Mata Kuliah :
Keperawatan Medikal Bedah 3
Dosen Pembimbing :
Rudi Haryono., M. Kep
Disusun Oleh Kelompok 3 :
1. Sulis Tri Wahyuni (201801047)
2. Dyah Novitasari (201801046)
3. Safira Salsabila Prabowo Putri (201801058)
4. Milenia Putri Ambarsari (201801061)
5. Siti Faiqoh Palupi (201801062)
6. Devi Ayu Dinda Fatoni (201801064)
7. Bintar Aji Setyawan (201801066)
8. Angga Febrianto (201801070)
9. Margareta Dewi Arum (201801068)
10. Ilmi Mufidatur R (201801051)
11. Yeni Susilowati (201801084)
12. Mustafida (201801060)
13. Aji Prasojo (201801071)
14. Machita Yustin P (201801065)
ROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN 2019/2020
Jl. Raya Jabon Km 6 Mojokerto, (0321) 390203
KATA PENGANTAR
Asuhan Keperawatan ini dipersiapkan untuk memenuhi sebagai persyaratan Tugas Keperawatan
Medikal Bedah 3 tentang ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LOW BACK PAIN
. Dalam penulisan laporan ini, penulis dapat mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Maka sudah sewajarnya pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih
dan puji syukur kami limpahkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan,
ketabahan, dan kelapangan hati kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Keperawatan
Medikal Bedah 3 ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi kami pada khususnya dan kami juga menyadari masih ada kekurangan dalam
laporan ini, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan kami terima dengan
senang hati
Penulis
BAB I
KONSEP PENYAKIT
1.1 DEFINISI
Low Back Pain didefinisikan sebagai nyeri akut pada daerah ruas lumbalis kelima dan
sakralis (L5-S1). Nyeri pada punggung bawah dirasakan oleh penderita dpat terjadi secara
jelas dan samar serta menyebar atau terlokalisir. Sakit atau nyeri bagian pinggang bawah
adalah gangguan pada tulang dan otot punggung yang merupakan keluhan umum yang
dirasakan Sebagian orang [ CITATION Zun19 \l 1033 ].
Low Back Pain (LBP) adalah salah satu penyakit yang terjadi pada bagian punggung
bawah, hal ini terjadi karena adanya gangguan pada tulang dan otot punggung. Nyeri
pinggang terjadi pada 60-90% disepanjang kehidupan manusia, 90% kasus nyeri pinggang
akan sembuh tanpa pengobatan dalam jangka waktu 6-12 minggu, dan kasus ini akan
meningkat pada seseorang yang berusia lebih dari 45 tahun[ CITATION TMm00 \l 1033 ].
Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh masalah-masalah musculoskeletal
(misalnya perenggangan lumbosakral akut, ligament lumbosakral yang tidak stabil dan
kelemahan otot, osteotitis medulla, stenosis medulla, masalah-masalah diskus intervertebra,
panjang tungkai yang tidak sama. Pasien lansia mungkin mengalami sakit punggung yang
berkaitan dengan fraktur vertebra, osteoporosis atau metastasis tulang. Banyak kondisi
medikal dan psikomatis lain yang menyebabkan nyeri punggung. Obesitas, stress dan
kadang depresi dapat menunjang terjadinya nyeri punggung bawah. Pasien dengan nyeri
punggung bawah kronik mungkin mengalami ketergantung pada alkohol atau analgesic
[ CITATION Bau96 \l 1033 ].
1.2 ETIOLOGI
Menurut Borrenstein (2004), faktor-faktor penyebab nyeri punggungbawah sebagian
besar berasal dari faktor mekanik, dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu :
a) Faktor mekanik static
Faktor mekanik statik adalah deviasi sikap atau postur tubuh yang menyebabkan
peningkatan sudut lumbosakral (sudut antara segmen Vertebra L5 dan Vertebra S1)
yang normalnya 30-34, atau peningkatan lengkung lordotik lumbal dalam waktu
yang cukup lama, serta menyebabkan pergeseran titik pusat berat badan (center of
gravity/CoG), yang normalnya berada di garis tengah sekitar 2,5 cm di depan segmen
Vertebra S2.
Peningkatan sudut lumbosakral dan pergeseran CoG tersebut akan menyebabkan
peregangan pada ligamen dan berkontraksinya otot-otot yang berusaha untuk
mempertahankan postur tubuh yang normal, akibatnya dapat terjadi sprain atau strain
pada ligamen atau otot-otot sekitar punggung bawah yang menimbulkan nyeri.
Kemudian sikap tubuh atau postur yang jelek adalah adalah sikap berdiri membungkuk
ke depan, tidak tegak, kepala menunduk, dada datar, dinding abdomen menonjol dan
punggung bawah sangat lordotik. Keadaan ini akan membuat titik berat badan akan
jatuh ke depan. Sebagai kompensasi punggung harus ditarik kebelakang dan akan
menimbulkan hiperlordosis lumbal. Hal ini bila berlangsung lama akan menimbulkan
kelelahan otot dan rangsangan pada ligamen-ligamen yang akan dapat menimbulkan
rasa nyeri.
b) Faktor mekanik dinamik
Faktor mekanik dinamik atau kinetik yaitu terjadinya stress atau beban mekanik
abnormal pada struktur jaringan (ligamen atau otot) di daerah punggung bawah saat
melakukan gerakan. Stress atau beban mekanik tersebut melebihi kapasitas fisiologis
atau toleransi otot maupun ligamen di daerah punggung bawah. Gerakan yang potensial
menimbulkan nyeri punggung bawah muskuloskeletal adalah gerakan kombinasi
terutama fleksi dan rotasi, dan bersifat repetitif, apalagi disertai dengan beban, misalnya
ketika sedang mengangkat beban yang berat.Sedangkan menurut Bull (2007), faktor-
faktor resiko pada nyeri punggung bawah dapat dibagi menjadi 2 kelompok utama,
yaitu faktor eksternal atau pekerjaan dan faktor internal :
1. Faktor eksternal atau identik dengan aktivitas dan pekerjaan
Pekerjaan fisik yang berat, yang terutama memberikan tekanan yang cukup
besar pada punggung bawah.
Pekerjaan yang berhubungan dengan posisi statik yang berkepanjangan,
misalnya berdiri atau duduk yang cukup lama, apalagi disertai dengan vibrasi
atau getaran pada tubuh, misalnya mengendarai mobil, truk, atau
mengoperasikan alat-alat perindustrian.
Pekerjaan yang dilakukan dengan gerakan membungkuk atau memutar tubuh
secara berulang-ulang.
2. Faktor internal
Faktor internal berkaitan dengan individu itu sendiri, antara lain usia atau
degeneratif, dari berbagai studi epidemiologik, kejadian nyeri punggung
bawah meningkat pada usia 35 tahun dan mencapai puncaknya pada usia
sekitar 55 tahun.
Antropometrik, berhubungan dengan berat badan, individu dengan obesitas
mempunyai resiko yang lebih besar mengalami nyeri punggung bawah karena
obesitas menyebabkan hiperlordosis lumbal sehingga terjadi pergeseran titik
pusat berat badan ke depan.
1.6 PENATALAKASANAAN
a) Fisioterapi
dalam hal ini memegang peranan untuk mengembalikan dan mengatasi gangguan
impairment dan activity limitation sehingga pasien dapat beraktivitas kembali. Untuk
mengatasi masalah Pada nyeri punggung bawah miogenik dapat digunakan modalitas
fisioterapi seperti :
1. Terapi panas antara lain Hot pack, Short Wave Diathermy (SWD), Micro Wafe
Diathermy (MWD), IR.
2. Terapi dingin yaitu antara lain Cold pack, kompres dingin dan Massage es.
3. Terapi listrik antara lain Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS),
interferensi (IF), dyadinamis.
4. Terapi manipulasi atau stretching, Massage.
5. Terapi latihan : William Flexion Exercise dan Mc Kanzie.
b) Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan untuk nyeri punggung bawah kronis disarankan hanya
untuk jangka pendek, misalnya saat eksaserbasi akut, karena penggunaan jangka panjang
dapat menimbulkan banyak efek samping .
1. NSAIDs (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs)
Jenis obat NSAIDs yang sering digunakan adalah diclofenac, ibuprofen dan naproxen.
Sediaan ada dalam bentuk tablet, suppository dan injeksi, tetapi injeksi sudah jarang
digunakan karena efektivitas sama dengan tablet dan suppositoria).
2. Paracetamol
Paracetamol sering diberikan pada pasien nyeri punggung bawah, tetapi tidak terbukti
efektif di beberapa penelitian .
3. Opioid
Pemberian opioid tidak menjamin perbaikan gejala—tanpa opioid, 24 dari 100 pasien
membaik, dengan opioid angka hanya berubah menjadi 34 dari 100 pasien . Efek
samping adalah konstipasi, mual, kantuk, dan ketergantungan.
4. Obat Pelumpuh Otot (Muscle Relaxant)
Obat pelumpuh otot, seperti eperisone dan baclofen, hanya meringankan gejala jangka
pendek, belum ada penelitian yang membuktikan efektivitasnya untuk nyeri punggung
bawah. Efek samping yang sering ditemukan adalah sedasi, dan penggunaan jangka
panjang memiliki risiko ketergantungan.
5. Antidepresan dan Antiepilepsi
Obat antidepresan yang telah diteliti efektivitasnya adalah golongan trisiklik.
Gabapentin meringankan gejala jangka pendek pada pasien dengan radikulopati.
Selective serotonin reuptake inhibitors (SNRIs) dan obat antiepilepsi, seperti
pregabalin, belum terbukti untuk membantu pasien nyeri punggung bawah kronis
6. Terapi Injeksi
Terapi injeksi sering digunakan untuk mengurangi nyeri atau membuat sensasi baal.
Injeksi dapat dilakukan ke jaringan otot, di sekitar saraf tertentu, ligamen/diskus
spinal, ke sendi tulang belakang atau ke epidural. Injeksi yang dapat diberikan adalah
Zat anastesi local, Steroid, Botulinum toxin (Botox)
1.7 KOMPLIKASI
Komplikasi umum yang biasanya terjadi setelah pembedahan (Joyce,2009) :
1. Infeksi dan peradangan
2. Cedera pada akar-akar saraf
3. Robekan pada lapisan durameter
4. Sindroma kauda ekuina
5. Hematoma
6. Tidak ada penyatian pada area bedah
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 PENGKAJIAN
a) Identistas Klien.
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, bangsa, alamat.
b) Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengatakan nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari 2
bulan, nyeri sat berjalan dengan menggunakan tumit, nyeri menyebar kebagian
bawah belakang kaki.
c) Riwayat Penyakit Sekarang.
Tanyakan pada klien sejak kapan keluhan dirasakan, kapan timbulnya keluhan &
apakah menetap atau hilang timbul', hal apa yang mengakibatkan terjadinya
keluhan, apa saja yang dilakukan untuk mengurangi keluhan yang dirasakan,
tanyakan pada klien apakah klien sering mengkomsumsi obat tertentu atau tidak.
d) Riwayat penyakit dahulu.
Tanyakan pada klien apakah klien dulu pernah menderita penyakit yang sama
sebelumnya, apakah klien pernah mengalami kecelakaan atau trauma, apakah klien
pernah menderita penyakit gangguan tulang atau otot sebelumnya.
e) Riwayat Pekerjaan.
