Konsultasi MTM yang lebih menyeluruh akan meliputi juga evaluasi setiap
permasalahan terkait obat yang akan meningkatkan hasil-hasil nyata yang diharapkan pasien
dari asuhan kesehatan dan atau mengurangi biaya-biaya obat. Apabila ada permasalahan
tekait terapi obat yang teridentifikasi, farmasis mengintervensi untuk memperbaiki atau
mengatasi permasalahan dan menyusun rencana monitoring tindak lanjut. Intervensi dapat
meliputi bekerja dengan pasien/pemberi asuhan atau bekerja sama dengan dokter penulis
resep untuk menemukan permasalahan pengobatan yang spesifik.
Beberapa elemen model pelayanan MTM dalam pelayanan kefarmasian antara lain:
Penilaian terhadap informasi klinis yang relevan, status kesehatan secara menyeluruh dan
kondisi fisik pasien, termasuk kondisi atau penyakit sekarang atau yang sebelumnya
pernah diderita.
Penilaian terhadap pendapat pasien, pilihan, kualitas hidup, dan tujuan terapi.
Penilaian terhadap isu budaya, level pendidikan, rintang bahasa (language barriers),
tingkat literasi, dan karakteristik lain yang dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi
pasien yang dapat berefek pada outcome terapi.
Mengevaluasi pasien untuk mendeteksi gejala yang dapat menimbulkan reaksi efek
samping yang disebabkan oleh pengobatannya.
Menjamin kepatuhan terhadap hukum dan regulasi untuk memelihara rekam pasien.
Sebagai tanda bukti jasa apoteker dalam pelayanan kefarmasian sehingga harus
diberikan reward/reimbursment.
Referensi :
The American Pharmacists Association and the National Association of Chain Drug Stores
Foundation. 2008. Medication Therapy Management in Pharmacy Practice: Core Elements of
an MTM Service Model.