Anda di halaman 1dari 42

• Tahap pertama yang dilakukan oleh seorang apoteker dalam proses

pelayanan resep adalah melakukan skrining, yaitu Proses pengkajian


terhadap penulisan resep oleh tenaga kefarmasian yang dimulai dari
pemeriksaan persyaratan administratif, kesesuaian farmasetis, dan
pertimbangan klinis pada resep.
• Saat apoteker menemukan suatu  permasalahan dari resep, maka
apoteker harus mampu memberikan pengatasan masalah, dan pada
kasus tertentu harus berkonsultasi dengan dokter dengan
memberikan  pertimbangan dan alternatif solusinya.
Pe
ng
Menurut Keputusan Mentri kesehatan nomor um erti
u an
1027/MENKES/SK/IX/2004 res m
ep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter
gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan
dan menyerahkan obat kepada pasien sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
Resep disebut juga formulae medica, terdiri dari
1. formulae officinalis yaitu resep yang tercantum
dalam farmakope atau buku lainnya yang merupakan
standar
2. formulae megistralis yaitu resep yang ditulis oleh
dokter
Menurut Keputusan Mentri Kesehatan No.1027/MENKES/SK/IX/2004
tentang standard pelayanan kefarmasian di apotek, apoteker dalam
melakukan skrining resep meliputi :

A. Pemeriksaan Administrasi
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter
hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat
kepada pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Resep
harus memenuhi persyaratan administratif dan ditulis dengan jelas
agar tidak menimbulkan salah interpretasi.
Kelengkapan Resep

Inscriptio Invocatio
• Nama dokter • Tanda resep diawal penulisan
• No. surat izin praktek resep R/

• Alamat praktek dokter


• Tempat dan tanggal penulisan
resep
Praescriptio/Ordinatio signatura
• Nama obat • Cara pakai
• Jumlah obat • Jenis kelamin
• Bentuk sediaan • Umur
• Kekuatan sediaan • Berat badan
Subcriptio pro
• Tanda tangan/paraf dokter • Jenis kelamin
• Umur
• Berat badan
PERTIMBANGAN PEMILIHAN OBAT

• MANFAAT (Efficacy)
• KEAMANAN (Safety)
• HARGA (Cost)
• KESESUAIAN (Suitability)
KETENTUAN PENULISAN RESEP
• Dokter bertanggungjawab penuh terhadap resep yg ditulisnya.
• Resep ditulis sedemikian rupa hingga dapat dibaca petugas apotek.
• Resep ditulis dengan tinta warna hitam atau biru sehingga tidak mudah terhapus.
• Hindari penulisan rumus kimia obat misal : H2O2, NaCl,
• Hindari penulisan singkatan yang meragukan.
• Boleh menulis lebih dari 1 R/ diatas satu kertas resep.
• Menyimpan turunan dari tiap resep yg dituliskan.
KETENTUAN PENULISAN RESEP
• Sedapat mungkin dokter menulis resep • Tanggal resep ditulis jelas
dihadapan pasien
• Bila Pasien anak-anak 
• Jangan bersikap ragu-ragu, mencoret cantumkan umur atau berat badan.
dan merobek kertas resep dihadapan
pasien.
• Di bawah nama Pasien  tulis
alamat.
• Sebelum resep diberikan pasien dibaca
kembali apa yg telah ditulis.
• Untuk jumlah obat yg diberikan
dihindari penggunaan angka desimal
• Perhatikan kondisi ekonomi penderita.
KETENTUAN PENULISAN RESEP
• Obat yang dinyatakan dengan satuan unit, jgn disingkat U.
• Obat berupa cairan dinyatakan satuan ml, hindari menulis cc.
• Preparat cairan berupa obat minum utk anak 50, 60, 100, 150 ml.
• Preparat cairan berupa obat minum utk orang dewasa 200, 300 ml.
• Obat tetes (mata, hidung, telinga) diberikan 10 ml.
B. Persyaratan Farmasetik
Meliputi
• Bentuk sediaan,
• Dosis,
• Inkompatibiltas,
• Stabilitas
• Cara pemberian
• Lama penggunaan
C. Persyaratan Klinis
Meliputi
• Indikasi
• Kontraindikasi
• Efek samping
• Alergi
• Interaksi Obat
Jika resep tidak jelas dapat langsung menghubungi dokter yang
bersangkutan dan memberikan alternatif bila perlu menggunakan
persetujuan setelah pemberitahuan langsung
“Skrining Resep medis untuk pengobatan Penyakit
Kardiovaskular"
R / Cedocard tab No. X
sprn tab I Sublingual.
R / Cedocard Retard tab No XX
sqdd tab I
R / Valisanbe 2 mg tab No X
ssdd tab I mane
R / Pharmaton F soft cap No X.
ssdd tab I vesp.
R / Viagra tab No. X
Sbid tab I vesp.
Pros: Mr. Aziz 65 yo.
Pembahasan Skrining Resep
A. Skrining Administrasi
Pada Resep
No Uraian
Ada tidak
  Inscription
  Identitas Dokter    
1. Nama Dokter   √
2. SIP Dokter   √
3. Alamat Dokter   √
4. No Telepon   √
5. Tempat dan Tanggal penulisan resep   √
  Invocatio
6. Tanda resep diawal penulisan resep R/ √  
Lanjutan

