judul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Low Back Pain Et Causa Sacroiliac Joint Block” telah
disetujui untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan praktek klinik di
Makassar, 2020
Mengetahui,
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT,atas berkat rahmat dan karunia-nya sehingga saya
PADA LOW BACK PAIN ET CAUSA SACROILIAC JOINT BLOCK” Laporan kasus ini
Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Pembimbing Klinik dan Pembimbing
Saya berharap hasil Laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi Mahasiswa Fisioterapi
Seiring perkembangan zaman, banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, dalam hal
ini maka manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan melakukan
anggota tubuhnya terhadap pola gerak yang dilakukan. Hal ini dapat menimbulkan
beberapa keluhan nyeri, salah satu diantaranya nyeri pada daerah punggung bawah.
(Pinzon, 2012).
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam merawat
pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya
tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan
pasien.
Nyeri punggung terbagi menjadi dua yaitu nyeri punggung atas dan nyeri punggung
bawah. Nyeri punggung bawah (Low Back Pain) merupakan salah satu ancaman terbesar
Menurut Aisyiah dkk (2015) nyeri punggung bawah merupakan keluhan yang sering kita
dengar dari orang usia lanjut, namun tidak menutup kemungkinan dialami oleh orang usia
muda.
Dalam The World Health Report (WHO, 2002) low back pain dikaitkan dengan
yang janggal. Tingginya tingkat Low Back Pain pada kelompok khusus pekerja, seperti
petani, perawat, operator alat berat, dan pekerja konstruksi. Low back pain sering terjadi
di negara -negara industri. Meskipun data tersebut terbatas, angka yang dilaporkan di
China mirip dengan di negara industri lain. Low back pain dapat dicegah, tetapi
tenaga kerja, insinyur industri, ergonomi, dan praktisi medis. Analisis menunjukkan
bahwa sekitar 37% dari Low back pain disebabkan faktor risiko pekerjaan. Meskipun
bukan penyebab kematian, Low Back Pain menyebabkan angka kesakitan atau morbiditas
yang cukup besar, sehingga diperkirakan 0,8 juta Disability Adjusted Life Years (DALYs
: 0,1%) di seluruh dunia. Ini adalah penyebab utama ketidakhadiran kerja, dan karena itu
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1. Definisi
Low Back Pain ( LBP ) atau nyeri punggung bawah adalah sindroma klinik yang
ditandai dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah
kronik. Nyeri punggang bawah akut biasanya di definisikan suatu periode nyeri
kurang dari 6 minggu lainnya, nyeri punggang bawah subakut adalah suatu periode
nyeri antara 6-12 minggu lamanya dan nyeri pinggang bawah kronik merupakan
2. Anatomi
a. Vertebra Lumbal
Ukuran tulang vertebrae lumbal semakin bertambah dari L1 hingga L5
seiring dengan adanya peningkatan beban yang harus disokong. Pada bagian
depan dan sampingnya, terdapat sejumlah foramina kecil untuk suplai arteri dan
drainase vena. Pada bagian dorsal tampak sejumlah foramina yang lebih besar
dan satu atau lebih orificium yang besar untuk vena basivertebral. Corpus
vertebrae berbentuk seperti ginjal dan berukuran besar, terdiri dari tulang korteks
bagian atas dan bawahnya disebut dengan endplate. End plates menebal di
bagian tengah dan dilapisi oleh lempeng tulang kartilago. Bagian tepi end plate
juga menebal untuk membentuk batas tegas, berasal dari epiphyseal plate yang
merupakan struktur yang berbentuk menyerupai tapal kuda, terdiri dari lamina
dan pedikel. Dari lengkung ini tampak tujuh tonjolan processus, sepasang
tranversus. Pedikel berukuran pendek dan melekat pada setengah bagian atas
tulang vertebrae lumbal. Lamina adalah struktur datar yang lebar, terletak di
lamina dan pedikel dan bersama dengan processus spinosus berfungsi sebagai
berbentuk konkaf dan menghadap kearah medial dan sedikit posterior. Processus
articular inferior menonjol ke arah lateral dan sedikit anterior dan permukaannya
berbentuk konveks.
