Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS JURNAL KELUARGA

PENGARUH STIMULUS KUTANEUS SLOW STROKE BACK MASSAGE

TERHADAP NYERI LOW BACK PAIN

Disusun Oleh :

SATRIA AL GHIFARI, S.Kep

1911040015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019/2020

No Poin Analisa Analisa Berdasarkan PICO


1. Problem Dalam jurnal ini, problem atau masalah yang ditemukan adalah
mengurangi nyeri dengan menggunakan terapi non farmakologi

Di Indonesia diperkirakan angka prevalensi 7,6% sampai 37%


(Benynda, 2016). Menurut Kreshnanda (2016), di Indonesia, LBP
merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai dengan angka
prevalensi mencapai 49%. Akan tetapi, sekitar 80-90% dari mereka
yang mengalami LBP menyatakan tidak melakukan usaha apapun
untuk mengatasi timbulnya gejala tersebut. Dengan kata lain, hanya
sekitar 10-20% dari mereka yang mencari perawatan medis ke
pelayanan kesehatan.

Keluhan pada punggung atau keluhan muskuloskeletal merupakan


keluhan pada otot skeletal yang dirasakan dengan intensitas nyeri yang
berbeda-beda, dari nyeri yang ringan sampai nyeri yang sangat sakit.
Otot yang menerima beban statis secara berulang-ulang dan dalam
waktu yang lama dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada
sendi, ligament dan tendon (Kusyanto, 2013).

2. Intervention  Metode Penelitian


Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan menggunakan
rancangan penelitian metode quasi eksperimen. Pada desain
penelitian ini terdapat kelompok intervensi namun peneliti tidak
menggunakan kelompok kontrol. Pendekatan desain penelitian
dengan one group pretest – posttest. Populasi dan sampel
berjumlah 28 responden dengan kriteria sampel yaitu
didiagnosa LBP yang didiagnosa oleh dokter Puskesmas Kurai
Taji,
 Tehnik SSBM
peneliti mengusap kulit klien secara perlahan dan berirama
dengan gerakan sirkular dengan kecepatan 60 kali usapan per
menit. Gerakan dimulai pada bagian tengah punggung bawah
kemudian ke arah atas area belahan bahu kiri dan kanan selama
10 menit. Peneliti mengakhiri usapan dengan gerakan
memanjang, membersihkan kelebihan dari lubrikan dari
punggung responden dengan handuk mandi, membantu
memakai baju/piyama responden, kemudian membantu klien
pada posisi yang nyaman.Peneliti merapikan alat dan cuci
tangan.
 Hasil Penelitian
Rata-rata intensitas nyeri sebelum pemberian stimulus
kutaneus slow-stroke back massage pada penderita LBP adalah
4,64 (skala nyeri sedang) dengan skala nyeri tertinggi 8 dan
terendah 2. Selanjutnya diketahui bahwa rata-rata intensitas
nyeri sesudah pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back
massage pada penderita LBP adalah 2,21 (skala nyeri ringan)
dengan skala nyeri tertinggi 5 dan terendah 0. Selisih
penurunan intensitas skala nyeri 2,429 yang artinya telah terjadi
rata-rata penurunan nyeri sebanyak 2,4 skala nyeri

3. Comparation Berdasarkan jurnal pembanding yang diteliti A.Ayu Emi Primayanthi, Abdul Azis, Luh
Mira Puspita tentang ” PENGARUH TERAPI SLOW STROKE BACK MASSAGE DENGAN
MINYAK ESSENSIAL LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI LOW
BACK PAIN “ sama sama menggunakan terapi SSBM untuk keluhan LBP namun di
jurnal utama tidak menggunakan minyak aroma terapi sedangkan jurnal
pembanding menggukan minyak aroma terapi lavender yang juga memberikan rasa
nyaman akan wanginya dan aromanya yang banyak di sukai.
4. Outcome Terapi untuk cocok digunakan untuk para lansia dengan keluhan nyeri
punggung , terapi SSBM bisa di aplikasikan dengan berbagi minyak
yang beraromakan sejuk dan wangi yg banyak di sukai oleh lansia
sehingga menambah rasa nyaman.
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3 (October,2018): 189-197 Jurnal Human Care

PENGARUH STIMULUS KUTANEUS SLOW STROKE BACK MASSAGE


TERHADAP NYERI LOW BACK PAIN

Syahrul¹, Hayati²
PSIK, STIKES Nan Tongga Lubuk Alung
Email : syahrulskmmkes@yahoo.com

Submitted: 31-10-2017, Reviewer: 27-11-2017, Accepted: 19-03-2018

ABSTRAK
Angka kejadian Low Back Pain hampir sama pada semua populasi masyarakat di seluruh dunia.
Diperkirakan 70% manusia menderita sakit punggung, kronis maupun sporadis. Penelitian ini berjenis
kuantitatif dengan rancangan metode quasi eksperimen. Desain penelitian ini terdapat kelompok
intervensi tanpa kelompok kontrol. Pendekatan penelitian one group pretest – posttest. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui pengaruh stimulus kutaneus slow-stroke back massage terhadap
intensitas nyeri penderita Low Back Pain (LBP) di wilayah kerja Puskesmas Kurai Taji Kecamatan
Pariaman Selatan. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kurai Taji Kecamatan

Pariaman Selatan pada tanggal 2 oktober 2017 s/d 27 Oktober 2017. Populasi dan sampel berjumlah
28 responden dengan tehnik total sampling. Hasil penelitian rata-rata nyeri Low Back Pain sebelum
pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back massage adalah 4,64 (nyeri sedang) dengan skala
nyeri tertinggi 8, terendah 2 dan sesudah pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back massage
adalah 2,21 (nyeri ringan) dengan skala nyeri tertinggi 5 dan terendah 0. Terdapat pengaruh stimulus
kutaneus slow-stroke back massage terhadap intensitas nyeri pada penderita Low Back Pain (LBP)
dengan nilai p 0,0005. Diharapkan pihak Puskesmas Kurai Taji Kecamatan Pariaman Selatan dapat
menyampaikan/mensimulasikan tehnik stimulus kutaneus slow-stroke back massage pada penderita
LBP yang berkunjung ke puskesmas sehingga intensitas nyeri penderita dapat berkurang saat
melakukan tehnik tersebut di rumahnya.

Kata kunci: Intensitas Nyeri, Low Back Pain (LBP), Puskesmas Kurai Taji, Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back
Massage

ABSTRAC

Incidence low back pain nearly the same in all population society in the world.It is estimated that 70
% human suffering from back pain, chronic and sporadic.This research quantitative expected to the
method quasi experiment.Design this research are those intervention without the control group.One
approach research group pretest. posttest.Research aims to understand the influence of a stimulus
kutaneus slow-stroke back therapist to intensity of pain patients low back pain ( lbp ) in the work
area of puskesmas kurai spurs kecamatan pariaman south.Research carried out in this area work
puskesmas kurai spurs kecamatan pariaman south in june 2 october 2017 s / d 27 october 2017.The
population and sample amounted to 28 respondents with technique total of sampling.The results of
the study the average pain low back pain before the provision of a stimulus kutaneus slow-stroke
back therapist is 4,64 ( pain being ) with scales pain highest 8, lowest 2 and after the provision of
stimu.

Kata kunci: Intensity of pain , low back pain ( lbp ) , pariaman south , puskesmas kurai spurs , a stimulus
kutaneus slow-stroke back therapist

189
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3 (October,2018): 189-197 Jurnal Human Care

PENDAHULUAN yang mengalami LBP menyatakan tidak


Low Back Pain (LBP) merupakan rasa melakukan usaha apapun untuk mengatasi
nyeri, ngilu, pegal yang terjadi di daerah timbulnya gejala tersebut. Dengan kata lain,
pinggang bagian bawah (Alcauffe, 2009). LBP hanya sekitar 10-20% dari mereka yang
tidak mengenal perbedaan umur, jenis mencari perawatan medis ke pelayanan
kelamin, pekerjaan, status sosial, tingkat kesehatan.
pendidikan, semuanya bisa terkena LBP. Lebih
dari 70% umat manusia dalam hidupnya Keluhan pada punggung atau keluhan
pernah mengalami LBP, dengan rata-rata muskuloskeletal merupakan keluhan pada otot
puncak kejadian berusia 35-55 tahun (Basuki, skeletal yang dirasakan dengan intensitas nyeri
2009). Menurut Gim (2010) penyebab yang yang berbeda-beda, dari nyeri yang ringan
paling sering ditemukan yang dapat sampai nyeri yang sangat sakit. Otot yang
mengakibatkan LBP adalah kekakuan dan menerima beban statis secara berulang-ulang
spasme otot punggung oleh karena aktivitas dan dalam waktu yang lama dapat
tubuh yang kurang baik serta tegangnya menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada
postur tubuh. sendi, ligament dan tendon (Kusyanto, 2013).

Angka kejadian LBP hampir sama pada Punggung harus bekerja non stop jam
semua populasi masyarakat di seluruh dunia, sehari. Dalam posisi duduk, berdiri
baik di negara maju maupun di negara (mengerjakan pekerjaan rumah tangga,
berkembang (Hanung, 2008). Diperkirakan berjalan) bahkan tidur, punggung harus
setidaknya 70% manusia menderita sakit bekerja keras menyangga tubuh. Penyebab
punggung, baik kronis maupun sporadis. Di nyeri punggung bawah yang paling sering
Negara Inggris melaporkan 17,3 juta orang adalah duduk terlalu lama, sikap duduk yang
Inggris pernah mengalami nyeri punggung tidak tepat, postur tubuh yang tidak ideal
pada suatu waktu dan dari jumlah tersebut 1,1 (improper), aktivitas yang berlebihan, serta
juta mengalami kelumpuhan akibat nyeri trauma. Nyeri punggung lalu menjadi masalah
punggung. Berdasarkan The Global Burden of di banyak negara karena seringkali
Disease Study (GBD) (2010), dari 291 penyakit mempengaruhi produktivitas kerja (Sakinah,
yang diteliti, LBP merupakan penyumbang 2012).
terbesar kecacatan global (Patrianingrum, Adanya nyeri membuat penderitanya
2015). seringkali takut untuk bergerak sehingga
Di Indonesia diperkirakan angka mengganggu aktifitas sehari-harinya dan dapat
prevalensi 7,6% sampai 37% (Benynda, 2016). menurunkan produktifitasnya. Di samping itu,
Menurut Kreshnanda (2016), di Indonesia, LBP dengan mengalami nyeri membuat pasien
merupakan keluhan yang paling banyak frustasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari
dijumpai dengan angka prevalensi mencapai sehingga dapat mengganggu kualitas hidup
49%. Akan tetapi, sekitar 80-90% dari mereka pasien

190
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3 (October,2018): 189-197 Jurnal Human Care

(Brown, 2009). akibat penyakit yang dialami dan nyeri yang


tak berkesudahan (Gilliland, 2008). Rileks
Penanganan nyeri dapat dilakukan juga membantumengurangi rasa cemas,
dengan terapi farmakologi dan terapi sehingga mencegah menghebatnya stimulus
nonfarmakologi. Terapi farmakologi dapat nyeri.
dilakukan dengan menggunakan
siklooksigenase inhibitor (COX inhibitor) sering Salah satu jenis stimulus kutaneus
menimbulkan efek samping yaitu gangguan adalah masase (usapan) punggung yang
gastrointestinal. Selain itu, penggunaan jangka perlahan (Slow-Stroke Back
panjangnya dapat mengakibatkan perdarahan
Massage/SSBM). Masase ini merupakan
pada saluran cerna, tukak peptik, perforasi dan
gangguan ginjal (Airaksinen, 2006). suatu tindakan memberi kenyamanan yang
dapat meredakan ketegangan, merilekskan
Pedoman AHCPR (Agency for Health Care pasien dan meningkatkan sirkulasi. Cara kerja
Policy and Research) untuk penatalaksanan dari slow stroke back massage ini
nyeri akut (1992) dalam Ardinata (2007) menyebabkan terjadinya pelepasan endorfin,
menyebutkan bahwa intervensi sehingga memblok transmisi stimulus nyeri
nonfarmakologis merupakan intervensi yang (Huda, 2010). Tehnik untuk melakukan slow-
cocok untuk pasien yang tidak ingin stroke back massage dapat dilakukan dengan
menggunakan terapi obat dalam mengatasi beberapa pendekatan, salah satu metode
nyerinya dan pasien yang merasa cemas yang dilakukan adalah dengan mengusap
karena masih merasakan nyeri setelah kulit klien secara perlahan dan berirama
menggunakan terapi farmakologi. Stimulasi dengan tangan, dengan kecepatan 60 kali
kutaneus, distraksi, relaksasi, imajinasi usapan per menit (Ignatavicius, 2010).
terbimbing dan hipnosis adalah contoh
Tehnik ini sederhana dan mudah
intervensi nonfarmakologis yang sering
digunakan dalam keperawatan dalam dilakukan, sehingga setiap tenaga kesehatan
bisa menerapkannya untuk mengatasi
mengelola nyeri (Dinh, 2011).
masalah nyeri, khususnya pada pasien LBP.
Stimulus kutaneus adalah stimulasi kulit Keuntungan dari stimulus kutaneus slow-
yang dilakukan untuk stroke back massage adalah tindakan ini
dapat dilakukan di rumah, sehingga
menghilangkan nyeri. Salah satu langkah memungkinkan pasien dan keluarga
sederhana dalam upaya menurunkan nyeri melakukan upaya dalam mengontrol nyeri
dengan menggunakan stimulus kutaneus (Kulisch, 2009). Hal ini dapat membantu
adalah dengan melakukan masase dan kemandirian klien dan keluarga dalam
sentuhan. Masase dan sentuhan mengelola nyeri, khususnya bagi pasien yang
merupakan tehnik integrasi sensori yang sulit mendapatkan fasilitas pelayanan medis
mempengaruhi aktifitas sistem saraf otonom atau pasien yang tidak ingin mengatasi nyeri
(Dossey, 2008). dengan menggunakan terapi farmakologis.

