Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. N DENGAN DIABETES MELITUS


DI RUANG MUKAROMAH NON BEDAH
RSU MUHAMMADIYAH SITI AMINAH BUMIAYU

Disusun oleh:

NAMA: IRAWATI MARINI

PROGRAM STUDI ILMU PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKes CIREBON
TAHUN 2022/2023
1. Pengertian
Diabetes Mellitus adalah kondisi ketika tubuh tidak dapat
mengendalikan kadar gula dalam darah (glukosa), yang normalnya pada
gula darah puasa 80-130 mg/dL, kadar gula darah sewaktu 100-
200mg/dL, serta kadar gula darah 2 jam PP 120-200. Glukosa
merupakan hasil penyerapan makanan oleh tubuh, yang kemudian
menjadi sumber energi. Pada umumnya, penderita Diabetes Mellitus,
kadar glukosa ini terus meningkat sehingga terjadi penumpukan
(Pudiastuti, 2013).
Secara umum Diabetes Mellitus adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami ketidakstabilan kadar glukosa darah yang ditandai
dengan adanya ketidakabsolutan insulin dalam tubuh (Kemenkes RI,
2014)
2. Etiologi
a. Faktor Keturunan
Keturunan merupakan faktor yang tidak dapat diubah. Bila
ada anggota keluarga anda yang terkena diabetes, maka anda
juga dapat beresiko menjadi penderita diabetes (Tandra, 2013).
b. Faktor Nutrisi
Nutrisi merupakan faktor yang penting untuk timbulnya Diabetes
Mellitus. Gaya hidup yang kebarat-baratan dan hidup santai serta
panjangnya angka harapan hidup merupakan faktor yang
meningkatkan prevelensi Diabetes Mellitus (Pudiastuti, 2013).
3. Tanda dan gejala
Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar
gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180
mg/dL, maka glukosa akan sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih
tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan
sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air
kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih
dalam jumlah yang banyak (poliuri). Akibat poliuri maka penderita
merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi).
Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami
penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita
seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan
(polifagi). Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan
berkurangnya ketahanan selama melakukan olah raga. Penderita
diabetes yang kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi. Karena
kekurangan insulin yang berat, maka sebelum menjalani pengobatan
penderita diabetes tipe I hampir selalu mengalami penurunan berat
badan. Sebagian besar penderita diabetes tipe II tidak mengalami
penurunan berat badan. Pada penderita diabetes tipe I, gejalanya timbul
secara tiba-tiba dan bisa berkembang dengan cepat ke dalam suatu
keadaan yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum.
Kadar gula di dalam darah adalah tinggi tetapi karena sebagian
besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, maka sel-sel ini
mengambil energi dari sumber yang lain. Sel lemak dipecah dan
menghasilkan keton, yang merupakan senyawa kimia beracun yang bisa
menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis). Gejala awal dari
ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan berkemih yang
berlebihan, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-
anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha
untuk memperbaiki keasaman darah. Bau nafas penderita tercium
seperti bau aseton. Tanpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa
berkembang menjadi koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam.
Bahkan setelah mulai menjalani terapi insulin, penderita diabetes tipe I
bisa mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali
penyuntikan insulin atau mengalami stres akibat infeksi, kecelakann
atau penyakit yang serius.
Penderita diabetes tipe II bisa tidak menunjukkan gejala-gejala
semala beberapa tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, maka
timbullah gejala yang berupa sering berkemih dan sering merasa haus.
Jarang terjadi ketoasidosis. Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai
lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat stres-misalnya infeksi
atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat,
yang bisa menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu
keadaan yang disebut koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik.
4. Patofisiologi
Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 disebabkan oleh faktor usia,
genetik, obesitas yang menjadikan sel beta pankreas mengalami
penurunan fungsi. Karena penurunan fungsi sel beta pankreas
mengakibatkan terjadinya gangguan sekresi insulin yang seharusnya
didapat oleh tubuh. Gangguan sekresi insulin mempengaruhi tingkat
produksi insulin, sekresi insulin yang tidak adekuat membuat produksi
insulin menjadi menurun dan mengakibatkan ketidakseimbangan
produksi insulin.
Penurunan sekresi intra sel menjadikan insulin tidak terikat
dengan reseptor khusus pada permukaan sel yang pada akhirnya gula
dalam darah tidak dapat dibawa masuk oleh sel. Gula yang tidak dapat
masuk ke dalam sel mengakibatkan kadar glukosa dalam darah
meningkat dan menyebabkan hiperglikemi. Pengobatan yang tidak
teratur serta ketidakpatuhan dalam diit mengakibatkan glukosa dalam
darah tidak dapat menjadi energi sehingga menyebabkan terjadinya
ketidakstabilan kadar glukosa darah. (Ginting,2014).
5. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
1.Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
2.Pemeriksaan fungsi tiroid
Peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat meningkatkan
glukosa darah dan kebutuhan akan insulin
3.Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi )
4.Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan
antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.
6. Penatalaksanaan
A. Edukasi
Pemberian informasi tentang gaya hidup yang perlu diperbaiki
secara khusus memperbaiki pola makan, pola latihan fisik, serta
rutin untuk melakukan pemeriksaan gula darah. Informasi yang
cukup dapat memperbaiki pengetahuan serta sikap bagi penderita
Diabetes Mellitus
2) Terapi Gizi
Pada penderita Diabetes Mellitus prinsip pengaturan zat gizi
bertujuan untuk mempertahankan atau mencapai berat badan
yang ideal, mempertahankan kadar glukosa dalam darah
mendekati normal, mencegah komplikasi akut dan kronik serta
meningkatkan kualitas hidup diarahkan pada gizi seimbang
dengan cara melakukan diet.
3) Latihan Fisik
Dalam penatalaksannan diabetes, latihan fisik atau olahraga
sangatlah penting bagi penderita Diabetes Mellitus karena
efeknya dapat menurunkan kadar gula darah dan mengurangi
faktor resiko kardio vaskuler.
4) Farmakoterapi
Penggunaan obat-obatan merupakan upaya terakhir setelah
beberapa upaya yang telah dilakukan tidak berhasil, sehingga
penggunaan obat-obatan dapat membantu menyeimbangkan
kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus.
a) Terapi dengan Insulin
Terapi farmakologi untuk pasien diabetes melitus geriatri
tidak berbedadengan pasien dewasa sesuai dengan
algoritma, dimulai dari monoterapiuntuk terapi kombinasi
yang digunakan dalam mempertahankan kontrolglikemik.
Apabila terapi kombinasi oral gagal dalam mengontrol
glikemikmaka pengobatan diganti menjadi insulin setiap
harinya. Alat yang digunakan untuk menentukan dosis
insulin yang tepat yaitu dengan menggunakan jarum suntik
insulin premixed ataupredrawn yang dapat digunakan dalam
terapi insulin. Lama kerjainsulin beragam antar individu
sehingga diperlukan penyesuaian dosispada tiap pasien.
Oleh karena itu, jenis insulin dan frekuensipenyuntikannya
ditentukan secara individual. Umumnya pasien
diabetesmelitus memerlukan insulin kerja sedang pada
awalnya, kemudianditambahkan insulin kerja singkat untuk
mengatasi hiperglikemia setelah makan.
b) Obat Antidiabetik Oral
a. Sulfonilurea
Pada pasien lanjut usia lebih dianjurkan menggunakan
OAD generasikedua yaitu glipizid dan gliburid sebab
resorbsi lebih cepat, karenaadanya non ionic-binding
dengan albumin sehingga resiko interaksiobat berkurang
demikian juga resiko hiponatremi dan hipoglikemia lebih
rendah. Dosis dimulai dengan dosis rendah. Glipizid
lebihdianjurkan karena metabolitnya tidak aktif sedangkan
metabolitgliburid bersifat aktif.Glipizide dan gliklazid
memiliki sistem kerjametabolit yang lebih pendek atau
metabolit tidak aktif yang lebihsesuai digunakan pada
pasien diabetes geriatri. Generasi terbarusulfoniluera ini
selain merangsang pelepasan insulin dari fungsi selbeta
pankreas juga memiliki tambahan efek ekstrapankreatik.
b. Golongan Biguanid Metformi
Pada pasien lanjut usia tidak menyebabkan
hipoglekimia jikadigunakan tanpa obat lain, namun harus
digunakan secara hati-hatipada pasien lanjut usia karena
dapat menyebabkan anorexia dankehilangan berat badan.
Pasien lanjut usia harus memeriksakankreatinin terlebih
dahulu. Serum kretinin yang rendah disebakan karena
massa otot yang rendah pada orangtua.
c.Penghambat Alfa Glukosidase/Acarbose
Obat ini merupakan obat oral yang menghambat
alfaglukosidase, suatuenzim pada lapisan sel usus, yang
mempengaruhi digesti sukrosa dan karbohidrat kompleks.
Sehingga mengurangi absorb karbohidrat dan
menghasilkan penurunan peningkatan glukosa
postprandial.Walaupun kurang efektif dibandingkan
golongan obat yang lain, obat tersebut dapat
dipertimbangkan pada pasien lanjut usia yang mengalami
diabetes ringan. Efek samping gastrointestinal dapat
membatasi terapi tetapi juga bermanfaat bagi mereka yang
menderita sembelit.Fungsi hati akan terganggu pada dosis
tinggi, tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah klinis.
d. Thiazolidinediones
Memiliki tingkat kepekaan insulin yang baik dan
dapat meningkatkanefek insulin dengan mengaktifkan
PPAR alpha reseptor. Rosiglitazonetelah terbukti aman
dan efektif untuk pasien lanjut usia dan tidakmenyebabkan
hipoglekimia. Namun, harus dihindari pada pasiendengan
gagal jantung.
7. Fokus pengkajian
Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan sistematis
berkesinambungan yang meliputi tindakan mengidentifikasi masalah
kesehatan individu atau kelompok, baik yang aktual maupun potensial
kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan,mengurangi dan
mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan tindakan atau
menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan keperawatan serta
mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang dikerjakan. (Nikmatur
Rohmah & Saiful Wahih, 2014).
8. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada klien
dengan diabetes meilitus:
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin
2. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
3. Risiko infeksi b.d penyakit kronis (Diabetes Melitus)
4. Intoleransi aktivitas b.d imobilitas
9. Perencaan keperawatan
Diagnosa
No SLKI
Keperawatan SIKI
1 Ketidakstabilan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Manajemen Hiperglikemia
kadar glukosa Darah  Observasi
darah b.d Definisi : Kadar glukosa darah 1. Identifkasi kemungkinan penyebab
resistensi insulin berada pada rentang normal hiperglikemia
Kriteria Hasil : 2. Identifikasi situasi yang menyebabkan
Mengantuk 5 kebutuhan insulin meningkat (mis.
(Menurun) penyakit kambuhan)
Pusing 5 3. Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
(Menurun) 4. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
Lelah Lesu 5 (mis. poliuri, polidipsia, polivagia,
(Menurun) kelemahan, malaise, pandangan kabur,
Keluhan Lapar 5 sakit kepala)
(Menurun) 5. Monitor intake dan output cairan
Kadar Glukosa 5 6. Monitor keton urine, kadar analisa gas
Dalam Darah (Membaik) darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik
Kadar Glukosa 5 dan frekuensi nadi
dalam Urine (Membaik)  Terapeutik
1. Berikan asupan cairan oral
2. Konsultasi dengan medis jika tanda dan
gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
3. Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi
ortostatik
 Edukasi
1. Anjurkan olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250 mg/dL
2. Anjurkan monitor kadar glukosa darah
secara mandiri
3. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan
olahraga
4. Ajarkan indikasi dan pentingnya
pengujian keton urine, jika perlu
5. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis.
penggunaan insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian karbohidrat,
dan bantuan professional kesehatan)
 Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian cairan IV, jika
perlu
3. Kolaborasipemberian kalium, jika perlu
2 Nyeri akut b.d Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
agen pencedera Definisi : Pengalaman sensorik  Observasi
fisik atau emosional yang berkaitan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
dengan kerusakan jaringan aktual frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
atau fungsional, dengan onset 2. Identifikasi skala nyeri
mendadak atau lambat dan 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
berintensitas ringan hingga berat 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
dengan konstan. memperingan nyeri
Kriteria Hasil : 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
Keluhan Nyeri 5 tentang nyeri
(Menurun) 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
Meringis 5 respon nyeri
(Menurun) 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
Sikap protektif 5 hidup
(Menurun) 8. Monitor keberhasilan terapi
Gelisah 5 komplementer yang sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan
(Menurun) analgetik
Kesulitan Tidur 5  Terapeutik
(Menurun) 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Frekuensi nadi 5 mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
(Membaik) hypnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
 Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3 Risiko infeksi Tingkat Infeksi Pencegahan Infeksi
b.d penyakit Definisi : Derajat infeksi  Observasi
kronis berdasarkan observasi atau sumber Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
informasi sistemik
Kriteria Hasil :  Terapeutik
Demam 5 1. Batasi jumlah pengunjung
(Menurun) 2. Berikan perawatan kulit pada arean
Kemerahan 5 edema
(Menurun) 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Nyeri 5 dengan pasien dan lingkungan pasien
(Menurun) 4. Pertahankan teknik aseptik pada pasien
Bengkak 5 berisiko tinggi
(Menurun)  Edukasi
Kadar sel darah 5 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
putih (Membaik) 2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
3. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
5. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
4 Intoleransi Toleransi Aktivitas Manajemen Energi
aktivitas b.d Definisi : Respon fisiologis  Observasi
imobilitas terhadap aktvitas yang 1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang
membutuhkan tenaga. mengakibatkan kelelahan
Kriteria Hasil : 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
Frekuensi nadi 5 3. Monitor pola dan jam tidur
(Meningkat) 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
Keluhan lelah 5 selama melakukan aktivitas
(Menurun)  Terapeutik
Dispnea saat 5 1. Sediakan lingkungan nyaman dan
aktivitas (Menurun) rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
Dispnea setelah 5 kunjungan)
akivitas (Menurun) 2. Lakukan rentang gerak pasif
dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang
menyenangkan
4. Fasilitas duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan

 Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
 Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif & Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda NIC-NOC Panduan penyusunan Asuhan
Keperawatan Profesional. Yogyakarta : Mediaction Jogja.
Potter & Perry. (2013). Fundamental Keperawatan1.Jakarta: EGC
Shadine M. (2013). Mengenal Penyakit Diabetes Melitus. Jakarta : Keenbooks
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. (2015). Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
Sujono & Sukarmin (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Cetakan III (Revisi). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Cetakan II. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Edisi 1.Cetakan II. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
LEMBAR PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tanggal MRS : 22-11-2022 Jam Masuk : 23.00


Tanggal : 23-11-2022 No. RM : 124254
Pengkajian
Jam Pengkajian : 08.00 Diagnosa Masuk : DM

IDENTITAS
1. Nama Pasien : Tn. N Penanggung jawab Biaya :
2. Umur : 64 Tahun Nama : Tn. N
3. Suku Bangsa : Jawa Alamat : Bumiayu
RT 04/
RW 01
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SD
6. Pekerjaan : Petani
7. Alamat : Bumiayu
RT 04/
RW 01

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1. Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan nyeri pada perutnya.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien bernama Tn. N berusia 64 tahun datang ke IGD Rsu
Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu pada tanggal 22 November 2022 jam
23.00 WIB dengan mengeluhkan nyeri pada bagian perutnya yang sudah
berlangsung sekitar 19 hari pasien mengatakan dirinya masih bisa menahan
nyerinya tersebut selama 19 hari P: Iritasi lambung, Q: Tertusuk-tusuk, R:
Abdomen. S: 6 dari 1-10, T: hilang timbul, kemudian karena nyerinya sudah
tidak bisa ditoleransi lagi Ia memeriksaan dirinya ke IGD Rsu Muhammadiyah
Siti Aminah Bumiayu. Pasien juga mengeluhkan badannya lemas, disertai
mual, muntah, pusing, sering mengantuk, hingga sering buang air kecil
dimalam hari. Selain itu kegiatan harian pasien seperti pergi ke sawah, ataupun
ke masjid harus dihentikan dulu, karena ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas berat. Sebelum masuk RS, pasien dalam kegiatan hariannya masih
bisa dilakukan mandiri, tapi pada saat masuk di rawat pasien mengatakan
dirinya hanya bisa terbaring di tempat tidur, dan hanya bisa duduk, atau miring
kanan, dan kiri, karena lemas yang dirasakan. Pasien juga mengatakan dirinya
mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus.
.
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
1. Pernah dirawat Ya V Tidak Kapan : Diagnosa :
Tidak Tidak
2. Riwayat penyakit kronik dan Ya V Tidak Jenis
menular
Riwayat kontrol
Riwayat penggunaan obat
3. Riwayat alergi Ya V Tidak Jenis
4. Riwayat operasi Ya V Tidak Kapan

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


V Ya Tidak Jenis : DM

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda – tanda vital
S : 36.7C N : 81x/mnt TD: 143/90 mmHg RR: 24x/mnt
SpO2: 98%
Kesadaran :
V Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma

2. Sistem Pernafasan
a. Keluhan Sesak Nyeri waktu nafas
Batuk Produktif Tidak produktif
Sekret Konsistensi
Warna Bau
b. Irama nafas V teratur Nyeri waktu nafas
c. Jenis Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
d. Suara Nafas V Vesikuler Bronko vesikuler
Ronki Wheezing
e. Alat bantu napas Ya V Tidak
Jenis Flow
Masalah Keperawatan : Tidak Ada

3. Sistem Kardio vaskuler

1
a. Keluhan Nyeri dada ya V tidak
b. Irama Jantung V reguler Ireguler
S1 S2 tunggal Ya V tidak
c. Suara Jantung V normal Murmur
gallop Lain-lain
d. CRT 2 Detik
e. Akral V hangat panas dingin kering basah
f. JVP normal meningkat menurun
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
4. Sistem Persyarafan
a. GCS 15 = E4 V5 M6
b. Refleks fisiologis V patella V triceps V Biceps
c. Refleks psikologis V bubinsky budzinsky Kemig
d. Keluhan pusing V Ya tidak
e. Pupil V Isokor Anisokor Diameter 2mm
f. Sklera/konjungtiva anemis Ikterik
g. Gangguan pandangan ya V Tidak
h. Gangguan pendengaran Ya V Tidak
i. Gangguan penciuman Ya V tidak
J Istirahat/tidur 8 Jam/hari Gangguan Tidak ada
tidur
Masalah Keperawatan : Tidak ada
5. Sistem Perkemihan
a. Kebersihan V
Bersih Kotor
b. Kandung Kemih V
Nokturi Inkontinensia
Gross Hematuri Poliuria
Disturia Oliguria
Retensi Hesistensi
Anuria
c. Produksi urine 3500 ml/hari Warna Kuning
d. Kandung kemih V Membesar V Ya Tidak
Nyeri Tekan ya V Tidak
e. Intake cairan oral 3500cc/hari Parenteral
Kateter Ya V Tidak
Jenis Sejak tanggal
Masalah Keperawatan : Gangguan Eliminasi Urin b.d iritasi kandung
kemih
6. Sistem Pencernaan
a. Mulut V bersih kotor Berbau
b. Mukosa Lembab V kering stomatitis
c. Tenggorokan Sakit menelan Kesulitan
menelan
Pembesaran tonsil Nyeri tekan

2
d. Abdomen Tegang Kembung ascites
Nyeri tekan V ya Tidak
Luka operasi Ada V tidak Tanggal OP -
Jenis Operasi - Lokasi -
Keadaan Drain ada V Tidak
Jumlah - Warna -
Kondsi area sekitar imersi -
e. Peristaltik 30x/menit
f. BAB 2x sehari Terakhir tanggal : 19 April 2022
Konsistensi V Keras Lunak Cair Lendir darah
g. Diet Padat Lunak cair
V
h. Nafsu makan V Baik menurun Frekuensi 3x sehari
i. Porsi makan V habis tidak Keterangan :
Masalah Keperawatan : Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis (Iritasi
lambung)
P: Iritasi lambung,
Q: Tertusuk-tusuk,
R: Abdomen.
S: 6 dari 1-10,
T: hilang timbul,
7. Sistem muskulo skeletal dan integumen
a. Pergerakan sendi V Bebas Terbatas
b. Kekuatan otot 5 5
5 5
c. Kelainan ekstremitas Ya V Tidak
d. Kelainan tulang belakang Ya V Tidak
e. Fraktur Ya V Tidak
f. Taksi/spalk/gips Ya V Tidak
g. Kompartemen sindrom Ya V Tidak
h. Kulit ikterik sianosis Kemerahan Hiperpigmentasi
i turgor V baik kurang jelek
j luka - Jenis luas bersih kotor
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
8. Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar thyroid Ya V Tidak
Pembesaran kelenjar getah bening Ya V Tidak
Hiperglikemia V Ya Tidak Nilai GDA : 304 mg/dl
Hipoglikemia Ya V Tidak Nilai GDA : -
Luka gangreng Ya V Tidak
Masalah Keperawatan : Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b.d
Resistensi Insulin

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

3
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya
V Cobaan Tuhan hukuman lainya
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
V Murung/diam Gelisah Tegang Marah/menangis
c. Reaksi saat interaksi V kooperatif Tidak kooperatif curiga
d. Gangguan konsep diri Ya V Tidak
Masalah Keperawatan : Tidak ada
PERSONAL HYGIENE & KEBIASAAN
a. Mandi 1 x/hari f. Ganti Pakaian 2 x/hari
b. Keramas 1 x/hari g. Sikat Gigi 2 x/hari
c. Memotong Kuku 1 minggu
d. Merokok Ya V Tidak
e. Alkohol Ya V Tidak
Masalah Keperawatan : Tidak ada
PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kebiasaan Beribadah
a. Sebelum sakit V Sering Kadang-kadang Tidak pernah
b. Sesudah sakit Sering Kadang-kadang V Tidak pernah

PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, EKG, USG)


Tgl Jenis pemeriksaan Hasil
22/11/202 Hemoglobin 9.6 g/dL
2
Lekosit 14.6 10’3/uL
Hematokrit 27.7 %
Trombosit 40110’3/uL
Eritrosit 4.30 juta/uL
MCV 64.5 fl
MCH 22.3 pg
MCHC 34.6 g/dL
RDW 16.4 %
MPV 7.0 fL
PDW 10.5 fL
Limfosit 39.2 %
Monosit 6.2 %
Granulosit 81.2%
Antigen Covid-19 Negatif
HbsAG Kualitatif Non Reaktif
GDS 304 mg/dl
Ureum 83.3 mg/dL
Creatinin 1.97 mg/dL

4
SGOT 52 U/L
SGPT 16 U/L
Kalium 4.25 mmol/L
Natrium 132.7 mmol/L
Chloride 104 mmol/L
OBAT YANG DITERIMA
Nama Obat Dosis
1. IVFD Asering 20 Tpm
2. Inj. Omeprazole 1 amp/8 jam
3. Inj. Insulin 20 IU
4. Inj. Tranexamat 3x1 amp
5. Inj. Tofedex 1 amp

5
I

ANALISA DATA
NAMA : Tn. N RUANG : Mukaromah Non Bedah
NO. REG : 124254 TANGGAL : 23 November 2022/08.00 WIB
N PENGUMPULAN DATA ETIOLOGI PROBLEM
O
1. DS: Resistensi Insulin Kadar Glukosa
Darah Tidak
Pasien mengeluhkan badannya
Stabil
lemas, disertai mual, muntah, D.0027
pusing, sering mengantuk, pada
saat sebelum masuk rumah sakit.
Dan pasien mengatakan
mempunyai riwayat penyakit DM.
DO:
Paien terlihat lemas, dengan
mukosa bibir kering dan pucat.
Hasil pemeriksaan TTV:
S : 36.7C
N : 81x/mnt
TD: 143/90 mmHg
RR: 24x/mnt
SpO2: 98%
GDS: 304 mg/dL
2. DS: Agen pencedera Nyeri akut D.0077
fisiologis (Iritasi
Pasien mengeluhkan nyeri pada
lambung)
bagian perutnya yang sudah
berlangsung sekitar 19 hari pasien
mengatakan dirinya masih bisa
menahan nyerinya tersebut selama

6
I

19 hari
P: Iritasi lambung,
Q: Tertusuk-tusuk,
R: Abdomen.
S: 6 dari 1-10,
T: hilang timbul

DO:
Pasien terlihat menahan nyeri, dan
tidak nyaman pada bagian
perutnya ketika dikaji. Selain itu
pasien juga terlihat lemas, karena
nyeri yang dirasakannya.
Hasil pemeriksaan TTV:
S : 36.7C
N : 81x/mnt
TD: 143/90 mmHg
RR: 24x/mnt
SpO2: 98%
GDS: 304 mg/dL
3. DS: Iritasi kandung Gangguan
Pasien juga mengeluhkan kemih Eliminasi Urine
badannya lemas, disertai mual, b.d Iritasi kandung
muntah, pusing, sering mengantuk, kemih D.0040
hingga sering buang air kecil
dimalam hari, sebelum masuk
rumah sakit.
DO:
Pasien terlihat lemas, pada saat

7
I

dikaji. Terlihat penuhnya kapasitas


pispot oleh urine di bawah bed.

RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Kadar Glukosa Darah Tidak Stabil b.d Resistensi Insulin D.0027
2. Gangguan Eliminasi Urine b.d Iritasi kandung kemih D.0040
3. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis (Iritasi lambung) D.0077

8
I

9
I
INTERVENSI KEPERAWATAN

NAMA : Tn. N RUANG : Mukaromah Non Bedah


NO. REG : 124254 TANGGAL : 23 November 2022/08.00 WIB
N TGL DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN
1. 23 Kadar Glukosa Kestabilan Kadar Glukosa Manajemen Hiperglikemia
Novemb Darah Tidak Stabil Darah L.03022 I.03115
er 2022, b.d Resistensi Setelah diberikan tindakan asuhan  Observasi 1. Untuk mengetahui

08.00 Insulin D.0027 keperawatan selama 2 x 24 jam, 7. Identifkasi kemungkinan penyebab terjadinya

WIB maka diharapkan kestabilan kadar penyebab hiperglikemia hiperglikemia, dan

glukosa darah membaik dengan 8. Identifikasi situasi yang cara pencegahannya.

kriteria hasil: menyebabkan kebutuhan 2. Untuk mengetahui

Indikator Awal Target insulin meningkat (mis. kadar glukosa darah

Pusing 1 4 penyakit kambuhan) secara teratur.

Lelah Lesu 1 4 9. Monitor kadar glukosa 3. Untuk mengetahui

Keterangan: darah, jika perlu tanda dan gejala

Meningkat = 1 10. Monitor tanda dan gejala umum atau khas yang

Cukup Menurun= 4 hiperglikemia (mis. dialami pada pasie

poliuri, polidipsia, DM.

Indikator Awal Target polivagia, kelemahan, 4. Untuk mengetahui

Kadar 1 4 malaise, pandangan asupan kebutuhan

glukosa kabur, sakit kepala) nutrisi dan cairan

dalam 11. Monitor intake dan pada pasien DM.

11
I

darah output cairan


Keterangan: 12. Monitor keton urine,
Memburuk = 1 kadar analisa gas darah,
Cukup Membaik= 4 elektrolit, tekanan darah
ortostatik dan frekuensi
nadi
1. Untuk memberikan
 Terapeutik
pemenuhan asupan
4. Berikan asupan cairan
nutrisi yang seimbang
oral
pada tubuh
5. Konsultasi dengan medis
2. Untuk mengetahui
jika tanda dan gejala
secara kontinyu dari
hiperglikemia tetap ada
tenaga medis lainnya.
atau memburuk Fasilitasi
ambulasi jika ada
hipotensi ortostatik 1. Untuk memberikan
 Edukasi edukasi mengenai
6. Anjurkan olahraga gaya hidup sehat,
saat kadar glukosa untuk mencegah
darah lebih dari 250 terjadinya
mg/dL

12
I

7. Anjurkan monitor kekambuhan.


kadar glukosa darah 2. Untuk memonitor
secara mandiri akan nilai kestabilan
8. Anjurkan kepatuhan glukosa dalam darah
terhadap diet dan secara mandiri dan
olahraga teratur.
9. Ajarkan indikasi dan
pentingnya pengujian
keton urine, jika perlu
10. Ajarkan pengelolaan
diabetes (mis.
penggunaan insulin,
obat oral, monitor
asupan cairan,
penggantian
karbohidrat, dan
bantuan professional
kesehatan) 1. Untuk menstabilkan
 Kolaborasi kadar glukosa darah
4. Kolaborasi pemberian

13
I

insulin, jika perlu dalam tubuh.


5. Kolaborasi pemberian 2. Untuk memberikan
cairan IV, jika perlu kebutuhan nutrisi
yang seimbang pada
Kolaborasi pemberian
tubuh.
kalium, jika perlu
2. 23 Nyeri Akut b.d Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri
Novem Agen Pencedera Setelah dilakukan tindakan Observasi : 1. Untuk mengetahui
ber Fisiologis(D.0077) keperawatan selama 2x24 jam 1. Identifikasi lokasi, kelelahan akibat
2022, diharapkan tingkat nyeri menurun karakteristik durasi, adanya gangguan
08.30 dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas, pada masalah tubuh.
WIB intensitas nyeri 2. Untuk mengetahui
Indikator A T S 2. Identifikasi skala nyeri penyebab dari faktor
3. Monitor efek samping kelelahan pada saat
Keluhan 4 3 4
pemberian analgetik melakukan aktivitas.
Nyeri
Terapeutik : 3. Untuk memberikan
Meringis 4 3 4 1. Berikan teknik bantuan ataupun

Keterangan : nonfarmakologis untuk sarana didalam

5 Meningkat mengurangi rasa nyeri melakukan toleransi

4 Cukup Meningkat (Teknik relaksasi nafas aktivitas.

14
I

3 Sedang dalam) 4. Untuk memberikan


2 Cukup Menurun 2. Kontrol lingkungan yang asupan gizi yang
1 Menurun memperberat rasa nyeri seimbang sehingga
(suhu ruangan, cahaya, kebutuhan nutrisi
kebisingan) tubuh tercukupi
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgetik, Jika perlu

3. 23 Gangguan Eliminasi Urine L.04034 Dukungan Perawatan Diri:


Novem Eliminasi Urine b.d Setelah dilakukan tindakan BAK I.11349
ber Iritasi kandung keperawatan selama 2x24 jam Observasi  Untuk mengetahui
2022, kemih D.0040 diharapkan eliminasi urine Identifikasi kebiasaan BAK frekurensi, dan
08.40 membaik dengan kriteria hasil : Terapeutik kebiasaan BAK yang
WIB Indikator A T S dialami pasien

15
I

1. Dukung penggunaan  Penggunaan pispot


Nokturia 1 4 1 toilet/commode/pispot/urinal sebagai alat bantu BAK
Keterangan: secara konsisten berfungsi sebagai
1: Meningkat 2. Jaga privasi selama sarana untuk
4: Cukup menurun eliminasi mengefesienkan pasien
3. Bersihkan alat bantu BAK dalam mengurangi
setelah digunakan energi akibat kelelahan
Edukasi atau lemahnya tubuh
Anjurkan ke kamar untuk melakukan
mandi/toilet. transfer.
 Menjaga privasi
bertujuan untuk
kenyamanan pasien
dalam melakukan
eliminasi
 Menganjurkan ke
kamar mandi, ketika
pasien sudah mampu
melakukan transfer
bertujuan untuk

16
I

mengurangi bau tidak


sedap, serta tidak
membuat
berkembangnya
bakteri.

Yang Memberi Asuhan

17
I

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NAMA : Tn. N RUANG : Mukaromah Non Bedah
NO. REG : 124254 TANGGAL : 23-24 November 2022/08.00
WIB

No Tgl/Jam IMPLEMENTASI TTD


1. 23 November Dx. Keperawatan Kadar Glukosa Darah Tidak
2022
Stabil
b.d Resistensi Insulin D.0027
1. Mengidentifkasi kemungkinan penyebab hiperglikemia yang
dialami pasien.
08.40 WIB 2. Mengidentifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin
meningkat, adanya kekambuhan yang dialami pasien.
3. Monitor kadar glukosa darah,
- Pemeriksaan GDS (Gula Darah Sewaktu): 304 mg/dl

4. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia, yaitu dengan adanya


gejala seperti pusing, perasaan lemah, mengantuk, yang
dialami oleh Tn. M

08.45 WIB 1. Mengkolaborasikan pemberian insulin

18
I

- Inj. Insulin 20 IU

2. Mengkolaborasikan pemberian terapi medikasi dengan tenaga


medis lainnya,
- IVFD Asering 20 tpm

- Inj. Omeprazole 1 amp/ 8 jam

- Inj. Tranexamat 3 x 1 amp

- Inj. Tofedex 1 amp


2. 23 November Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis(D.0077)
2022 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristikm durasi, frekuensi,
08.55 WIB kualitas, intensitas nyeri
P: Iritasi lambung,
09.00 WIB Q: Tertusuk-tusuk,
R: Abdomen.
S: 6 dari 1-10,
T: hilang timbul
2. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (Teknik relaksasi nafas dalam)
3. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu

19
I

ruangan, cahaya, kebisingan)


4. Mengkolaborasi pemberian terapi analgetik dengan dokter
- IVFD Asering 20 tpm

- Inj. Omeprezole 1 amp/ 8 jam

- Inj. Tranex 3 x 1 amp

- Inj. Tofedex 1 amp


3. 23 November Gangguan Eliminasi Urine b.d Iritasi kandung kemih D.0040
2022  Mengidentifikasi kebiasaan BAK yang dilakukan pasien
09.00 WIB pada saat sakit, apakah ada perubahan atau tidak
 Mendukung penggunaan pispot konsisten untuk mengurangi
mobilitas pasien ke kamar mandi
09.30 WIB
 Menjaga privasi pasien selama eliminasi, dengan menutupi
tirai penyekat dengan pasien lainnya
 Membersihkan alat bantu BAK setelah digunakan, dengan
membuangnya ketika sudah penuh
 Menganjurkan ke kamar mandi/toilet, jika dirasa sudah
mampu

1. 24 November Dx. Keperawatan Kadar Glukosa Darah Tidak


2022

20
I

Stabil
b.d Resistensi Insulin D.0027
1. Monitor kadar glukosa darah,
- Pemeriksaan GDS (Gula Darah Sewaktu): 250 mg/dl
13.00 WIB
2. Monitor untuk mengetahui tanda dan gejala hiperglikemia,
13.15 WIB yang dialami oleh Tn. N dengan gejala seperti pusing, perasaan
lemah, mengantuk.
3. Mengkolaborasi pemberian insulin
- Inj. Insulin 20 IU

4. Mengkolaborasikan pemberian terapi medikasi dengan tenaga


medis lainnya,
- IVFD Asering 20 tpm

- Inj. Omeprezole 1 amp/ 8 jam

- Inj. Tranex 3 x 1 amp

- Inj. Tofedex 1 amp


2. 24 November Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis(D.0077)
2022
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristikm durasi, frekuensi,
13.20 WIB kualitas, intensitas nyeri

21
I

P: Iritasi lambung,
Q: Tertusuk-tusuk,
R: Abdomen.
S: 4 dari 1-10,
13.30 WIB
T: hilang timbul
2. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (Teknik relaksasi nafas dalam)
3. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu
ruangan, cahaya, kebisingan)
13.45 WIB
4. Mengkolaborasi pemberian terapi analgetik dengan dokter
- IVFD Asering 20 tpm

- Inj. Omeprezole 1 amp/ 8 jam

- Inj. Tranex 3 x 1 amp

- Inj. Tofedex 1 amp


3. 14.00 WIB Gangguan Eliminasi Urine b.d Iritasi kandung kemih D.0040
 Mengidentifikasi kebiasaan BAK yang dilakukan pasien
pada saat sakit, apakah ada perubahan atau tidak
 Menjaga privasi pasien selama eliminasi, dengan menutupi

14.20 WIB

22
I

tirai penyekat dengan pasien lainnya


 Membersihkan alat bantu BAK setelah digunakan, dengan
membuangnya ketika sudah penuh
 Menganjurkan ke kamar mandi/toilet, jika dirasa sudah
mampu

23
I
EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA : Tn. N RUANG : Mukaromah Non Bedah
NO. REG: 124254 TANGGAL : 22 – 23 November 2022/15.00
WIB
N TGL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN TTD
O
1. 23 S: Pasien mengeluhkan masih merasa
November
sedikit lemas, pusingnya sudah tidak
2022
13.35 terasa, serta sedikit mual muntah
WIB
O:Pasien terlihat lemas, dengan posisi
duduk semifowler saat dikaji
Hasil pemeriksaan TTV:
 TD: 135/88 mmHg
 N: 97 x/menit
 S: 36,4°C

 RR: 20 x/menit
 GDS: 250 mg/dl
Indikator Awal Target Hasil
Pusing 2 4 4
Lelah Lesu 2 4 3

Indikator Awal Target Hasil


Kadar 2 4 3
glukosa
dalam
darah
A: Masalah Keperawatan Kadar
Glukosa Darah Tidak Stabil b.d
Resistensi Insulin teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi,
 Identifkasi kemungkinan penyebab
hiperglikemia, didapat dari hasil
pengkajian bahwa pasien terakhir

24
I

memeriksakan kesehatannya pada 6


bulan terakhir.
 Identifikasi situasi yang
menyebabkan kebutuhan insulin
meningkat, adanya kekambuhan yang
dialami pasien.
 Monitor kadar glukosa darah.
 Monitor tanda dan gejala
hiperglikemia, yaitu dengan adanya
gejala seperti pusing, perasaan
lemah, mengantuk, yang dialami
pasien.
2. 23 S: Pasien mengatakan nyeri pada bagian
November
perutnya yang sudah membaik, daripada
2022
13.55 WIB saat masuk RS.
P: Iritasi lambung,
Q: Tertusuk-tusuk,
R: Abdomen.
S: 2 dari 1-10,
T: hilang timbul
O:
Paien terlihat lebih ceria, dan segar pada
saat dikaji,
Hasil pemeriksaan TTV:
 TD: 135/88 mmHg
 N: 97 x/menit
 S: 36,4°C

 RR: 20 x/menit

25
I

Indikator A T H

Keluhan 4 3 4
Nyeri

Meringis 4 3 4

A:Masalah Keperawatan Nyeri Akut b.d


Agen Pencedera Fisik teratasi
P: Hentikan intervensi,
3. 23 S: Pasien mengatakan BAK pada malam
November
hari sudah jarang, dan lebih terkontrol.
2022
14.10 WIB Dan pasien mengatakan sudah BAK ke
toilet.
O:
Sudah tidak terdapat pispot pada bawah
bed pasien
Hasil pemeriksaan TTV:
 TD: 135/88 mmHg
 N: 97 x/menit
 S: 36,4°C

 RR: 20 x/menit
Indikator A T H
Nokturia 1 4 4

A: Masalah keperawatan Gangguan


Eliminasi Urine b.d Iritasi kandung
kemih teratasi
P: Hentikan intervensi

26
I

1. 24 S: Pasien mengatakan lemas, pusingnya


November sudah tidak terasa, dan jauh lebih
2022 membaik
19.35 O:Pasien terlihat ceria dan segar, dengan
WIB posisi duduk di kursi pada saat dikaji
Hasil pemeriksaan TTV:
 TD: 126/83 mmHg
 N: 99 x/menit
 S: 36,0°C

 RR: 20 x/menit
 GDS: 150 mg/dl
Indikator Awal Target Hasil
Pusing 2 4 4
Lelah Lesu 2 4 4

Indikator Awal Target Hasil


Kadar 2 4 2
glukosa
dalam
darah
A: Masalah Keperawatan Kadar
Glukosa Darah Tidak Stabil b.d
Resistensi Insulin teratasi.
P: Hentikan intervensi, pasien persiapan
pulang.

27

Anda mungkin juga menyukai