Anda di halaman 1dari 5

Cara Minum Obat Antidiabetes yang Benar

Ditulis Oleh Samuel Pola Karta Sembiring On Saturday, November 12th 2011. Under Artikel Klinis,
Metabolik Tags: biguanide, diabetes, metformin, minum obat diabetes, obat, obat diabetes | 3,294 Kali Dikunjungi
Sekarang ini masyarakat tampaknya sudah tahu bahwa diabetes itu sudah terbagi atas dua tipe. Ini bukan hal yang
baru lagi. Mengapa? Sebab seiring waktu jumlah penderita diabetes semakin banyak.
Pengobatan sering menjadi masalah. Terutama pengobatan oral yang membutuhkan pola konsumsi yang teratur dan
bersyarat. Umumnya penderita diabetes tipe 1 tidak mengonsumsi pengobatan oral. Mereka lebih sering memakai
injeksi insulin. Berbeda dengan diabetes tipe 2 yang harus mengonsumsi pengobatan oral.
Apa saja obat yang perlu dikonsumsi bagi penderita diabetes tipe 2?
Banyak jenisnya. Bahkan sekarang sudah banyak perusahaan obat yang memproduksi bermacam-macam obat
diabetes (khususnya tipe 2). Contoh obat-obat yang sering diberikan pada penderita diabetes tipe dua antara lain
sulfonylureas, biguanides, Alpha-glucosidase inhibitor , thiazolidinediones, dan meglitinides.
Setiap obatnya memiliki cara kerja yang berbeda, manfaat yang berbeda, dan efek samping yang berbeda. Cara
meminum obatnya pun berbeda!
Sulfonylureas
Obat jenis ini merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin lebih banyak lagi yang kemudian akan menurunkan
kadar gula darah. Dikarenakan obat ini sangat bergantung pada pankreas, maka penderita diabetes yang memiliki
gangguan pada pankreas tidak dianjurkan meminum obat ini. Juga bagi mereka yang memiliki alergi terhadap obat
golongan sulfa tidak dibenarkan mengonsumsi obat sulfonylureas.
Obat ini mampu bekerja sepanjang hari, jadi sebenarnya cukup makan sekali sehari. Sebagian yang lain
mengonsumsinya dua kali sehari. Tetapi walau demikian, tetaplah memakannya sesuai anjuran dokter Anda.
Obat sulfonylureas ini harus dikonsumsi sebelum makan. Kalau misalnya obat ini diresepkan sekali sehari maka obat
ini harus dikonsumsi sebelum makan pagi setiap hari. Kalau Anda mengonsumsinya dua kali sehari maka lebih baik
dimakan sebelum makan pagi dan sebelum makan malam setiap hari.
Contoh obat-obat yang tergolong sulfonylureas antara lain glyburide, glipizide, dan glimepiride.
Biguanides
Obat ini mampu menurunkan kadar glukosa darah dengan dua cara yaitu mengurangi proses hepatic gluconeogenesis
yang normalnya memproduksi glukosa dan cara kedua yaitu meningkatkan sensitivitas insulin terhadap glukosa. Obat
ini tidak meningkat kadar insulin. Bahkan dalam beberapa kasus obat ini justru mengurangi insulin.
Terkadang obat biguanides ini dapat mengurangi berat badan sehingga bisa memudahkan kita untuk mengontrol
lemak dalam darah dan kolesterol.
Obat ini bisa dikonsumsi dua atau tiga kali sehari dan dimakan bersamaan saat makan (makan pagi, siang atau
malam). Contoh obat biguanides antara lain metformin (glucophage).
Alpha-glucosidase inhibitor
Kini sudah ada dua jenis obat yang tergolong alpha-glucosidase inhibitor, yaitu acarbose (precose) dan miglitol
(glyset). Obat-obat golongan ini bekerja dengan cara menghambat enzim yang mencerna amilum (pati). Sehingga
dampaknya akan memperlambat peningkatan kadar glukosa darah atau bahkan menurunkannya. Obat ini boleh
dimakan sampai tiga kali sehari dan harus dimakan bersama suapan pertama setiap makan.

