Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ANALISA JURNAL LOW BACK PAIN (LBP)

JURNAL UTAMA :

PENGARUH POSISI ERGONOMIS TERHADAP KEJADIAN


LOW BACK PAIN PADA PENENUN SONGKET DI KAMPUNG
BNI 46

JURNAL PENDUKUNG :

PENGARUH POSISI KERJA ERGONOMI TERHADAP LOW


BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BATIK DI KAUMAN
SOKARAJA

KELOMPOK 2 :

1. A A Istri Mas Radika (1602001)


2. Ambar Arum R (1602003)
3. Delfy Bulan Rosalia (1602011)
4. Desmaharani Lewu (1602013)
5. Evanda Asri Gumpita (1602017)
6. I Putu Oka Suryana (1602024)
7. Laura Adelia (1602031)
8. Margarita Lakley F (1602033)
9. Nova Omega (1602043)
10. Rahmat Keli Eha (1602046)
11. Ruth Widya Pinasthti (1602048)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
2019
KATA PENGATAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan bimbingannya kepada kami, sehingga kami mampu
menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul ‘’ LAPORAN
PRESENTASI EBN JURNAL LOW BACK PAIN (LBP)’’ tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa hasil laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
laporan yang kami susun.

Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini hingga terselesaikan.

Yogyakarta, 20 Maret 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
LBP adalah suatu sindroma klinis dengan manifestasi berupa nyeri dan rasa
tidak nyaman didaerah belakang tubuh dengan batas tulang costea hingga
lipatan gultea dengan atau tanpa disertai penjalaran ke tungkai.
Penyebab LBP bermacam-macam mulai dari yang ringan seperti sikap
tubuh yang salah sampai yang berat seperti keganasan. Banyak penulis yang
mengelompokkan LBP berdasarkan penyebab nonspesifik, yang tidak
mengarah pada suatu kelainan anatomik atau proses patologik tertentu
misalnya strain otot dan penyebab yang spesifik seperti kelainan anatomik
dan patologik tertentu misalnya infeksi, neoplasma tumor, fraktur,
osteoporosis.
LBP merupakan gangguan muskoloskeletal terkait kerja yang biasa
ditemukan dan secara ekonomi menghabiskan biaya tinggi, perlu investigasi
yang mendetail. Nyeri yang dirasakan bisa tumpul atau tajam, tersebar atau
terlokalisir. Bila nyeri bersifat akut dan berat disebut lumbago. Bila nyeri
menjalar ke pantat sampai paha belakang dan kaki disebut sciatica.
Umumnya episode LBP berlangsung singkat, namun resiko
kekambuhannya sangat tinggi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana analisa Evidence Based Nursing berdasarkan Jurnal
“PENGARUH POSISI ERGONOMIS TERHADAP KEJADIAN LOW
BACK PAIN PADA PENENUN SONGKET DI KAMPUNG BNI 46”
2. Bagaimana analisa Evidence Based Nursing berdasarkan jurnal
“PENGARUH POSISI KERJA ERGONOMI TERHADAP LOW
BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BATIK DI KAUMAN
SOKARAJA.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui analisis Evidence Based Nursing berdasarkan jurnal
“PENGARUH POSISI ERGONOMIS TERHADAP KEJADIAN LOW
BACK PAIN PADA PENENUN SONGKET DI KAMPUNG BNI 46”
2. Mengetahui analisis Evidence Based Nursing berdasarkan jurnal
“PENGARUH POSISI KERJA ERGONOMI TERHADAP LOW
BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BATIK DI KAUMAN
SOKARAJA”
BAB II

ANALISIS EVIDENCE BASED NURSING

A. PROBLEM POPULATION
Jurnal 1
Nyeri punggung bawah merupakan salah satu keluhan yang dapat
menurunkan produktivitas manusia. Setiap tahun 15 % - 45 % orang dewasa
menderita nyeri punggung bawah dan umumnya terjadi pada usia 33-35
tahun. Satu diantara 20 penderita harus dirawat dirumah sakit karena
serangan akut nyeri punggung bawah ( proporsi 5 % ) dan proporsi keluhan
nyeri punggung bawah mencapai 30 % - 50 %.
Populasi : populasi pada penelitian ini adalah penenun songket yang
berjumlah 30 orang.
Critical thinking :
Nyeri punggung bawah adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala
utama berupa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak pada daerah tulang
punggung bagian bawah.
Jurnal 2
Penelitian Harwanti dkk (2014) pada pekerja home industri batik tulis di
desa Kauman Kecamatan Sokaraja Kabupaten banyumas, dari 60 pekerja
batik yang semuanya adalah perempuan sebagian besar pekerja yaitu 52
pekerja (86,7%) mengalami LBP.
Populasi : Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 pekerja.
Critical thinking :
Nyeri punggung bawah atau low back pain adalah nyeri pada punggung
bagian bawah yang biasanya disebabkan karena cedera pada otot (tegang)
atau ligamen (keseleo).
B. INTERVENSI
Jurnal 1
Posisi kerja ergonomis
Penggunaan posisi ergonomis pada penenun songket yaitu dengan
menggunakan kursi sandaran dalam menenun songket.
Pada penelitian ini dilakukan dua kali pengukuran nyeri yaitu setelah
menenun menggunakan posisi ergonomis dan tidak menggunakan posisi
ergonomis.
Critical Thinking :
Kursi sandaran digunakan agar pekerja tetap berada pada posisi
ergonomis,sehingga dapat menghidari pekerja membungkuk dalam
pekerjaan menenun songket.
Jurnal 2
Posisi kerja ergonomi
Penggunaan posisi kerja ergonomi pada pekerja selama 3 hari. Penilaian
tingkat keluhan low back pain dilakukan tiga kali dalam tiga hari secara
berturut-turut.
Critical Thinking :
Posisi keja tenaga kerja yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya dan
sarana kerja, sehingga dapat menghindarkan pekerja berkerja dengan posisi
membungkuk, Kristanto (2011) .
C. COMPARATION
Jurnal 1 :
Jenis penelitian ini adalah quasi experimental design tanpa kelompok
kontrol dengan metode pendekatan one group pretest posttest design.
Populasi pada penelitian ini adalah penenun songket di Desa Kampung BNI
46, Muara Penimbung yang berjumlah 30 orang.
Jurnal 2 :
Jenis penelitian ini Quasi Esperimental dengan menggunakan rancangan
non equivalen,sampel dalam penelitian sebanyak 15 orang pekerja batik di
Desa Kauman Sakoraja dengan teknik purposive sampling.
D. OUT COME
Jurnal 1 :