Uraian Pada Resep


No
Ada tidak
  Prescription
7. Nama Obat √  
8. Kekuatan Obat √  
9. Jumlah Obat √  
  Signature
10. Aturan Pakai Obat √  
pro  
11. umur Pasien √  
Lanjutan……

Pada Resep
No Uraian
Ada tidak

12. Berat Badan   √

13. Alamat Pasien   √

14. Nama Pasien √  

15. Jenis Kelamin √

  Subscriptio

16. Tanda tangan / paraf dokter   √


B. Skrining farmasetika
Skrining Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5
farmasetik
Nama Obat Cedocard Cedocard Valisanbe Pharmaton F Viagra
Retard soft
Ginseng
Isosorbid Isosorbid G115, 11 Sidenafil
Kandungan Diazepam
Dinitrat Dinitrat Vitamin dan 8 Sitrat
mineral
Dosis obat - 2 mg - - -
Frekuensi Bila perlu 4x1 1x1 1x1 2x1
Cara pemberian Sublingual oral oral oral oral
Lama  
5 hari 10 hari 10 hari 5 hari
penggunaan
Bentuk sediaan Tablet tablet tablet Soft capsul tablet
Skrining Farmasetik

Tinjauan tentang Cedocard


• Komposisi
Tiap tablet mengandung Isosorbide Dinitrate 5 mg;
• Indikasi
Untik mengatasi penyakit angina pektoris, pencegahan serangan angina pada
penyakit- penyakit koroner kronik, gangguan angina paska Infark Miokard, Gagal
Jantung

• Kontra Indikasi
• Anemia (kekurangan hemoglobin)
• Hipotensi (tekanan darah rendah)
• Syok kardiogenik (penurunan curah jantung)
Farmakokinetik Cedocard
•Absorpsi
Pemberian cedocard per oral dosis 5 mg diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran
pencernaan, dan tidak tergantung adanya makanan. Walaupun demikian, sediaan sublingual
dapat bekerja lebih cepat dan efektif daripada sediaan oral .

Bioavailabilitas sediaan cedocard per oral sangat bervariasi, yaitu pada kisaran 10─90%,
dengan rata-rata 25% per oral. Bioavailabilitas akan meningkat secara progresif pada
penggunaan obat jangka Panjang.

Konsentrasi puncak dalam serum terjadi dalam 1 jam setelah dicerna. Dan tablet oral extended-
release memiliki efektivitas 8─10 jam.
•Distribusi
VSS (distribusi volume pada keadaan tetap) cedocard adalah 2─4 L/kg BB/menit. Kerja obat per oral
adalah moderat hingga long-acting, sedangkan kerja obat sublingual adalah rapid-acting serta berakhir
dalam jangka waktu pendek.

•Metabolisme
Secara ekstensif di hepar, cedocard dirubah menjadi metabolit yang terkonjugasi. Hasilnya adalah
terdapat dua metabolit aktif secara biologis yaitu 2-isosorbide mononitrate (2-ISMN) dan 5-isosorbide
mononitrate (5-ISMN).

•Eliminasi
Cedocard dikeluarkan dari tubuh melalui dua cara yaitu sekitar 80─99% di urine dan <1%di feses.
Farmakodinamik Cedocard
Cedocard mengandung isosorbide dinitrate. ISDN dikonversi menjadi nitrit
oksida (NO), suatu komponen intermediate radikal bebas yang dapat mengaktifkan
enzim guanilat siklase terhadap reseptor atrial natriuretik peptide A. 
Obat ini akan menstimulasi sintesis siklik guanosin 3,5-monofosfat (cGMP), yang
kemudian akan mengaktivasi fosforilasi protein kinase-dependent serial pada sel-sel otot
polos. Hasil akhir dari proses biokimia tersebut adalah defosforilasi miosin light-
chain serat otot polos.
Selanjutnya, pengeluaran ion-ion kalsium akan merelaksasikan sel-sel otot polos,
sehingga terjadi dilatasi yang bersifat dose-dependent pada jaringan arteri dan vena.
Dengan demikian, terjadi peningkatan sirkulasi aliran darah pada daerah yang iskemik
• Dosis
• Angina serangan akut: 1 tablet di minum 1 kali sehari.
• Pencegahan: 1-2 tablet, di minum 3-4 kali sehari.
• Pencegahan serangan nokturnal: 1-2 tablet, di minum sebelum tidur.
• Cedocard tab 10 mg: 1-3 tablet, 4 kali sehari.
• Cedocard retard: 1 tablet, 2 kali sehari
• Efek Samping
Sakit kepala
Hipotensi (tekanan darah rendah)
Mual

• Interaksi
Meningkatkan efek hipotensi jika digunakan bersama antihipertensi, sildenafil,
tadalafil, vardenafil.
Tinjauan tentang Valisanbe

• Komposisi
Tiap tablet mengandung valisanbe 2 mg

• Indikasi
ansietas (kecemasan), insomnia, status epileptikus, kejang demam, dan spasme
otot.,kondisi pra & pasca operasi
• Kontraindikasi
• Pasien yang hipersensitif terhadap valisanbe.
• Penderita psikosis (gangguan mental) yang parah.
• Penderita glaukoma sudut sempit akut.
• Penderita serangan asma akut.
• Penderita myasthenia gravis (melemahnya otot tubuh akibat gangguan pada
saraf).
• Kehamilan trimester pertama.
• Bayi prematur atau neonatus.
• Absorbsi
Farmakokinetik Valisanbe
valisanbe dapat diberikan melalui oral, rektal, dan parenteral secara injeksi
intravena dan intramuskular. Setelah pemberian secara oral, >90% valisanbe akan
diserap dengan cepat melalui gastrointestinal.
Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak adalah 1−1,5 jam pada
pemberian oral, 10−30 menit pada pemberian rektal, kira-kira 1 menit pada pemberian
intravena, dan 0,25−2 jam pada pemberian intramuskular.
Penyerapan valisanbe akan melambat apabila diberikan bersamaan dengan
makanan berlemak, yaitu menjadi sekitar 45 menit dibandingkan jika dalam kondisi
perut kosong dapat diserap dalam waktu 15 menit. Makanan juga menyebabkan
peningkatan waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak, yaitu menjadi 2,5 jam.
Absorbsi valisanbe pada injeksi intramuskular kurang baik dan sulit diperkirakan,
sehingga hanya dilakukan apabila cara pemberian lain tidak bisa dilakukan
• Distribusi
Sebanyak 98% dari valisanbe peroral, atau 95−98% dari per rektal,
terikat erat pada protein plasma terutama albumin dan alpha1-acid
glycoprotein.
Valisanbe dapat menembus sawar darah otak, plasenta, dan air susu ibu
(ASI). Konsentrasi valisanbe pada ASI diperkirakan sebesar 1/10 dari
konsentrasi plasma ibu, pada hari 3−9 setelah melahirkan. valisanbe bersifat
larut dalam lemak dan terdistribusi dengan cepat pada lemak dan jaringan lain.
Distribusi valisanbe kepada berbagai jaringan diperkirakan memiliki
waktu paruh 1 jam, hingga mencapai >3 jam. Volume distribusi valisanbe
adalah 1,1 L/kg pada pemberian oral, 1,2 L/kg intravena, dan 1 L/kg per rektal
• Metabolisme
Valisanbe mengandung diazepam.
Oksidasi dari diazepam dimediasi oleh sitokrom P450. N-demetilasi dari diazepam
dilakukan oleh CYP3A4 dan CYP2C19, kemudian membentuk metabolit aktif N-
desmethyldiazepam. Zat ini lalu dihidroksilasi oleh CYP3A4 menjadi metabolit aktif
temazepam. Temazepam dan N-desmethyldiazepam kemudian dimetabolisme lagi
menjadi oxazepam, dan dieliminasi melalui konjugasi pada asam glukoronat melalui
glukoronidase.
• Eliminasi
Valisanbe dan metabolitnya diekskresikan melalui urine sebagai konjugat
glukoronidase.
Waktu klirens valisanbe mencapai 20−30 mililiter/menit pada dewasa muda.
Waktu paruh eliminasi diazepam dapat mencapai 48 jam pada pemberian oral, 33−45
jam intravena, 60−72 jam intramuskular, dan 45-46 jam per rektal.
Metabolit aktif N-desmethyldiazepam memiliki waktu paruh eliminasi yang
mencapai 100 jam. Waktu paruh valisanbe memanjang pada neonatus, geriatri, dan
pasien dengan penyakit hati atau ginjal
Farmakodinamik

Valisanbe bekerja dengan cara berikatan pada reseptor gamma-aminobutyric acid


(GABA), dan meningkatkan kemampuan inhibisi dari GABA
GABA (gamma-aminobutyric acid) merupakan neurotransmitter inhibisi utama pada
sistem saraf pusat. GABA berperan pada aktivitas tidur, kontrol hipnosis, memori, 
ansietas, epilepsi, dan eksitabilitas neuron. Ikatan diazepam pada reseptor GABA di
sistem limbik dan hipotalamus akan meningkatkan laju ion klorida ke dalam neuron.
Kemudian menimbulkan hiperpolarisasi dari membran sehingga menurunkan
eksitabilitas saraf
• Dosis
Dosis dewasa
• Gangguan kecemasan2-10 mg, dikonsumsi 2-4 kali.
• Kejang2-10 mg, dikonsumsi 2-4 kali.
Dosis lansia atau pasien dengan kondisi khusus
Dimulai dari 2-2,5 mg, dikonsumsi 1-2 kali. Dosis dapat dinaikan secara perlahan
jika dibutuhkan.
Dosis anak-anak
1-2,5 mg, dikonsumsi 3-4 kali/hari. Dosis dapat dinaikan secara perlahan jika
dibutuhkan.
• Efek Samping
• Mengantuk atau pusing
• Lemas
• Penglihatan kabur
• Gangguan keseimbangan
• Kelemahan otot
• Gemetar (tremor)
• Mudah lupa dan merasa bingung
• Gelisah
• Interaksi
• Penurunan kesadaran dan gangguan pernapasan, bila digunakan dengan obat
golongan opioid (misalnya morfin).
• Peningkatan efek mengantuk, jika digunakan dengan obat antivirus zidovudine.
• Peningkatan risiko terjadinya efek samping salah satu obat, jika digunakan
dengan obat antipsikotik dan antihistamin.
• Peningkatan risiko terjadinya efek samping valisanbe, jika dikonsumsi dengan 
isoniazid, cimetidine, erythromycin, ketoconazole, dan omeprazole.
• Penurunan efektivitas valisanbe, bila digunakan bersamaan dengan rifampicin,
carbamazepine, phenytoin, dan antasida.
• Penurunan efektivitas kedua obat, jika digunakan dengan thiopental.
Tinjauan Tentang Viagra
• komposisi : Sildenafil Sitrat ( MIMS,2018)

