Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI PENYAKIT SALURAN CERNA, SALURAN NAFAS,


Identitas pasien dan informasi admisi
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 45 tahun
Tanggal masuk: 9 November pukul 04.10 WIB
Pengumpulan data dan informasi
Keluhan utama Sesak nafas timbul bila batuk, batuk berdahak (+) sejak 1 hari yang lalu dan
demam (+) sejak 1 hari yang lalu, demam tidak terlalu tinggi, nyeri pada sendi.
Riwayat penyakit Asma ( serangan sedang ) dan gout
sekarang
Riwayat penyakit Tidak ada penjelasan terkait dari pihak keluarga.
keluarga
Riwayat sosial dan Tidak ada penjelasan terkait dari pihak keluarga.
kebiasaan
Riwayat pengobatan Tidak ada penjelasan terkait dari pihak keluarga.

Hasil pemeriksaan fisik Parameter Hasil Nilai normal Keterangan


Suhu tubuh 36,7°C 36,6⁰C -37,5⁰C Normal
Denyut nadi 80 kali/menit 80 -100 kali/menit Normal
Laju nafas 30 kali/menit 20-28 kali/menit Sedikit lebih cepat dari
normal sehingga
menyebabkan sesak napas
sedang
Tinggi badan
Berat badan 75 kg
Hasil pemeriksaan Parameter Hasil Nilai normal Keterangan
penunjang Rhonki (-/-) (-/-) Normal
Wheezing (+/+); (-/-) Terdapat wheezing pada
pasien
Ekspirasi (+/+). (-/-) Terdapat eksirasi
memanjang memanjang pada pasien
Hb 13,3 g/dl 14-18 g/dl Normal
Leukosit 15.430/mm3 5.000-10.000/mm3 Melebihi normal
Hematokrit 42,3 % 40-54% Normal
Trombosit 251.000/mm3 150.000- Normal
400.000/mm3
Asam urat 7,6mg/dl 7-7,2mg/dl Melebihi normal
Ureum 15 mg/dl 8-24mg/dl Normal
Kreatinin 0,8 mg/dl 0,7-1,2 mg/dl Normal
Pengobatan yang diterima Nama obat Potensi Aturanpakai Durasiterapi
O2 2 hari
Nebulasi 2 hari
Ventolin
Bromheksin 3 x 1 cth 2 hari
sirup
Injeksi 1,5 mg 3 x 1,5 mg 2 hari
Dexametason
1
Injeksi 500 mcg 3 x 500 mcg 2 hari
Salbutamol
Amoksisilin 3 x 1 ½ cth 2 hari
sirup
Symbicort 3 x sehari 2 inhalasi
Bromheksin 3 x 1 cth PO
sirup
Piroxicam 20 mg 2 x 20 mg PO
Identifikasi masalah
Lakukan penilaian terhadap ketepatan, efektivitas, dan keamanan pengobatan dan kaitkan dengan kondisi
pasien saat ini. Anda juga dapat menilai kepatuhan pasien jika dibutuhkan. Berdasarkan penilaian tersebut,
identifikasilah masalah terkait pengobatan yang terjadi. Anda dapat menggunakan klasifikasi DRP menurut
PCNE pada Lampiran 3 sebagai panduan identifikasi masalah.

1. Pasien didiagnosis asma, namun diberikan obat bromheksin yang memiliki efek samping
bronkospasme (kondisi menegangnya otot-otot yang melapisi bronkus sehingga bronkus akan
menyempit).
2. Pasien diberikan obat piroxicam (obat golongan NSAID) untuk mengobati penyakit gout, namun obat
NSAID dapat menginduksi asma.
3. Salbutamol yang diberikan memiliki efek samping yang menyebabkan takikardia.
4. Pasien khawatir terhadap efek samping Symbicort yang dapat menyebabkan sariawan.
5. Seharusnya penggunaan antibiotik amoksisilin ini pada infeksi sistemik, sedangkan pasien tidak
mengalami infeksi sistemik.

Rencana penyelesaian masalah


Tuliskan tujuan terapi kondisi yang diderita pasien, serta lakukan perencanaan penyelesaian masalah terkait
obat, parameter monitoring terapi, dan edukasi pasien.

Tujuan terapi [nama penyakit/kondisi pasien]: Asma


Symbicort digunakan untuk mengatasi asma pada pasien. bromheksin diberikan untuk mengatasi batuk
produktif (yang disertai dahak) merupakan obat mukolitik namun memiliki efek samping bronkospasme
sedangkan pasien memiliki penyakit asma. piroxicam merupakan obat NSAID yang digunakan untuk
mengatasi penyakit gout pada pasien sedangkan pasien memiliki asma sehingga tidak boleh mengonsumsi
NSAID.

Rencana penyelesaian masalah terkait obat:


1. Disarankan kepada dokter untuk mengganti piroxicam dalam mengatasi penyakit gout pada pasien
dengan obat golongan kortikosteroid yaitu dexametason. Karena pemberian piroxicam dapat
menginduksi asma.
2. Disarankan kepada dokter untuk mengganti bromheksin sebagai obat batuk dengan golongan
ekspektoran seperti guaifenesin (tidak menyebabkan bronkospasme).
3. Disarankan kepada dokter pada saat di IGD cukup gunakan nebulasi Ventolin saja, tidak perlu dengan
injeksi salbutamol karena dapat menyebabkan takikardia jika dosis berlebih.
4. Disarankan kepada pasien agar menggunakan spacer dan berkumur setelah penggunaan symbicort.
5. Jika amoksisilin sudah terlanjur diberikan penggunaannya dihentikan setelah seminggu atau
dihabiskan.

2
Rencana monitoring terapi:
1. Monitoring kadar asam urat.
2. Monitoring leukosit.
3. Monitoring frekuensi dan keadaan batuk.
4. Monitoring saturasi oksigen

Rencana edukasi pasien:


1. Pasien hendaknya menghindari paparan polutan dan alergen (debu, asap rokok, dll)
2. Pasien hendaknya menghindari hewan peliharaan yang mengandung alergen seperti kucing dan anjing
3. Pasien tidak boleh menggunakan obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar asam urat seperti,
thiazid, asam salisilat, ethambutol, pirazinamid.
4. Pasien sebaiknya menghindari konsumsi makanan yang dapat meningkatkan kadar asam urat sepert,
kacang panjang, jeroan.
5. Pasien hendaknya selalu menjaga pola makan sehat dan rajin berolahraga seperti melakukan aktivitas
aerobik yang dapat menunjang kardiorespirasi secara rutin dan teratur
6. Edukasi kepada pasien untuk dapat menggunakan alat inhalasi secara tepat dan diajarkan cara
menggunakan inhalasi agar tidak terjadi efek samping yang buruk

Referensi:
 Alldredge, B.K. et al. 2013. Koda Kimble's Applied Therapeutics. (Chapter 23: Asthma)
DiPiro, J.T. et al. 2019.

 Pharmacotherapy: A Pathophysiology Approach 10th edition (Chapter 26: Asthma)

 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Asma: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia.

 AHFS. AHFS Drug Information, American Society of Health System Pharmacists. Bethesda:
American Hospital Formulary Service; 2011.

TABEL PENGKAJIAN OBAT

No Nama Obat Tinjauan


1. OKSIGEN Regimen dosis yang diresepkan
Dosis: -
Rute: Inhalasi
Frekuensi pemberian: -

3
Regimen dosis berdasarkan literatur
Dosis: -
Rute: Inhalasi
Frekuensi pemberian: 2-4 L/menit
Indikasi terapi
Hipoksemia,
Tanggal dimulainya terapi
9 November
Durasi terapi
Sampai tercapai kadar saturasi oksigen ≥ 90%
Efek samping obat
Gejala toksisitas paru meliputi penurunan pada kapasitas vital,
batuk, dan gangguan substernal. Gejala toksisitas SSP termasuk
mual, perubahan suasana hati, vertigo, berkedut, kejang, dan
kehilangan kesadaran.

2. NEBULASI VENTOLIN Regimen dosis yang diresepkan


Salbutamol Dosis: -
Rute: inhalasi
Frekuensi pemberian: 3-4 x/ hari

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis: 200 mcg
Rute: inhalasi
Frekuensi pemberian: 3-4 x/hari

Indikasi terapi
Pada eksaserbasi sebagai bronkodilator yaitu agonis beta 2 kerja
singkat

Tanggal dimulainya terapi


9 November

Durasi terapi
2 hari

Efek samping obat


Palpitasi, nyeri dada, denyut jantung cepat, rangsangan
kardiovaskular, tremor otot rangka dan hipokalemia, urtikaria atau
biduran, angioedema, hipotensi

3. BROMHEKSIN SIRUP Regimen dosis yang diresepkan


Dosis: 3 x 1 cth
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 3 kali sehari

Regimen dosis berdasarkan literatur


4
Dosis: Dewasa dan anak > 10 tahun : 3 x sehari 2 sendok takar 5 mL
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 3 kali sehari

Indikasi terapi
Bronkhitis dan kondisi Paru lainnya yang membutuhkan
ekspektoran, mukolitik untuk meredakan batuk berdahak

Tanggal dimulainya terapi


9 November
Durasi terapi
Sampai sembuh
Efek samping obat
Hipersensitivitas, syok dan reaksi anafilaktik, bronkospasme, mual,
muntah, diare, nyeri perut bagian atas, ruam, angioedema, urtikaria,
pruritus.

