Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Selviranda (212511235)
KOLAKA
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan diabetes melitus?
2. Apa yang dimaksud dengan klasiikasi diabetes melitus?
3. Apa yang di maksud dengan patoisiologi diabetes melitus?
4. Apa yang di maksud dengan gejala penyakit diabetes melitus?
5. Apa yang di maksud dengan pencegahan diabetes melitus?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Diabetes tipe-I ,yaitu suatu kondisi kronis pada pankreas memproduksi insulin
sedikit atau tidak sama sekali. tipe ini disebabkan oleh penghancuran sel
pankreas.
2. Diabetes tipe-II ,yaitu suatu kondisi kronis yang mempengaruhi cara tubuh
memproses gula darah (glukosa), tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau
menolak insulin. tipe ini disebabkan oleh kombinasi resistansi insulin dan
disfungsi sekresi insulin sel β.
3. Diabetes tipe khusus lain, tipe ini disebabkan oleh kondisi seperti
endokrinopati, penyakit eksokrin pankreas, sindrom genetik dll.
4. Diabetes Gestasional yaitu diabetes yang terjadi pertama kali saat kehamilan.
Diabetes saat hamil disebabkan olehperubahan hormon, dan gula darah akan
kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.
C. Patoisiologi Diabetes Melitus
Pradiabetes salah satu kondisi yang dimana berada diantara normal dan
diabetes yang memiliki kadar glukosa puasa berkisar 6,1-6,9 mmol/L. Diagnosis
klinis ini dapat dilihat dari gejala diabetes seperti rasa haus dan lapar yang
meningkat, serat badan yang menurun serta gejala lainnya yang parah yang dapat
mengakibatkan koma dan terdapat glikosuria. Untuk memperkuat diagnosa dapat
dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah seperti glukosa plasma sewaktu,
glukosa 2 jam posprandial, tes toleransi glukosa oral, dan Tes Insulin C Peptida.
Dalam Tes C Insulin Peptida dinilai cukup efektif dalam mendeteksi dini kadar
glukosa darah yang memiliki nilai normal berkisar 0,51 nanogram per mililiter
atau berkisar 0,17-0,90 nanomoles per liter (mnol/L). (Susilawati dkk, 2019)
2. Insulin
Berdasarkan penelitian Sugiarta & Darmita (2020), penderita DM tipe
2 yang disertai dengan komplikasi menggunakan terapi insulin sebagai terapi
penderita DM tipe 2 yang dimana insulin sangat dianjurkan pada penderita
DM tipe 2 dalam berbagai keadaan khusus termasuk hampir setiap kasus
komplikasi yang dialami. Penggunaan insulin biasanya dilakukan secara
subkutuan (dibawah kulit) dengan suntikan ataupun pompa insulin. Insulin
dapat juga dilakukan secara intravena. Untuk saat ini terdapat insulin
manusia atau Human Insulin dan analog insulin.
a) Analog Insulin
Pada analog insulin ada yang bekerja dengan cepat (4-20 menit maksimal 20-
30 menit), jangka waktu pendek (mulai dari 30 menit maksimal 2-4 menit),
jangka waktu menengah (4-6 jam maksimal 14-16 jam), jangka waktu
panjang (24-36 jam), serta jangka waktu yang sangat panjag (mulai dari 30-
90 menit hingga 42 jam) (Hardianto, 2020).
a). Analog insulin yang bekerja dengan cepat yaitu Aspart, Lispro, dan
Glulisine.
b). Analog insulin yang bekerja dengan jangka waktu pendek, yaitu Actrapid.
c). Analog insulin yang bekerja dengan jangka waktu menengah, yaitu
Isophane.
d). Analog Insulin yang bekerja dengan jangka waktu panjang, yaitu Glargine,
dan Detemir
e). Analog insulin yang bekerja dengan waktu sangat panjang, yaitu Degludec.
Insulin Manusia atau Human Insulin kerja cepat dan kerja menengah
memiliki efektivitas yang sama dengan insulin analog dalam mengatasi
komplikasi diabetes mikrovaskular, makrovaskular maupun penyebab
kematian lainnya, tetapi rerata memiliki dampak hipoglikemia berat yang
lebih sering (American, 2019).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Astutisari, C.E.K.D., Darmini, Y., dan Wulandari, P.A.I. 2022. Hubungan Pola
Makan dan aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada pasien diabetes
melitus tipe 2 di puskesmasmanggis I. Jurnal Riset Kesehatan Nasional. 6(2).
Mustofa, E.R., Purwono, j., dan Ludiana. 2022. Penerapan senam kaki terhadap kadar
glukosa darah pada pasien diabetes melitus wilayah kerja puskesmas
purwosari kec. Metro utara. Jurnal Cendekia Muda. 2(1).
Purwaningsi, E., Ludiana., dan Immawati. 2023. Penerapan senam kaki diabetes
untuk meningkatkan sensitivitas kaki pasien diabetes melitus tipe II di
puskesmas metro. Jurnal Cendekia Muda. 3(2).
Rizqi, M.D. 2020. Peranan komunikasi inormasi dan edukasi (KIE) pada penderita
pasien diabetes mellitus tipe 2 di puskesmas bandung dalih. Karya Tulis
Ilmiah.