b. Sacrum
Merupakan tulang besar berbentuk segitiga terdiri dari lima vertebrae yang
berfusi. Berartikulasi pada bagian proksimal dengan lima tulang lumbal, bagian
lateral dengan ilium, dan bagian distal dengan coccyx. Di tengah permukaan
cembung bagian dorsal terdapat kurang lebih empat processus spinosus yang
bersatu membentuk medial sacral crest. Di samping sacral crest ini, dan sedikit di
medial foramina sacralis posterior, terdapat satu seri sendi zygapophyseal yang
dengan foramina sacral dorsalis. Ujung runcing sacrum dibentuk oleh vertebra
c. Coccyx
Coccygeus (Gb.2.9) yang disebut juga dengan tulang ekor, terdiri dari tiga
hingga lima vertebra yang berfusi secara bervariasi. Segmen pertama dan terbesar
iliaca dan processus spinosus thoracolumbal. Group otot ini terbagi atas
1. M. transversus spinalis
2. M. Longgissimus
3. M. liiocostalis
4. M. spinalis
intrasversaris.
lumbal dan sebagai stabilisator vertebra lumbal saat tubuh dalam keadaan
b. Deep lateral muscle, merupakan group otot instrinsik pada bagian ;ateral
1) M. Quadratus lumborum
2) M. Psoas
Group otot ini berperan pada gerakan lateral fleksi dan rotasi lumbal
( Sinta,2018 ).
c. Abdominal wall muscle merupakan group otot ekstrinsic yang membentuk dan
memperkuat dinding abdominal. Pada group otot ini ada 4 otot abdominal
kurva lumbal. Disamping itu M. obliqus internal dan eksternal berperan dalam
sebagai direct brade, M. obliqus internal bekerja sebagai oblique brace kearah
kearah anterior.
3. Etiologi
Nyeri punggung dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang terjadi pada tulang
belakang, otot, diskus intervertebralis, sendi, maupun struktur lain yang menyokong
penyakit paget)
k) Lainnya: nyeri alih dari gangguan visceral, sikap tubuh, psikiatrik, pura-pura
).
kelainan psikiatrik ).
c. Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal (pinggang)
sampai betis.
dengan tujuan terapi, penatalaksanaan fisioterapi serta tindak lanjut dan evaluasi.
1. Pengkajian Data
2. Anamnesis
mengadakan Tanya jawab kepada pasien secara langsung (auto anamnesis) ataupun
dengan mengadakan Tanya jawab kepada pasien secara langsung (hetero anamnesis)
mengenai kondisi/ keadaan penyakit pasien. Dengan melakukan anamnesis ini akan
1) Anamnesis Umum
Identitas pasien
Data identitas pasien yang diperoleh berupa nama, jenis kelamin, umur, agama,
a. Keluhan utama
Merupakan satu atau lebih keluhan atau gejala dominan yang mendorong
b. Kapan terjadi
penyakit secara kronologis dengan secara jelas dan lengkap. Yang isinya
kapan mulai terjadinya, sifatnya seperti apa, manifestasi lain yang menyertai,
e. Riwayat pribadi
1) Pemeriksaan fisik
b. Inspeksi
dua macam yaitu inspeksi statis dan inspeksi dinamis.Inspeksi statis adalah
melakukan yang terdiri dari pemeriksaan gerak aktif, pasif, dan isometrik
melawan tahanan..
pasien tanpa bantuan dari orang lain atau terapis. Hasil yang didapat
keterbatasan gerak.
Pemeriksaan Fungsi Gerak Pasif
dalam keadaan pasif atau rileks. Hasil yang didapat dari pemeriksaan
fungsi gerak dasar pasif adalah nyeri, keterbatasan gerak dan end feel.
2) Pemeriksaan Spesifik
Gapping Test
tekanan pada SIAS pasien kearah luar dan bawah. Penyilangan lengan
memperberat gejala pada gluteal. Tes ini positif hanya jika nyeri timbul
SIJ/ligamen posterior SIJ dengan cara pasien tidur miring dengan posisi
sacrum pasien. Positif tes apa bila ada perasaan peningkatan tekanan
SLR Test
2009). Tes ini dilakukan dengan cara pasif, posisi pasien tidur telentang
dengan tungkai lurus normal, hip medial rotasi dan adduksi, lutut ekstensi,
(Magee, 2006). Hasil dikatakan positif bila timbul rasa nyeri sepanjang
saraf, bila tes negatif kemungkinan penekanan akar saraf kecil (Tjokorda,
tungkai disertai dorsifleksi kaki dan fleksi cervical untuk hasilnya atau
Gillet test
blocked dengan cara meletakkan kedua ibu jari masing-masing pada SIPS
pasien. Praktikan lalu meminta pasien untuk berdiri pada satu tungkai
Positif tes jika sacroiliac joint pada sisi knee yang di fleksikan (sisi
Palpasi
Palpasi merupakan cara pemeriksaan dengan cara meraba,
menekan dan memegang organ atau bagian tubuh pasien dimana untuk
mengetahui adanya nyeri tekan, spasme otot, suhu local, tonus otot, dan
oedema.
4. Pengukuran
Vas digunakan untuk mengukur kwantitas dan kwalitas nyeri yang pasien
rasakan, dengan menampilkan suatu kategorisasi nyeri mulai dari ”tidak nyeri,
ringan, sedang atau berat” . Secara operasional VAS umumnya berupa garis
Pasien menandai garis dengan menandai sebuah titik yang mewakili keadaan
o Skala 2, nyeri ringan. Ada sensasi seperti dicubit, namun tidak begitu
sakit
waktu lama
penglihatan
o Skala 10, nyeri berada di tahap yang paling parah dan bisa menyebabkan
Tes ini dilakukan untuk mengetahui LGS dari tulang belakang khusunya pada
region lumbal, untuk melakukan tes ini posisi awal pasien berdiri tegak dengan
lebar kaki selebar bahu, kemudian diberikan tanda setinggi spina iliaka posterior
adanya keterbatasan dan ukur jarak antara dua tanda atas dan bawah, kemudian
hasil dari pengukuran ini selisih dari hasil pengukuran akhir dan awal. Hasil dari
tes ini pada dewasa muda selisih jarak kurang dari 4 cm menunjukkan adanya
gangguan fleksi pada lumbal (Willms, 2005; Clarkson, 1989; Reese, 2002). Tes
juga dilakukan pada gerakan lateral fleksi, posisi awal pasien berdiri tegak dan
jarak kaki selebar bahu, pasien diminta untuk menggerakkan ke lateral fleksi
sampai gerakan terbatas. Midline diletakkan di ujung jari tangan ketiga dan lantai
Metode I :
Untuk menentukan luas gerak sendi pada fleksi thorakal lumbal adalah
mengukur jarak antara procesus spinosus C7 dan S1 dengan alat ukur pita
pada pita meteran adalah normal untuk pengukuran. AAOS menjelaskan bahwa 4
inchi merupakan suatu pengukuran rata-rata untuk pengukuran rata-rata orang
Zero starting dan pengukuran selanjutnya dibuat dalam akhir ROM saat
fleksi lumbal.
Metode II :
mengukur fleksi thoracal dan lumbal adalah mengukur jarak antara ujung jari
tengah dengan tanah lantai pada saat akhir ROM fleksi lumbal. Ukuran ujung jari
tangan dengan lantai atau fleksi lumbal merupakan kombinasi untuk fleksi spine
dn fleksi hip sehingga membuat sulit untuk mengisolasi dan mengukur fleksi
spine, oleh karena itu test ini tidak dianjurkan untuk mengukur fleksi thorakal dan
lumbal tetapi dapat digunakan untuk memeriksa fleksibillitas tubuh secara umum.
Metode III :
1. Pada saat berdiri, beri tanda pada titik tengah antara level SIPS kanan-kiri.
2. Beri tanda kedua diatas tanda pertama dengan jarak 10 cm dan tarik garis lurus
pertama (midline).
3. Kemudian beri tanda ketiga dibawah tanda pertama dengan jarak 5 cm dan tarik
lebihpanjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio.
(pada level frekuensi tertentu) oleh karena itu gelombang ini merambat lurus.
Persiapan alat
Perlu dipersiapkan alat serta pemeriksaan alat antara lain meliputi kabelnya,
Persiapan pasien
terlentang. daerah yang diobati bebas dari pakaian dan perhiasan serta perlu
Prosedur pelaksanaan
Jarak antara Lampu IR dengan pasien kisaran 30-45 cm. dengan waktu 15
menit dan intensitas diatur berdasarkan toleransi pasien dengan merubah jarak
sewaktu waktu.
TENS adalah sebuah modalitas yang bertenaga listrik rendah yang dialirikan ke
kulit melewati elektrodra yang di letakkan di atas area yang mengalami nyeri. Arus
listrik yang dapat diberikan TENS dapat merangsang sel neuron sensory yang
berdiameter besar untuk masuk lebih dahulu ke gate di substansia gelatinosa dan
menghambat sel nosiceptor yang berdiameter kecil untuk memberikan informasi ke
otak, sehingga rangsang nyeri tidak sampai ke otak dan membuat nyeri berkurang.