• indikasi : pengobatan disfungsi ereksi


Dosis : Dws 50 mg, 1 jam sebelum aktivitas seksual. dapat
digunakan dimana saja, 4 hingga 0,5 jam sebelum aktivitas seksual. dapat
dinaikan sampai dengan maks 100 mg atau diturunkan sampai dengan 25
mg.frekuensi maksimal: 1x/hr. pertimbangkan untuk penggunaan dosis awal
25 mg pada pasien usia >65 thn, ganngguan hati,gangguan ginjal berat dan
penggunaan bersama dengan penghambat sitokrom P4503A4 poten. jangan
melebihi dosis tunggal maks 25 mg/48 jam pada pasien yang menggunakan
ritonavir.
• Efek samping : Sampai sekarang efek samping yangdilaporkan adalah efek yang
berhubungan dengankerja sildenafil sebagai penghambat dari PDE 5 diberbagai jaringan yaitu
berupa:
efek vasodilatasi : sakit kepala, flushing, rhinitis, dizziness, hipotensi dan
hipotensipostural.
efek pada saluran cerna : dispepsi dan rasapanas di epigastrium.
efek gangguan visual : penglihatan berwarnahijau kebiru-biruan, silau, dan penglihatankabur.
Gejala ini berlangsung selama beberapajam (1-5 jam) terutama terjadi pada dosistinggi,
karena itu para dokter matamenganjurkan dosis tidak melebihi 50 mg.Gangguan visus
ini terjadi karena selektivitassildenafil terhadap PDE 5 hanya berbeda 10kali dibanding PDE 6
yang banyak terdapatdi mata, oleh karena itu pengggunaan sildenafilpada pasien laki-laki yang
menderita retinitispigmentosa harus dipertimbangkan denganberhati-hati.
gangguan terhadap otot rangka seperti mialgia,terutama didapati pada multiple daily
dose,tetapi belum diketahui mengapa efek ini timbul.
• Mekanisme kerja sidenafil
• Sildenafil bukan merupakan zat perangsangdan juga tidak meningkatkan
nafsu seksual, tetapihanya bekerja bila ada stimulasi
seksual/rangsangan erotik (1) dengan demikian, sampai saatini hanya ada
satu macam obat oral yang patutdisebut sebagai oral erotic agent.(2)
Sildenafilbekerja secara kompetitif menghambat enzim PDE5, sehingga
perombakan cGMP yang terbentukdengan terlepasnya NO akibat
stimulasi seksualakan terhambat. Dengan demikian akan
terjadirelaksasi otot polos korpora kavernosa yang cukuplama untuk suatu
ereksi yang memuaskan. (4) Dengandosis yang dianjurkan, sildenafil
tidak akanberfungsi bila tidak ada rangsangan seksual.
• Sildenafil bekerja selektif terhadap PDE5 dibandingkan terhadap PDE
yang lain. Dengandemikian, efek utamanya adalah terhadap
korpuskavernosus di penis, namun karena PDE5 jugaterdapat pada
pembuluh darah maka pengaruhsildenafil terhadap pembuluh darah juga
tidak bisadiabaikan. Sildenafil hanya 10 kali lebih kuat untukPDE 5
dibandingkan PDE 6 yang banyak terdapatdi retina. (4,5)
• Biasanya sildenafil mulai bekerja satu jamsetelah dikonsumsi dan ereksi
akan terjadi sebagairespon bila terdapat stimulasi seksual. Dosis
yangdigunakan 25 – 100 mg (6) dengan dosis maksimal100mg dianjurkan
hanya untuk penggunaan sekalisehari. Terdapat beberapa faktor yang
dapatmeningkatkan kadar sildenafil plasma yaitu : umur65 tahun, gangguan
hati seperti sirosis, gangguanginjal berat (kreatinin klirens < 30ml / menit),
obat-obatan (eritromisin, ketokonazol, itrakonazol). Olehkarena itu, pada
pasien di atas tersebut disarankanhanya diberikan dosis 25 mg bila
memerlukanpenggunaan sildenafil
• Dosis : Dewasa 1 kali sehari diutamakan saat sarapan pagi
• kontra indikasi: Pharmaton formula dikontraindikasikan untuk gangguan
metabolisme kalsium (hiperkalsiuria dan hiperkalsemia), pada
hipervitaminosis A ataupun D, selama terapi dengan retinoid (seperti
pengobatan jerawat) atau vitamin D, gangguan ginjal, dan saat kondisi
dimana diketahui oleh hipersensitif pada komposisi obat.
• Efek Samping yang mungkin terjadi adalah reaksi alergi, sakit kepala.
Hasil skrinning
• Bahwasanya resep dikatakan tidak lengkap karena ada bagian dari resep
yang tidak ada seperti bagian inscription dan subscritptio.
• Di resep juga tidak tertera berapa dosis yang akan diberikan. Dan ini perlu
dipertanyakan Kembali kepada dokter yang bersangkutan.
• Untuk obat diberikan salah satu dari cedocard tab dan cedocard retard,
sebaiknya diberikan cedocard tab sublingual karena efek kerjanya lebih
cepat dan untuk pemakaian di anjurkan 2 kali sehari sesuai dengan
literatur.
• Hindari Penggunaan Viagra bersamaan dengan obat golongan nitrat seperti
cedocard yang mengandung isosorbide dinitrate, karena dapat menimbulkan
efek yang membahayakan. Seperti meningkatkan oksida nitrat pada seluruh
pembuluh dalam arteri, sehingga akan melebar dan tekanan darah akan
menurun.
• Valisanbe dapat meringankan spasme otot relaksasi otot jantung untuk
pemakaian 1 kali sehari kurang efektif tingkatkan menjadi 3 kali sehari
• Untuk farmaton sebaiknya dikonsumsi pada pagi hari

Anda mungkin juga menyukai