Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN OKSIGENASI DIRUANG MUKHROMAH

BEDAH RSU MUHAMMADIYAH SITI AMINAH BUMIAYU

Disusun Oleh :

MELLY KAR BELLA

2211040221

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2022/2023

BAB 1

KONSEP KEBUTUHAN
1.1 Pengertian

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem


(kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak
berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai
hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi
penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel (Wahit
Iqbal Mubarak, 2007).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2
ruangan setiap kali bernapas (Wartonah Tarwanto, 2006)
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan
manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism
sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berartibagi
tubu, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu
dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar
terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan
oksigen merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap
perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen
pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait
dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.

1.2 Fisiologi Sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman

Stuktur Sistem Pernafasan


1. Sistem pernafasan Atas
Sistem pernafasaan atas terdiri atas mulut,hidung, faring,
dan laring.
a. Hidung.
Pada hidung udara yang masuk akan mengalami
penyaringan, humidifikasi, dan penghangatan.
b. Faring
Faring merupakan saluran yang terbagi dua untuk
udara dan makanan. Faring terdiri atas nasofaring dan
orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yang
berfungsi menangkap dan dan menghancurkan kuman
pathogen yang masuk bersama udara.
c. Laring
Laring merupakan struktur yang merupai tulang
rawan yang bisa disebut jakun. Selain berperan sebagai
penghasil suara, laring juga berfungsi mempertahankan
kepatenan dan melindungi jalan nafas bawah dari air
dan makanan yang masuk.
2. Sistem pernafasan Bawah
Sistem pernafasaan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru
yang dilengkapi dengan bronkus, bronkiolus, alveolus,
jaringan kapiler paru dan pleura.
a. Trakea
Trakea merupakan pipa membran yang dikosongkan
oleh cincin kartilago yang menghubungkan laring dan
bronkus utama kanan dan kiri.
b. Paru-Paru
Paru-paru ada dua buah teletak di sebelah kanan dan
kiri. Masing-masing paru terdiri atas beberapa lobus
(paru kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipasok
oleh satu bronkus. Jaringan-jaringn paru sendiri terdiri
atas serangkain jalan nafas yang bercabang-cabang,
yaitu alveoulus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat
elastic. Permukaan luar paru-paru dilapisi oleh dua lapis
pelindung yang disebut pleura. Pleura pariental
membatasi toralk dan permukaan diafragma, sedangkan
pleura visceral membatasi permukaan luar paru.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan pleura
yang berfungsi sebagai pelumas guna mencegah
gerakan friksi selama bernafas.
Berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi menjadi
dua dua yaitu:

1. Pernapasan eksternal
a. Pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner)
mengacu pada keseluruhan proses pertukaran O2
dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh.
Secara umum proses ini berlangsung dalam tiga
langkah, yakni :
1) Ventilasi pulmoner
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar
paru melalui proses ventilasi sehingga terjadi
pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan
alveolus. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh
beberapa factor, yaitu jalan napas yang bersih,
system saraf pusat dan system pernapasan yang
utuh, rongga toraks yang mampu mengembang
dan berkontraksi dengan baik, serta komplians
paru yang adekuat.
2) Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen masuk alveolar, proses proses
pernapasan berikutnya adalah difusi oksigen
dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner.
Difusi adalah pergerakan molekul dari area
berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area
berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses
ini berlangsung di alveolus dan membran
kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan
membran serta perbedaan tekanan gas.
3) Transpor oksigen dan karbon dioksida
Tahap ke tiga pada proses pernapasan adalah
tranpor gas-gas pernapasan. Pada proses ini,
oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan
karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali
menuju paru.
b. Pernapasan internal
Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengaju
pada proses metabolisme intra sel yang berlangsung
dalam mitokondria, yang menggunakan oksigen dan
menghasilkan CO2 selama proses penyerapan
energi molekul nutrien. Pada proses ini darah yang
banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruh
tubuh hingga mencapai kapiler sistemik.
Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara
kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler
paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif
mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.