Faktor resiko ditempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan otot rangka
terutama adalah kerja fisik berat, penanganan dan cara pengangkatan barang, posisi
atau sikap tubuh selama bekerja, dan kerja statis.
m) Nervus I (Olfaktorius) :
Suruh klien menutup mata dan menutup salah satu lubang hidung, mengidentifikasi
dengan benar bau yang berbeda (misalnya jeruk nipis dan kapas alkohol).
n) Nervus II (Optikus) :
Persepsi terhadap cahaya dan warna, periksa diskus optikus, penglihatan perifer.
o) Nervus III (Okulomotorius) :
Kelopak mata terhadap posisi jika terbuka, suruh klien mengikuti cahaya
p) Nervus IV (Troklearis) :
Suruh klien menggerakan mata kearah bawah dan kearah dalam.
q) Nervus V (Trigeminus) :
Lakukan palpasi pada pelipis dan rahang ketika klien merapatkan giginya dengan
kuat, kaji terhadap kesimetrisan dan kekuatan, tentukan apakan klien dapat
merasakan sentuhan diatas pipi (bayi muda menoleh bila area dekat pipi disentuh)
dekati dari samping, sentuh bagiang mata yang berwarna dengan lembut dengan
sepotong kapas untuk menguji refleks berkedip dan refleks kornea.
r) Nervus VI (Abdusen) :
Kaji kemampuan klien untuk menggerakan mata secara lateral.
s) Nervus VII (Fasialis) :
Uji kemampuan klien untuk mengidentifikasi larutan manis (gula), asam (lemon).
Kaji fungsi motorik dengan cara tersenyumdan menglihatkan giginya.
t) Nervus VIII (Vestibulocochlearis) :
Uji pendengaran.
u) Nervus IX (Glosofaringeus) :
Uji kemampuan klien untuk mengidentifikasi rasa pada lidah.
v) Nervus X (Vagus) :
Kaji klien refleks menelan, sentuhkan tong spatel pada lidah ke posterior faring
untuk menentukan refleks muntah, jangan menstimulasi jika ada kecurigaan
epiglotitis.
w) Nervus XI (Asesorius) :
Suruh klien memutar kepala kesamping dengan melawan tahanan, minta klien
untuk mengangkat bahunya kemudian kita tahan apakah klien mampu untuk
melawannya.
x) Nervus XII (Hipoglasus) :
Minta klien untuk mengeluarkan lidahnya,periksa deviasi garis tengah, dengarkan
kemampuan anak untuk mengucapkan ‘R’.
- Fungsi motorik :
Massa otot, tonus otot, dan kekuatan oto.
- Fungsi sensorik :
Respon terhadap suhu, nyeri, dan getaran.
- Fungsi cerebrum :
Kemampuan koordinasi dan keseimbangan.
KESIMPULAN
Kerusakan punggung dan tulang adalah penyebab ketiga ketiga kerusakan punggung dan
tulang adalah penyebab ketiga ketika ketidakmampuan individu dalam bertahun-tahun
pekerjaannya. pasien lansia mungkin mengalami sakit punggung yang berkaitan dengan fraktur
vertebra, osteoporosis atau metastasis tulang. Banyak kondisi medical dan psikosomatis lain
yang menyebabkan nyeri punggung. Obesitas, stress dan kadang depresi dapat menunjang
terjadinya nyeri punggung bawah. Pasien dengan nyeri punggung bawah kronik mungkin
mengalami ketergantungan pada alkohol atau analgesik.
DAFATAR PUSTAKA
Baughman, C. D. (1996). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC .
Marevelli, T. M. (2000). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC.
Zuniawati, D. (2019). Kejadian Lumbago. Tulungagung: Media Citra.
Brunner and Suddarth. 1984. Medical Surgical Nursing. Philadelphia: JB Lippincot Comany
(lukman & ningsih, 2010, hal. 134)
Basmajian, John U, 1978; Therapeutic Exercise; Third Edition, Rehabilitation median, Jakarta.
Low Back Pain: Medication for chronic back pain. Informed Health Online. NCBI. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0073048/
Allen R. Chronic Low Back Pain: Evaluation and Management. [online] Available from:
http://www.aafp.org/afp/2009/0615/p1067.html#afp20090615p1067-b7