Thiazolidinediones
Obat generik dari jenis obat ini adalah pioglitazone dan troglitazone. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan
sensitivitas sel terhadap insulin, agar glukosa dalam darah dapat masuk dengan mudah ke dalam sel sebagai energi.
Pioglitazone umumnya dimakan satu kali sehari dan harus teratur setiap harinya. Boleh dimakan tanpa atau dengan
makanan. Biasanya dimakan saat pagi hari. Berbeda dengan troglitazone yang boleh dikonsumsi satu kali atau dua
kali sehari. Namun harus dengan waktu yang teratur pula.
Cara makan obat yang berbeda!
Jadi, dari sekian banyak jenis obat anti-diabetes, setiap obatnya memiliki cara konsumsi yang berbeda. Dan ini harus
diperhatikan untuk mendapat hasil atau dampak yang efektif!

Obat Diabetes Mellitus


Kalsium Untuk Obat Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa didalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat
melepaskan atau menggunakan insulin secara sempurna. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh Pankreas,
merupakan zat utama yang bertanggung jawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang tepat.
Menurut Data dari WHO, dinyatakan bahwa jumlah penderita Diabetes Mellitus terus meningkat setiap
tahunnya. Data tahun 2001 menyebutkan jumlah penderita penyakit tersebut sebesar 17 juta orang. Indonesia sendiri
menempati peringkat keempat di dunia untuk jumlah penderita Diabetes Mellitus setelah India, Cina dan Amerika
Serikat. Selama ini obat untuk penyakit ini masih mengandalkan pada suntikan insulin ke tubuh pasien.
Bayangkan seumur hidup tergantung dengan suntikan insulin. Memang tidak ada cara lain untuk berobat menurut
medis selain suntikan insulin yang jelas memerlukan biaya sangat tinggi. Lalu apakah ada cara lain yang lebih
murah? ternyata ada yaitu dengan penambahan nutrisi kalsium yang cukup. Hal ini dibuktikan dengan
kesaksian Dr. H. Ezzedin, Sp. A yang tentu ahli dibidang ini yang memberikan produk kalsium pada pasiennya yang
menderita Diabetes Mellitus yang Alhamdulillah bisa disembuhkan. Jadi anda mau terus-terusan bergantung pada
suntikan insulin atau mencoba cara lain yang lebih murah tetapi sudah terbukti khasiatnya dan diakui oleh
lembaga2 tinggi dunia sebagai produk yang aman, halal, berkualitas tinggi karena hasil penelitian ribuan
tahun dan bagi yang sudah sekian lama melakukan terapi insulin maupun pengobatan medis dan belum ada
perbaikan yang signifikan, kenapa tidak coba cara ini? kalau kita ingin mendapatkan hasil yang berbeda
tentu harus mencoba sesuatu yang berbeda pula kan?
Gejala :
- sering kencing terutama pada malam hari, rasa lapar yang berlebih
- berat badan menurun meski banyak makan
- cepat lelah dan lesu
- luka sukar sembuh
- infeksi kulit dan gatal-gatal
- kesemutan dan mati rasa disekitar kaki
Penyebab :
kerusakan pada sel pankreas sehingga tidak dapat memproduksi insulin
dalam jumlah yang cukup untuk menstabilkan gula darah karena kebanyakan
mengkonsumsi karbohidrat, stress dan obesitas

