Konsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang bertanggung
jawab memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah bimbingan dan interaksi
dengan seorang bidan dan 2 orang kader desa. Di samping itu, juga dilibatkan berbagai
pengurus desa untuk mendorong peran serta masyarakat dalam program kesehatan
seperti imunisasi dan posyandu (Depkes 2009).
Desa atau Kelurahan Siaga Aktif memiliki komponen (1) Pelayanan kesehatan dasar, (2)
Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM dan mendorong upaya
survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana
serta penyehatan lingkungan, (3) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Secara umum, tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa
yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
Selanjutnya, secara khusus, tujuan pengembangan desa siaga (Depkes, 2006), adalah :
Suatu desa dikatakan menjadi desa siaga apabila memenuhi kriteria berikut (Depkes,
2006) :
1. Memiliki 1 orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan sekurang-
kurangnya 2 orang kader desa.
1. Desa siaga adalah titik temu antara pelayanan kesehatan dan program kesehatan
yang diselenggarakan oleh pemerintah dengan upaya masyarakat yang
terorganisir.
2. Desa siaga mengandung makna “kesiapan” dan “kesiagaan” Kesiagaan
masyarakat dapat didorong dengan memberi informasi yang akurat dan cepat
tentang situasi dan masalah-masalah yang mereka hadapi.
3. Prinsip respons segera. Begitu masyarakat mengetahui adanya suatu masalah,
mereka melalui desa siaga, akan melakukan langkah-langkah yang perlu dan
apabila langkah tersebut tidak cukup, sistem kesehatan akan memberikan
bantuan (termasuk pustu, puskesmas, Dinkes, dan RSUD).
4. Desa siaga adalah “wadah” bagi masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan
untuk menyelenggarakan berbagai program kesehatan.
Secara organisasi, koordinasi dan kontrol proses pengembangan desa siaga dilakukan
oleh sebuah organisasi desa siaga. Organisasi desa siaga ini berada di tingkat
desa/kelurahan dengan penanggung jawab umum kepala desa atau lurah. Sedangkan
pengelola kegiatan harian desa siaga, bertugas melaksanakan kegiatan lapangan seperti
pemetaan balita untuk penimbangan dan imunisasi, pemetaan ibu hamil, membantu
tugas administrasi di poskesdes dan lain-lain.
1. PERSIAPAN
Dalam rangka persiapan untuk pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
perlu dilakukan sejumlah kegiatan yang meliputi: pelatihan fasilitator, pelatihan
petugas kesehatan, analisis situasi perkembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif, penetapan Kader Pemberdayaan Masyarakat, serta pelatihan Kader
Pemberdayaan Masyarakat dan lembaga kemasyarakatan.
2. PENYELENGGARAAN
a. Pengenalan Kondisi Desa atau Kelurahan
b. Identifikasi Masalah Kesehatan dan PHBS (Survei Mawas Diri)
Dengan mengkaji Profil/Monografi Desa atau Profil/Monografi Kelurahan dan
hasil analisis situasi
c. Musyawarah desa/kelurahan
d. Perencanaan partisipatif
Menentukan target dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
target tersebut. Selanjutnya melakukan penyusunan anggaran
e. Pelaksanaan Kegiatan
3. PENTAHAPAN
4. PEMBINAAN KELESTARIAN
Dalam rangka pembinaan kelestarian diselenggarakan pencatatan dan pelaporan
perkembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang berjalan secara berjenjang
dan terintegrasi dengan Sistem Informasi Pembangunan Desa yang
diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri.
Tahapan pengembangan desa siaga
Sumber:
Jurnal ANALISIS DESA SIAGA DI DESA EVU KABUPATEN MALUKU TENGGARA tahun 2013
Buku Seri Desa Siaga Aktif MENUJU MASYARAKAT BER-PHBS di Desa Membangun menuju Desa
Peradaban BUKUPEDOMANDESA SIAGAAKTIFMasyarakat Kota Kediri 2013