Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI PENYAKIT SALURAN CERNA, SALURAN


NAFAS,
DAN KONDISI KHUSUS Identitas pasien dan informasi admisi
Jenis kelamin : Perempuan Usia : 22 tahun
Tanggal masuk: -
Pengumpulan data dan informasi
Keluhan Bersin-bersin didahului oleh hidung terasa gatal, kemudian keluar ingus encer
utama yang berwarna jernih serta hidung tersumbat. Keluhan lebih sering muncul pada
pagi hari, cuaca dingin, dan terkena debu sewaktu membersihkan rumah.
Riwayat Tidak ada informasi riwayat penyakit sekarang
penyakit
sekarang
Riwayat Ayah pasien menderita asma
penyakit
keluarga
Riwayat sosial Pasien bekerja sebagai kasir di sebuah rumah makan
dan kebiasaan
Riwayat Pasien membeli obat pilek biasa sendiri di warung
pengobatan

Hasil Parameter Hasil Nilai normal Keterangan


pemeriksaan
Tekanan Darah 110/80 mmHg 90-120/60-80 Normal
fisik
mmHg
Denyut nadi 78 kali/menit 60-100 kali/menit Normal
Laju nafas 18 kali/menit 12-20 kali per Normal
menit.
Tinggi badan -
Berat badan -
Hasil Parameter Hasil Nilai normal Keterangan
pemeriksaan
penunjang
Pengobatan Nama obat Potensi Aturan pakai Durasi terapi
yang diterima
CTM 4 mg 3 x 1 tablet
Rhinos SR - 3 x 1 kapsul

Identifikasi masalah
1. Pasien menerima obat CTM dan Rhinos SR, CTM merupakan antihistamin generasi
pertama, sedangkan Rhinos SR juga mengandung loratadine yang merupakan
antihistamin generasi kedua, sehingga akan terjadi duplikasi terapi bila CTM dan Rhinos
SR tetap diberikan

2. Pasien mendapat informasi dari temannya yang memiliki gejala penyakit yang sama dan
sembuh setelah meminum tablet Dexametason. Pasien ingin obatnya diganti dengan
Dexametason

3. Dosis Rhinos SR yang diberikan dalam resep yakni 1 kapsul 3 kali sehari, kepada pasien
berlebih.

Rencana penyelesaian masalah

Tujuan terapi [nama penyakit/kondisi pasien]:

Meminimalkan atau mencegah gejala, untuk mengobati rhinitis alergi persisten derajat ringan
yang dialami oleh pasien

Rencana penyelesaian masalah terkait obat:

● CTM merupakan antihistamin generasi pertama (non selektif) yang memiliki efek sedatif
dan kerja pendek, sedangkan rhinos yang mengandung loratadine merupakan
antihistamin generasi kedua (selektif) tidak memiliki efek sedatif, dan kerja panjang,
sehingga lebih baik digunakan Rhinos SR yang mengandung loratadine dibanding
dengan CTM, dan rhinos SR juga mengandung pseudoefedrin yang berperan sebagai
dekongestan yang bisa mengatasi hidung tersumbat pada pasien.

● Dosis Rhinos SR yang diberikan 3 kali 1 kapsul sehari berlebih, disarankan kepada
dokter untuk mengurangi dosisnya menjadi 2 kali sehari 1 kapsul

Rencana monitoring terapi:


● Jika gejala berkurang, hentikan pengobatan.

● Jika gejala bertambah, lakukan diagnosis ulang, tingkatkan dosis obat atau ganti obat
yang digunakan.

● Derajat sumbatan hidung dengan mengukur kecepatan aliran udara melalui hidung pada
saat inspirasi maksimal, yaitu menggunakan Peak Nasal Inspiratory Flow Meter
(PNIFM)
● Monitoring tekanan darah pasien,karena kandungan pseudoefedrin pada Rhinos SR dapat
menyebabkan vasokontriksi. Jika terjadi peningkatan tekanan darah pasien kurangi dosis
Rhinos SR

Tambahan Pembahasan :
Pseudoefedrin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi karena pseudofedrin akan
menstimulasi reseptor alfa adrenergic sehingga menyebabkan vasokonstriksi,akibatnya
tekanan darah tinggi

Rencana edukasi pasien:

 Hindari faktor pencetus rinitis alergi seperti allergen(debu,kotoran hewan,serbuk sari


bunga,)
● Mengedukasi pasien untuk menjaga kebersihan dan menjalankan pola hidup sehat

● Berikan penjelasan kepada pasien terkait efek samping dari psudoefedrin yang dapat
menyebabkan tekanan darah tinggi

● Berikan penjelasan kepada pasien terkait efek samping dari antihistamin (loratadin) yang
akan menyebabkan sedasi/ munculnya rasa kantuk.

