Anda di halaman 1dari 6

1.

1 Pengobatan Diabetes
1. Terapi insulin
Terapi insulin merupakan pengobatan utama diabetes melitus tipe 1. Insulin sendiri
merupakan hormon yang diproduksi di dalam pankreas. Pengobatan melalui insulin
dibutuhkan ketika pankreas tidak mampu memproduksi insulin. Dilansir dari
American Diabetes Association, insulin juga bisa menjadi pilihan pengobatan untuk
diabetes tipe 2.
Banyak jenis insulin yang digunakan untuk membantu mengendalikan kadar gula
dalam pengobatan diabetes. Jenis insulin dibedakan berdasarkan seberapa cepat
insulin bekerja dan seberapa lama insulin dapat mempertahankan kadar gula darah
dalam tubuh.
Jenis insulin berdasarkan lama kerjanya yaitu:
(1) Insulin kerja pendek (short acting insulin)
(2) Insulin kerja cepat (rapid acting insulin)
(3) Insulin kerja sangat cepat (ultra-fast acting insulin)
(4) Insulin kerja menengah (intermediate acting insulin)
(5) Insulin kerja panjang (long acting insulin)
(6) Insulin kerja ultra panjang (ultra-long acting insulin)
(7) Insulin campuran tetap, kerja pendek dan menengah (mixtard)
(8) Insulin campuran tetap, kerja cepat dan menengah (premixed insulin)
(9) Insulin campuran tetap, kerja cepat dan ultra panjang (co-formulation insulin)
Insulin dapat digunakan sebelum atau sesudah makan. Selain itu, dosis insulin untuk
setiap pasien bisa berbeda, tergantung usia, kondisi pasien, aktivitas fisik, serta
seberapa parah kondisi diabetes. Umumnya, terapi insulin untuk diabetes
menggunakan insulin suntik, insulin pen, atau pompa insulin. Alat insulin lainnya
yang kurang umum adalah insulin isap, port insulin, dan jet injector.
2. Obat diabetes
Pola makan sehat dan olahraga teratur belum cukup menjaga kadar gula darah
tetap stabil. Diabetes (terutama DM tipe 2) membutuhkan obat untuk membantu
mengendalikan glukosa darah. Ada beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk
diabetes. Obat ini biasanya tersedia dalam bentuk tablet, tapi ada pula yang
diberikan melalui suntikan. Sebagian besar pengobatan diabetes tipe 2 menggunakan
golongan obat biguanid seperti metformin.
Obat ini bekerja dengan menurunkan glukosa yang diproduksi di dalam hati
sekaligus membantu meningkatkan sensitivitas insulin. Dengan begitu, gula lebih
mudah diproses oleh sel-sel tubuh menjadi energi. Pengobatan diabetes melitus bisa
dilakukan dengan satu jenis obat. Namun apabila tidak efektif, beberapa kombinasi
obat diabetes mungkin diperlukan. Obat diabetes lainnya bisa bekerja dengan cara
yang berbeda dalam mengendalikan gula darah.
Selain metformin, beberapa obat berikut untuk pasien diabetes:
 Sulfonilurea
 Pioglitazone
 Gliptin
 Agonis GLP-1 (Glucagon-like Peptide-1)
 Acarbose
 Nateglinide
 Repaglinide
 SGLT2 (Sodium-glucose Co-Transporter-2) inhibitor
3. Pengobatan pelengkap (alternatif)
Pengobatan diabetes alternatif ini sifatnya melengkapi dan mendukung pengobatan
utama, bukan menggantikan. Umumnya, pengobatan pelengkap diabetes ini terdiri
menggunakan bahan-bahan alami tradisional, seperti ginseng, kayu manis, dan daun
insulin. Cara alami ini bisa membantu mengatasi gejala diabetes dan menurunkan
kadar gula dalam darah.
Akan tetapi, Anda perlu berhati-hati dalam menggunakan obat diabetes alami.
Pasalnya, tidak semua pengobatan alami memberikan hasil efektif untuk setiap
orang. Bagi pasien yang memiliki alergi, hipertensi, dan jantung, penggunaan obat
alami mungkin bisa menimbulkan efek samping tertentu. Oleh karena itu,
konsultasikan terlebih dulu dengan dokter sebelum menggunakan obat diabetes
alami.
4. Operasi
Dalam kondisi yang lebih berat, suntik insulin, obat-obatan, dan pola hidup sehat
terkadang belum cukup untuk mengendalikan kadar gula darah. Menurut National
Institute of Diabetes berikut ini adalah jenis-jenis operasi untuk pengobatan diabetes.
a. Operasi bariatric
Prosedur yang dikenal juga dengan operasi penurun berat badan ini umum
dilakukan pada kasus diabetes yang disebabkan oleh obesitas. Seseorang yang
menjalani operasi ini biasanya tidak memerlukan pengobatan diabetes melitus
lagi setelah kadar gula darahnya kembali normal.
b. Transplantasi pancreas
Transplantasi pankreas umumnya dilakukan pada pasien diabetes tipe 1 yang
mengalami kerusakan pankreas sehingga tidak bisa memproduksi hormon
insulin.

Pengobatan diabetes mellitus sangat penting dalam menjaga kestabilan kadar gula
darah pasien guna mencegah terjadinya berbagai komplikasi akut dan kronik. Hal
tersebut dilakukan melalui EMPAT PILAR UTAMA PENGELOLAAN DM, yaitu:
1. Edukasi
Berupa pendidikan dan latihan tentang pengetahuan pengelolaan penyakit diabetes
mellitus bagi pasien dan keluarganya.
2. Perencanaan makan
Bertujuan untuk mempertahankan kadar normal glukosa darah dan lipid, nutrisi yang
optimal, serta mencapai/mempertahankan berat badan ideal. Adapun komposisi
makanan yang dianjurkan bagi pasien adalah sebagai berikut: karbohidrat 60-70%,
lemak 20-25%, dan protein 10-15%.
Pedoman Diet yaitu:

 Diet rendah lemak


 Kurangi garam dan gula
 Makan buah & sayur setiap hari
 Pilih makanan kaya biji-bijian
 Hindari alcohol
 Makan pada waktu yang sama setiap hari
 Makan sejumlah karbohidrat dan lauk pauk
3. Latihan jasmani
Berupa kegiatan jasmani sehari-hari (berjalan kaki ke pasar, berkebun, dan lain-lain)
dan latihan jasmani teratur (3-4x/minggu selama ± 30 menit). Selain itu perlu juga
melakukan perawatan kaki dan senam kaki: Ada dua tindakan dalam prinsip dasar
pengelolaan diabetic foot yaitu tindakan pencegahan dan tindakan rehabilitasi.

1) Tindakan pencegahan: edukasi perawatan kaki, sepatu diabetes dan senam kaki.
a. Senam kaki

b. Perawatan Kaki
2) Tindakan rehabilitasi meliputi program terpadu yaitu evaluasi tukak, pengendalian
kondisi metabolik, debridemen luka, biakan kuman, antibiotika tepat guna, tindakan
bedah rehabilitatif dan rehabilitasi medik.

4. Intervensi farmakologis
Diberikan apabila target kadar glukosa darah belum bisa dicapai dengan perencanaan
makan dan latihan jasmani. Intervensi farmakologis dapat berupa Obat hipoglikemik
oral/OHO (insulin sensitizing, insulin secretagogue, penghambat alfa glukosidase) dan
Insulin, diberikan pada kondisi berikut:
 Penurunan berat badan yang cepat
 Hiperglikemia berat disertai ketosis
 Ketoasidosis diabetik
 Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
 Hiperglikemia dengan asidosis laktat
 Gagal dengan kombinasi OHO dosis hampir maksimal
 Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, AMI, stroke)
 Diabetes mellitus gestasional yang tak terkendali dengan perencanaan makanan,
 Gangguan fungsi ginjal/hati yang berat
 Kontraindikasi atau alergi OHO

Anda mungkin juga menyukai