Sentuhan sebagai stimulus untuk rileks, Puskesmas Kurai Taji merupakan


kemudian akan muncul respon relaksasi. puskesmas yang terletak di Desa Pauh
Relaksasi sangat penting dalam membantu Kecamatan Pariaman Selatan yang memiliki 9
klien untuk meningkatkan kenyamanan dan desa binaan yang terdiri dari, Desa Pauh, Desa
membebaskan diri dari ketakutan serta stres Balai Kurai Taji, Desa

191
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3 (October,2018): 189-197 Jurnal Human Care

Batang Tajongkek, Desa Sungai Kasai, sehingga mengganggu aktifitas sehari-harinya.


Stimulus kutaneus
Desa Marabau, Desa Toboh Palabah, Desa
SSBM adalah stimulasi kulit yang dilakukan
Simpang, Desa Rambai dan Desa Punggung untuk menghilangkan nyeri, tehnik yang
Lading. Berdasarkan laporan puskesmas pada sederhana dan mudah dilakukan di rumah
tahun 2016 diketahui bahwa terdapat 175 sehingga memungkinkan pasien dan keluarga
orang yang mengalami nyeri pada pinggang melakukan upaya dalam mengontrol nyeri.
bagian bawah
Berdasarkan kondisi tersebut, maka
(Puskesmas Kurai Taji, 2016). Jumlah ini belum sebagai tenaga kesehatan perlu menerapkan
termasuk mereka yang tidak memeriksakan tehnik stimulus kutaneus slow-stroke back
diri ke puskesmas. massage dan efeknya yang dapat memberikan
Berdasarkan survey pendahuluan yang rasa nyaman bagi penderita LBP. Hal ini
dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Kurai Taji berguna untuk membantu dalam mengurangi
pada tanggal 12 September 2017 s/d 24 rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita LBP
September 2017 didapati 8 orang yang sehingga penderita dapat beraktivitas seperti
mengeluh nyeri pada pinggang bagian bawah biasa dan dapat memenuhi kebutuhan hidup
(LBP), 6 dari 8 orang tersebut mengatakan sehari-hari.
nyeri yang dialami sangat mengganggu Berdasarkan latar belakang di atas, maka
aktivitas sehari-hari, mengganggu waktu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
istirahat dan tidur, 5 dari 8 orang mengatakan yang bertujuan mengetahui pengaruh stimulus
dampak nyeri telah menimbulkan banyak kutaneus slow-stroke back massage terhadap
masalah dalam keluarganya seperti tidak intensitas nyeri pada penderita Low Back Pain
dapat melakukan pekerjaan atau mencari (LBP) di wilayah kerja Puskesmas Kurai Taji
nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari- Kecamatan Pariaman Selatan.
hari.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusuma METODE PENELITIAN


(2014) bahwa low back pain merupakan gejala Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan
utama yang dilaporkan kepada praktisi menggunakan rancangan penelitian metode
kesehatan berkaitan dengan menurunnya quasi eksperimen. Pada desain penelitian ini
produktivitas kerja. Patrianingrum (2015) terdapat kelompok intervensi namun peneliti
menjelaskan bawah LBP merupakan masalah tidak menggunakan kelompok kontrol.
kesehatan dunia yang sangat umum, yang Pendekatan desain penelitian dengan one
menyebabkan pembatasan aktivitas dan juga group pretest – posttest. Populasi dan sampel
ketidakhadiran kerja. Partiwi (2009) juga berjumlah 28 responden dengan kriteria
menyatakan bahwa berdasarkan hasil survei sampel yaitu didiagnosa LBP yang didiagnosa
tentang akibat sakit pinggang, produktivitas oleh dokter Puskesmas Kurai Taji, tidak sedang
kerja dapat menurunhingga 40%. menggunakan obat anti nyeri atau obatobat
dari penyakit yang sedang dialami dan tidak
Melihat masih tingginya angka prevalensi
memiliki kontraindikasi untuk usapan
mencapai LBP di Indonesia dan di tempat
punggung, seperti adanya luka pada daerah
penelitian, adanya nyeri membuat
punggung serta bersedia menjadi subjek
penderitanya seringkali takut untuk bergerak
penelitian. Tehnik pengambilan sampel total

192
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3 (October,2018): 189-197 Jurnal Human Care

sampling menggunakan pendekatan uji paired


t-test (T-Test Dependen). HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 2 Oktober 2017 s/d 27 Oktober 2017
PENGUMPULAN DATA di wilayah kerja Puskesmas Kurai Taji (9 desa
Pengumpulan data dilakukan dalam binaan yang terdiri dari Desa
beberapa tahap. Tahap persiapan dimulai dari
pemilihan bahan penelitian, tahap pra Pauh, Desa Balai Kurai Taji, Desa Batang
pelaksana di mulai dengan pengurusan izin
penelitian dan tahap pelaksanaa yaitu saat Tajongkek, Desa Sungai Kasai, Desa
peneliti mendapatkan persetujuan penelitian Marabau, Desa Toboh Palabah, Desa Simpang,
dari responden, selanjutnya sebelum Desa Rambai dan Desa
responden diberi intervensi stimulus kutaneus
slow-stroke back massage maka peneliti Punggung Lading).
mengukur intensitas nyeri responden dengan
Peneliti menemukan hasil bahwa lebih
menggunakan lembar skala nyeri yang telah
dari separuh (78,6%) usia responden di
disiapkan. Selanjutnya peneliti
wilayah kerja Puskesmas Kurai Taji
mempersilahkan responden untuk memilih
Kecamatan Pariaman Selatan adalah > 36
posisi yang diinginkan selama intervensi, bisa
tahun. Usia termuda yaitu 31 tahun dan usia
tidur miring, telungkup atau duduk, peneliti
tertua yaitu 49 tahun. lebih dari separuh
membuka punggung klien, bahu dan lengan
(92,9%)jenis kelamin responden adalah laki-
atas dan menutup sisanya dengan selimut,
laki.Lebih dari separuh (64,3%)
peneliti mencuci tangan, menuangkan sedikit
berpendidikan SMA (Sekolah Menengah
body lotions di tangan dan menjelaskan pada
Atas/Sederajat).
responden bahwa body lotions akan terasa
dingin dan basah,peneliti mengusap kulit klien Rata-rata intensitas nyeri sebelum
secara perlahan dan berirama dengan gerakan pemberian stimulus kutaneus slow-stroke
sirkular dengan kecepatan 60 kali usapan per back massage pada penderita LBP adalah
menit. Gerakan dimulai pada bagian tengah 4,64 (skala nyeri sedang) dengan skala nyeri
punggung bawah kemudian ke arah atas area tertinggi 8 dan terendah 2. Selanjutnya
belahan bahu kiri dan kanan selama 10 menit. diketahui bahwa rata-rata intensitas nyeri
Peneliti mengakhiri usapan dengan gerakan sesudah pemberian stimulus kutaneus slow-
memanjang, membersihkan kelebihan dari stroke back massage pada penderita LBP
lubrikan dari punggung responden dengan adalah 2,21 (skala nyeri ringan) dengan skala
handuk mandi, membantu memakai nyeri tertinggi 5 dan terendah 0. Selisih
baju/piyama responden, kemudian membantu penurunan intensitas skala nyeri 2,429 yang
klien pada posisi yang nyaman.Peneliti artinya telah terjadi rata-rata penurunan
merapikan alat dan cuci tangan. nyeri sebanyak 2,4 skala nyeri.
Setelah diberikan intervensi, peneliti Hasil penelitian ini sejalan dengan
mengukur kembali intensitas nyeri responden penelitian Adhyati (2011) yang menunjukan
untuk dijadikan data penelitian (posttest) dan bahwa intensitas nyeri yang dirasakan
hasilnya ditulis pada lembar observasi. responden sebelum pemberian intervensi
Selanjutnya peneliti memasuki tahap akhir seluruhnya (100%) melaporkan nyeri
yaitu melakukan pengolahan hasil penelitian. ditingkat sedang dan intensitas nyeri

193
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3 (October,2018): 189-197 Jurnal Human Care

responden sesudah pemberian intervensi perlahan (slow-stroke back massage/ssbm).


stimulus kutaneus slow-stroke back massage Masase ini merupakan suatu tindakan
didapatkan sebanyak kurang lebih dua per memberi kenyamanan yang dapat meredakan
tiga responden (71,4%) melaporkan nyeri ketegangan, merilekskan pasien dan
pada tingkat ringan dan lebih dari meningkatkan sirkulasi. Cara kerja dari slow
seperempatnya (28,6%) pada nyeri sedang. stroke back massage ini menyebabkan
terjadinya pelepasan endorfin, sehingga
Hasil penelitian ini juga didukung oleh memblok transmisi stimulus nyeri. Tehnik
penelitian yang dilakukan Primayanthi (2016) untuk melakukan slow-stroke back massage
yang menunjukkan bahwa sebelum diberikan dapat dilakukan dengan beberapa
terapi SSBM (slow-stroke back massage) rata- pendekatan, salah satu metode yang dilakukan
rata skala nyeri yang dirasakan pasien adalah adalah dengan mengusap kulit klien secara
4,83 dengan nilai tengah yakni 5. Sedangkan perlahan dan berirama dengan tangan,
setelah diberikan terapi SSBM rata-rata skala gerakan sirkular dengan kecepatan 60 kali
nyeri yang dirasakan pasien adalah 2,67 usapan per menit. Gerakan dimulai pada
dengan nilai tengah yakni 2,5. bagian tengah punggung bawah kemudian ke
Low back pain (LBP) adalah nyeri pada arah atas area belahan bahu kiri dan kanan
punggung bagian bawah yang dapat (Ignatavicius, 2010).
diakibatkan oleh berbagai sebab antara lain Berdasarkan hasil penelitian yang
karena beban berat yang menyebabkan otot- dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kurai Taji
otot yang berperan dalam mempertahankan Pariaman Selatan disimpulkan bahwa telah
keseimbangan seluruh tubuh mengalami luka terjadi rata-rata penurunan nyeri pada
atau iritasi pada diskus intervertebralis dan responden sebanyak 2,4 skala nyeri. Menurut
penekanan diskus terhadap saraf yang keluar asumsi peneliti, terjadinya penurunan skala
melalui antar vertebra (Hadyan, 2015). nyeri pada responden karena pada saat
Menurut Rahayu (2015), untuk dilakukan intervensi menggunakan
mengurangi nyeri dapat digunakan bodylotions, telah terjadi vasodilatasi
manajemen nyeri yaitu secara farmakologis pembuluh darah dan perasaan nyaman yang
dan nonfarmakologis. Teknik nonfarmakologis berfungsi sebagai peningkatan relaksasi dan
yang digunakan untuk mengurangi nyeri salah pengalihan rasa nyeri.
satunya teknik stimulasi kulit dan otot (slow- Menurut Trihartini (2010), penggunaan
stroke back massage) yang menjadi satu lotions diharapkan memberikan sensasi hangat
alternatif dalam pemberian terapi untuk dan mengakibatkan vasodilatasi lokal,
mengurangi nyeri karena mudah dilakukan vasodilatasi akan meningkatkan peredaran
(tidak memerlukan keahlian khusus) sehingga darah pada area yang diusap sehingga aktivitas
dapat dilakukan oleh keluarga/suami, tidak sel meningkat dan akan mengurangi rasa sakit.
memerlukan biaya yang mahal dan tidak Sensasi hangat juga dapat meningkatkan rasa
terlalu memerlukan peran aktif dari ibu nyaman. Nilai terapeutik yang lain dari masase
sehingga dapat dilakukan walaupun respon ibu punggung termasuk mengurangi ketegangan
berlebihan terhadap nyeri. otot dan meningkatkan relaksasi fisik dan
Huda (2010) juga menyatakan hal yang psikologis.
sama bahwa salah satu jenis stimulus kutaneus Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
adalah masase (usapan) punggung yang mengharapkan kepada tenaga kesehatan di

194
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3 (October,2018): 189-197 Jurnal Human Care

Puskesmas Kurai Taji Kecamatan Pariaman endorphin juga dilepaskan sehingga kadarnya
Selatan untuk dapat menyampaikan dan meningkat. Kedua hal tersebut menyebabkan
mensimulasikan tehnik stimulus kutaneus terjadinya penurunan intensitas dan nilai skala
slow-stroke back massage pada penderita LBP nyeri yang dirasakan oleh subjek penelitian.
yang berkunjung ke puskesmas sehingga
Mekanisme dari slow-stroke back
intensitas nyeri penderita dapat berkurang
saat melakukan tehnik tersebut di rumahnya. massagedengan usapan yang perlahan
memberikan sensasi hangat dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah mengakibatkan vasodilatasi pada pembuluh
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan darah lokal. Peningkatan peredaran darah
uji statistik pairedsamplettestdidapati nilai p karena vasodilatasi pembuluh darah pada area
value 0,000 yang artinya terdapat pengaruh yang diusap akan meningkatkan aktivitas sel
stimulus kutaneus slow-stroke back massage dan akan mengurangi rasa sakit karena
terhadap intensitas nyeri pada penderita Low spasme otot berkurang (Primayanthi, 2016).
Back Pain (LBP) di wilayah kerja Puskesmas Menurut Marvia(2011), massage dan
Kurai Taji Kecamatan sentuhan, merupakan teknik integrasi sensori
yang mempengaruhi aktifitas sistem saraf yang
Pariaman Selatan. apabila individu mempersepsikan sentuhan
Hasil penelitian ini sejalan dengan sebagai stimulus untuk relaks, maka kemudian
penelitian Trihartini (2010) yang menunjukkan akan muncul respon relaksasi. Relaksasi sangat
bahwa pemberian stimulasi kutaneus slow- penting dalam membantu klien untuk
stroke back massage memiliki pengaruh meningkatkan kenyamanan dan
terhadap intensitas nyeri pada responden membebaskan diri dari nyeri yang tak
dengan nilai p = 0,003. Penelitian Primayanthi berkesudahan.
(2016) juga menemukan hasil bahwa stimulasi Teori dan hasil penelitian ini juga
kutaneus slow-stroke back massage signifikan sejalan dengan pendapat Haerawan (2012)
dapat menurunkan nyeri pada pasien low back yang menyatakan masase kutaneus
pain dengan nilai p = 0,0005. merupakan sebagai satu tindakan non
Menurut Trihartini (2010), adanya farmakologis yang bertujuan untuk
pengaruh stimulasi kutaneus slow-stroke back menghilangkan nyeri dengan memblok
massage terhadap LBP dikarenakan adanyanya transmisi stimulus nyeri dengan cara
mekanisme penurunan nyeri yang dapat mendorong pelepasan endorphin.
dijelaskan dengan teori gate control, yaitu Berdasarkan hal tersebut, untuk
intensitas nyeri diturunkan dengan memblok mengatasi LBP pada responden maka peneliti
transmisi nyeri pada gerbang (gate), dan teori mengharapkan penderita LBP dan keluarga
endorphin, yaitu menurunnya intensitas nyeri tidak hanya sekedar tahu tentang cara
dipengaruhi oleh meningkatnya kadar pelaksanaan slow-stroke back massage
endorphin dalam tubuh sehingga persepsi namun diharapkan dapat menerapkan tehnik
nyeri individu menurun. Setelah dilakukan ini pada anggota keluarganya yang sedang
stimulasi kutaneus: slow-stroke back massage, mengalami nyeri (LBP).
maka serabut saraf A beta yang banyak
terdapat di kulit akan terangsang sehingga
pintu gerbang tertutup dan stimulus nyeri
tidak diteruskan ke otak. Di samping itu,

195
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3 (October,2018): 189-197 Jurnal Human Care

KESIMPULAN sehingga peneliti bisa melakukan koreksi


Berdasarkan penelitian yang telah langsung pada anggota keluarga saat
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa melakukan kesalahan.
rata-rata intensitas nyeri LBP sebelum
pemberian stimulus kutaneus slow-stroke
back massage pada penderita LBP di wilayah DAFTAR PUSTAKA
Airaksinen,O. (2006). European Guidelines for
kerja Puskesmas Kurai Taji Kecamatan
the Management of Chronic Nonspesific
Pariaman Selatan adalah 4,64 (skala nyeri
Low Back Pain. European Spine Journal,
sedang) dengan skala nyeri tertinggi 8 dan
15(2), 192300.
terendah 2. Rata-rata intensitas nyeri LBP
sesudah pemberian stimulus kutaneus slow- Adhyati, S. (2011). Pengaruh Stimulus
stroke back massage pada penderita LBP di Kutaneus Slow Stroke Back Massage
wilayah kerja Puskesmas Kurai Taji terhadap Intensitas Nyeri pada Penderita
Kecamatan Pariaman Selatan adalah 2,21 Low Back Pain di Kelurahan Aek Gerger
(skala nyeri ringan) dengan skala nyeri Sidodadi. Naskah
tertinggi 5 dan terendah 0. Terdapat
pengaruh stimulus kutaneus slow-stroke Publikasi, FK USU, Medan.
back massage terhadap intensitas nyeri pada
Alcauffe, R. (2009). Weightlifting Injuries and
penderita Low Back Pain (LBP) di wilayah
Their Chiropractic Management: a Clinical
kerja Puskesmas Kurai Taji
Review. A Clinical Framework for
Kecamatan
Management in Journal of Sports
Pariaman Selatan dengan nilai p 0,0005. Chiropractic & Rehabilitation. Journal of
Applied, 65-70.

SARAN Ardinata, D. (2007). Multidimensional Nyeri.


Bagi Puskesmas Kurai Taji Pariaman Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera
Utara, 2(2), 77-81. Arikunto, S. (2010) .
Diharapkan pihak Puskesmas Kurai Taji Prosedur Penelitian Jakarta. Rineke Cipta.
Kecamatan Pariaman Selatan dapat
mensimulasikan tehnik stimulus kutaneus Basuki, K. (2009). Faktor Risiko Kejadian Low
slow-stroke back massage pada penderita LBP Back Pain Pada Operator Tambang
yang berkunjung ke puskesmas sehingga Sebuah Perusahaan Tambang Nickel di
intensitas nyeri penderita dapat berkurang Sulawesi Selatan. Jurnal Promosi
saat melakukan tehnik tersebut di rumahnya. Kesehatan Indonesi, 4(2), 115-121.
Diharapkan pihak Puskesmas Kurai Taji
Benynda, T. (2016). Hubungan Cara Kerja
Kecamatan Pariaman Selatan dapat
Angkat Angkut dengan Keluhan Low Back
menyediakan ruangan dan
Pain pada Porter di Pasar Tanah Abang
mengaplikasikan pelaksanaan tehnik Blok A Jakarta Pusat Tahun
slowstroke back massage sebagai salah satu
2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
cara untuk mengatasi keluhan LBP pada
1-37
penderita saat berkunjung ke puskesmas.
Brown A and Mackler L. S. (2009). Diagnosis
Diharapkan peneliti lain dapat melibatkan
of Mechanical LBP in a Laborer. American
anggota keluarga responden dalam
Physical Therapy Association. Journal of
pelaksanaan slow-stroke back massage

196
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3 (October,2018): 189-197 Jurnal Human Care

Orthopaedic & Sport Physical Therapy, Fakultas Kedokteran, Banjarmasin.


California, 29(10).
Ignatavicius, D. D., & Workman, M. L. (2010).
Dinh, E., Phan, N. L., & Ruan, K. (2011). Medical - Surgical Nursing: Patient –
Alternative Pain Mangement by the Use of Centered Collaborative Care. Sixth Edition,
Herbal Remedies. The American Journal 1 & 2. Missouri:
of Integrative Medicine, 1 (2), 24-29.
Saunders Elsevier.
Dossey, B. M. (2008). Theory of Integral
Koesyanto, H. (2013). Masa Kerja dan Sikap
Nursing. Advances in Nursing Science,
Kerja Duduk terhadap Nyeri Punggung.
31(1), E52-E53.
Jurnal Kemas, 9(1), 9-14
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis
Kreshnanda, P.S. (2016). Prevalensi dan
Multivariat dengan Program IBM SPSS
21 (7th ed.). Semarang: Universitas Gambaran Keluhan Low Back Pain (LBP)
Diponegoro. pada Wanita Tukang Suun di
Gie, Lim, T., (2010), Progresifitas Latihan
terhadap Pengurangan Nyeri. Jakarta. Pasar Badung. E Jurnal Medika, 5(8), 1-6
Gramedia.
Kulisch, A., Bender, T., Nemeth, A., & Szekeres,
Gilliland, M. (2008). Pain Management
L. (2009). Effect of Thermal Water and
Guidelines. Journal of Practical Nursing,
Adjunctive Electrotherapy on Chronic Low
58(2), 12-15.
Back Pain: a
Hadyan, M.F. (2015). Faktor – Faktor yang
Doubleblind, Randomised, Follow-Up
Mempengaruhi Kejadian Low Back Pain
Study. Journal of Rehabilitation Medicine,
pada Pengemudi Transportasi Publik.
41(1), 73-79.
Jurnal Majority, 4(7), 19-23.
Kusuma, I. F. (2014). Pengaruh Posisi Kerja
Haerawan, B.I. (2012). Perbedaan Penurunan
terhadap Kejadian Low Back Pain pada
Intensitas Nyeri antara Sebelum dan
Pekerja di Kampung Sepatu, Kelurahan Miji,
Sesudah Dilakukan Teknik Masase
Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.
Kutaneus pada Pasien Post Bedah Mayor
Jurnal IKESMA, 10(1), 59-66.
di Ruang Nusa Indah RSUD Majalengka.
Marvia, E. (2011). Perbedaan Pengaruh Terapi
Hanung M.Maul, (2008). Course of Low
Kompres Hangat dan Teknik Slow-Stroke
Back Pain among Nurses: a Back Massage terhadap Perubahan
Longitudinal Study Across Eight Years Intensitas Nyeri pada Lansia yang
University of South Florida. Tampa, FL, USA. Mengalami Penyakit Osteoarhritis di Panti
Hidayat, A. A.(2007). Riset Keperawatan dan Sosial Tresna Werdha “Puspakarma”
Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta. Salemba Mataram
Medika.
Patrianingrum, M. (2015). Prevalensi dan
Huda, A. S. H. (2010). Chronic pain : A review. Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah di
Journal Medicine Libanon, 58(1), 21-27. Lingkungan Kerja Anestesiologi Rumah
Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Jurnal
Huldani. (2012). Nyeri Punggung. Universitas Anestesi Perioperatif, 3(1), 47-56.
Lambung Mangkurat,

197
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.3 (October,2018): 189-197 Jurnal Human Care

Perestroika, G.D (2014). Pengaruh Stimulasi


Kutaneus Slow Stroke Back Massage
Terhadap Perubahan Kadar Endorphin dan
Nyeri Persalinan pada

Ibu Inpartu di Rsud Kota Semarang, Tesis,


Universitas Diponegoro Semarang.

Primayanthi, A.A. (2016). Pengaruh Terapi


Slow Stroke Back Massage dengan Minyak
Essensial Lavender terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Low Back Pain. Jurnal
Keperawatan Community of Publishing in
Nursing (COPING) NERS, 36-40

Puskesmas Kurai Taji. (2016). Data Wilayah


Kerja Puskesmas Kurai Taji Kecamatan
Pariaman Selatan.

Pariaman.

Rahayu, D. (2015). Perubahan Tingkat Nyeri


pada Pasien Primigravida Inpartu Kala I
dengan Penerapan Slow Stroke Back
Massage Berbasis Teori Kenyamanan
Kolcaba, Jurnal Ilmu

Kesehatan, 4(1), 102-109.

Sakinah. (2012). Faktor yang berhubungan


dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
pada Pekerja Batu Bata di

Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap.


Jurnal K3 FKM UHM, 1-10
Trihartini, M. (2010). Stimulasi Kutaneus

Slow-Stroke Back Massage Menurunkan


Intensitas Nyeri Osteoartritis pada Lansia.
Jurnal Ners, 5(1), 87-92.

198
Jurnal Keperawatan
Community of Publishing in Nursing
(COPING) NERS ISSN: 2303-1298

PENGARUH TERAPI SLOW STROKE BACK MASSAGE DENGAN MINYAK


ESSENSIAL LAVENDER TERHADAP PENURUNAN
INTENSITAS NYERI LOW BACK PAIN

1
A.A.Ayu Emi Primayanthi, 2Abdul Azis, 3Luh Mira Puspita
1,3
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Bali
Email: emmy.yanthi@gmail.com

ABSTRACT
Low Back Pain is pain that is felt in the lower back region. This pain can be local or radicular or both
and felt among the bottom corner of the ribs to fold under the buttocks are in the lumbar region. Pain
management is usually the pharmacological and non-pharmacological therapies. Cutaneous
stimulation, distraction, relaxation, guided imagery, and hypnosis are examples of non-
pharmacological interventions that are often used in nursing to manage pain, one of them with a slow-
stroke back massage therapy combined with lavender essential oil. This study aims to determine the
therapeutic effect of slow stroke back massage with lavender essential oil to decrease the intensity of
pain in low back pain at Latu Usadha nursing clinics. This research uses a preexperimental study using
one group pre-test and post-test design without control conducted on 24 respondents selected by
incidental sampling technique. Data collected by interview using VAS pain scale were performed
before and after the intervention. Data using Shapiro Wilk normality test and then the data is
processed by using the Wilcoxon test. Results obtained is ρ = 0.000 means there is a therapeutic effect
of slow stroke back massage with lavender essential oil to decrease pain in low back pain. Therapy
SSBM with lavender oil can reduce pain in low back pain.

Keywords : Lavender Essential Oil, Low Back Pain, Slow Stroke Back Massage
PENDAHULUAN mengganggu aktivitas sehari-hari dan dapat
Low Back Pain adalah rasa nyeri yang menurunkan produktifitas. Penanganan nyeri
dirasakan di daerah punggung bawah antara dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan
sudut bawah kosta (tulang rusuk) terapi nonfarmakologi. Intervensi
sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor)
nonfarmakologis merupakan intervensi yang
yakni daerah L1-L5 dan S1S5. Nyeri juga bisa
menjalar ke daerah lain seperti punggung cocok untuk pasien yang merasa cemas
bagian atas dan pangkal paha. Nyeri ini bisa terhadap efek samping yang ditimbulkan oleh
akut, subakut dan kronis berdasarkan durasi terapi farmakologi. Stimulasi kutaneus,
timbulnya keluhan (Meliala L, 2005). distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing dan
Penyebab yang paling sering hipnosis adalah contoh intervensi
ditemukan yang dapat mengakibatkan LBP nonfarmakologis yang sering digunakan dalam
adalah kekakuan dan spasme otot punggung
keperawatan untuk mengelola nyeri (Potter &
oleh karena aktivitas tubuh yang kurang baik
serta tegangnya postur tubuh. Low back pain Perry, 2005).
diklasifikasikan menjadi nyeri
punggung bawah viserogenik, nyeri Stimulasi kutaneus adalah stimulasi
punggung bawah vaskular, nyeri kulit untuk menghilangkan nyeri dengan
punggung bawah neurogenik, nyeri melakukan massase dan sentuhan, salah
punggung bawah spondilogenik. Menurut satunya dengan Slow Stroke Back Massage
penelitian WHO di Amerika prevalensi (SSBM). Selain untuk menghilangkan nyeri
gangguan LBP berkisar 15-20% dari populasi terapi SSBM juga dapat menghilangkan rasa
umum. Pada kelompok usia bekerja sekitar
cemas dan memberikan efek menenangkan
50% mengaku pernah mengalami keluhan LBP
setiap tahunnya (Panduwinata, 2014). Menurut apabila dikombinasikan dengan wangiwangian
National Health Insurance Swedia, LBP seperti aromaterapi. Aromaterapi lavender
ditemukan pada 53% pekerja ringan dan 64% merupakan salah satu aromaterapi yang paling
pekerja berat (Meliala dkk, 2005). Data digemari. Bunga lavender yang berbentuk kecil
mengenai jumlah penderita LBP di RSUD dr. dan berwarna ungu ini dapat memberikan efek
Soedarso Pontianak didapatkan bahwa pada relaksasi bagi saraf dan otot-otot yang tegang
tahun 2010 sebanyak 189 kasus, tahun 2011
setelah beraktivitas (Wahyuni, 2014).
sebanyak 63 kasus dan tahun 2012 sebanyak
959 kasus (Tuti, 2013).
Minyak esensial lavender paling umum
Angka kejadian LBP di Bali
digunakan untuk masase karena kandungan
berdasarkan data yang diperoleh dari poliklinik
aldehid yang bersifat iritatif bagi kulit hanya
Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Umum Pusat
2% serta tidak bersifat toksik. Kandungan ester
Sanglah Denpasar, jumlah pasien LBP yang
pada bunga lavender bekerja dengan lembut di
menjalani rawat jalan dua tahun terakhir
kulit dan memberikan efek menenangkan
sebanyak 152 pasien daripada tahun 2010
yakni sebanyak 249 pasien. Jumlah pasien LBP (Price, 2006).
yang datang ke tempat praktek fisioterapi

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 36

perseorangan dua tahun terakhir berjumlah 270


pasien (Endah, 2013). Berdasarkan hasil wawancara dengan
pemilik klinik didapatkan data bahwa pasien
Adanya nyeri membuat penderita yang sama terkadang datang kembali dengan
seringkali takut untuk bergerak sehingga keluhan yang sama tetapi dengan skala nyeri

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 37


yang berbeda sehingga terapi yang biasanya Perawat Latu Usadha Abiansemal, Badung.
diberikan beragam namun belum pernah Pasien dipilih sesuai dengan kriteria inklusi
dilakukan terapi Slow Stroke Back Massage dan eksklusi yang telah ditetapkan. Pasien
dengan minyak essensial lavender. yang akan dijadikan sampel sebelumnya
diberikan penjelasan terlebih dahulu, setelah
Penelitian ini bertujuan untuk pasien menandatangani inform consent maka
mengetahui pengaruh terapi slow stroke back pasien akan dijadikan sampel. Peneliti
massage dengan minyak essensial lavender mendapatkan sampel sebanyak 24 responden.
terhadap penurunan intensitas nyeri pada low
back pain di Klinik Praktek Perawat Latu Peneliti melakukan wawancara kepada sampel
Usadha. untuk pengambilan data tentang identitas
sampel (nama, umur, jenis kelamin, dan
METODE PENELITIAN Rancangan pekerjaan) dan skala nyeri responden sebelum
Penelitian diberikannya terapi SSBM dengan minyak
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian essensial lavender, selanjutnya peneliti
pre-eksperimental dengan rancangan one memberikan intervensi selama 10 menit setelah
group pre-test and posttest design without pemberian intervensi selesai peneliti kembali
control. Pada desain ini dilakukan pretest melakukan wawancara kepada responden
sebelum diberi terapi SSBM dengan minyak untuk pengambilan data tentang skala nyeri
essensial lavender dan posttest setelah diberi pasien setelah diberikannya terapi SSBM
terapi SSBM dengan minyak essensial dengan minyak essensial lavender.
lavender.
Setelah data hasil pengukuran intensitas nyeri
Populasi dan Sampel low back pain sebelum dan setelah diberikan
Pada penelitian ini populasi yang diteliti terapi SSBM dengan minyak essensial lavender
adalah semua pasien dengan keluhan nyeri terkumpul, dilakukan uji normalitas data
punggung bawah yang datang ke Klinik menggunakan uji Shapiro wilk karena sampel
Praktik Perawat Latu Usadha Abiansemal, kurang dari 50 responden kemudian
Badung. Populasi dan sampel pada penelitian dilanjutkan analisis dengan menggunakan uji
ini yakni sebesar 24 pasien. Pengambilan Wilcoxon dikarenakan data tidak berdistribusi
sampel dalam penelitian ini menggunakan normal. Ha diterima apabila nilai p<0,05.
teknik insidental sampling.
HASIL PENELITIAN
Instrument Penelitian Karakteristik pasien yang
Data yang dikumpulkan adalah jenis data mengalami low back pain dalam
primer, yaitu lembar wawancara yang penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar
responden dalam penelitian ini berumur 35-40
menuliskan nama reponden, umur responden,
tahun sebanyak 7 responden (29,2%),
jenis kelamin responden, pekerjaan responden, berjenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 17
skala nyeri sebelum diberikan terapi SSBM responden (70,8%), dan paling banyak bekerja
dengan minyak essensial lavender, dan skala sebagai petani yakni sebanyak 6 responden
nyeri setelah diberikan terapi SSBM dengan (25%).
minyak essensial lavender. Hasil pengamatan nyeri sebelum
diberikan terapi SSBM dengan minyak
Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data essensial lavender adalah skala nyeri 5 yakni
Prosedur pengumpulan data dimulai dengan sebanyak 13 responden (54,2%). Rata-rata
mengumpulkan sampel yang datang dengan skala nyeri yang dirasakan pasien sebelum
keluhan low back pain di Klinik Praktik diberikan terapi SSBM dengan minyak

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 38


essensial lavender adalah 4,83 dengan nilai sebelum dan sesudah diberikan terapi SSBM
tengah yakni 5. dengan minyak essensial lavender.

Hasil pengamatan nyeri setelah Berdasarkan uraian diatas didapatkan bahwa


diberikan terapi SSBM dengan minyak terapi SSBM dengan minyak lavender efektif
essensial lavender adalah skala nyeri 2 yakni menurunkan intensitas nyeri pada pasien low
sebanyak 10 responden (41,7%) dan terbanyak back pain sesuai dengan teori yang
kedua adalah skala nyeri 3 sebanyak 9 menyatakan bahwa ada manajemen terapi
responden (37,5%). Rata-rata skala nyeri yang nonfarmakologi untuk mengurangi intensitas
dirasakan pasien setelah diberikan terapi SSBM nyeri. Stimulasi kutaneus, distraksi, relaksasi,
dengan minyak essensial lavender adalah 2,67 imajinasi terbimbing dan hipnosis adalah
dengan nilai tengah yakni 2,5. contoh intervensi nonfarmakologis yang
sering digunakan dalam keperawatan untuk
Hasil uji normalitas data mengelola nyeri. Stimulasi kutaneus adalah
menunjukkan bahwa data tidak
stimulasi kulit untuk menghilangkan nyeri
berdistribusi normal, sehingga untuk
menganalisa pengaruh terapi SSBM dengan melakukan massase dan sentuhan,
dengan minyak essensial lavender salah satunya dengan Slow Stroke Back
terhadap nyeri low back pain digunakan uji Massage (SSBM).
statistik non parametrik yaitu uji
Wilcoxon yang diolah dengan menggunakan Mekanisme dari SSBM ini dengan usapan
program komputer. Hasil analisa data skala yang perlahan memberikan sensasi hangat
nyeri sebelum dan sesudah terapi SSBM dengan mengakibatkan vasodilatasi pada
dengan minyak essensial lavender pembuluh darah lokal. Peningkatan peredaran
menggunakan uji wilcoxon diperoleh Asymp. darah karena vasodilatasi pembuluh darah
Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Hipotesis pada pada area yang diusap sehingga aktivitas sel
penelitian ini menggunakan hipotesis 1-tailed meningkat dan akan mengurangi rasa sakit
atau hipotesis satu arah sehingga nilai Asymp. karena spasme otot berkurang (Potter &
Sig. (2-tailed) dibagi dua untuk memperoleh Perry, 2006).
hasil Sig. (1-tailed) (Widhiarso, 2001)
Teori gate control mengatakan bahwa
sehingga diperoleh nilai ρ=0,000 yang
stimulasi kulit mengaktifkan transmisi serabut
memiliki nilai lebih kecil dari α = 0,05 yang
saraf sensori A-Beta yang lebih besar dan
menunjukkan terapi SSBM dengan minyak
lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi
essensial lavender terhadap nyeri low back
nyeri melalui serabut C dan delta-A yang
pain secara signifikan dapat menurunkan nyeri
berdiameter kecil sehingga gerbang sinaps
pada pasien dengan low back pain.
menutup transmisi implus nyeri Sistem
PEMBAHASAN kontrol desenden juga akan bereaksi dengan
Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa melepaskan endorphin yang merupakan
rata-rata nyeri sebelum diberikan terapi morfin alami tubuh sehingga memblok
adalah 4,83 dan skala nyeri yang paling transmisi nyeri dan persepsi nyeri tidak
banyak dialami oleh responden adalah skala terjadi (Potter & Perry, 2006).
nyeri 5 sedangkan setelah diberikan terapi Minyak lavender dengan kandungan linalool-
didapatkan bahwa rata-rata nyeri setelah nya adalah salah satu minyak aromaterapi yang
diberikan terapi adalah 2,67 dan skala nyeri banyak digunakan saat ini, baik secara inhalasi
yang paling banyak dialami oleh responden (dihirup) ataupun dengan teknik pemijatan
adalah skala nyeri 2. menunjukkan bahwa pada kulit. Aromaterapi yang digunakan
adanya perbedaan signifikan antara nyeri melalui cara inhalasi atau dihirup akan masuk

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 39


ke sistem limbik dimana nantinya aroma akan salah satu cara menangani nyeri punggung
diproses sehingga kita dapat mencium baunya. bawah.
Pada saat kita menghirup suatu aroma,
komponen kimia akan masuk ke bulbus DAFTAR PUSTAKA
olfaktorius kemudian ke sistem limbik pada Dewi, A.P. (2013). Aromaterapi Lavender
otak. Sistem limbik sebagai pusat nyeri, Sebagai Media
senang, marah, depresi, dan berbagai emosi Relaksasi.
lainnya (Dewi, 2013). http://ojs.unud.ac.id/index.php/eu
m/article/viewFile/4871/3657, diakses
Terapi SSBM dengan minyak essensial 10 November 2014
lavender bermanfaat untuk menurunkan Endah, K. (2013). Penambahan Terapi
intensitas nyeri pada pasien dengan low back Latihan Mc.Kenzie Pada
pain. Keuntungan lain dari stimulus kutaneus
Intervensi Short Wave Diathermi
SSBM adalah tindakan ini dapat dilakukan di
(SWD), Transcutaneus Electrical
rumah, sehingga memungkinkan pasien dan Nerve Stimulation (TENS), dan
keluarga melakukan upaya dalam mengontrol Massage Untuk Dapat Lebih
nyeri (Potter & Perry, 2006). Menurunkan Nyeri Pinggang Pada
Kasus Low Back Pain.
KESIMPULAN DAN SARAN
Skripsi tidak diterbitkan. Program
Pemberian terapi SSBM dengan minyak
Studi Fisioterapi Universitas Udayana
essensial lavender dapat menurunkan intensitas
nyeri low back pain dengan rata-rata skala Meliala L, Pinzon R. (2005).
nyeri sebelum diberikan terapi 4,83 dan rata-
rata skala nyeri setelah diberikan terapi 2,67. Breakthrough in Management of
Hasil analisis data menggunakan uji Wilcoxon Acute Pain, dalam Mahama J,
Runtuwene Th, Siwi-K R.C dkk,
dengan α = 0,05 diperoleh nilai ρ=0,000 yang
Naskah Lengkap Pertemuan Ilmiah
berarti ada pengaruh terapi SSBM dengan Nasional I Kelompok Studi
minyak essensial lavender terhadap penurunan
intensitas nyeri low back pain di Praktek Nyeri Perdossi, Manado: 142– 153.
Perawat Latu Usadha Abiansemal ,Badung.
Panduwinata, W. (2014). Peranan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Magnetic Resonance
bahwa terapi SSBM dengan minyak essensial Imaging dalam Diagnosis Nyeri
Punggung Bawah Kronik. CDK-215/
lavender efektif menurunkan nyeri low back
vol. 41 no. 4, th. 2014
pain, maka diharapkan perawat dapat Potter, P.A. & Perry, A.G. (2006). Buku Ajar
melaksanakan intervensi terapi SSBM dengan Fundamental Keperawatan. Edisi
minyak essensial lavender sebagai salah satu Keempat. Jakarta: EGC
terapi nonfarmakologis pada pasien low back
pain khususnya nyeri punggung bawah yang Price, S.A. (2006). Patofisologi edisi 6.
disebabkan oleh ketegangan dan kekakuan Volume 2. Jakarta: EGC.
otot. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang Tuti, M.L. (2013). Hubungan
mempengaruhi nyeri, menambah jumlah Peningkatan Indeks Massa Tubuh
sampel dan melibatkan kelompok kontrol agar Dengan Kejadian Low Back Pain
hasil penelitian yang didapat lebih akurat. Pada Pasien Rawat Jalan Di
Terapi SSBM dengan minyak essensial Poliklinik Saraf RSUD dr. Soedarso
lavender diharapkan dapat digunakan sebagai

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 40


Pontianak. Skripsi tidak diterbitkan.
Pontianak:

Universitas Tanjungpura

Wahyuni. (2014). Pengaruh Massase


Ekstremitas Dengan Aroma Terapi
Lavender Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia Hipertensi Di Kelurahan
Grendeng Purwokerto. Skripsi tidak
diterbitkan. FKIK-UNSOED Widhiarso, W.
(2001). Membaca T-tes. Fakultas
Psikologi UGM.
http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/fil
es/membaca_t-tes.pdf, diakses 10 Mei 2015

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 41

Anda mungkin juga menyukai