Rata-rata nyeri sakit pinggang pada pengukuran pertama adalah 1.9000


dengan standar deviasi 0.30513. pada pengukuran kedua didapat rata-rata
nyeri sakit pinggang 0.8000 dengan standar deviasi 0.40684. terlihat nilai
mean perbedaan antara pengukuran sebelum dan sesudah adalah 1.10
dengan standar deviasi 0.402. hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.001 maka
dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara nyeri sebelum dan
sesudah.

Jurnal 2 :

Hasil penilaian pada tingkat keluhan low back pain pekerja batik tulis
sebelum menggunakan rancangan sarana kerja ergonomis menunjukkan
sebanyak 10 (66,7%) pekerja mengalami nyeri berat dan 5 (33,3%) pekerja
mengalami nyeri sedang. Penilaian tingkat keluhan low back pain dilakukan
tiga kali dalam tiga hari secara berturut-turut. Hasil penilaian tingkat
keluhan low back pain pekerja batik setelah menggunakan rancangan sarana
kerja ergonomis pada hari pertama sebanyak 7 (46,7%) pekerja batik
mengalami nyeri sedang dan 8 (53,3%) pekerja batik mengalami nyeri
ringan, pada hari kedua sebanyak 11 (73,3%) pekerja batik mengalami nyeri
ringan dan 4 (26,7%) pekerja tidak merasakan nyeri, pada hari ketiga
sebanyak 1 (6,7%) pekerja mengalami nyeri ringan dan 14 (93,3%) pekerja
merasakan tidak nyeri. Keluhan LBP pada tiap harinya mengalami
penurunan. Ini disebabkan karena pekerja menggunakan model posisi kerja
ergonomi yang telah disesuaikan dengan pekerjaan para tenaga kerja.
Analisis pertama dilakukan dari penilaian tingkat keluhan LBP pekerja
sebelum dan setelah mengunkan model posisi kerja ergonomis pada hari
pertama. Hasil ujii wilcoxon diperoleh nilai p = 0,001 < α = 0,05, artinya
ada perbedaan tingkat keluhan LBP secara significant sebelum dan sesudah
menggunakan model posisi kerja ergonomi pada hari pertama. Analisis
kedua dilakukan dari penilaian tingkat keluhan LBP pekerja sebelum dan
setelah mengunkan model posisi kerja ergonomis pada hari kedua. Hasil ujii
wilcoxon diperoleh nilai p = 0,000 < α = 0,05, artinya ada perbedaan tingkat
keluhan LBP secara significant sebelum dan sesudah menggunakan model
posisi kerja ergonomi pada hari kedua. Analisis ketiga dilakukan dari
penilaian tingkat keluhan LBP pekerja sebelum dan setelah mengunkan
model posisi kerja ergonomis pada hari ketiga. Hasil ujii wilcoxon diperoleh
nilai p = 0,000 < α = 0,05, artinya ada perbedaan tingkat keluhan LBP secara
significant sebelum dan sesudah menggunakan model posisi kerja ergonomi
pada hari ketiga. Hasil ketiga analisis menunjukkan bahwa model pisisi
kerja ergonomis berdampak efektif terhadap penurunan keluhan LBP pada
pekerja pembatik. Model posisi kerja ergonomi dapat menurunkan keluhan
LBP.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari jurnal pertama dan ke dua,mempunyai perlakuan yang sama, di mana
pada kedua jurnal tersebut menggunakan posisi ergonomis sebagai variabel
bebas yang sama. Jurnal kedua mendukung jurnal pertama karena hasil dari
penelitian jurnal pertama dan kedua memiliki kesimpulan yang sama yakni,
posisi ergonomis dapat mengurangi keluhan nyeri low back pain. Sehingga,
dapat diambil kesimpulan posisi ergonomis dapat menurunkan nyeri,
terutama bagi pekerja yang memiliki posisi kerja yang monoton.

Anda mungkin juga menyukai