Anda di halaman 1dari 15

MICROCOCCACEAE

KELOMPOK 1 :

 PAMA ANDELIRA DH
 INDRIYANTI SUSILAWATI
 VINDI PUSPO DEWI
MICROCOCCACEAE

Micrococcaceae adalah sel yang tunggal berbentuk bola. Tidak bers


pora. Pembiakan menurut 2 atau 3 arah, ada juga yang menurut sat
u arah merupakan streptokokus, ada pula yang tidak berhubung-hu
bungan. Gram variable. Genus yang terkenal ialah :
Micrococcus dengan 16 spesies,saprobe,jarang-jarang pathogen.
Berkelompok tidak beraturan.
Staphylococcus dengan 2 spesies, gram positif,kelompok serpa un
taian, warna kuning. Saprobe atau pathogen. Staphylococcus aure
us kedapatan pada kulit, selput lender, bisul-bisul dan luka-luka.
Gaffkya dengan 2 spesies, pathogen pada hewan dan manusia.
Sarcina dengan 10 spesies, berkelompok serupa paket, ada yang b
erwarna Saprobe atau semi-parasit. Sarcina lutea berpigmen kuni
ng.
KLASIFIKASI

Staphylococcus Aureus

Division : Protophyta
Subdivisio : Schizomycetes
Classis : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Familia : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : Staphylococcus aureus
Sifat Mikroskopis

 sel yang berbentuk bulat


 diameter 0,7-1,2 mikromet
er;
 tersusun dalam koloni yan
g tidak teratur
 kokus yang tunggal, berpa
sangan, tetrad, dan berben
tuk rantai
 Komponen utama dari din
ding selnya adalah peptido
glikan dan asam teikhoat.
Sifat Pertumbuhan

 Bakteri ini dapat tumbuh pada keadaan aerob sampa


i anaerob fakultatif, tetapi pertumbuhan yang terbai
k pada kondisi aerob.
 Pertumbuhan optimal pada suhu 35°C - 40°C dan pa
ling cepat tumbuh pada suhu 37°C,
 pH optimal 7,0 - 7,5.
 Koloni pada media agar berbentuk bulat, halus, dan
berwarna kekuningan sampai kuning emas
Sifat Antigenik

Kerentanan terhadap antibiotik.


Awalnya bakteri ini rentan terhadap penisilin, tetapi strain yang memproduk
si B-laktamase segera lebih mendominasi.
 Mentisilin dan agen yang terkait (misalnya flukloksasilin) kemudia diperk
enalkan dan menggantikan penisilin sebagai obat terpilih, yang sampai sa
at ini masih merupakan obat terpilih untuk strain yang sensitif.
 Methicilin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) muncul. Resistensi di
sebabkan karena adanya gen mecA yang mengkode protein pengikat penis
ilin dengan afinitas rendah. Beberapa MRSA memiliki potensi epidemik
(EMRSA). Vankomisin atau teikoplanin mungkin diperlukan untuk strain-
strain ini.
Lanjutan

Jenis intermedial atau heteroresten terhadap gloko


peptida mulai muncul dan menjadi persoalan penti
ng.
Glycopeptide-resistant strain (GRSA) yang sesung
guhnya kemudian ditemukan, diperantarai oleh ge
n vanA vanB yang didapat dari enterokokus.
Sifat Patogenesis

Staphylococcus aureus menyebabkan berbagai jenis infeksi pada ma


nusia, antara lain infeksi pada kulit, bisul, dan furunkulosis; infeksi
yang lebih serius, pneumonia, mastitis, flebitis, dan meningitis; dan
infeksi pada saluran urine. Selain itu,Staphylococcus aureus juga me
nyebabkan infeksi kronis, seperti osteomielitis dan endokarditis.

Staphylococcus aureus merupakan salah satu penyebab utama infek


si nosokomial akibat luka operasi dan pemakaian alat pemakaian pe
rlengkapan perawatan rumah sakit. Staphylococcus aureus juga dap
at menyebabkan keracunan makanan akibat enterotoksin yang diha
silkannya dan menyebabkan sindrom renjat toksik (toxic shock synd
rome) akibat pelepasan seperantigen ke dalam aliran darah.
Diagnosis Klinis

Deskuamasi kulit yang meluas


Erosi kulit yang meluas
Eritematous
Suhu tubuh tinggi
Kulit kemerahan
Kulit kendor
Diagnosis Laboratorium

Staphylococcus aureus mudah tumbuh pada sebagia


n besar media laboratorium. Bakteri ini toleran terha
dap kadar garam yang tinggi. Sehingga media dapat
dibuat secara selektif dengan cara ini. Sebagian besar
staphylococcus aureus memfermentasi manitol. Gab
ungan manitol dan pewarna indikator akan menyele
ksi organisme ini untuk subkultur. Organisme dident
ifikasi dengan adanya enzim koagulase, DNAase, dan
katalase, morfologi khas yang membektuk “klaster a
nggur” pada pewarnaan gram, dan uji biokimia.
Pengamatan mikroskopik pewarnaan
gram Staphylococcus aureus
Hasil positif pada uji Hasil positif pada uji
hemolisin Staphylococcus katalase Staphylococcus
aureus aureus
Pencegahan dan pengendalian

Staphylococcus aureus menyebar melalui udara dan


melalui tangan pekerja pelayanan kesehatan. Pasien
yang terkoloni maupun infeksi oleh MRSA atau GRS
A harus diisolasi dalam ruang terpisah dengan tinda
kan pencegahan luka dan enterik. Staf dapat menjadi
pembawa dan menyebarkan organisme secara luas di
lingkungan rumah sakit. Pembawa dapat dieradikasi
menggunakan mupirosin topikal dan kloheksidin.
Pengobatan

Uji sensitivitas antibiotik diperlukan untuk memilih antibiotik yang t


epat untuk mengatasi infeksi. Penisilin atau derivatnya dapat diberik
an, kecuali pada pasien yang alergi. Terapi oral penisilin semisinteti
k, seperti kloksasilin atau dikloksasilin, cukup berhasil untuk infeksi
akut. Oksasilin dan nafsilin tidak dianjurkan untuk terapi oral karen
a absorpsinya kurang baik dalam saluran cerna. Jika menderita alerg
i pada penisilin, eritromisin dapat digunakan.

 Pengobatan parenteral dengan injeksi nafsilin atau oksasilin dianjur


kan untuk infeksi Staphylococcus yang berat dan sistemik. Untuk pa
sien yang alergi, dapat digunakan dengan vankomisin atau sefalospo
rin. Pemberian antibiotik kadang kala harus dilengkapi dengan tinda
kan beda, baik untuk pengeringan abses maupun untuk nekrotomi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai