Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI OBAT

“Penyakit Diabetes Melitus“

Dosen Pengampu:

apt. Alfiranty Yunita, Sfarm., M.Si.

Disusun Oleh:

Muh. Rafly Andissyaputra (212531302)

Fathasya aulya (212511215)

Mirna Yana Syam (212521254)

Muiya Antika (212531303)

Selviranda (212511235)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

KOLAKA

2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang


ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Dalamkondisi normal sejumlah glukosa dari makanan akan bersirkulasi di dalam
darah, kadar glukosa dalam darah diatur oleh insulin yaitu hormon yang
diproduksi oleh pankreas berfungsi untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah
dengan cara mengatur pembentukan dan penyimpanan glukosa. Pada pasien DM,
Sel-sel dalam tubuh berhenti berespon terhadap insulinatau pankreas berhenti
memproduksi insulin, hal ini mengakibatkan hiperglikemia sehingga dalam
waktutertentu dapat menyebabkan komplikasi metabolik akut, selain itu dalam
jangka Panjang hiperglikemia menyebabkan komplikasi neuropatik (Mustofa
dkk., 2022).

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan


adanya kenaikan gula darah disebabkan oleh terganggunya hormon insulin yang
memiliki fungsi untuk menjaga homeostasis tubuh dengan cara menurunkan
kadar gula dalam darah. Diabetes melitus ini erat kaitannya dengan gaya hidup,
maka dari itu berbagai kegiatan rutin sehari-hari memerlukan keseimbangan
seperti makan, tidur, bekerja dan lain-lain. Jumlah, jenis makanan serta olahraga
harus diatur dan tidak dapat diabaikan. Pada prinsipnya penderita diabetes
melitus harus melakukan pengaturan pada pola makannya. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan memperhatikan jumlah kalori dan zat gizi yang dibutuhkan,
jenis bahan makanan serta keteraturan jadwal makan (Astutisari dkk., 2022).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan diabetes melitus?
2. Apa yang dimaksud dengan klasiikasi diabetes melitus?
3. Apa yang di maksud dengan patoisiologi diabetes melitus?
4. Apa yang di maksud dengan gejala penyakit diabetes melitus?
5. Apa yang di maksud dengan pencegahan diabetes melitus?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Diabetes Melitus (DM)

Diabetes mellitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang di


tandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan
pada sekresi insulin,kerja insulin, atau keduanya. Tiga komplikasi akut utama
diabetes terkait ketidakseimbangan kadar glukosa yang berlangsung dalam jangka
waktu pendek ialah hipoglikemia, ketoasidosis diabetik (DKA) dan sindrom
nonketotik hiperosmolar hiperglikemik (Purwaningsi dkk., 2023).

B. Klasifikasi Diabetes Melitus

Menurut Rizqi (2020), Klasifikasi diabetes saat ini berdasarkan pada


etiologi penyakit terdapat empat kategori diabetes :

1. Diabetes tipe-I ,yaitu suatu kondisi kronis pada pankreas memproduksi insulin
sedikit atau tidak sama sekali. tipe ini disebabkan oleh penghancuran sel
pankreas.
2. Diabetes tipe-II ,yaitu suatu kondisi kronis yang mempengaruhi cara tubuh
memproses gula darah (glukosa), tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau
menolak insulin. tipe ini disebabkan oleh kombinasi resistansi insulin dan
disfungsi sekresi insulin sel β.
3. Diabetes tipe khusus lain, tipe ini disebabkan oleh kondisi seperti
endokrinopati, penyakit eksokrin pankreas, sindrom genetik dll.
4. Diabetes Gestasional yaitu diabetes yang terjadi pertama kali saat kehamilan.
Diabetes saat hamil disebabkan olehperubahan hormon, dan gula darah akan
kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.
C. Patoisiologi Diabetes Melitus

Gambar 1. Patofisiologi diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2

Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena defisiensi insulin. Insulin


adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab
untuk mengontrol jumlah/ kadargula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk
merubah atau memproses karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang
diperlukan oleh tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula
dalam darahInsulin yang disekresi oleh sel beta pankreas berfungsi untuk
mengatur kadar glukosa darah dalam tubuh. Kadar glukosa darah yang tinggi akan
menstimulasi sel beta pankreas untuk mengekresi insulin. Sel beta penkreas yang
tidak berfungsi secara optimal sehingga berakibat pada kurangnya sekresi insullin
menjadi penyebab kadar glukosa darah tinggi. Penyebab dari kerusakan sel beta
pankreas sangat banyak Gangguan respon metabolik terhadap kerja insulin disebut
dengan resistensi insulin. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan reseptor,
pre reseptor dan post reseptor sehingga dibutuhkan insulin yang lebih banyak dari
biasanya untukmempertahankan kadar glukosa agar tetap normal. Sensitivitas
insulin untuk menurunkan glukosa darah dengan cara menstimulasi pemakaian
glukosa dijaringan otot dan lemak serta menekan produksi glukosa oleh hati
menurun. Penurunan sensitivitas tersebut juga menyebabkan resistensi insulin
sehingga kadar glukosa dalam darah tinggi (Rizqi, 2020).
D. Diagnosis Diabetes Melitus

Pradiabetes salah satu kondisi yang dimana berada diantara normal dan
diabetes yang memiliki kadar glukosa puasa berkisar 6,1-6,9 mmol/L. Diagnosis
klinis ini dapat dilihat dari gejala diabetes seperti rasa haus dan lapar yang
meningkat, serat badan yang menurun serta gejala lainnya yang parah yang dapat
mengakibatkan koma dan terdapat glikosuria. Untuk memperkuat diagnosa dapat
dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah seperti glukosa plasma sewaktu,
glukosa 2 jam posprandial, tes toleransi glukosa oral, dan Tes Insulin C Peptida.
Dalam Tes C Insulin Peptida dinilai cukup efektif dalam mendeteksi dini kadar
glukosa darah yang memiliki nilai normal berkisar 0,51 nanogram per mililiter
atau berkisar 0,17-0,90 nanomoles per liter (mnol/L). (Susilawati dkk, 2019)

E. Gejala Diabetes Melitus

Penyakit Diabetes Melitus dapat menimbulkan berbagai gejalagejala yang


sering muncul pada penderita diabetes melitus. Gejala yang muncul sangat
bervariasi antara satu penderita dengan penderita lainnya, ada penderita yang tidak
menunjukkan gejala khas diabetes melitus sampai saat tertentu. Gejala-gejala
diabetes melitus tersebut telah di kategorikan menjadi gejala akut dan gejala kronis
Gejala akut diabetes melitus pada permulaan perkembangan yang muncul adalah
banyak makan (poliphagia), banyak minum (polidipsia) dan banyak kencing
(poliuria). Keadaan diabetes pada permulaan yang tidak segera diobati akan
menimbulkan gejala akut yaitu banyak minum, banyak kencing dan mudah lelah.
Harus segera melakukan tindakan agar dapat mendapatkan pertolongan. Gejala
kronik diabetes melitus adalah kulit terasa panas, kebas seperti tertusuk-tusuk
jarum, rasa tebal pada kulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk, penglihatan
memburuk yang ditandai dengan sering berganti kaca mata, gigi mudah goyah dan
mudah lepas, keguguran pada ibu hamil dan ibu melahirkan dengan berat bayi
yang lebih dari 4 kilogram (Rizqi, 2020).

F. Pencegahan Diabetes Melitus

Menurut Rizqi (2020), pencegahan diabetes mellitus adalah sebagai berikut:


1. Pengobatan Diabetes Melitus Terapi non farmakologi:
a) Edukasi, bagaimana perjalanan penyakit diabetes melitus, makna dan
perlunya pengendalian dan pemantauan, penyakit dan resikonya, interaksi
antara asupan makanan, aktifitas fisik, dan obat hipoglikemik oral atau
insulin serta obat-obatan lain, cara pemantauan glukosa, mengatasi
sementara keadaan darurat seperti rasa sakit, atau hipoglikemia,
memberitahukan akan pentingnya kepatuhan untuk mengkonsumsi obat,
mengetahui tipe diabetes yang dideritanya, bagaimana cara menggunakan
obat. Dengan demikian, pasien secara mandiri akan biasa merawat diri
sehingga penyakit yang dideritanya dapat dikendalikan.
b) Terapi gizi medis (diet), membatasi asupan makanan sesuai dengan
kebutuhan tubuh, beberapa makanan yang harusdiperhatikan jumlahnya
untuk dikonsumsi antara lain asupan karbohidrat mempengaruhi kadar
gula dalam darah, disarankan bagi pasien yang menderita diabetes melitus
untuk mengkonsumsi makanan yang rendah karbohidrat seperti: kentang,
dan sayuran, pembatasan asupan protein sampai dengan 0,6-0,7 g/Kg/Hari,
serat yang baik untuk pasien diabetesmelitus adalah serat yang mudah
dipecah seperti serat pada sayur dan buah karena dapat menyebabkan
hipoglikemia yang kecil untuk pasien, asupan pemanis dan lemak pada
lemak pada pasien diabetes melitus harus diperhatikan.
c) Olahraga secara teratur dan terukur agar kelebihan gula dan lemak di
dalam tubuh dapat berkurang (diubah menjadi energi perak). Di samping
itu, dengan olahraga secara teratur, otot-otot tubuh akan menjadi kencang
dan organ-organ tubuh akan bekerja dengan lebih baik dan efisien
d) Setelah berumur 40 tahun, periksa kadar gula dalam urine anda setiap
tahun, terutama bila anda mempunyai riwayat keluarga penderita diabetes
mellitus.
2. Pengobatan Diabetes Mellitus Terapi Farmakologis
1.

2. Insulin
Berdasarkan penelitian Sugiarta & Darmita (2020), penderita DM tipe
2 yang disertai dengan komplikasi menggunakan terapi insulin sebagai terapi
penderita DM tipe 2 yang dimana insulin sangat dianjurkan pada penderita
DM tipe 2 dalam berbagai keadaan khusus termasuk hampir setiap kasus
komplikasi yang dialami. Penggunaan insulin biasanya dilakukan secara
subkutuan (dibawah kulit) dengan suntikan ataupun pompa insulin. Insulin
dapat juga dilakukan secara intravena. Untuk saat ini terdapat insulin
manusia atau Human Insulin dan analog insulin.

a) Analog Insulin
Pada analog insulin ada yang bekerja dengan cepat (4-20 menit maksimal 20-
30 menit), jangka waktu pendek (mulai dari 30 menit maksimal 2-4 menit),
jangka waktu menengah (4-6 jam maksimal 14-16 jam), jangka waktu
panjang (24-36 jam), serta jangka waktu yang sangat panjag (mulai dari 30-
90 menit hingga 42 jam) (Hardianto, 2020).
a). Analog insulin yang bekerja dengan cepat yaitu Aspart, Lispro, dan
Glulisine.

b). Analog insulin yang bekerja dengan jangka waktu pendek, yaitu Actrapid.

c). Analog insulin yang bekerja dengan jangka waktu menengah, yaitu
Isophane.

d). Analog Insulin yang bekerja dengan jangka waktu panjang, yaitu Glargine,
dan Detemir
e). Analog insulin yang bekerja dengan waktu sangat panjang, yaitu Degludec.

b) Insulin Manusia atau Human Insulin

Insulin Manusia atau Human Insulin kerja cepat dan kerja menengah
memiliki efektivitas yang sama dengan insulin analog dalam mengatasi
komplikasi diabetes mikrovaskular, makrovaskular maupun penyebab
kematian lainnya, tetapi rerata memiliki dampak hipoglikemia berat yang
lebih sering (American, 2019).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat di simpulkan bahwa diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit


kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya hormon insulin. Hormon
insulin dihasilkan oleh sekelompok sel beta di kelenjar pankreas dan sangat
berperan dalam metabolisme glukosa dalam sel tubuh.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

American, D. A. (2019) ‘9. Pharmacologic Approaches To Glycemic Treatment:


Standards Of Medical Care In Diabetesd2019’, Diabetes Care, 42(Supp 1), Pp.
S90–S102.

Astutisari, C.E.K.D., Darmini, Y., dan Wulandari, P.A.I. 2022. Hubungan Pola
Makan dan aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada pasien diabetes
melitus tipe 2 di puskesmasmanggis I. Jurnal Riset Kesehatan Nasional. 6(2).

Hardianto, D. (2020) ‘A Comprehensive Review Of Diabetes Mellitus: Classification,


Symptoms, Diagnosis, Prevention, And Treatment’, Jurnal Bioteknologi Dan
Biosains Indonesia, 7(2), Pp. 304–317

Mustofa, E.R., Purwono, j., dan Ludiana. 2022. Penerapan senam kaki terhadap kadar
glukosa darah pada pasien diabetes melitus wilayah kerja puskesmas
purwosari kec. Metro utara. Jurnal Cendekia Muda. 2(1).

Purwaningsi, E., Ludiana., dan Immawati. 2023. Penerapan senam kaki diabetes
untuk meningkatkan sensitivitas kaki pasien diabetes melitus tipe II di
puskesmas metro. Jurnal Cendekia Muda. 3(2).
Rizqi, M.D. 2020. Peranan komunikasi inormasi dan edukasi (KIE) pada penderita
pasien diabetes mellitus tipe 2 di puskesmas bandung dalih. Karya Tulis
Ilmiah.

Sugiarta, I. G. R. M. And Darmita, I. G. K. (2020) ‘Profil Penderita Diabetes Mellitus


Tipe-2 (Dm-2) Dengan Komplikasi Yang Menjalani Rawat Inap Di Rumah
Sakit Umum Daerah (Rsud) Klungkung, Bali Tahun 2018’, Intisari Sains
Medis, 11(1), P. 7.

Susilawati, Suryani, P. R. And Fatmawati (2019) ‘Pendampingan Deteksi Mandiri


Penyakit Diabetes Melitus Melalui Tracking Faktor Risiko Dan Pemeriksaan
Kadar Gula Darah Sewaktu’, Jurnal Pengabdian Sriwijaya, 7(2), 735–741.

Anda mungkin juga menyukai