Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PELAYANAN LABORATORIUM

UPTD PUSKESMAS WAIWADAN

PEMERINTAH KABUPATEN FLORES TIMUR

DINAS KESEHATAN KABUPATEN FLRES TIMUR

PUSKESMAS WAIWADAN

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas Waiwadan merupakan unit pelayanan kesehatan


masyarakat tingkat pertama yang dalam pelaksanaannya dituntut untuk
melaksanakan pelayanan maksimal. Laboratorium Puskesmas Waiwadan
sebagai salah satu bagian yang memberikan konstribusi diharapkan dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan juga memberikan pelayanan laboratorium
yang maksimal, baik yang bersifat dasar maupun pemeriksaan laboratorium
yang bersifat lanjutan. Sejalan dengan hal tersebut pelaksanaan pelayanan
laboratorium Puskesmas Waiwadan diharapkan mampu menjawab kondisis
dan permasalahan kesehatan masyarakat khususnya di Wilayah Kecamatan
Adonara Barat.
Secara umum, laboratorium harus memenuhi kriteria sarana dan
prasarana yang baik untuk memaksimalkan kegiatan laboratorium sehingga
fungsi laboratorium sebgai unsur penunjang pada kegiatan kuratif, prefentif,
dan rehabilitasi dapat tercapai demikian pula halnya dengan laboratorium
Puskesmas Waiwadan.
Dukungan perencanaan yang bersifat bottom – up serta penganggaran
yang maksimal diharapkan mampu mendukung tujuan pelayanan kesehatan.
Untuk menunjang hal tersebut maka diperlukan suatu SDM yang baik,
prasarana yang memadai serta standar operasional prosedur yang baku dan
dapat dipedomani yang memilki dasar teori dan dasar hukum sehingga
kelalaian dan kegagalan dapat diminimalkan dalam pelayanan.

B. TUJUAN

Laboratorium merupakan salah satu unit yang memiliki fungsi sebagai


unsur penujang diagnostik penyakit pada upaya pelayanan kesehatan baik
kuratif, preventif, dan rehabilitatif. Dari fungsi laboratorim tersebut secara
umum maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pemeriksaan laboratorium
adalah optimalisasi pelaksanaan kegiatan baik yang bersifat clinical health
service maupun public health service yang dilaksanakan secara profesional
sesuai standar operasional prosedur secara optimal.

Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil


pemeriksaan laboratorium untuk penetapan diagnosa, pemberian pengobatan
dan pemantauan hasil pengobatan serta penentuan prognosis oleh karna itu
hasil pemeriksaan laboratorium harus selalu terjamin mutunya.
C. SASARAN

Sasaran dari pedoman ini adalah :


1. Semua lapisan masyarakat dalam wilayah kerja puskesmas waiwadan dan
semua pengunjung pelayanan kesehatan pada puskesmas waiwadan baik
yang sakit maupun yang sehat
2. Analis laboratorium puskesmas waiwadan selaku pelaksana kegiatan
pelayanan laboratorium
3. Dokter puskesmas selaku klinisi pada puskesmas waiwadan
4. Profesi kesehatan lain yang memiliki hubungan dengan laboratorium
kesehatan puskesmas waiwadan
5. Instansi laboratorium yang menjadi laboratorium rujukan pemeriksaan
spesimen Puskesmas Waiwadan

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini secara garis besar meliputi :
 SOP pemeriksaan laboratorium
SOP pemeriksaan laboratorium yang di maksud adalah proses pemeriksaan
spesimen untuk kepentingan penegakan diagnosa suatu penyakit oleh
tenaga medis berdasarkan permintaan medis.
 SOP yang bersifat protektif
SOP protektif yang dimaksud adalah pelaksanaan kegiatan untuk
mencegah/mengurangi resiko terjadinya bahaya pada pelaksana
laboratorium baik secara langsung maupun tidak langsung.
 SOP pengelolaan alat dan bahan
SOP pengelolaan alat dan bahan adalah sop yang bersifat manajerial pada
kebutuhan bahan untuk menjaga ketersediaan bahan dan manajerial alat
yang di gunakan yang bertujuan menjaga validitas alat yang digunakan.
 SOP mekanisme pelayanan
SOP mekanisme pelayanan yang di maksud adalah sop yang disusun untuk
menjaga keteraturan pelayanan baik pada jam kerja maupun setelah jam
kerja

E. BATASAN OPERASIONAL
 Pemeriksaan laboratorium adalah proses yang dapat dimulai dari
pengambilan specimen sampai pada Pelaporan Hasil Pemeriksaan.
 Laboratorium atau analis laboratorium: tenaga pelaksanaan laboratorium
yang telah melalui pendidikan analis kesehatan dan diberi tanggung jawab
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
 Spesimen : sampel baku yang akan dilakukan pengelolaan untuk dijadikan
sediaan bahan pemeriksaan
 Mekanisme pelayanan laboratorium : alur dan sarat untuk mendapatkan
pelayanan laboratorium termasuk rujukan spesimen.
 Alat, peralatan dan bahan laboratorium : suatu perangkat yang digunakan
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.
 Upaya protektif adalah tindakan untuk mencegah, mengurangi resiko atau
dampak negatif baik pada laboratorium maupun pada pasien

F. LANDASAN HUKUM

1. Keputusan menteri kesehatan RI Nomor :370/Menkes/SK/III/2007, tentang


Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
2. Keputusan menteri kesehatan RI Nomor1961/Menkes/PER/V/2011, tentang
keselamatan pasien Rumah Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 36 tahun 2009tentang
kesehatan
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
5. Peraturan menteri Kesehatan RI Nomor :411/MENKES/PER/II/2010 tentang
Laboratorium Klinik
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Klasifikasi Sumber Daya Manusia


Pelaksana pelayanan laboratorium dilakukan oleh petugas laboratorium
yang mempunyai pendidikan minimal DIII analis kesehatan dengan pengelaman
yang memadai serta memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan yang
menjadi tugas atau tanggung jawabnya sesuai dengan Undang-Undang No.36
tahun 2012.

B. Ketenagaan Dan Jadwal Pelayanan


Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib
puskesmas, dibutuhkan sumber daya yang mencukupi baik jumlah maupun
mutunya. Setiap petugas memiliki uraian tugas yang tertulis dan diketahui oleh
Kepala Puskesmas.
Puskesmas waiwadan memiliki 4 orang tenaga laboratorium. Pelayanan
laboratorium diluar jam kerja yang bersifat on call dilaksanakan oleh petugas dan
di pertanggung jawabkan oleh koordinator atas persetujuan kepala puskesmas.

C. Deskripsi Ruangan Laboratorium


Laboratorium dipuskesmas waiwadan terdiri dari 2 bangunan, bagunan
pertama ukuran 3 x 2 m 2, didalamnya terdapat meja kerja lab yang permanen,1
air conditioner (ac) dengan ventilasi yang cukup dan 4 jendela .didalam ruangan
tersebut juga terdapat 1 lemari kaca, 1 kulkas, 3 kursi sebuah meja tulis dan 2
westafel tempat mencuci.
Ruang yang ke dua yaitu ruang pemeriksaan BTA sputum berukuran
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran dan Pencatatan


Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan
khusus dengan mengambil bahan / sample berdasarkan permintaan dari pengirim
yang tertera di formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.

B. Pengelolaan Spesimen
Pengelolaan spesimen laboratorium sesuai dengan jenis pemeriksaan yang
akan di lakukan.
a. Serum
1. Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 20 - 30
menit.
2. Darah disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 - 15 menit.
3. Segera pisahkan serum yang terbentuk dari endapan darah.
4. Pemisahan serum dilakukan paling lambat dalam waktu 2 jam setelah
pengambilan spesimen.
5. Serum yang memenuhi syarat tidak hemolisis dan lipemik (keruh).

b. Plasma
1. Kocok darah EDTA atau sitrat dengan perlahan.
2. Disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit. Pemisahan
plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan spesimen.
3. Plasma yang memenuhi syarat tidak boleh hemolisis dan keruh (lipemik)

c. Whole Blood
1. Darah yang diperoleh ditampung dalam botol yang telah diberi
antikoagulan yang sesuai.
2. Homogenkan dengan cara membolak balik tabung kira - kira 10 - 12 kali
secara perlahan dan merata.

d. Urine
1. Urin harus diperiksa kurang dari 20 menit.
2. Untuk uji mikroskopis, urin dapat dipipet kedalam tabung kemudian
disentrifuge 1500 - 2000 rpm selama 10 menit.
3. Buang supernatannya, ambil presipitat untuk diperiksa.
C. Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia
atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab
penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan kesehatan masyarakat.
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang hematoligi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitoligi klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan
perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Selain itu laboratorium klinik dan kesehatan
pun memiliki klasifikasi tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing
laboratorium (metode total Ar Architecture Syntsis, 2009).
Di Puskesmas Waiwadan juga terdapt unit Laboratorium yang melayani
pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium sederhana, seperti:
 Pemeriksaan Hematologi : Hematologi Lengkap
 Pemeriksaan Parasitologi : Malaria
 Pemeriksaan Bakteriologi : Sputum BTA (tubercolosis)
 Pemeriksaan Urinalisa : hCG , Urine Lengkap
 Pemeriksaan Kimia Darah : GDS, GDP, Kolesterol, Asam Urat
 Pemeriksaan Imunoserologi : Golongan Darah, Anti HIV (rapid),
HBsAg (rapid), Siphylis (rapid), Widal, Antigen SARS CoV-2 (Rapid),
Antibodi SARS Cov-2 (Rapid)

D. Pengelolaan Limbah
Limbah laboratorium adalah bahan bekas pakai dalam pekerjaan di
laboratorium yang dapat berupa limbah cair, padat. Limbah laboratorium dapat
dibagi menjadi dua, yaitu : Limbah Infeksius dan Non Infeksius
 Limbah Infeksius terdiri dari
1. Limbah padat yaitu peralatan habis pakai seperti alat suntik, sarung
tangan, kapas, botol spesimen, kemasan reagen, sisa spesimen dan
medium pembiakan.
2. Limbah khusus cair yaitu: pelarut organis, bahan kimia untuk
pengujian, air bekas pencucian alat, sisa spesimen.
 Penanganan Limbah Infeksisus
 Limbah padat dimasukkan ke dalam tempat khusus, kemudian
dimasukkan ke dalam kantong berwarna merah dan di buang ke
tempat pembungan sampah Infeksisus
 Limbah Cair di Buang Ke Wastafel Untuk Sampel dan akan di
alirkan ke IPAL.
 Limbah Non Infeksisus
1. Limbah Non Infeksisus terdidi dari : Kertas, plastik Pembungkus Jarum
dll yang tidak terkontaminasi dengan smapel.
 Penanganan Limbah Non Infeksius : di kumpulkan dalam temat
sampah plastik Hitam lalu di buang ke tempat pembakaran sampah.

E. Laporan Hasil dan Arsip


Laporan hasil pemeriksaan yang lengkap adalah laporan hasil pemeriksaan
yang memuat identitas pasien, jenis pemeriksaan yang diperiksa, hasil
pemeriksaan, metode yang digunakan, nilai rujukan, tanggal pemeriksaan dan
tanda tangan.
Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus lengkap, tepat waktu dan ada
arsip. Adapun prosedurnya:
1. Petugas meneliti kesesuaian identitas dengan hasil pemeriksaan sementara.
2. Petugas menulis data ke buku pencatatan meliputi:
a. Identitas pasien
b. Jenis pemeriksaan yang diperiksa
c. Hasil pemeriksaan
d. Tanggal pemeriksaan
3. Petugas meneliti kembali data telah ditulis di buku pencatatan.
4. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan setelah diteliti data tidak ada
kesalahan kepada dokter.
5. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan pasien rawat inap kepada petugas di
tiap ruangan.
Tata cara penyimpanan catatan atau hasil pemeriksaan laboratorium secara
sistematis sehingga mudah dicari apabila diperlukan.
Prosedur :
1. Arsip hasil pemeriksaan umum dibuat sesuai dengan aslinya dalam buku
pencatatan.
2. Buku catatan hasil pemeriksaan dicatat secara teratur.
3. Blanko permintaan tes dibendel setiap hari dan disimpan dalam box, disusun
berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun.
4. Lama waktu pemyimpanan arsip sesuai dengan ketentuan :
i. Kimia klinik : 1 tahun
ii. Hemtologi : Umum : 1 tahun
Khususnya : selamanya
iii. Mikrobiologi : Umum : 1 tahun
iv. Immunologi : Umum : 1 tahun
v. Cairan tubuh : 1 tahun
vi. Parasit : 1 tahun
5. Evaluasi penyimpanan arsip dilakukan seiap 1 tahun dengan memberikan
kesimpulan.
6. Pemusnahan arsip laboratorium dilakukan berdasarkan protap pemusnahan
arsip.
7. Penanggung jawab penyimpanan arsip adalah masing-masing kepala
ruangan.
BAB IV
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Laboratorium Puskesmas Waiwadan ini memiliki peranan


penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari-hari tenaga laboratorium
dan seluruh tenaga terkait, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya
di Instalasi Laboratorium .Penyusunan pedoman ini adalah merupakan langkah awal
menuju proses yang panjang demi mewujudkan visi laboratorium pada khususnya
dan visi Puskesmas Waiwadan pada umumnya.
Dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam penerapannya sangat
diharapkan. Pedoman ini tentunya juga masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik membangun demi
penyempurnaannya kelak. Akhir kata, semoga Pedoman Pelayanan Laboratorium ini
dapat bermanfaat bagi kita semua

Anda mungkin juga menyukai