Gejala Penyakit Diabetes Melitus


Gejala Penyakit Diabetes Melitus Kita pahami, setiap jenis penyakit dengan pastinya terlebih dahulu diawali
dengan munculnya gejala penyakit tersebut. Begitu juga dengan penyakit diabetes yang terlebih dahulu diawali

dengan munculnya sejumlah gejala diabetes. Pada diabetes melitus misalnya, diabetes dibedakan menjadi diabetes
tipe 1 dan diabetes tipe 2, yang masing-masing memiliki karakteristik gejala diabetes yang berbeda.
Gejala diabetes mellitus tipe 1 muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak sebagai akibat dari kelainan genetik
sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Sedangkan gejala diabetes mellitus tipe 2 muncul secara
perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang jelas.
Gejala Umum Penyakit Diabetes Melitus

1. Gejala Buang air kecil secara berlebihan

Gejala ini terjadi karena kadar gula dalam darah (glukosa) yang berlebih, sehingga tubuh
dirangsang untuk mengeluarkan kelebihan gula tersebut melalui ginjal bersama urine (air
kencing).
Tergantung tingkat gejala diabetes, warna dan kepadatan urine bisa berubah, biasanya urine
encer dan warnanya agak pucat.
Biasanya gejala ini muncul pada puncaknya terjadi pada malam hari ketika tidur malam dimana
saat malam hari kadar gula dalam darah relatif lebih tinggi daripada siang hari.

2. Gejala kencing berlebihan dapat terjadi meskipun penderita diabetes tidak banyak minum sepanjang hari

Gejala ini biasanya dialami oleh penderita diabetes insipidus dimana hormon vasopressin yang
bertugas mengurangi produksi urine dan meningkatkan konsentrasi urine, jumlahnya
berkurang.
Akibat kekurangan hormon vasopressin, jumlah urine yang dikeluarkan menjadi berlebih dan
urine menjadi encer.
Pada penderita diabetes mellitus, sebenarnya urine yang dikeluarkan telah bercampur dengan
zat-zat lain seperti glukosa, ketone dan asam sehingga jumlahnya bertambah meskipun
penderita tidak banyak minum sepanjang hari

3. Gejala buang air kecil yang berlebihan disertai rasa haus yang berlebihan.

Karena sering buang air kecil, membuat tubuh merasa haus yang berlebihan. Akibatnya
penderita diabetes menjadi sering minum untuk menggantikan cairan yang keluar. Banyaknya
air yang diminum kemudian menimbulkan hasrat buang air kecil. Begitulah seterusnya.
Banyaknya air yang diminum penderita diabetes lebih dari 3 liter per hari, jauh di atas jumlah
konsumsi air orang normal.
Gejala ini akan berlangsung terus menerus selama kadar gula dalam darah belum terkontrol
baik.

4. Gejala meningkatnya nafsu makan secara signifikan

Gejala ini disebabkan karena berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun cadangan
gula dalam darah tinggi, sedangkan insulin tidak mampu menyalurkan gula sebagai sumber
energi bagi tubuh.
Pasien mungkin suka makan banyak, terutama hal-hal yang berbahaya bagi kondisi diabetes,
yaitu zat hiperglikemia (zat yang banyak mengandung gula/manis).

5. Gejala kelelahan tanpa diketahui penyebabnya

Pada penderita diabetes yang telah akut, umumnya penderita mudah mengalami lelah, letih
seperti hilang tenaga.
Biasanya gejala ini sering terabaikan karena dianggap sebagai kelelahan akibat kerja.

Gejala ini disebabkan karena tubuh kekurangan oksigen untuk membakar gula menjadi energi.
Gula dalam darah menumpuk banyak di pembuluh darah sehingga membuat darah menjadi
kental dan alirannya melambat sehingga menyebabkan gangguan pasokan oksigen yang
dibawa oleh darah. Padahal agar bekerja secara optimal, tubuh memerlukan oksigen untuk
membakar gula menjadi energi.

Akibat kekurangan oksigen tersebut, tubuh kehilangan tenaga sehingga muncullah gejala
kelelahan, sakit kepala, jantung berdebar-debar dan jika sudah parah dapat menyebabkan
penderita mengalami stroke.

6. Meskipun nafsu makan meningkat, berat badan tidak bertambah

Pada umumnya penderita diabetes badannya kurus, meskipun makannya banyak. Padahal
sebelum terkena diabetes, penderita diabetes berat badannya gemuk meskipun nafsu
makannya biasa-biasa saja.
Gejala ini ditimbulkan akibat insulin tidak dapat mengedarkan gula darah ke seluruh tubuh,
sebaliknya gula darah yang berlebih justru dikeluarkan melalui ginjal menjadi urine.

7. Gejala timbulnya masalah kulit

Penderita diabetes juga mengalami masalah kulit seperti gatal-gatal berupa kulit merah dan
menipis, terutama di sekitar kelamin.
Permasalahan lainnya adalah kesemutan pada kulit dan rasa gatal di tangan dan kaki.
Gejala ini disebabkan karena terjadi kerusakan pada pembuluh kapiler yang terletak di bawah
kulit dan sampai sekarang belum ditemukan obatnya.

8. Jika terjadi luka, proses penyembuhan menjadi lama

Lamanya proses penyembuhan luka disebabkan karena terhambatnya sirkulasi suplai darah
akibat menyempitnya pembuluh darah.
Gejala ini patut diwaspadai karena dapat menyebabkan luka menjadi terinfeksi dan
menyebabkan komplikasi.

Jika luka tersebut tidak dirawat dengan baik, maka dapat bertambah parah, bahkan harus
diamputasi agar tidak menjalar ke jaringan lain.

Untuk pencegahan, penderita diabetes disarankan untuk menjaga dan merawat bagian tubuh
terutama kaki, meskipun tidak dirasakan adanya gangguan.

9. Gejala sakit di beberapa bagian tubuh

Penderita diabetes mengalami sakit dibeberapa bagian tubuh terutama di punggung bagian
bawah dan anggota badan.
Walaupun penderita minum obat penghilang rasa sakit, namun rasa nyeri tidak kunjung
sembuh.

10. Gejala gangguan penglihatan (katarak)

Biasanya penderita diabetes yang telah akut akan mengalami gangguan penglihatan (katarak),
yaitu buramnya lensa mata sehingga cahaya yang masuk ke bola mata menjadi terhambat.
Gejala ini disebabkan karena gula membentuk suatu lapisan, kemudian menutupi lensa mata.
Gangguan penglihatan dapat disembuhkan dengan cara operasi penggantian lensa mata yang
rusak dengan lensa plastik.

11. Gejala impotensi pada pria

Gejala ini biasanya menyerang pada pria penderita diabetes yang gemar merokok dan minum
minuman beralkohol.
Gejala ini timbul karena rusaknya sel-sel syaraf akibat terganggunya sistem aliran darah di
sekitar sel-sel syaraf seperti pada ginjal dan alat kelamin.

12. Jika dilakukan tes urine dan tes darah, keduanya menunjukkan nilai positif

Tes urine dilakukan dengan cara mengambil sampel darah kemudian dimasukkan ke dalam alat
khusus sehingga dapat diketahui kadar gula dalam darah.
Tes urine dilakukan dengan cara mengambil sampel urine kemudian di tetesi dengan larutan
Fehling dan reagen Benedict. Larutan Fehlings akan berubah warna merah bata manakala
urine mengandung gula, sedangkan reagen Benedict akan berubah warna menjadi kuning,
hijau, oranye atau merah tergantung pada jumlah total gula yang terkandung. Tes ini bertujuan
untuk mengetahui kadar glukosa, ketone dan glikoprotein dalam urine

Apabila Anda ataupun teman Anda mengalami beberapa gejala di atas, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk
mendapatkan penanganan secepat mungkin. Jangan tunda penyakit diabetes bertambah parah, karena diabetes dapat
menyebabkan serangkaian penyakit komplikasi seperti jantung, hipertensi, gagal ginjal, bahkan stroke.

Anda mungkin juga menyukai