(TENS) dimana menggunakan energi listrik untuk merangsang sistem saraf melalui
permukaan kulit dalam hubungannya dengan modulasi nyeri. Pemberian TENS pada
kasus post ruptur anterior carciatum ligament ini bertujuan untuk mengurangi nyeri
jalan mengaktivasi serabut A beta yang akan menginhibisi neuron nosiseptif di cornu
dorsalis medula spinalis. Teori ini mengacu pada teori gerbang control (Gate Control
Theory) bahwa gerbang terdiri dari sel internunsia yang bersifat inhibisi yang dikenal
sebagai substansia gelatinosa dan yang terletak di cornu posterior dan sel T yang
merelai informasi dari pusat yang lebih tinggi. Impuls dari serabut aferen berdiameter
besar akan menutup gerbang dan membloking transmisi impuls dari serabut aferen
a) Indikasi
Muskuloskeletal
Neuralgia
Causalgia
b) Kontraindikasi
terapis, atau gaya stretch berasal dari terapis atau orang lain. Passive stretching
adalah metode sretching yang sederhana, yang menggunakan gaya external dari
terapis atau mesin latihan. Pasien harus serelaks mungkin selama passive stretching.
stretching.
lebih baik adalah ± 15 – 30 detik dan diulang beberapa kali. Penelitian menunjukkan
bahwa gaya stretch selama 30 detik atau 60 detik lebih baik dari pada 15 detik.
keterbatasan kemampuan
ROM.
cedera muskuluskeletal.
Dapat digunakan sebelum dan setelah latihan berat untuk mengurangi
b. Kontraindikasi peregangan
Terdapat nyeri tajam dan akut pada gerak sendi atau pemanjangan otot.
4. Mobilisasi SIJ
Untuk memperbaiki mobilitas SIJ dengan cara Posisikan Pasien Tidur miring
kemuadian Posisi fisioterapi berada dibelakang pasien lalu satu tangan fisioterapis
berada di SIAS dan satu tangan di Tuber Ischiadicum. Kemudian FTis melakukan
Interpretasi : Ada nyeri tekan dan spasme otot pada otot erector spine dan otot
piriformis
I. Pengukuran
Visual Analog Scale (VAS)
Tujuan : Untuk mengetahui derajat nyeri pasien
Hasil :
- Nyeri diam : 0
- Nyeri tekan : 7
- Nyeri gerak : 6
Schober Tes
Tujuan : Untuk mengetahui fleksibilitas lumbal
Teknik 1 : Fisioterapis memberikan tanda pada L1 – L5 kemudian menyuruh pasien
untuk melakukan gerakan flexi maksimal. Kemudian ukur jarak antara L1
– L5.
Teknik 2 : Fisioterapi menyuruh pasien melakukan gerakan lateral flexi kemudian
ukur jarak antara jari-jari dengan malleoulus lateral.
Hasil : - Teknik 1 : 14 cm
- Teknik 2 : - Lateral Flexi Kanan : -
- Lateral Flexi Kiri : -
J. Problematik
Impairment :
Nyeri gerak pada gerakan fleksi- ekstensi,dan lateral flexi kiri
Nyeri tekan dan spasme otot
Penurunan flexibilitas lumbal
Activity Limitation
Berjalan lama
Duduk lama
Participation Rescriction
Kesulitan dalam beribadah
K. Diagnosa
- Objektif
- Nyeri berkurang
- Spasme berkurang
- Flexibilitas lumbal bertambah
-
FOLLOW UP
VAS (Visual Analog Scale)
Pre Test T1 T2
Spasme Otot
Tabel : Hasil Pemeriksaan Spasme otot dengan palpasi
Pre Test T1 T2
Flexi Lumbal = 14
Flexi Lumbal = 14 Cm Flexi Lumbal = 14 Cm
Cm
DAFTAR PUSTAKA
Abebaw Tsega-Ab, Mitslal Kidane Weldegebriel, Bereket Gebremichael, and Admas Abera
Abaerei, 2018. Prevalence and Associated Factors of Low Back Pain Among
Teachers Working at Governmental Primary Schools in Addis Ababa, Ethiopia: A
Cross Sectional Study. Biomedical Journal of Scientific & Technical Research.
10(1), 1-6