1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan


Patologi :

1. Penyakit pernafasan menahun (TBC, Asma, Bronkhitis)


2. Infeksi, Fibrosis kritik, Influensa
3. Penyakit sistem syaraf (sindrom guillain barre, sklerosis, multipel
miastania gravis)
4. Depresi SSP / Trauma kepala
5. Cedera serebrovaskuler (stroke)
Maturasional :

1. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan


2. Bayi dan taddler, adanya resiko infeksi saluran pernafasa dan merokok
3. Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan
merokok
4. Dewasa muda dan pertengahan. Diet yang tidak sehat, kurang aktifitas
stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
5. Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arterios klerosis, elastisitasi menurun, ekspansi pann
menurun. Situasional (Personal, Lingkungan)
a. Berhubungan dengan mobilitas sekunder akibat : pembedahan atau
trauma nyeri, ketakutan, ancietas, keletihan.
b. Berhubungan dengan kelembaban yang sangat tinggi atau
kelembaban rendah
c. Berhubungan dengan menghilangnya mekanisme pembersihan
siliar, respons inflamasi, dan peningkatan pembentukan lendir
sekunder akibat rokok, pernafasan mulut.

1.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan
nyaman.
1. Influenza
2. Emfisema
3. Kanker paru-paru
4. Tuberkulosis
5. Asma
6. Laringitis
7. Bronkhitis
8. Asfiksi
9. Pneumonia
BAB II

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian

Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu


dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita
mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat
diperoleh melalui anamneses, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya

2.1.1 Riwayat Keperawatan


1) Keluhan Utama :
keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan
pengkajian

2) Riwayat Pengkajian sekarang :


Berisi tentang kapan terjadinya sesak nafas, penyebab
terjadinyasesak nafas, serta upaya yang telah
dilakukan oleh pasien untukmengatasinya.

3) Riwayat Penyakit Dahulu :


Adanya riwayat sesak nafas atau penyakit – penyakit lain
yang adakaitannya dengan pernafasan pada kasus
terdahulu serta Tindakan medis yang pernah di dapat
maupun obat-obatan yang biasad igunakan oleh
penderita.

4) Riwayat Penyakit keluarga :


Adanya riwayat sakit yang sama pada keluarga atau penyakit
lainyang berpotensi menurun atau menular pada anggota
keluarga lain.

2.1.2 Pemeriksaan fisik : data focus


3 Status kesehatan umum
Meliputi keadaan pasien, kesadaran, suara bicara, tinggi badan,berat badan
dan tanda – tanda vital.
4 Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran padaleher,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguanpendengaran,
lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebihkental, gigi mudah
goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah,apakah penglihatan kabur /
ganda, diplopia, lensa mata keruh.
5 Sistem integument
Kaji seluruh permukaan kulit, adakah turgor kulit menurun, lukaatau
warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit,tekstur rambut
dan kuku.
6 Sistem pernafasan
Biasanya terdapat sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada danterdapat
retraksi dinding dada, serta suara tambahan nafas.
7 Sistem kardiovaskuler
Pengkajian untuk mengetahui adakah perfusi jaringan menurun,nadi
perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi,hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
8 Sistem urinary
Pengkajian untuk mengetahui adakah poliuri, retensio
urine,inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
9 Sistem musculoskeletal
Kaji penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggibadan,
apakah cepat lelah, lemah dan nyeri, apakah adanyagangren di
ekstrimitas.
10 Sistem neurologis
Pengkajian untuk mengetahui apakah terjadi penurunan
sensoris,parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat,
kacaumental, dan disorientasi.
10.1.1 Pemeriksaan Penunjang
1. EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis,
iskemia san kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis :
takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten 6
minggu atau lebih setelah imfark miokard menunjukkan adanya
aneurime ventricular.
2. Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik,
perubahan dalam fungsi/struktur katub atau are penurunan
kontraktilitas ventricular.
3. Skan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan
pergerakan dinding.
4. Kateterisasi jantung : Tekanan bnormal merupakan indikasi dan
membantu membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri,
dan stenosi katup atau insufisiensi, Juga mengkaji potensi arteri
kororner. Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel menunjukkan
ukuran bnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontrktilitas.

1.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b/d Hiperekresi jalan napas
2.2.1 Definisi :
Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas
untuk mempertahankan jalan napas tetap paten.

2.2.2 Batasan Karakteristik :


Subjektif

1. Dispnea
Objektif

1. Gelisah
2. Bunyi napas menurun
3. Frekuensi napas berubah
4. Pola napas berubah

2.2.3 Faktor yang berhubungan dengan :


Fisiologis
1. Spasme jalan napas
2. Hipersekresi jalan napas
3. Disfungsi neuromuskuler
4. Benda asing dalam jalan napas
5. Adanya jalan napas buatan
6. Sekresi yang tertahan
7. Hiperpalsia dinding jalan napas
8. Proses infeksi
9. Respon alergi
10. Efek agen farmokologis
Situasional
- Merokok aktif
- Merokok pasif
- Terpajan polutan
2. Pola Napas Tidak efektif b/d hambatan upaya napas
2.2.4 Definisi :
Inspirasi dan/atau ekpresi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat
2.2.5 Batasan Karakteristik :
Subjektif
1. Dispnea
Objektif

1. Penggunaan otot bantu pernapasan


2. Fase ekpirasi memanjang
3. Pola napas abnrrmal mis. takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes)
Subjektif

1. Ortopnea
Objektif
1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah

2.2.6 Faktor yang berhubungan dengan :


1. Despresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas,
kelemahan otot pernapasan)
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan neuromuskular
6. Gangguan neurologis (mis. elektroensefalogram [EEG]
positif, cidera kepala, gangguan kejang)
7. Imaturis neurologis
8. Penurunan energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspensi paru
11. Sindrom hipoventalasi
12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke
atas)
13. Cedera pada medula spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan
3. Gangguan Rasa Nyaman b/d gejala penyakit
2.2.7. Definisi
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi
fisik psikospiritual, lingkungan dan social

2.2.8. Batasan Karakteristik


Subjektif

1. Mengeluh sulit tidur


Objektif

1. Menunjukan gejala distress


2. Tidak mampu rileks
3. Mengeluh mual
2.2.9. factor yang berhubungan dengan :
1. Gejala penyakit
2. Kurang pengendalian situasional/lingkungan
3. Ketidakadekuatan sumber daya
4. Kurang privasi
5. Gangguan stimulus lungkungan
6. Efek samping terapi
7. Gangguan adaptasi kehamilan

2.3 Perencanaan

2.3.1 Tujuan Dan Kriteria Hasil DX 1


Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil (SLKI)
(SDKI)
Bersihan Jalan Napas Tidak setelah dilakukan tindakan asuhan
Efektif b/d Hiperekresi jalan keperawatan 3x24 jam diharapan
napas klien:
Kriteria Awal Akhir
Batuk 2 5
efektif
Dispnea 2 5
Produkai 2 5
sputum

2.3.2 Intervensi Keperawatan dan Rasional


Intervensi Keperawatan (SIKI) Rasional
Mangemen jalan napas : - Mengeta
1. Observasi : hui
- Monitor sputum warna,te
- Monitor batuk efektif kstur,ba
2. Terapeutik : u
- Poaiaikan semi sputum
fowler - Mengeta
- Berikan oksigen hui cara
3. Edukasi batuk
- Ajarkan pasien dan efektif
keluarga cara batuk klien
efektif - Mempos
- Ajarkan pasien dan isikan
keluarga cara klien
menggunakan dengan
oksigen nyaman
4. Kolaboraasi - Member
- Kolaborasi pemberian dosis ikan
oksigen tempat
istirahat
yang
layak
- Member
ikan alat
bantu
penafasa
n
- Mengara
hkan
cara
menggu
nakan
oksigen
dengan
benar
- Pemberi
an obat
farmako
logi

III. Daftar Pustaka


Muhammad, Wahit Iqbal dkk. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(1st ed). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(1). Jakarta

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan kriteria hasil Keperawtan (1st ed). Jakarta : Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Wartonah. 2006. Kebutuhan dsar dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba


medika

Anda mungkin juga menyukai