Anda di halaman 1dari 20

Patofisiologi Penyakit

DIABETES
MELLITUS
Dosen Pengampu :
dr. Reti Zia Dewi Kurnia.,MARS
Anggota Kelompok
Chintya Bunga Lestari Gina Listiana Hardianti

214102051 214102048

Gine Nur Illahi

214102040

Indi Fitri Maharani Rosa Pasawanti

214102052 214102038
• Diabetes tipe 2 (non insuline dependent atau adult onset diabetes)
• Tanda : kurangnya produksi insulin (kemenkes RI,2013)
• DM tipe 2 merupakan kombinasi dari restitensi insulin dan kelainan pada
produksi insulin pada beta sel pankreas.
• Disfungsi beta sel pankreas akan semakin parah dan berakibat kekurangan
insulin absolut (peter c Kurniali,2013)
• Pada DM tipe 2 reaksi dalam sel kurang efektif karena kurangnya insulin
yang berperan dalam menstimulasi glukosa ke jaringan dan pelepasan
glukosa di hati
KASUS
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 70 tahun
• BB / TB : 89 Kg / 171 cm
• Aktifitas : Diam dirumah (sedang)
• Menderita diabetes type 2 selama 2 tahun,
• GDS : 300 mg/dl
• GDP : Tidak diperiksa
• GDS 2 PP : Tidak diperiksa
Apa kerusakan organ pada kasus diatas?

Kondisi pasien yang mengalami kadar gula darah


300mg/ dl (hiperglikemia) kemungkinan besar
mengalami kondisi rusaknya organ pankreas dan
. ketidakmampuan insulin. Apalagi pada saat
kondisi pasien sudah menderita DM-2 selama 2
tahun. Sehingga organ pankreasnya sudah
kehilangan fungsinya.
Pola Hidup Sehat Bagi Penderita DM
Diet sehat pasien Olahraga teratur Kontrol mandiri pada
Kelola stres
diabetes Pasien diabetes pasien diabetes
Kegiatan jasmani sehari Mengelola stress Komponen penatalaksaan
Perubahaan yang
– hari dan latihan dapat dilakukan diabetes antara lain
pertama yang harus
jasmani secara teratur dengan melakukan pemberian insulin,
dilakukan adalah
(3-4 kali seminggu pola meredakan penyiapan makan,
dengan melakukan
selama kurang lebih 30 stress seperti teknik olahraga, dan pelatihan
perubahan gaya hidup.
menit) merupakan salah relaksasi atau dapat yang didukung dengan
Pasien diabetes harus
satu pilar dalam meminta bantuan swa-monitor (home
tertib mengikuti
pengelolaan DM. psilog atau psikiater monitoring). Pemantauan
diet artificial (diet
Latihan jamani selain untuk gula darah mandiri adalah
buatan). Makanan yang
menjaga kebugaran mengindetifikasi pemeriksaan gula darah
sehari-hari dikonsumsi
juga dapat menurunkan penyebab stress. berkala yang dilakukan
langsung dibatasi.
berat badan dan oleh individu dan atau
memperbaiki sensitifitas keluarganya
insulin, sehingga akan menggunakan pengukur
memperbaiki kendali glukosa darah.
glukosa darah.
Panduan diet pasien DM
Konsumsi biji-bijian Kurangi konsumsi gula. Dan
berserat garam. rendah garam

Perbanyak makan Konsumsi susu


buah,sayur rendah lemak

Mengurangi daging Pilih ikan sebagai


dan lemak jenuh pengganti daging
Edukasi penyakit DM tipe 2

● Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang terjadi akibat pankreas tidak
memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang di
produksi secara efektif.
● DM tipe I biasanya disebabkan oleh destruksi sel beta. DM tipe II disebabkn oleh
bervariasi mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relative
sampai yang ringan defeksekresi insulin disertai resistensi insulin.
● DM tipe lain biasanya diakibatkan defekgenetik, fungsi sel beta, defekgenetik kerja
insullin, penyakit eksokrin pankreas, penggunaan zat kimia atau obat
Tanda dan gejala DM dikaitkan dengan konsekuensi
metabolic dari defisiensi insulin :

Poliuria Polidipsi Polifagia


Diuresis osmotic yang Akibat glukosa yang hilang
Dengan defisiensi insulin tidak
disebabkan oleh glikosuria bersama urine, maka
dapat mempertahankan glukosa
mengakibatkan penderita DM mengalmi keseimbangan
plasma darah pusat normal
merasa haus dan banyak kalori negative dan berat
(toleransi glukosa) setelah makan.
minum badan menjadi berkurang
Komplikasi Diabetes Mellitus diklasifikasikan menjadi komplikasi akut dan
komplikasi kronik :

Komplikasi Akut Komplikasi kronik


Komplikasi jangka panjang yang
Disebabkan oleh dua hal, yaitu biasa berkembang secara bertahap
peningkatan dan penurunan kadar gula dan terjadi ketika diabetes tidak
darah dikendalikan dengan baik.
1) Hipoglikemia 1) Gangguan pada mata
2) Ketosiadosis diabetik (KAD) (retinopati diabetik)
3) Hyperosmolar hyperglycemic 2) Kerusakan ginjal (nefropati
state (HHS) diabetik)
3) Kerusakan saraf (neuropati
diabetik)
4) Masalah kaki dan kulit
Edukasi Pentingnya Pola Hidup Sehat
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat perlu dilakukan sebagai upaya dari
pencegahan dan bagian yang sangat penting dari pengelolaan diabetes secara holistik

Keberhasilan dalam mencapai perubahan


perilaku, membutuhkan edukasi,
pengembangan keterampilan, dan motivasi
yang berkenaan dengan :
• Makan makanan yang sehat
• Kegiatan jasmani secara teratur
• Penggunaan obat diabetes secara umum,
teratur, dan pada waktu yang spesifik
• Melakukan pemantauan glukosa darah
mandiri dan memanfaatkan berbagai
informasi
Edukasi tentang pengobatan DM

• Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan


injeksi (dalam bentuk seuntikan).
• Penatalaksanaan farmakologis (medik)
penalaksanaan DM dengan obat hipoglikemik
oral (OHO). Apabila pemberian obat non
farmakologis tidak dapat mengontrol kadar
gula darah, diperlukan obat penurun gula
darah.
• Penggunaannya dimulai secara bertahap dari
penggunaan obat hingga penggunaan insulin.
Terapi Medis untuk Penderita Diabetes Melitus (Diet Diabetes)
Diet merupakan obat utama yang dapat menekan timbulnya Diabetes Mellitus (DM) dan dapat
menekan kemungkinan komplikasi akut maupun kronik.
Untuk membuat diet diabetes perlu diperhatikan 3 J, yaitu:
• Tepat jenis
• Tepat Jumlah
• Tepat Jadwal
Syarat kebutuhan kalori untuk penderita DM harus sesuai untuk mencapai kadar glukosa normal
dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energi adalah 60-70 % dari karbohidrat, 10-
15 % dari protein, 20–25 % dari lemak
Penentuan Gizi penderita diabetes mellitus diawali dengan memperhitungkan terlebih dahulu
jumlah kebutuhan kalori pasien.
Tahapan awal yang dapat dilakukan yaitu dengan menentukan Index massa tubuh (IMT) dengan
menggunakan rumus Broca:
BBI = (TB – 100)- 10%
dengan:
TB = Tinggi Badan
Maka dapat diaplikasikan sesuai data sebelumnya
BBI = (171 – 100) – 10%
BBI = 71 – 10%
BBI = 63,9 = 64 Kg
Setelah menghitung BBI selanjutnya adalah menentukan energi (kalori) dengan menggunakan rumus:
Untuk Pria : BBI × 30 kalori sehari
Didapatkan:
Kebutuhan energi = 64 ×30 kalori sehari
= 1920 kalori sehari
Terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan total energy seorang penderita Diabetes,
yaitu:
1. Faktor Usia
Pada usis tertentu dapat mempengaruhi energy (kalori) yaitu sebagai berikut:
40 – 54 tahun : -5% dari energi
60 – 69 tahun : -10% dari energi
>70 tahun : -20% dari energy
2. Faktor aktivitas
Aktivitas yang dilakukan oleh penderita sehari – hari juga mempengaruhi energy (kalori) sebagai berikut:
Istirahat : +10% dari energy
Ringan : + 20% dari energy
Sedang : + 30% dari energy
Berat : + 50% dari energy
3. Faktor berat badan
Pada kasusdiet DM fakktor berat badan hanya dibedakan menjadi dua yaitu, yaitu kategori kurus
dan gemuk. Untuk menentukannya dilakukan perhitungan Body Mass Index (BMI) dengan rumus:
IMT/ BMI =BB/(TB)^2
Dengan:
BB : berat badan (kg)
TB : tinggi badan(m)
Didapatkan:
IMT = 89/(1,7)^2 = 30,7 (gemuk)
Setelah mengetahui penderita termasuk kategori mana, dapat diterapkan:
Kurus : + (20-39%) dari energy
Gemuk : - (20-39%) dari energy
Selanjutnya, setelah semua diperoleh kemudian semua di jumlahkan semua hasil perhitungannya
E = energy (kalori) + kalori umur + kalori aktivitas +kalori berat badan
E = 1920 + (-20%) + 20 % + (-20%)
E = 1474 energi total
Kebutuhan Karbohidrat, Protein, dan Lemak
Komposisi energy berdasarkan gizi yaitu:
KH = (PK ×E)/4 = (60%×1474)/4 = 221,1 kal
P= (PP ×E)/4=(15%×1474)/4 = 55,2 kal
L= (PL ×E)/9 = (25%×1474)/9 = 40,9 = 41 kal
Tabel perencanaan menu harian

Waktu Nama masakan Nama bahan Berat (gr) Energy KH (gr) Protein Lemak
(kal) (gr) (gr)
Makan Pagi Nasi putih Beras 50 178,5 38,5 4.2 0.5
  Tumis kangkung Kangkung 100 28 3.9 3.4 0.7
  Tempe goreng Tempe 50 80 8 6 3
  Telur dadar sayur Telur ayam 37.5 95 - 10 6
    Buncis 10 3.4 0.7 0.24 0.03
  Minyak goreng Minyak goreng 10 90 - - 10
  Pisang ambon Pisang ambon 100 108 24.3 1.0 0.8
  Pudding mangga Pudding mangga 25 58 13.7 0.2 0.2
Waktu Nama makanan Nama bahan Berat Energi KH (gr) Protein Lemak
(mg) (kal) (gr) (gr)
Makan siang Nasi putih Beras 50 178.5 38.5 4.2 0.5
  Tumis tahu, brokoli, jamur, Tahu 20 15.2 0.38 1.6 0.96
jagung muda
    Brokoli 20 6.8 1.3 0.5 0.07
    Jamur 50 15 2.75 0.95 0.05
    Jagung muda 20 7 1.48 0.44 0.02
  Ayam kecap Ayam 50 149 0.0 0.9 12.5
  Minyak goreng Minyak goreng 5 45 - - 5
Anggur Anggur 100 65 18 0,72 0,16
Waktu Nama makanan Nama bahan Berat (gr) Energi KH (gr) Protein Lemak (gr)
(gr) (gr)
Makan malam Nasi putih Beras 50 178.5 38.5 4.2 0.5
  Ati kecap Ati sapi 50 66 0.3 10 1.6
  Sayur bayam , wortel Bayam 100 16 2.9 0.9 0.4
    Wortel 50 18 3.95 0.5 0.3
    Pir hijau 100 105 15.2 0.3 0.1
    Yogurt 50 29 - 5 0.2
               
    total   1.493.9 215.3 55.2 31.19
               
Referensi

Alfi, Azizah and Idi, Setiyobroto and Weni, Kurdanti (2019) KONSELING GIZI MENGGUNAKAN MEDIA


APLIKASI NUTRI DIABETIC CARE UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES
MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS GAMPING I. skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Dr. Mien K. Mahmud, ms. Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat
Direktorat Gizi Masyarakat 2018.
Rahmawati
Jayanti, Ni Made Dwi Ayu (2019) HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KONSUMSI JAJANAN
TERHADAP TOTAL KONSUMSI ENERGI PROTEIN DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMAN 6
DENPASAR. Diploma thesis, Poltekkes Denpasar.
Putri, Ni Wayan Manis Darma (2022) GAMBARAN KEPATUHAN POLA MAKAN PADA PENDERITA
DIABETES MELLITUS DI BANJAR DEMULIH DESA DEMULIH KECAMATAN SUSUT KABUPATEN
BANGLI TAHUN 2022. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan 2022.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai