Anda di halaman 1dari 24

PENDAHULUAN

Diabetes melitus: penyakit kronik yang ditandai dengan


peningkatan kadar gula darah akibat gangguan produksi
insulin, gangguan kerja insulin, atau keduanya. Berdasarkan
penyebabnya, DM dikelompokkan menjadi empat jenis,
yaitu DM tipe-1, DM tipe-2, DM tipe lain dan diabetes pada
kehamilan atau gestasional. Pada anak, jenis DM tersering
adalah tipe-1. Komponen pengelolaan DM tipe-1 meliputi
pemberian insulin, pengaturan makan, olah raga, edukasi,
dan pemantauan mandiri.
01
anatomi
02

fisiologi
03
DM
tipe-1
DEFINISI

Kelainan sistemik akibat terjadinya gangguan


metabolisme glukosa yang ditandai oleh
hiperglikemia kronik. Keadaan ini disebabkan
oleh kerusakan sel β pankreas baik oleh proses
autoimun maupun idiopatik sehingga produksi
insulin berkurang bahkan terhenti. Sekresi
insulin yang rendah mengakibatkan gangguan
pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein.
Fase perjalanan penyakit

Keadaan diabetes yang tetap


dengan berbagai komplikasi kronis
Onset gejala - gejala diabetes
dan akut

Kerusakan sel beta akibat Transient remmision


autoimmun dan penurunan “Honeymoon periode”
progresif sekresi insulin
EPIDEMIOLOGI

Pada tahun 2018, tercatat 1220 anak


penyandang DM tipe-1 di Indonesia.
Insiden DM tipe-1 pada anak dan remaja
meningkat sekitar tujuh kali lipat dari 3,88
menjadi 28,19 per 100 juta penduduk
pada tahun 2000 dan 2010.
patofisiologi
Diabetes melitus tipe-1 terjadi akibat destruksi sel beta pankreas akibat proses autoimun
atau idiopatik. Umumnya, gejala klinis timbul ketika kerusakan sel-sel pankreas mencapai
≥90%. Banyak faktor yang berkontribusi dalam patogenesis DM tipe-1, diantaranya faktor
genetik, lingkungan, dan imunologis. Namun, peran spesifik masing-masing faktor terhadap
patogenesis DM tipe-1 masih belum diketahui secara jelas. Risiko untuk mengalami DM
tipe-1 berhubungan dengan kerusakan gen, saat ini diketahui lebih dari 40 lokus gen yang
berhubungan dengan kejadian DM tipe-1. Riwayat keluarga jarang dijumpai, hanya 10%-15%
pasien memiliki keluarga derajat pertama dan kedua dengan DM tipe-1. Faktor lingkungan
yang berhubungan dengan DM tipe-1, antara lain, infeksi virus dan diet. Pada beberapa
pasien dengan awitan baru DM tipe-1, sebagian kecil sel β belum mengalami kerusakan.
Dengan pemberian insulin, fungsi sel β yang tersisa membaik sehingga kebutuhan insulin
eksogen berkurang. Periode ini disebut sebagai honeymoon period dimana kontrol glikemik
baik. Umumnya, fase ini diawali pada beberapa minggu setelah mulai terapi sampai 3-6
bulan setelahnya, pada beberapa pasien dapat mencapai dua tahun.
Kriteria diagnosis

Ditemukan Kadar glukosa


gejala klinis plasma
poliuria, polidipsia, nokturia, enuresis, ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L) pada
penurunan berat badan, polifagia, dan jam ke-2 TTGO
kadar glukosa plasma sewaktu ≥ 200
mg/dL (11.1mmol/L)

Kadar glukosa hba1c


plasma puasa >6,5%
≥ 126 mg/dL (7 mmol/L)
tatalaksana

Diabetes merupakan penyakit yang tidak dapat


disembuhkan, akan tetapi dengan tatalaksana dan
pemantauan yang adekuat anak dapat memiliki kualitas
hidup yang baik. Tujuan dari terapi pada DM tipe-1 adalah
mencapai kontrol metabolik yang baik, mencegah komplikasi
akut, mencegah komplikasi jangka panjang mikrovaskular
dan makrovaskular, serta membantu psikologis anak dan
keluarga.

Lima pilar tata laksana DM tipe-1 pada anak adalah injeksi


insulin, pemantauan gula darah, nutrisi, aktivitas fisik, serta
edukasi.
04
insulin
Definisi

Hormon yang berfungsi membantu


menjaga keseimbangan kadar gula darah
dalam tubuh yang diproduksi oleh
pancreas.

Tujuan terapi insulin adalah menjamin


kadar insulin yang cukup di dalam tubuh
selama 24 jam untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme sebagai insulin basal maupun
insulin koreksi dengan kadar yang lebih
tinggi (bolus) akibat efek glikemik makanan.
Jenis insulin

Kerja ultra
pendek Kerja menengah
Mempunyai daya absorpsi pada tempat Mempunyai awitan yang lambat dan masa
suntikan lebih cepat (90% dalam 100 menit) kerja yang panjang tetapi masih tetap kurang
dibandingkan regular insulin (90% dalam 150 dari 24 jam
menit). Awitan kerja lebih cepat, puncak
konsentrasi lebih tinggi dan lebih dini, serta
lama kerja lebih singkat

Kerja pendek Kerja panjang


Potensi dan efek hipoglikemia insulin kerja Pemakaian insulin ini cukup diberikan
pendek atau insulin regular, hampir sama satu kali dalam satu hari
dengan insulin kerja ultra pendek
Regimen split-mix

Injeksi 1x sehari 1
Regimen insulin yang digunakan adalah insulin kerja menengah atau
kombinasi kerja cepat/pendek dengan insulin kerja menengah

Injeksi 2x sehari 2
Digunakan insulin kerja cepat/pendek dan kerja menengah yang diberikan
sebelum makan pagi dan sebelum makan malam

Injeksi 3x sehari 3
Insulin campuran kerja cepat/pendek dengan kerja menengah diberikan
sebelum makan pagi, insulin kerja cepat/pendek diberikan sebelum makan
siang atau kudapan, dan insulin kerja menengah pada menjelang tidur malam
Regimen basal-bolus

Menggunakan insulin kerja cepat/pendek diberikan


sebelum makan utama (pagi, siang, malam) dengan insulin
kerja menengah diberikan pada pagi dan malam hari, atau
dengan insulin basal (glargine, detemir) yang diberikan
sekali sehari (pagi atau malam hari).
Penyesuaian dosis insulin

Dosis yang tepat dapat memberikan kontrol glikemik yang baik tanpa menyebabkan
masalah hipoglikemia, juga pertumbuhan berat dan tinggi badan sesuai bagan
pertumbuhan anak .

01 prepubertas 03
Dosis insulin 0,7-1 IU/kg/hari

Fase remisi
parsial 02 pubertas
Dosis insulin 1,2-2 IU/kg/hari
Dosis insulin <0,5 IU/kg/hari
penyuntikan
Faktor yang mempengaruhi penyerapan insulin:
Kegiatan
lokasi
Tercepat adalah dinding perut fisik
kemudian diikuti lengan, paha, Olahraga meningkatkan
dan bokokng absorbsi

Kedalaman Ada tidaknya


lipodistrofi atau
suntikan lipohipertrofi
Suntikan intramuskular akan
mempercepat absorbsi Akan memperlambat absorbsi

Jenis insulin,
suhu
dosis insulin Suhu panas mempercepat
Dosis kecil lebih cepat absorbsi
absorbsinya
Teknik penyuntikan

Insulin harus disuntikkan secara subkutan dalam dengan melakukan ‘pinched’ (cubitan) dan jarum
suntik harus membentuk sudut 45°, atau 90° bila jaringan subkutannya tebal.

Penyuntikan ini dapat dilakukan pada daerah yang sama setiap hari tetapi tidak dianjurkan untuk
melakukan penyuntikan pada titik yang sama. Rotasi penyuntikan sangat dianjurkan untuk mencegah
timbulnya lipohipertrofi atau lipodistrofi.
penyimpanan

Insulin akan kehilangan potensinya setelah vial insulin


terbuka atau jika dibiarkan pada suhu tinggi. Insulin relatif
stabil pada suhu ruangan selama beberapa minggu, asal
tidak terpapar pada panas yang berlebihan.

Alat suntik sebaiknya digunakan untuk satu kali pakai,


terutama bila sterilitas alat suntik tidak dapat dijamin.
Walaupun demikian, pada beberapa pasien pemakaian
jarum suntik berulang dapat dibenarkan. Sebaiknya
pemakaian berulang hanya untuk dua kali pakai agar tetap
aman dan tidak nyeri untuk penderita.
05
kesimpulan
KESImpulan

Pada DM tipe-1 terjadi defisiensi insulin absolut akibat


kerusakan sel kelenjar pankreas, maka dari itu penggantian
insulin atau insulin eksogen merupakan pilihan terapi lini
pertama untuk mengobati DM tipe-1. Terdapat 4 jenis insulin
yang biasa digunakan pada pengobatan DM tipe-1, yaitu insulin
kerja ultra pendek, insulin kerja pendek, insulin kerja menengah,
dan insulin kerja panjang. Regimen insulin sangat bersifat
individual, sehingga tidak ada regimen yang seragam untuk
semua penderita DM tipe-1. Regimen apapun yang digunakan
bertujuan untuk mengikuti pola fisiologi sekresi insulin orang
normal sehingga mampu menormalkan metabolisme gula atau
paling tidak mendekati normal.

Anda mungkin juga menyukai