Bab II
Isi
I.
Persyaratan Laboratorium
Suatu Laboratorium Parasitologi maupun Laboratorium lain dapat dikatakan efisien
dan efektif harus memperhatikan hal-hal terkait persyaratan minimal sebagai berikut :
Bentuk/desain dari laboratorium harus memenuhi standart kesehatan dan keselamatan
kerja.
Laboratorium harus senyaman dan seaman mungkin bagi para analis maupun dokter.
Alat-alat atau benda-benda yang diletakkan dinding tidak boleh menonjol sampai ke
bagian ruang kerja para analis maupun dokter untuk berjalan.
Terdapat SOP (Standart Operasional Prosedur) yang bersifat opersional dan mengikat
bagi semua pegawai laboratorium. Jenis SOP yang dibutuhkan seperti :
Pedoman pelaksaan kerja praktikum serta protap (prosedur tetap),
Dokumentasi berupa absensi pegawai maupun dokter,
Keamanan dan keselamatan kerja,
Buku penggunaan peralatan laboratorium baik yang menggunakan listrik maupun tidak,
Buku pemeliharaan alat, dan
Pengadaan dan penyimpanan alat serta bahan.
Tersedia air mengalir (kran).
Meja pemeriksaan yang digunakan tidak menembus air, tahan terhadap asam maupun
basa kuat.
Tersedia kebutuhan listrik seperti stopkontak.
Serta adanya buku log hasil dari setiap pemeriksaan sampel pasien dalam
Laboratorium Parasitologi maupun Laboratorium Klinik.
Diperlukan ukuran yang pas serta nyaman dalam membuat ruang laboratorium
khususnya Laboratorium Parasitologi. Dimulai dari bentuk ruang laboratorium itu lebih
baik bujur sangkar atau persegi panjang. Bila ruang laboratorium berbentuk bunjur
sangkar akan lebih memberikan jarak yang dekat antara pegawai laboratorium dengan
meja kerjanya dengan meja pemeriksaan sampel. Dalam laboratorium seperti
Laboratorium Parasitologi diperlukan bagian-bagian atau seperti sekat kerja kecil untuk
pengelolaan sampel, meja kerja pegawai maupun dokter, tempat penyimpanan alat dan
bahan, wastafel serta tempat sampah pembuangan limbah sampel pasien.
Aktifitas laboratorium membutuhkan aturan agar aktifitas dapat berjalan dengan
lancar sehingga perlu disusun dengan jelas. Hal ini karena laboratorium merupakan
suatu sistem yang terdiri atas prasarana dan sarana penunjang pemeriksaan sampel
pasien, baik berupa peralatan laboratorium maupun sumber daya manusia. Oleh
karena itu, laboratorium perlu diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing-
masing laboratorium rumah sakit.
Untuk itu diperlukan sistem manajemen yang memadai untuk mengelola prasana
dan sarana serta kegiatan yang ada di laboratorium tersebut. Sistem manajemen ini
meliputi struktur organisasi, pembagian kerja, serta susunan personel yang mengelola
laboratorium.
Kepala Unit Laboratorium bertanggung jawab terhadap semua pemeriksaan yang
dikerjakan di laboratorium, baik secara administrasi maupun pengelolan. Untuk itu
kepala unit laboratorium harus merupakan seorang yang mempunyai komitmen,
kemampuan akademik, dan keterampilan manajemen yang handal. Oleh karena itu
kepala unit laboratorium adalah seorang dokter spesialis parasitologi maupunpatologi
klinik dengan kualifikasi pendidikan minimal : S2.
Penanggung jawab laboratorium membantu secara langsung tugas kepala unit
laboratorium dalam bidang administrasi, sehingga membantu terjaminnya kelancaran
sistim administrasi, maka seorang administrator harus mempunyai kualifikasi
pendidikan minimum Sarjana Sains Terapan D.IV atau S.1 maupun Analis Kesehatan
D.IV atau D.III.
Teknisi atau Analis Kesehatan bertugas membantu dokter untuk memeriksa sampel dari
pasien, sehingga dokter dapat menegakkan diagnosa pasti kemudian memberikan obat
dengan dosis yang tepat agar pasien sembuh. Juga bertugas melakukan penelitian,
melakukan quality control terhdapa alat dan bahan yang terdapat pada laboratorium
parasitologi tersebut.
IV. Pemberian Identitas
Pemberian identitas pasien atau spesimen merupakan hal yang penting, baik
pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisian label wadah spesimen.
Pada surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya
memuat secara lengkap:
1. Tanggal permintaan
2. Tanggal dan jam pengambilan sampel
3. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat) termasuk rekam medik.
4. Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon)
5. Nomor laboratorium
6. Diagnosa / keterangan klinik
7. Obat-obtan yang telah diberikan dan lama pemberian
8. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
9. Jenis spesimen
10. Transpor media / pengawet yang digunakan
11. Nama pengambilan spesimen
Label wadah spesimen yang akan dikirim atau diambil ke laboratorium harus
memeuat :
- Tanggal pengambilan spesimen
- Nama dan nomor spesimen
- Jenis spesimen
Bagi pasien yang datang sendiri ke laboratorium, berlaku persyaratan surat
pengantar butir 1, 3, 4, 6, 7, 8, 11.
V. Pengadministrasi Alat dan Bahan atau Buku Log atau Buku Stock dan Administrsi
hasil pemeriksaan sampel pasien.
Pengadministrasian alat dan bahan maksudnya mencatat jumlah/ banyaknya
alat dan bahan yang ada. Pengadministrasian dapat dilakukan oleh teknisi/asisten
laboratorium, dan staf administrasi sebaiknya mengadministrasikan hanya perabot
(meja, kursi, lemari) yang ada di dalam laboratorium. Hal yang paling penting dicatat
adalah nama alat, jumlahnya/ banyaknya, spesifikasi, dan tanggal pengadaan atau
tanggal alat dikeluarkan.
Pencatatan dapat dilakukan dengan cara tradisionil menggunakan buku atau
kartu, sebaiknya kartu disusun menurut urutan abjad berdasarkan nama alat. Lebih baik
pencatatan alat dan bahan dilakukan dengan komputer, menggunakan program yang
disebut ”basis data” (data base). Dengan menggunakan program komputer pencatatan
dan pencarian data dengan nama spesifikasi tertentu menjadi lebih mudah dan cepat.
Perlu dilakukakan pencatatan hasil dari setiap sampel yang diperiksa, dan setiap
minggu maupun bulannya harus dilakukan pemvalidasian agar tidak terjadi kesalahan.
Daftar Pustaka