4. PIROXICAM Regimen dosis yang diresepkan


Dosis: 20 mg
Rute:Oral
Frekuensi pemberian: 2 x 20 mg

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis: 20 mg
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 1 x 20 mg

Indikasi terapi
Osteo arthritis, ankilosa spondilitis, gangguan muskuloskeletal
akut,gout akut, nyeri persendian.

Tanggal dimulainya terapi


10 November
Durasi terapi
1-2 minggu
Efek samping obat

Sakit maag,mual dan muntah,perut kembung,konstipasi atau


diare,sakit kepala
5. Injeksi Dexamethason Regimen dosis yang diresepkan
Dosis: 3 x 1,5 mg
Rute: Intravena
Frekuensi pemberian: 3 kali sehari
Regimen dosis berdasarkan literatur
Dosis: 0,5 - 24 mg setiap hari
Rute: Intravena

5
Frekuensi pemberian: 1 kali sehari
Indikasi terapi
Mengatasi peradangan (anti inflamasi), reaksi auto imun
(immunosupresan)
Tanggal dimulainya terapi
9 November
Durasi terapi
1 hari
Efek samping obat
Efek samping utama dexamethasone adalah supresi aksis HPA
(Hipotalamus-pituitari-adrenal), sedangkan interaksi obat terjadi
dengan obat yang menginduksi enzim CYP3A4.
Efek samping lainnya : nafsu makan meningkat, berat badan
bertambah, perubahan siklus menstruasi, gangguan tidur, pusing,
sakit kepala, sakit perut.

6. Injeksi Salbutamol Regimen dosis yang diresepkan


Dosis: 3 x 500 mcg
Rute: Intravena
Frekuensi pemberian: 3 kali sehari
Regimen dosis berdasarkan literatur
Dosis: 500 mcg diulang tiap 4 jam
Rute: Subkutan / Intramuskular
Frekuensi pemberian: 3-4 kali sehari
Indikasi terapi
Asma (bronkodilatasi) dan kondisi lain yang berkaitan dengan
obstruksi saluran napas yang reversible.
Tanggal dimulainya terapi
9 November
Durasi terapi
2 hari
Efek samping obat
Rangsangan kardiovaskulat seperti jantung berdebar; tungkai,
lengan, tangan, atau kaki gemetaran; sakit kepala; nyeri atau kram
otot; hipokalemia
7. Amoksisilin Sirup Regimen dosis yang diresepkan

6
Dosis: 3 x 1 ½ cth
Rute: Oral
Frekuensi pemberian: 3 kali sehari
Regimen dosis berdasarkan literatur
Dosis: 250-500 mg
Rute: Oral
Frekuensi pemberian: 3 kali sehari
Indikasi terapi
Untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri (antibiotik)
Tanggal dimulainya terapi
9 November
Durasi terapi
2 hari
Efek samping obat :
Muntah, sakit kepala, mucul ruam pada kulit, diare.
8. Symbicort Regimen dosis yang diresepkan
Dosis: 3 x 2 inhalasi
Rute: inhalasi
Frekuensi pemberian: 3 kali sehari
Regimen dosis berdasarkan literatur
Dosis: 4,5 – 9 mcg 1-2x/ hari
Rute: inhalasi
Frekuensi pemberian: 1-2 kali sehari
Indikasi terapi
Terapi reguler untuk asma (bronkodilator)
Tanggal dimulainya terapi
10 November
Durasi terapi
Efek samping obat
Palpitasi (detak jantung tidak teratur, melambat atau cepat); tremor
(getaran atau menggigil yang terjadi secara tidak sadar); iritasi
tenggorokan yang bersifat ringan, batuk, suara serak; sakit kepala;
kandidiasis oral (infeksi mulut karena Candida albicans).
9 Guaifenesin Regimen dosis yang diresepkan
Dosis: 400 mg
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 3 kali sehari
7
Regimen dosis berdasarkan literatur
Dosis: 200 – 400 mg / 4 jam
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 6 kali sehari
Indikasi terapi
Ekspektoran
Tanggal dimulainya terapi
10 November
Durasi terapi
Efek samping obat
Pusing, ngantuk, sakit kepala, kulit kemerahan, mual, muntah, nyeri
perut.