● Berikan penjelasan kepada pasien bahwa obat yang diberikan tidak perlu diganti dengan
dexametason karena kortikosteroid oral dexametason bukan lini pertama untuk
pengobatan rinitis alergi dan pasien tidak memiliki indikasi inflamasi

● Menjelaskan kepada pasien cara pemakaian Rhinos SR,Kapsulnya harus diminum


secara utuh, jangan mengeluarkan isi kapsul dari obat rhinos SR dan Beritahu pasien
untuk meminum obat 1 kapsul 2 kali sehari,jangan melewatkan waktu meminum obat

● Beritahu pasien bahwa Rhinos SR tidak untuk penggunaan jangka panjang jika gejala
telah hilang,maka hentikan penggunaan Rhinos SR
Referensi:

● Alldredge, B.K. et al. 2013. Koda Kimble's Applied Therapeutics. (Chapter 25: Acute
and Chronic Rhinitis)

● DiPiro, J.T. et al. 2019. Pharmacotherapy: A Pathophysiology Approach 10th edition


(Chapter 95: Allergic Rhinitis)

● Bousquet J, Khaltaev N, Cruz AA, et al. Allergic rhinitis and its impact on asthma
(ARIA) 2008. Allergy 2008;63(Suppl 86):8-160.

TABEL PENGKAJIAN OBAT

No Nama Obat Tinjauan


1. CTM Regimen dosis yang diresepkan
Dosis: 4 mg/tab ( 3 x 1 tab/hari)
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 3 x 1 tab/hari

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis:
- dewasa : 4 mg setiap 6 jam
- anak 6 - 12 tahun : 2 mg setiap 6 jam
- anak 2 - 5 tahun : 1 mg setiap 6 jam
Rute: oral
Frekuensi pemberian: setiap 6 jam (4 kali sehari)

Indikasi terapi
Digunakan untuk mengatasi gejala alergi seperti rhinitis
alergi, urtikaria, bersin - bersin, mata berair, gatal pada
mata, hidung, tenggorokan atau kulit. dengan cara
menghambat kerja histamin yang memicu terjadinya gejala
alergi.

Tanggal dimulainya terapi

Durasi terapi

Efek samping obat


Mengantuk, pusing, sembelit, sakit perut, penglihatan kabur,
mulut dan tenggorokan terasa kering.

2. Rhinos SR Regimen dosis yang diresepkan


Dosis: -
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 3x1 hari

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis: Dewasa = 5 mg tiap 12 jam, 10 mg sehari
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 2 kali sehari atau setiap 12 jam
Indikasi terapi
Meredakan gejala yang berhubungan dengan rinitis alergi
seperti bersin, hidung tersumbat, rinorea, pruritus dan
lakrimasi

Tanggal dimulainya terapi

Durasi terapi

Efek samping obat


Kelelahan, Sensasi berdebar atau berkibar di dada, Sesak
napas, Batuk, Mual, Kram perut, Radang lambung

Fungsi hati tidak normal, Muntah, Respirasi bising, Pusing,


Ruam, Detak jantung tidak teratur, Diare, Mulut kering,
Nyeri sendi, Nyeri otot, Palpitasi, Denyut jantung meningkat,
Kegelisahan, Tidak bisa tidur, Tekanan darah tinggi,
Kegelisahan, Gemetar tak terkendali, Berdebar, Aritmia
jantung, Sakit kepala, Nafsu makan berkurang

KASUS 5 – RHINITIS ALERGI


Seorang pasien wanita berusia 22 tahun datang ke klinik dengan keluhan bersin-bersin yang
hilang timbul sejak 4 tahun ini. Bersin-bersin didahului oleh hidung terasa gatal, kemudian
keluar ingus encer yang berwarna jernih serta hidung tersumbat. Keluhan lebih sering muncul
pada pagi hari, cuaca dingin, dan terkena debu sewaktu membersihkan rumah. Ayah pasien
menderita asma. Pasien bekerja sebagai kasir di sebuah rumah makan. Pasien mengaku membeli
obat pilek biasa sendiri di warung. Keluhan berkurang jika meminum obat tetapi kambuh lagi.

TD pasien 110/80 mmHg, frekuensi nafas 18 kali/menit, denyut nadi 78 kali/menit. Berdasarkan
hasil pemeriksaan, pasien didiagnosis rhinitis alergi persisten derajat ringan. Selanjutnya, pasien
menerima terapi CTM 4 mg 3x1 tablet dan Rhinos SR 3x1 kapsul.
Diskusikanlah kasus tersebut secara berkelompok mengikuti pedoman penyelesaian kasus.

Pertanyaan:

1. CTM merupakan antihistamin generasi pertama, sedangkan Rhinos SR juga mengandung


loratadine yang merupakan antihistamin generasi kedua. Dokter meminta rekomendasi
Anda mengenai obat yang lebih baik bagi pasien. Rekomendasi apakah yang Anda
berikan?
Jawab :
Direkomendasikan kepada dokter untuk cukup memberikan Rhinos SR sudah
mengandung loratadine yang merupakan obat antihistamin yang lebih selektif daripada
CTM dan juga mengandung pseudoefedrin yang merupakan golongan dekongestan.

2. Pasien mendapat informasi dari temannya yang memiliki gejala penyakit yang sama dan
‘sembuh’ setelah meminum tablet Dexametason. Pasien ingin obatnya diganti dengan
Dexametason. Apa yang akan Anda lakukan?
Jawab :
Memberikan konseling kepada pasien terkait informasi obat yang sudah diresepkan oleh
dokter. Tidak perlu diganti dengan dexametason, kemudian memberi tau informasi terkait
obat kortikosteroid yang dipakai tanpa diresepkan oleh dokter sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai