kg/day (419
kilojoules/kg/day). The records of these infants were reviewed to
define the clinical characteristics of infants likely to develop
hyperglycemia and to see whether insulin administration would
allow goals for energy intake to be met. There were 76 surviving
infants; 34 received insulin and 42 did not. Treated infants were
smaller (767 ± 161 vs 872 ± 98 gm; p = 0.0004)i were more
immature (26.8 ± 1.4 vs 27.7 ± 2.0 weeks; p = 0.0115), and
required mechanical ventilation longer (28 + 19 vs 17 ± 15 days; p
= 0.0196). There were no significant differences between the
groups at 3, 7, 10, or 14 days for intravenously administered
glucose or for total nonprotein energy intake at 3, 7, 10, 14, 28, or
56 days. Treated infants achieved an intake of 100 kcal/kg/day
(419 kilojoules/kg/day) at 15 ± 8 vs 17 ± 11 days and regained
birth weight at 12 ± 6 vs 13 ± 6 days (NS). There was no difference
in percent change from birth weight at 7, 14, 28, or 56 days.
Treated infants had a glucose concentration of 195 _+ 60 mg/dl
(10.8 ± 3.3 mmol/L) while receiving 7.9 _ 3.0 mg/kg/min (43 ±
17 /~mol/kg/min) of glucose at the start of insulin infusion on days
I to 14. Insulin was given for 1 to 58 days. The initial dose was 40
to 100 mU/gm of dextrose infused (57 to 142 nmol/mol) and then
gradually decreased. Less than 0.5% of blood glucose values were
25 to 40 mg/dl (1.4 to 2.2 retool/L)

 .Apakah kasus direkrut secara tepat ?


Jawaban : Ya
Kasus direkrut secara tepat karena hasil penelitian menunjukan
adanya efektivitas penggunaan cairan infus insulin untuk
meningkatkan kemampuan mengolah energi pada bayi yang
mengalami hyperglikemi agar dapat setara dengan bayi yang tidak
mengalami hyperglikemi.
 Apakah kontrol direkrut secara cepat ?
Jawaban : Ya
Follow up dilakukan secara lengkap. Subyek dianalisis sesuai
dengan pengelompokan awal yang dilakukan secara acak. Kadar
glukosa, non protein energi, cairan dextrous, dan berat bayi
dipantau setiap 3, 7, 10, 14, 28 dan 56 hari..

 Apakah paparan telah diukur secara tepat, utk meminimalisasi


bias ?
Jawaban : Ya
Peneliti sudah meninjau kembali untuk kesesuaian subjek
penelitian , yang semula peneliti mengajukan/ merekrut 112 pasien,
namun karena banyak subjek yang tidak sesuai kriteria maka
peneliti melanjutkan penelitian hanya dengan 76 bayi yang telah
didaftarkan

 Apakah confounding telah diperhitungkan ?


Jawaban : Tidak
Variabel perancu merupakan variable yang mempengaruhi variable
bebas dan variable terikat, dalam penelitian ini, peneliti
menjelaskan bahwa ada faktor yang meemengaruhi hiperglikemia
yaitu faktor pertumbuhan seperti insulin I (IGF-I), namun peneliti
belum memperhintungkan faktor perancu ini,sehingga diharapkan
penelitian selanjutnya bisa memperhatikan salah satu faktor ini

 Bagaimana confounding diperhitungkan dalam desain dan


analisis penelitian ?
Jawaban : sebagaimana jawaban sebelumnya, peneliti belum
memperhitungkan faktor confounding, namun peneliti meyebutkan
bahwa potensi untuk memperbaiki kontrol glukosa dengan
memperbaiki pola makan dan meningkatan IGF-I dapat sekaligus
memantau hasil perkembangan saraf pada jangka waktu yang
panjang bagi pasien.

 Apakah hasil dari penelitian ?


Jawaban :
Insulin infusion improves glucose tolerance in extremely low birth
weight infants and allows hyperglycemic infants to achieve
adequate energy intake similar to that of infants who do not
become hyperglycemic.

 Seberapa teliti hasil penelitian ?


Dalam jurnal penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peneliti
melakukan studi kasus kontrol dengan memeriksa variabel yang
ada, namun tidak memperhatikan beberapa faktor perancu, namun
metode pengukuran yang dipakai sudah objektif dan juga
dilakukan penilaian secara real, dan studi ini juga memberikan
hasil yang relevan sehingga hasil kesimpulan dari jurnal penelitian
ini dapat di gunakan secara praktis kepada pengkonsumsi jurnal
 Judul Jurnal 4 :
Sumber : X
Tahun :

Critical Appraisal :

 Apakah penelitian tersebut membahas masalah yang terfokus


dengan jelas?
 Apakah metode yang digunakan sdh tepat utk menjawab
pertanyaan penelitian ?
 Apakah kasus direkrut secara tepat ?
 Apakah kontrol direkrut secara cepat ?
 Apakah paparan telah diukur secara tepat, utk meminimalisasi
bias ?
 Apakah confounding telah diperhitungkan ?
 Bagaimana confounding diperhitungkan dalam desain dan
analisis penelitian ?
 Apakah hasil dari penelitian ?
 Seberapa teliti hasil penelitian ?
Bab III
Penutup
D. Kesimpulan
Studi yang melibatkan pasien dewasa dan anak-anak yang dirawat di unit
perawatan intensif menunjukkan bahwa terapi insulin dan kendali glukosa
dapat mempengaruhi kelangsungan hidup. Hiperglikemia pada bayi
dengan berat lahir sangat rendah juga dikaitkan dengan morbiditas dan
mortalitas. penelitian terkontrol secara acak bertujuan untuk menentukan
apakah pemberian insulin tahap awal dapat mengurangi hiperglikemia dan
mempengaruhi hasil pada neonatus tersebut. Berdasarkan bukti ilmiah
yang didapat menunjukkan bahwa pemberian insulin pada tahap awal
dapat mengatasi hiperglikemia, meskipun banyak faktor perancu yang
perlu diperhatikan. Dan pemberian insulin pada beberapa sampel sudah
efektif hampir mendekati 80%, perlu diperhatikan kembali setiap uji coba
dan faktor-faktor perancu.

Anda mungkin juga menyukai