Seorang pria bernama M berusia 45 tahun datang ke IGD sebuah rumah sakit pada tanggal 9
November pukul 04.10 wib. Pasien mengeluhkan sesak nafas semakin parah sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Sesak nafas timbul bila batuk, batuk berdahak (+) sejak 1 hari yang lalu dan demam (+) sejak 1
hari yang lalu, demam tidak terlalu tinggi. Pasien mengatakan pernah mengalami serangan sesak nafas
kurang lebih 2 bulan yang lalu. Selain itu, pasien juga mengeluhkan nyeri pada sendi. Diketahui pasien
memiliki riwayat gout sejak 2 tahun yang lalu.

Berat badan pasien 75 kg, denyut nadi 80 kali/menit, laju nafas 30 kali/menit, suhu tubuh 36,7°C,
rhonki (-/-), wheezing (+/+); ekspirasi memanjang (+/+). Hb 13,3 g/dl, leukosit 15.430/mm 3, hematokrit 42,3
% dan trombosit 251.000/mm3, asam urat 7,6mg/dl, ureum 15 mg/dl dan kreatinin 0,8 mg/dl.

Pasien didiagnosis asma (serangan sedang) dan gout. Selanjutnya, pasien mendapat terapi seperti
pada tabel dibawah ini:

No Nama Obat IGD 9/11 10/11


1. O2 √ √
2. Nebulasi Ventolin √ √ √
3. Bromheksin sirup 3 x 1 cth √ √ √
4. Injeksi Dexametason 3 x 1,5 mg √
5. Injeksi Salbutamol 3 x 500 mcg √ √ √
6. Amoksisilin sirup 3 x 1 1/2cth √ √ √

8
Berikut monitoring gejala pasien selama tanggal 9/11 dan 10/11

09/1 10/1
Kondisi Pasien
P S M P S
Demam - - - - Pasien pulang
pukul 11.00 wib
Batuk Berdahak + + + +
Sesak + + + Berkurang
Rhonki -/- -/- -/- -/-
Wheezing +/+ -/- -/- -/-
Eksperium memanjang +/+ -/- -/- -/-

Pasien dibolehkan pulang tanggal 10 November pukul 11.00 wib. Obat pulang pasien antara lain
Symbicort 3 x sehari 2 inhalasi, Bromheksin sirup 3 x 1 cth PO, dan Piroxicam 2 x 20 mg PO.

Diskusikanlah kasus tersebut secara berkelompok mengikuti pedoman penyelesaian kasus.

Pertanyaan:

1. Pada tanggal 10, pasien mengeluh jantung berdebar-debar dan tangan gemetar. Anda menyadari
adanya masalah dalam pengobatan pasien. Apakah masalah pengobatan yang mungkin terjadi?
Masalah pengobatan yang mungkin terjadi adalah efek samping akibat pemberian agonis β2
adrenergik rute sistemik yaitu injeksi salbutamol yang diberikan 3 kali. Seharusnya, saat di IGD
cukup gunakan nebulasi Ventolin saja, tidak perlu dengan injeksi salbutamol

2. Saat menjelaskan obat pulang, pasien mengungkapkan kekhawatirannya dengan efek samping
Symbicort® yang menyebabkan sariawan pada mulut. Apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi
persoalan itu?
Menyarankan kepada pasien untuk berkumur-kumur dengan air setelah menyemprotkan obat
symbicort. Karena sisa-sisa zat inhaler yang menempel pada rongga mulut menyebabkan sariawan
dan sisa steroid yang tertinggal di mulut dapat memicu pertumbuhan jamur. Secara teratur setelah
pemakaian, bersihkan bagian luar corong dengan kain/tisu kering.

9
3. Satu minggu kemudian, pasien datang ke klinik dengan keluhan sesak nafas bertambah sering. Obat
apakah yang mungkin dapat menyebabkan masalah tersebut?
Masalah tersebut disebabkan oleh Piroxicam yang merupakan obat golongan NSAID, yang mana
mekanisme kerjanya hanya menghambat enzim siklooksigenase, sedangkan enzim lipoksigenase
tidak dihambat. Sehingga tetap dihasilkan leukotrien yang menyebabkan otot dan saluran bronkial
(pernapasan) membengkak. Akibatnya, saluran napas menyempit (bronkospasme) dan muncul gejala
asma.

LAMPIRAN FOTO SAAT DISKUSI

10
11

Anda mungkin juga menyukai